Disusun oleh :
KELOMPOK IVC
S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atatu
kelompok orang dalam wadah kelembagaan atau suatu organisasi untuk memperoleh
bidang peternakan yaitu salah satunya kelompok tani ternak. Kelompok tani ternak
modal bersama-sama untuk membuat suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi, harga pokok penjualan dan Break Even Point ( BEP ) dan dapat
praktikum ini adalah kita dapat menganalisis suatu perusahaan tersebut mulai dari
TINJAUAN PUSTAKA
kedalam jenis ternak menjadi usaha ternak ruminansia dan non-ruminansia. Hasil
akhir dari ternak ruminansia berupa daging dan susu serta produknya, dan hasil akhir
dari ternak non ruminansia berupa telur dan daging (Machfoed, 1993). Dampak yang
berlangsung dalam kegiatan usaha ternak adalah harga produk dari kegiatan hasil
ternak cenderung lebih tinggi, nilai tukar hasil ternak yang berakibat kemampuan
daya beli masyarakat yang lebih tinggi (Samryn, 2001). Perusahaan peternakan yang
disesuaikan dengan faktor fisik dan ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan
2.2. Komoditas
Susu merupakan sumber makanan yang mengandung glukosa dan asam emino
essensial yang diperlukan oleh manusia. Harga susu yang tinggi akan berakibat pada
kemampuan daya beli masyarakat. Dampak yang berlangsung dalam kegiatan usaha
ternak harga produk dari kegiatan hasil ternak cenderung lebih tinggi, nilai tukar hasil
ternak yang berakibat pada kemampuan daya beli masyarakat yang lebih tinggi
(Samryn, 2001). Perusahaan peternakan yang disesuaikan dengan faktor fisik dan
sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa
laporan keuangan pada saat itu (at a point time) dan dengan kecenderungan waktu
yang sudah berlalu (over time) (Syarif, 2002). Analisis laporan keuangan dapat
berupa current ratio¸2 rasio solvabilitas berupa dept to equity ratio dan debt to
assets, 3 rasio profitabilitas berupa contribution margin, ROI dan ROE (Wiharyanto
Hasil ratio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu
periode apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Kondisi keuangan yang
serta modal (Harnanto, 2003). Keuangan terdiri atas neraca, dan perhitungan laba rugi
Biaya tetap juga dapat diartikan sebagai biaya produksi yang besarnya tidak
tergantung pada tingkat produksi dan selama jangka pendek (Samryn, 2001). Contoh
dari biaya tetap antara lain biaya sewa, depresiasi, bunga dan gaji (Sigit, 1982).
Besarnya biaya pakan, vaksin dan obat, listrik, dan transport dikeluarkan oleh
Biaya tidak tetap adalah biaya yang langsung dipengaruhi oleh faktor
produksi (Samryn, 2001). Semakin tinggi tingkat produksi, semakin besar biaya yang
dikeluarkan. Jika volume produksi naik maka biaya variabel naik, volume produksi
pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk yangdilangsungkan untuk menghasilkan
barang dimasa yang akan datang (Riyanto dan Munawir, 1991). Investasi adalah yang
modal, barang pada saat sekarang ini. Barang tersebut akan menghasilkan produk
2.6. Penerimaan
Penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q)
dikali harga jual (P) karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata dan
output yang diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair,
2007).
2.7. Pendapatan
Pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya
produksi (Case dan Fair, 2007). Pendapatan juga dihasilkan melalui penjualan barang
Informasi yang ada pada neraca keuangan sebagian besar menjelaskan posisi
nilai jumlah aset, jumlah hutang, dan jumlah modal yang dikeluarkan perusahaan
(Raharjo, 2006). Neraca berfungsi untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta,
hutang, dan modal perusahaan yang disusun pada akhir tahun (Harnanto, 2003).
Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan perusahaan
dalam kondisi laba (untung) (Machfoed, 1993). Laporan laba rugi berisi tentang
bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang telah didapat pada
periode tertentu, kemudian laporan tersebut dianalisis untuk mengetahui secara jelas
posisi keuangan dengan menggunakan analisis rasio (Almilia dan Kristijadi, 2003).
2.10.1. Likuiditas
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada
pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun dalam perusahaan (likuiditas
(Indrayani, 2009).
2.10.2. Solvabilitas
ratio) mengukur sejauh mana perusahaan dibiyayai dengan hutang (Orniati, 2009).
2.10.3 Rentabilitas
kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan
(Samryn, 2001).
Semakin tinggi nilai return of Investment maka semakin baik pula suatu
perusahaan tersebut (Syamsuddin, 2001). Jika investasi tidak memiliki ROI positif,
atau jika ada kesempatan lain dengan ROI yang lebih tinggi, maka investasi
atau menolak suatu proyek dengan kriteria yang berbeda. Payback period adalah
kriteria investasi, yang ikut menentukan suatu proyek yang akan diterima atau tidak,
hal ini merupakan salah satu pertimbangan untuk memutuskan akan menerima atau
menolak suatu proyek bersama dengan kriteria yang lain (Kamaluddin, 2010).
Payback period menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi
bisa kembali dan apabila payback period kurang dari satu periode yang telah
ditentukan, maka proyek tersebut diterima, apabila tidak, maka proyek tersebut akan
3.1. Materi
sebagai daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dan alat tulis untuk mencatat hasil
3.2. Metode
adalah dengan mensurvei peternakan sapi perah tersebut dan mewawancari usaha
yang bergerak dibidang peternakan sapi perah. Mencatat dan mengambil dokumentasi
analisis data yaitu likuiditas, solvabilitas, Return Of Investment, Payback Pariode dan
aktiva lancar dengan hutang lancar. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Currentratio = x 100%
3.3.2. Solvabilitas
aktiva dengan total kewajiban. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Solvabilitas = x 100%
3.3.3. Rentabilitas
Metode yang digunakan untuk menghitung rentabilitas ada dua macam yaitu
rentabilitas ekonomi dan rentabilitas usaha. Rentabilitas ekonomi yaitu hasil bagi dari
laba usaha dengan jumlah dari modal sendiri dan modal asing. Rentabilitas usaha
adalah hasil pembagian dari hasil pengurangan laba dari jumlah bunga dan pajak
dengan modal sendiri. Rentabilitas ekonomi dan rentabilitas usaha dapat dihitung
Rentabilitas Ekonomi =
Rentabilitas Usaha =
hasil bagi dari laba bersih dengan total modal, dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
ROI = x 100%
Metode yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) yaitu hasil
bagi dari investasi kas bersih dengan aliran masuk bersih dan kali 1 tahun. Dapat
Metode yang digunakan untuk menghitung Break Event Point ada dua
perhitungan yaitu BEP harga dan BEP hasil. BEP harga adalah hasil bagi dari biaya
produksi total dengan hasil produksi. BEP hasil adalah hasil bagi dari biaya produksi
total dengan laba. BEP harga dan BEP hasil dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
BEP (harga) =
BEP (rupiah) =
BAB IV
bidang pemerahan susu sapi bertempat di desa Indrokilo Lerep RT:02/01, kecamatan
Ungaran barat, kabupaten Semarang. Kelompok tani ini diketuai oleh Bapak Jembar
Nugroho. Sebelum berdirinya kelompok tani ini awalnya para peternak memelihara
ternak mereka di dalam rumah dan pada tahun 2007 para peternak sepakat
memindahkan ternak mereka ke dalam satu lokasi. Dana awal 5 ekor sapi perah
Awalnya dulu memelihara 5 ekor sapi perah dan sekarang sudah mulai
berkembang dan membuat kandang sendiri. Kelompok tani ini bekerjasama dengan
BIB Ungaran dalam hal menyediakan straw dan bekerjasama dengan Dinas
peternakan setempat dalam dalam hal obat-obatan kelompok wana tani dan pemuda
tani dalam bidang pupuk, pemasaran kelompok ini langsung dengan pembeli, luas
perusahaan ini memiliki kas khusus hanya sebesar Rp. 30.000,-, karena belum begitu
besar tetapi sudah masuk usaha menengah keatas. Hasil utama susu dijual kepada
dan nilai aktiva tetap yaitu Rp. 100.000.000,-. Hutang yang dimiliki Rp. 18.581.750,-
dan total pasiva yaitu Rp. 118.581.750,-. Hasil nilai total aktiva dan pasiva pada
Kelompok Tani Ngudi Makmur yaitu sama, artinya kondisi keuangannya masih
stabil. Hasil ratio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu
periode apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan mengetahui
dari perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Harnanto (2003) Kondisi
dialami oleh perusahaan dan dapat mengetahui perubahan modal yang terjadi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Indrayani (2009) yang menyatakan bahwa laporan keuangan
terdiri atas neraca, dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal.
4.2.1. Investasi
berikut :
Tabel 2. Investasi
Jenis Nilai awal Nilai akhir Umur Penyusutan Akumulasi
investasi (Rp) (Rp) ekonomis penyusutan
Kandang 87.575.000 8.757.500 10 tahun 7.881.750 7.811.750
Peralatan 1.000.000 100.000 5 tahun 180.000 180.000
Tanah -
Total 88.575.000 8.857.500 8.061.750 8.061.750
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
yaitu Rp. 88.575.000,-. Investasi merupakan semua modal yang dikeluarkan pertama
kali dalam mengembangkan usaha. Investasi yang ditanamkan Kelompok Tani Ngudi
Makmr diantaranya yaitu kandang dan peralatan. Hal ini sesuai dengan pendapat
dilangsungkan dengan pemanfaatan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk
Ditambahkan oleh Darsono dan Ashar (2005) bahwa investasi adalah yang berkaitan
barang pada saat sekarang ini. Barang tersebut akan menghasilkan produk baru
berikut :
Total 1.737.500
Jenis Biaya Tetap Jumlah (Rp)
Biaya Pakan 3.250.000
Vaksin & obat 487.500
Listrik 1.000.000
Transport 0
Total 4.737.500
Total 6.475.000
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.
Total biaya produksi Kelompok tani Ngudi Makmur adalah Rp. 6.475.000,-
yang terdiri dari biaya tetap dan variable, biaya tetap antara lain pajak, sewa tanah,
penyusutan peralatan dan kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsudin (1998)
yang menyatakan bahwa, komponen dari biaya tetap ini adalah penyusutan dari
Biaya variable terdiridari vaksin, obat, dan listrik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Samuelson dan Nordhaus (1993) yang menyatakan bahwa, komponen dari biaya tidak
berikut :
disini adalah uang yang didapat Kelompok Tani Ngudi Makmur dalam satu bulan.
Berdasarkan laporan keuangan di atas dapat diketahui bahwasusu dijual dengan harga
Rp. 5.000,- per liter , dimana susu yang diproduksi per bulan mencapai 2000 liter dari
30 ternak sapi sehingga dalam sebulan Kelompok Tani Ngudi Makmur mendapatkan
penerimaan kotor sebesar Rp. 18.000.000,-per bulannya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Harnanto(2003) bahwa penerimaan total (total revenue) perusahaan sama
dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P) karena harga telah ditetapkan,
penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal. Didukung oleh Case dan Fair (2007)
yang menambahkan penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan
berasal dari jumlah penerimaan dikurang dengan total biaya produksi sebesar Rp
11.525.000,-. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) yang menyatakan
bahwa pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya
produksi. Pendapatan juga dihasilkan melalui penjualan barang yang dihasilkan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Harnanto (2003) yang menyatakan bahwa pendapatan
Pembayaran dapat dilakukan secara tunai dan kredit dengan kata lain pembayaran
yang secara kredit akan menjadi pendapatan yang merupakan hak perusahaan.
4.2.4. Likuiditas
sebagai berikut :
Currentratio =
=
= 0,71
Berdasarkan data tersebut didapat bahwa Ratio Likuiditas sebesar 0,71. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan Kelompok Tani Ngudi Makmur sangat likuiditas
karena setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,71,- aktiva lancar.
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun dalam perusahaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Machfoed (1993) yang menyatakan bahwa fungsi
dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar
kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
4.2.5. Solvabilitas
sebagai berikut :
Solvabilitas =
= 6,38
Berdasarkan data tersebut didapat bahwa Ratio Solvabilitas sebesar 6,38. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- pendanaan perusahaan akan dibiayai
memenuhi semua kewajibannnya financial jika dilikuidasi. Hal ini sesuai dengan
untuk membayar hutang jangka panjang, baik hutang pokok maupun bunganya.
Ditambahkan oleh pendapat Orniati (2009) bahwa rasio solvabilitas (Leverage ratio)
4.2.6. Rentabilitas
sebagai berikut :
Rentabilitas Ekonomi =
=
= 11,52 %
Rentabilitas Usaha =
= 11,12 %
Usaha yaitu sebesar 11,52 % dan 11,12%. Hal ini menunjukkan Kelompok Tani
Ngudi Makmur menghasilkan keuntungan sebesar 11,52% dan 11,12% dengan semua
modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
rentabilitas ini digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam mencari
sesuai dengan pendapat Samryn (2001) yang menyatakan bahwa ratio rentabilitas
periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya, semakin tinggi ratio rentabilitas maka
ROI = x 100%
= x 100%
= 11,52 %
mempunyai ROI sebesar 11,52 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap 1 rupiah
investasi menghasilkan EIT sebesar 11,52 rupiah. Kelompok Tani tersebut mampu
untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan, karena ROI juga digunakan untuk mengetahui perlu adanya investasi
dalam suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harnanto (2003) yang
menyatakan bahwa jika investasi tidak memiliki ROI positif, atau jika ada
kesempatan lain dengan ROI yang lebih tinggi, maka investasi seharusnya tidak
tinggi nilai return of Investment maka semakin baik pula suatu perusahaan tersebut.
= 6,7 tahun
Berdasarkan data di atas, di dapat payback period sebesar 6,7. Hal ini
investasinya setelah berproduksi selama 6,7 tahun. Payback period merupakan suatu
kriteria yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamaluddin (2010) yang
menyatakan bahwa payback period adalah kriteria investasi, yang ikut menentukan
suatu proyek yang akan diterima atau tidak, hal ini merupakan salah satu
pertimbangan untuk memutuskan akan menerima atau menolak suatu proyek bersama
dengan kriteria yang lain. Payback peroide ini menunjukkan berapa tahun suatu
investasi akan kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Samastuti (2006) yang
tahun) suatu investasi bisa kembali dan apabila payback period kurang dari satu
periode yang telah ditentukan, maka proyek tersebut diterima, apabila tidak, maka
BEP (Harga) =
= 3.238
BEP (Hasil) =
= 1.295
Hasil perhitungan dapat diperoleh data bahwa harga digunakan sebagai tolak
ukur dalam volume penjualan, perencanaan lama, pengendalian kegiatan yang sedang
berjalan, sehingga tolak ukur dalam menentukan harga dalam penjualan. Dari Hasil
di atas didapatkan BEP (harga) sebesar 3.238 dan BEP (hasil) sebesar 1.295. BEP
merupakan titik dimana keuntungan (TT) sama dengan nol atau dimana jumlah
penerimaan (TR) sama dengan pengeluaran (TC). Hal ini sesuai dengan pendapat
Winarso (2004) bahwa BEP (Brean Event Point) atau titik impas merupakan analisis
yang menunjukan hubungan antara inbestasi dan volume produksi atau penjualan
pendekatan yang didasarkan pada hubungan antara hasil penjualan produksi dan
biaya produksi, posisi BEP menunjukan dimana suatu uasaha tidak memperoleh laba
sekaligus tidak mengalami kerugian. Hal ini ditambahkan oleh Soedjana (2007)
bahwa titik impas ditentukan dalam kondisin dimama keuntungan (TT) = 0 atau pada
memperoleh suatu tingkat keuntungan, posisi BEP suatu usaha menunjukkan bahwa
Makmur maka dapat disimpulkan bahwa kelompok tani Ngudi Makmur memiliki
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu yang cukup tinggi, dan memiliki
kemampuan untuk membayar semua hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang yang cukup tinggi, namun butuh waktu yang lama untuk
mengembalikan modalnya.
materi dan berbagai sumber agar lebih mudah dalam penyusunan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Data Pemilik :
2. Data Perusahaan
Total 1.737.500
Sumber : Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2014.