Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN

Disusun oleh :

KELOMPOK IVC

Estu Virginia Anggraeni 23010113120097


Bella Faradia Nurul Pasha 23010113120104
Himawan Ibnu Sakti Aji 23010113130126
Lujeng Puspita Lestari 23010113130134
Teddy Hermawan 23010113130142

S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I

PENDAHULUAN

Perusahaan adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atatu

kelompok orang dalam wadah kelembagaan atau suatu organisasi untuk memperoleh

laba yang diorganisasikan dan dijalankan dengan teratur secara berkesinambungan

untuk membuat, menyediakan atau mendistribusikan barang atau jasa yang

diperlukan oleh masyarakat. Perusahaan yang terdapat di Indonesia terutama dalam

bidang peternakan yaitu salah satunya kelompok tani ternak. Kelompok tani ternak

merupakan suatu usaha yang didirikan secara berkelompok dengan menanamkan

modal bersama-sama untuk membuat suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang

peternakan dan untuk menghasilkan suatu keuntungan bagi kelompok.

Tujuan dari praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah mengamati

dan menjelaskan bentuk perusahaan, macam-macam biaya, penentuan harga pokok

produksi, harga pokok penjualan dan Break Even Point ( BEP ) dan dapat

mengevaluasi rasio keuangan dari perusahaan yang dikunjungi. Manfaat dari

praktikum ini adalah kita dapat menganalisis suatu perusahaan tersebut mulai dari

macam-macam biaya sampai analisis keuangannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perusahaan Peternakan

Usaha peternakan yang diupayakan masyarakat dapat dikelompokkan

kedalam jenis ternak menjadi usaha ternak ruminansia dan non-ruminansia. Hasil

akhir dari ternak ruminansia berupa daging dan susu serta produknya, dan hasil akhir

dari ternak non ruminansia berupa telur dan daging (Machfoed, 1993). Dampak yang

berlangsung dalam kegiatan usaha ternak adalah harga produk dari kegiatan hasil

ternak cenderung lebih tinggi, nilai tukar hasil ternak yang berakibat kemampuan

daya beli masyarakat yang lebih tinggi (Samryn, 2001). Perusahaan peternakan yang

disesuaikan dengan faktor fisik dan ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan

tersebut (Santosa, 2001).

2.2. Komoditas

Susu merupakan sumber makanan yang mengandung glukosa dan asam emino

essensial yang diperlukan oleh manusia. Harga susu yang tinggi akan berakibat pada

kemampuan daya beli masyarakat. Dampak yang berlangsung dalam kegiatan usaha

ternak harga produk dari kegiatan hasil ternak cenderung lebih tinggi, nilai tukar hasil

ternak yang berakibat pada kemampuan daya beli masyarakat yang lebih tinggi
(Samryn, 2001). Perusahaan peternakan yang disesuaikan dengan faktor fisik dan

ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan tersebut (Santosa, 2001).

2.3. Fungsi Perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau

sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa

yang dibutuhkan masyarakat (Harnanto, 2003). Kegiatan ekonomi yang dilakukan

rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

Perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi. Dengan demikian,

kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi

(menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan

adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen (Raharjo, 2006).

2.4. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuanagan merupakan suatu studi mengenai hubungan

laporan keuangan pada saat itu (at a point time) dan dengan kecenderungan waktu

yang sudah berlalu (over time) (Syarif, 2002). Analisis laporan keuangan dapat

dilakukan dengan menggunakan 6 rasio keuangan yang meliputi 1 rasio likuiditas

berupa current ratio¸2 rasio solvabilitas berupa dept to equity ratio dan debt to

assets, 3 rasio profitabilitas berupa contribution margin, ROI dan ROE (Wiharyanto

dan Adnan, 2003).


2.4.1. Biaya

Hasil ratio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu

periode apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Kondisi keuangan yang

dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (hutang),

serta modal (Harnanto, 2003). Keuangan terdiri atas neraca, dan perhitungan laba rugi

serta laporan perubahan modal (Indrayani, 2009).

2.4.1.1 Biaya Tetap

Biaya tetap juga dapat diartikan sebagai biaya produksi yang besarnya tidak

tergantung pada tingkat produksi dan selama jangka pendek (Samryn, 2001). Contoh

dari biaya tetap antara lain biaya sewa, depresiasi, bunga dan gaji (Sigit, 1982).

Besarnya biaya pakan, vaksin dan obat, listrik, dan transport dikeluarkan oleh

perusahaan tergantung pada tingkat produksi.

2.4.1.2 Biaya Variabel

Biaya tidak tetap adalah biaya yang langsung dipengaruhi oleh faktor

produksi (Samryn, 2001). Semakin tinggi tingkat produksi, semakin besar biaya yang

dikeluarkan. Jika volume produksi naik maka biaya variabel naik, volume produksi

turun maka biaya variabel turun (Sigit, 1982).


2.5. Investasi

Investasi merupakan kegiatan yang dilangsungkan dengan pemanfaatan kas

pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk yangdilangsungkan untuk menghasilkan

barang dimasa yang akan datang (Riyanto dan Munawir, 1991). Investasi adalah yang

berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan

modal, barang pada saat sekarang ini. Barang tersebut akan menghasilkan produk

baru dimasa yang akan datang (Darsono dan Ashar, 2005).

2.6. Penerimaan

Penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q)

dikali harga jual (P) karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata dan

penerimaan marjinal (Harnanto, 2003). Penerimaan adalah harga dikali kuantitas

output yang diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair,

2007).

2.7. Pendapatan

Pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya

produksi (Case dan Fair, 2007). Pendapatan juga dihasilkan melalui penjualan barang

yang dihasilkan (Harnanto, 2003). Pendapatan merupakan segala sesuatu yang

diperoleh dalam melakukan transaksi penjualan.


2.8. Neraca Keuangan

Informasi yang ada pada neraca keuangan sebagian besar menjelaskan posisi

nilai jumlah aset, jumlah hutang, dan jumlah modal yang dikeluarkan perusahaan

(Raharjo, 2006). Neraca berfungsi untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta,

hutang, dan modal perusahaan yang disusun pada akhir tahun (Harnanto, 2003).

2.9. Laporan Laba Rugi

Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan perusahaan

dalam kondisi laba (untung) (Machfoed, 1993). Laporan laba rugi berisi tentang

penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan. Laporan laba rugi menunjukkan

bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang telah didapat pada

periode tertentu, kemudian laporan tersebut dianalisis untuk mengetahui secara jelas

posisi keuangan dengan menggunakan analisis rasio (Almilia dan Kristijadi, 2003).

2.10. Analisis Ratio Keuangan

2.10.1. Likuiditas

Fungsi ratio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada

pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun dalam perusahaan (likuiditas

perusahaan) (Machfoed, 1993). Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengenai

kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek


pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang sudah tersedia

(Indrayani, 2009).

2.10.2. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan untuk membayar hutang jangka panjang, baik

hutang pokok maupun bunganya (Kuswadi, 2006). Rasio solvabilitas (Leverage

ratio) mengukur sejauh mana perusahaan dibiyayai dengan hutang (Orniati, 2009).

2.10.3 Rentabilitas

Rasio rentabilitas ini digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan

dalam mencari keuntungan (Nafarin, 2007). Semakin tinggi ratio rentabilitasnya

maka semakin baik hasilnya. Ratio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan

untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional

perusahaannya, semakin tinggi ratio rentabilitas maka semakin baik hasilnya

(Samryn, 2001).

2.10.4. Return on Investment (ROI)

Semakin tinggi nilai return of Investment maka semakin baik pula suatu

perusahaan tersebut (Syamsuddin, 2001). Jika investasi tidak memiliki ROI positif,

atau jika ada kesempatan lain dengan ROI yang lebih tinggi, maka investasi

seharusnya tidak dilakukan (Harnanto, 2003).


2.10.5. Payback Period (PP)

Payback period merupakan suatu pertimbangan untuk memutuskan menerima

atau menolak suatu proyek dengan kriteria yang berbeda. Payback period adalah

kriteria investasi, yang ikut menentukan suatu proyek yang akan diterima atau tidak,

hal ini merupakan salah satu pertimbangan untuk memutuskan akan menerima atau

menolak suatu proyek bersama dengan kriteria yang lain (Kamaluddin, 2010).

Payback period menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi

bisa kembali dan apabila payback period kurang dari satu periode yang telah

ditentukan, maka proyek tersebut diterima, apabila tidak, maka proyek tersebut akan

ditolak (Samatuti, 2006).


BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 13 Desember 2014 pukul 09.00-12.00 di Peternakan Sapi perah Kelompok

Ngudi Makmur Kelurahan Indrokilo lerep RT 003/001 Ungaran Barat, Semarang.

3.1. Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kuisioner wawancara

sebagai daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dan alat tulis untuk mencatat hasil

wawancara yang telah dilakukan.

3.2. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan ini

adalah dengan mensurvei peternakan sapi perah tersebut dan mewawancari usaha

yang bergerak dibidang peternakan sapi perah. Mencatat dan mengambil dokumentasi

yang disampaikan oleh pemilik perusahaan peternakan sapi perah.

3.3. Metode Analisis Data

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, metode yang digunakan dalam

analisis data yaitu likuiditas, solvabilitas, Return Of Investment, Payback Pariode dan

Break Even Point dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :


3.3.1 Likuiditas

Metode yang digunakan untuk menghitung likuiditas yaitu pembagian dari

aktiva lancar dengan hutang lancar. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Currentratio = x 100%

3.3.2. Solvabilitas

Metode yang digunakan pada perhitungan Solvabilitas yaitu membagi total

aktiva dengan total kewajiban. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Solvabilitas = x 100%

3.3.3. Rentabilitas

Metode yang digunakan untuk menghitung rentabilitas ada dua macam yaitu

rentabilitas ekonomi dan rentabilitas usaha. Rentabilitas ekonomi yaitu hasil bagi dari

laba usaha dengan jumlah dari modal sendiri dan modal asing. Rentabilitas usaha

adalah hasil pembagian dari hasil pengurangan laba dari jumlah bunga dan pajak
dengan modal sendiri. Rentabilitas ekonomi dan rentabilitas usaha dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Rentabilitas Ekonomi =

Rentabilitas Usaha =

3.3.4. Return on Investment (ROI)

Metode yang digunakan untuk menghitung Return on Investment (ROI) yaitu

hasil bagi dari laba bersih dengan total modal, dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

ROI = x 100%

3.3.5. Payback Period (PP)

Metode yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) yaitu hasil

bagi dari investasi kas bersih dengan aliran masuk bersih dan kali 1 tahun. Dapat

dihitung sebagai berikut :


Payback periode =

3.3.6. Break Even Point (BEP)

Metode yang digunakan untuk menghitung Break Event Point ada dua

perhitungan yaitu BEP harga dan BEP hasil. BEP harga adalah hasil bagi dari biaya

produksi total dengan hasil produksi. BEP hasil adalah hasil bagi dari biaya produksi

total dengan laba. BEP harga dan BEP hasil dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

BEP (harga) =

BEP (rupiah) =
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Bentuk Perusahaan

Kelompok Ngudi Makmur adalah suatu kelompok taniyang bergerak dalam

bidang pemerahan susu sapi bertempat di desa Indrokilo Lerep RT:02/01, kecamatan

Ungaran barat, kabupaten Semarang. Kelompok tani ini diketuai oleh Bapak Jembar

Nugroho. Sebelum berdirinya kelompok tani ini awalnya para peternak memelihara

ternak mereka di dalam rumah dan pada tahun 2007 para peternak sepakat

memindahkan ternak mereka ke dalam satu lokasi. Dana awal 5 ekor sapi perah

berkisar Rp 100.000.000,-. Kelompok tani ini sekarang suadah memiliki 15 orang

anggota dengan ternak berjumlah 117 ekor.

Awalnya dulu memelihara 5 ekor sapi perah dan sekarang sudah mulai

berkembang dan membuat kandang sendiri. Kelompok tani ini bekerjasama dengan

BIB Ungaran dalam hal menyediakan straw dan bekerjasama dengan Dinas

peternakan setempat dalam dalam hal obat-obatan kelompok wana tani dan pemuda

tani dalam bidang pupuk, pemasaran kelompok ini langsung dengan pembeli, luas

kandang yang di gunakan yaitu 7 x 4 m dengan kapasitas 5 ekor sapi. Sekarang

perusahaan ini memiliki 20 kandang, setiap kandang berkapasitas 5 ekor sapi,

perusahaan ini memiliki kas khusus hanya sebesar Rp. 30.000,-, karena belum begitu
besar tetapi sudah masuk usaha menengah keatas. Hasil utama susu dijual kepada

Gedang asri (perusahaan pembuat youghut )

4.2. Laporan Keuangan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil laporan

keuangan sebagai berikut :

Tabel 1. Neraca Keuangan


Aktiva Jumlah ( Rp)
Aktiva Lancar
Kas 13.125.000
Total Aktiva Lancar 13.125.000
Tanah -
Kandang 87.575.000
Penyusutan Kandang 7.881.750
Kendaraan -
Total aktiva tetap 100.000.000
Total aktiva 118.581.750
Passiva Jumlah ( Rp )
Hutang 18.581.750
Total hutang lancar 18.581.750
Modal 100.000.000
Total pasiva 118.581.750
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan nilai aktiva lancar Rp. 13.125.000,-

dan nilai aktiva tetap yaitu Rp. 100.000.000,-. Hutang yang dimiliki Rp. 18.581.750,-

dan total pasiva yaitu Rp. 118.581.750,-. Hasil nilai total aktiva dan pasiva pada

Kelompok Tani Ngudi Makmur yaitu sama, artinya kondisi keuangannya masih

stabil. Hasil ratio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu
periode apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan mengetahui

data-datadankondisi keuangan perusahaan, dapat terlihat keunggulan dan kelemahan

dari perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Harnanto (2003) Kondisi

keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan),

kewajiban (hutang), serta modal (equitas). Perusahaan harus mengetahui laporan

keuangannya agar dapat mengetahui perolehan keuntungan atau kerugian yang

dialami oleh perusahaan dan dapat mengetahui perubahan modal yang terjadi. Hal ini

sesuai dengan pendapat Indrayani (2009) yang menyatakan bahwa laporan keuangan

terdiri atas neraca, dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal.

4.2.1. Investasi

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 2. Investasi
Jenis Nilai awal Nilai akhir Umur Penyusutan Akumulasi
investasi (Rp) (Rp) ekonomis penyusutan
Kandang 87.575.000 8.757.500 10 tahun 7.881.750 7.811.750
Peralatan 1.000.000 100.000 5 tahun 180.000 180.000
Tanah -
Total 88.575.000 8.857.500 8.061.750 8.061.750
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.

Berdasarkan hasil di atas didapatkan investasi Kelompok Tani Ngudi Makmur

yaitu Rp. 88.575.000,-. Investasi merupakan semua modal yang dikeluarkan pertama

kali dalam mengembangkan usaha. Investasi yang ditanamkan Kelompok Tani Ngudi
Makmr diantaranya yaitu kandang dan peralatan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Riyanto dan Munawir (1991) bahwa investasi merupakan kegiatan yang

dilangsungkan dengan pemanfaatan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk

yangdilangsungkan untuk menghasilkan barang dimasa yang akan datang.

Ditambahkan oleh Darsono dan Ashar (2005) bahwa investasi adalah yang berkaitan

dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan modal,

barang pada saat sekarang ini. Barang tersebut akan menghasilkan produk baru

dimasa yang akan datang.

4.2.2. Biaya Produksi

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 3. Biaya Tetap dan Biaya Variabel


Jenis Biaya Tetap Jumlah (Rp)
-Biaya Pajak 417.500
-Biaya sewa tanah 1.000.000
-Biaya Pegawai Tetap 0
-Penyusutan peralatan dan kandang 320.000

Total 1.737.500
Jenis Biaya Tetap Jumlah (Rp)
Biaya Pakan 3.250.000
Vaksin & obat 487.500
Listrik 1.000.000
Transport 0
Total 4.737.500
Total 6.475.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Total biaya produksi Kelompok tani Ngudi Makmur adalah Rp. 6.475.000,-

yang terdiri dari biaya tetap dan variable, biaya tetap antara lain pajak, sewa tanah,

penyusutan peralatan dan kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsudin (1998)

yang menyatakan bahwa, komponen dari biaya tetap ini adalah penyusutan dari

kandang beserta peralatannya, pajak-pajak dan penyusutan kendaraan transportasi.

Biaya variable terdiridari vaksin, obat, dan listrik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Samuelson dan Nordhaus (1993) yang menyatakan bahwa, komponen dari biaya tidak

tetap ini adalah transportasi dan peralatan.

4.2.3. Penerimaan dan Pendapatan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4. Penerimaan dan Pendapatan


Penerimaan Jumlah Biaya (Rp)
Susu 2000 L/bulan (Rp 5000/L) 18.000.000
Total 18.000.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.

Penerimaan dapat dijadikan sebagai pendapatan suatu perusahaan.Penerimaan

disini adalah uang yang didapat Kelompok Tani Ngudi Makmur dalam satu bulan.

Berdasarkan laporan keuangan di atas dapat diketahui bahwasusu dijual dengan harga

Rp. 5.000,- per liter , dimana susu yang diproduksi per bulan mencapai 2000 liter dari

30 ternak sapi sehingga dalam sebulan Kelompok Tani Ngudi Makmur mendapatkan

penerimaan kotor sebesar Rp. 18.000.000,-per bulannya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Harnanto(2003) bahwa penerimaan total (total revenue) perusahaan sama

dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P) karena harga telah ditetapkan,

penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal. Didukung oleh Case dan Fair (2007)

yang menambahkan penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan

kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan.

Pendapatan yang diperoleh dari Kelompok Tani Ngudi Makmur di atas

berasal dari jumlah penerimaan dikurang dengan total biaya produksi sebesar Rp

11.525.000,-. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) yang menyatakan

bahwa pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya

produksi. Pendapatan juga dihasilkan melalui penjualan barang yang dihasilkan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Harnanto (2003) yang menyatakan bahwa pendapatan

merupakan segala sesuatu yang diperoleh dalam melakukan transaksi penjualan.

Pembayaran dapat dilakukan secara tunai dan kredit dengan kata lain pembayaran

yang secara kredit akan menjadi pendapatan yang merupakan hak perusahaan.

4.2.4. Likuiditas

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil likuiditas

sebagai berikut :

Currentratio =
=

= 0,71

Berdasarkan data tersebut didapat bahwa Ratio Likuiditas sebesar 0,71. Hal

ini menunjukkan bahwa perusahaan Kelompok Tani Ngudi Makmur sangat likuiditas

karena setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,71,- aktiva lancar.

Perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo, baik kewajiban

kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun dalam perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Machfoed (1993) yang menyatakan bahwa fungsi

ratio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar

perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun dalam perusahaan (likuiditas

perusahaan).Didukung oleh Indrayani (2009) yang menambahkan bahwa likuiditas

adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua

kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

aktiva lancar yang tersedia.

4.2.5. Solvabilitas

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil solvabilitas

sebagai berikut :
Solvabilitas =

= 6,38

Berdasarkan data tersebut didapat bahwa Ratio Solvabilitas sebesar 6,38. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- pendanaan perusahaan akan dibiayai

perusahaan sebesar 6,38. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua kewajibannnya financial jika dilikuidasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kuswadi (2006) yang menyatakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan

untuk membayar hutang jangka panjang, baik hutang pokok maupun bunganya.

Ditambahkan oleh pendapat Orniati (2009) bahwa rasio solvabilitas (Leverage ratio)

mengukur sejauh mana perusahaan dibiyayai dengan hutang.

4.2.6. Rentabilitas

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil rentabilitas

sebagai berikut :

Rentabilitas Ekonomi =
=

= 11,52 %

Rentabilitas Usaha =

= 11,12 %

Berdasarkan data diatas didapat bahwa Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas

Usaha yaitu sebesar 11,52 % dan 11,12%. Hal ini menunjukkan Kelompok Tani

Ngudi Makmur menghasilkan keuntungan sebesar 11,52% dan 11,12% dengan semua

modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nafarin (2007) yang menyatakanbahwarasio

rentabilitas ini digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam mencari

keuntungan.Semakin tinggi ratio rentabilitasnya maka semakin baik hasilnya.Hal ini

sesuai dengan pendapat Samryn (2001) yang menyatakan bahwa ratio rentabilitas

bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya, semakin tinggi ratio rentabilitas maka

semakin baik hasilnya.

4.2.7. Return On Investment (ROI)

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil Return On

Investment sebagai berikut :

ROI = x 100%

= x 100%

= 11,52 %

Berdasarkan hasil di atas didapatkan bahwa Kelompok Tani Ngudi Makmur

mempunyai ROI sebesar 11,52 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap 1 rupiah

investasi menghasilkan EIT sebesar 11,52 rupiah. Kelompok Tani tersebut mampu

untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang

dikeluarkan, karena ROI juga digunakan untuk mengetahui perlu adanya investasi

dalam suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harnanto (2003) yang

menyatakan bahwa jika investasi tidak memiliki ROI positif, atau jika ada

kesempatan lain dengan ROI yang lebih tinggi, maka investasi seharusnya tidak

dilakukan.Apabila ROI suatu perusahaan semakin tinggi maka semakin baik


perusahaan itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin (2001) bahwa semakin

tinggi nilai return of Investment maka semakin baik pula suatu perusahaan tersebut.

4.2.8. Payback Period (PP)

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil Payback

Period sebagai berikut :

Payback period (PP) = x 1 tahun

= 6,7 tahun

Berdasarkan data di atas, di dapat payback period sebesar 6,7. Hal ini

menunjukkan bahwa Kelompok Tani Ngudi Makmur dapat mengembalikan

investasinya setelah berproduksi selama 6,7 tahun. Payback period merupakan suatu

pertimbangan untuk memutuskan menerima atau menolak suatu proyek dengan

kriteria yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamaluddin (2010) yang

menyatakan bahwa payback period adalah kriteria investasi, yang ikut menentukan

suatu proyek yang akan diterima atau tidak, hal ini merupakan salah satu
pertimbangan untuk memutuskan akan menerima atau menolak suatu proyek bersama

dengan kriteria yang lain. Payback peroide ini menunjukkan berapa tahun suatu

investasi akan kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Samastuti (2006) yang

menyatakan bahwa payback period menunjukkan berapa lama (dalam beberapa

tahun) suatu investasi bisa kembali dan apabila payback period kurang dari satu

periode yang telah ditentukan, maka proyek tersebut diterima, apabila tidak, maka

proyek tersebut akan ditolak.

4.2.9. Break Event Point (BEP)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil Break Event

Point sebagai berikut :

BEP (Harga) =

= 3.238

BEP (Hasil) =

= 1.295
Hasil perhitungan dapat diperoleh data bahwa harga digunakan sebagai tolak

ukur dalam volume penjualan, perencanaan lama, pengendalian kegiatan yang sedang

berjalan, sehingga tolak ukur dalam menentukan harga dalam penjualan. Dari Hasil

di atas didapatkan BEP (harga) sebesar 3.238 dan BEP (hasil) sebesar 1.295. BEP

merupakan titik dimana keuntungan (TT) sama dengan nol atau dimana jumlah

penerimaan (TR) sama dengan pengeluaran (TC). Hal ini sesuai dengan pendapat

Winarso (2004) bahwa BEP (Brean Event Point) atau titik impas merupakan analisis

yang menunjukan hubungan antara inbestasi dan volume produksi atau penjualan

untuk mendapatakan suatu tingkat profitabilitas, analisis ini merupakan suatu

pendekatan yang didasarkan pada hubungan antara hasil penjualan produksi dan

biaya produksi, posisi BEP menunjukan dimana suatu uasaha tidak memperoleh laba

sekaligus tidak mengalami kerugian. Hal ini ditambahkan oleh Soedjana (2007)

bahwa titik impas ditentukan dalam kondisin dimama keuntungan (TT) = 0 atau pada

saat penerimaan (TR) = Pengeluaran (TC). BEP merupakan analisis yang

menunjukan hubungan antara biaya pengeluaran dengan biaya penerimaan untuk

memperoleh suatu tingkat keuntungan, posisi BEP suatu usaha menunjukkan bahwa

usaha tersebut sedang tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.      Kesimpulan

            Berdasarkan serangkaian kalkulasi terhadap keuangan kelompok tani Ngudi

Makmur maka dapat disimpulkan bahwa kelompok tani Ngudi Makmur memiliki

kemampuan untuk membayar hutang yang cukup tinggi, kemampuan untuk

menghasilkan keuntungan selama periode tertentu yang cukup tinggi, dan memiliki

kemampuan untuk membayar semua hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun

hutang jangka panjang yang cukup tinggi, namun butuh waktu yang lama untuk

mengembalikan modalnya.

5.2.      Saran

Pelaksanaan Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan sudah berjalan

dengan baik. Namun perlu adanya peningkatan kemampuan praktikan dalam

memahami konsep-konsep ekonomi perusahaan peternakan, melalui pendalaman

materi dan berbagai sumber agar lebih mudah dalam penyusunan laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L.S dan Kristijadi, E. 2003. Analisis keuangan untuk memprediksikan


kondisi Financial Didtress perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Akutansi dan Auditing Indonesia (JAAI). Vol. 7. No. 2.
Case, D., dan Fair, R. 2007. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman praktis memahami laporan keuangan, edisi
pertama. Andi, Yogyakarta.
Harnanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: BPFE Fakultas Ekonomi UGM.
Kamaluddin, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Kuswadi. 2006. Memahami rasio-rasio keuangan bagi orang awam. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Machfoed, M. 1993. Akuntansi Manajemen Edisi IV. UGM Press, Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan edisi 3. Salemba empat, Jakarta.
Orniati, Y. 2009. Laporan keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan, No.
3. Hal. 206-213.
Raharjo, Sapto. 2006. Kiat membangun aset kekayaan. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Riyanto, B dan S. Munawir. 1991. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. Yayasan
Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta.
Samastuti, A.M. 2006. Keunggunlan NPV sebagai alat analisis uji kelayakan
investasi dan penerapannya. Jurnal Budiluhur. Hal : 121-140.
Samryn, L. M. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Santosa, U., 2001. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sigit, Soehardi. 1982. Pengantar ekonomi perusahaan praktis. Armurrita, Yogyakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen keuangan perusahaan. PT. Raja Grafindo
Perseda, Jakarta.
Syarif, Firman. 2002. Analisis laporan keuangan. USU Digital Library, Sumatra.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Kuisioner

1. Data Pemilik :

Nama : Jembar Nugroho


Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Indrokilo Lerep Rt: 02 / Rw: 01, Kec. Ungaran
Barat, Kab. Semarang.
Pendidikan terakhir : SLTA
Pengalaman bekerja : Karyawan swasta dan beternak sendiri selama
20 tahun

2. Data Perusahaan

Nama : Ngudi Makmur


Jenis perusahaan : Kelompok Tani Ternak (KTT)
Sejarah perusahaan : Berawal dari beberapa petani dan peternak yang
bersama-sama sadar akan kebersihan lingkungan
tempat tinggal mereka, kemudian mereka
membuat kandang ternak yang jauh dari
pemukiman warga membentuk dan kemudian
mereka membentuk Kelompok Tani Ternak
yang saling bekerjasama memelihara ternak.
Alamat : Indrokilo Lerep Rt: 03 / Rw: 01, Kec. Ungaran
Barat, Kab. Semarang.
Karyawan tetap : -
Karyawan honorer : -
Cabang perusahaan ini ditempat lain : Tidak
Produk yang dihasilkan : Produk utama susu, produksi sampingan sabun
susu dan es krim.
Produk per hari : 10 liter/ekor/hari
Pendapatan kotor per bulan : Rp 18.000.000,00
Pendapatan bersih per bulan : Rp 11.525.000,00
Berapa pengeluaran tiap bulannya untuk:
Bayar listrik : Rp 1.000.000,00
Bayar pajak bangunan : Rp 417.500,00
Bayar perawatan peralatan : Rp 1.000.000,00
Bayar gaji karyawan : -
Membeli pakan ternak : Rp 3.250.000,00
Membeli obat-obatan ternak : Rp 487.500,00
3. Populasi ternak
Jenis ternak yang dipelihara : FH (Friesian Holstein)
Berapa banyak ternak yang dipelihara pada awal usaha : 5 ekor
Berapa banyak ternak yang dipelihara pada saat ini : 117 ekor
Apakah ada pembibitan ternak sendiri dari usaha ini : Ada
4. Pengelolaan peternakan : Dikelola secara kelompok
5. Pemasaran : Pembeli datang langsung ke peternakan
6. Investasi : 25 kandang dengan ukuran 7 x 4 m
7. Penyusutan : Peralatan dan kandang sebesar
Rp 320.000,00
Lampiran 2. Daftar Investasi

Tabel 1. Daftar Investasi


No. Jenis barang Jumlah (Rp)
1. Kandang 87.575.000
2. Alat 1.000.000
Total 88.575.000
Sumber : Daftar Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran 3. Rincan Biaya

Tabel 2. Biaya Tetap


Jenis Biaya Tetap Jumlah (Rp)
-Biaya Pajak 417.500
-Biaya sewa tanah 1.000.000
-Biaya Pegawai Tetap 0
-Penyusutan peralatan dan kandang 320.000

Total 1.737.500
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.

Tabel 3. Biaya Variabel


Jenis Biaya Tetap Jumlah (Rp)
Biaya Pakan 3.250.000
Vaksin & obat 487.500
Listrik 1.000.000
Transport 0
Total 4.737.500
Total 6.475.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran 4. Daftar Penyusutan

Tabel 4. Daftar Penyusutan


Jenis Nilai awal Nilai akhir Umur Penyusutan Akumulasi
investasi (Rp) (Rp) ekonomis penyusutan
Kandang 87.575.000 8.757.500 10 tahun 7.881.750 7.811.750
Peralatan 1.000.000 100.000 5 tahun 180.000 180.000
Tanah -
Total 88.575.000 8.857.500 8.061.750 8.061.750
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran 5. Neraca

Tabel 5. Neraca Keuangan


Aktiva Jumlah ( Rp)
Aktiva Lancar
Kas 13.125.000
Total Aktiva Lancar 13.125.000
Tanah -
Kandang 87.575.000
Penyusutan Kandang 7.881.750
Kendaraan -
Total aktiva tetap 100.000.000
Total aktiva 118.581.750
Passiva Jumlah ( Rp )
Hutang 18.581.750
Total hutang lancar 18.581.750
Modal 100.000.000
Total pasiva 118.581.750
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Lampiran 6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai