BAB I
PENDAHULUAN
merupakan alasan seseorang atau kelompok untuk membangun suatu usaha dalam
keuntungan. Seseorang yang ingin terjun ke dunia usaha harus memahami dasar-
dasar perekonomian supaya usahanya dapat berjalan dalam waktu yang lama.
usaha tersebut harus diatur berkesinambungan dan dalam jangka waktu yang
dunia perusahaan, hal ini dapat mengefisienkan usaha dan mencegah kegagalan
dalam berusaha.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tetap dan terus menerus, usaha yang terbuka (mendapat perizinan) mempunyai
dan teratur dalam waktu tertentu, untuk mendapatkan keuntungan dari produksi
2.2. Investasi
didefinisikan sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
baku menjadi produk jadi yang siap dijual (Mulyadi, 2000). Biaya produksi dapat
dicerminkan oleh jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan input yaitu
secara akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat, biaya tersebut
2.4. Pendapatan
selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau
aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang
di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan
prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba (Sofyan, 2002).
bisa diberikan dalam neraca adalah posisi atas sumber kekayaan perusahaan atau
2.5.1. Aktiva
uang dan hak-hak yang mendapat jaminan oleh undang-undang maupun pihak-
pihak tertentu yang diperoleh dari transaksi sebelumnya (Horne dan John, 2007).
2.5.2. Pasiva
suatu perusahaan atau badan usaha dimasa yang mendatang yang dapat dikatakan
sebagai hutang (Munawir, 2004). Hutang timbul akibat adanya transaksi atau
dengan menyerahkan sejumlah sumber daya perusahaan pada pihak yang terkait
2.5.3. Pajak
dapat dipaksakan kepada subyek pajak dimana tidak ada balas jasa yang langsung
iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak,
kewajiban jangka pendek, dimana berkaitan dengan mengubah aktiva menjadi kas
(Subramanyam, 2012).
kemampuan untuk membayar utang jangka panjang baik utang maupun bunganya.
2.7. Rentabilitas
dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dimana laba
biaya produksi, biaya lainnyabaik yang bersifat tetap maupun variabel, dan laba
atau rugi (Jumingan, 2006). Teknik analisis Break Even Point memberikan dasar
dalam suatu proses perencanaan keuangan dalam mencapai target laba yang
laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki oleh suatu
(Munawir, 2004).
dalam satuan waktu (yaitu tahun atau bulan). Bila payback period lebih kecil
sedangkan bila lebih besar proyek tidak layak (Munawir, 2004). Payback period
7
BAB III
METODOLOGI
telah dibuat.
solvabilitas (debt ratio), rentabilitas, Break Even Point (BEP) dan Payback
3.3.1. Pendapatan
(Cahyo, 2011).
(Syamsuddin, 2002).
Aktiva lancar
Likuiditas (current ratio) =
Utang lancar
× 100%
(Palupi, 2011).
3.3.5. Rentabilitas
P endapatan bersih
Rentabilitas =
Jumlah seluruh modal
× 100%
Biaya Tetap
BEP dalam unit =
Harga jual per unit-biaya produksi per unit
(GhurfrandanKordi, 2015).
Investasi
PaybackPeriod =
Kas Bersih
×12 bulan
(Ibrahim, 2009).
11
BAB IV
CV. Sucipto Makmur Abadi berdiri pada tahun 2002. Usaha tersebut
didirikan karena meneruskan usaha dari keluarga. Komoditas usaha ini adalah
penggemukan ternak sapi potong. Pemilik usaha ini memilih usaha penggemukan
besar. Hal ini sesuai dengan Raharjo (2009) yang menyatakan bahwa Perusahaan
adalah suatu kegiatan usaha seseorang atau kelompok yang tetap dan terus
(2012) yang menyatakan bahwa seseorang yang membuka suatu usaha memiliki
yang bisa disusutkan dari biaya yang sesungguhnya.Hal ini sesuai dengan
datang. Hal ini diperkuat oleh Halim (2003) yang menyatakan bahwa investasi
merupakan dana yang ditanam dan dapat menghasilkan laba untuk masa
mendatang.
biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari
2), sedangkan biaya variabel terdiri dari pakan, obat, dan bibit, listrik dan
2).Biaya ini merupakan biaya awal dari semua proses produksi perusahaan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Mulyadi (2000) yang menyatakan biaya produksi
jadi yang siap dijual. Hal ini diperkuat oleh pendapatSugiarto et al. (2007) yang
menjadi dua, yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor
pendapatan kotor dikurangi oleh total biaya produksi dan pajak pinjaman sebesar
35%. Pendapatan ini merupakan penerimaan dari semua proses produksi yang
dijalankan oleh perusahaan CV. Sucipto Makmur Abadi. Hal ini sesuai dengan
arus masuk atau peningkatan atas aktiva dalam satu periode produksi.
Ditambahkan oleh Horne dan John (2007) dimana aktiva merupakan sumber
ekonomi perusahaan yang dapat berwujud barang, uang dan hak-hak yang
harga pokok produksi untuk CV. Sucipto Makmur Abadi adalah sebesar Rp
13.174.700/ekor (lampiran 4). Harga pokok produksi ini dapat diartikan sebagai
semua biaya yang digunakan untuk produksi barang yang akan dijual. Hal ini
sesuai dengan pendapat Mulyadi (2000) yang menyatakan bahwa harga pokok
produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang untuk
dijual. Hal ini diperkuat oleh Sugiarto et al. (2007) yang menyatakan bahwa harga
neraca terbagi atas aktiva dan pasiva yang isinya adalah laporan keuangan dari
sebuah perusahaan. Pada aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva
lancar terdiri dari kas dan persediaan, sedangkan aktiva tetap terdiri dari kandang,
peralatan, dan ternak sapi. Sehingga didapat jumlah neraca aktiva sebesar Rp
460.000.000,- (lampiran 5). Lalu pada neraca pasiva terdiri dari obligasi dan
modal sendiri, yang didapat hasil total sebesar Rp 460.000.000,-(lampiran 5). Hal
ini sesuai dengan pendapat Munawir (2004) menyatakan bahwa pasiva merupakan
menggunakan metode hutang. Hal ini diperkuat oleh Horne dan John (2007)
menyatakan bahwa aktiva dapat dikatakan sebagai sumber ekonomi yang didapat
dari transaksi sebelumnya baik berupa barang maupun uang yang sudah dijamin
oleh pemerintah. Hal ini ditambahkan oleh Sartono (2008) yang menyatakan
Return on Investment (ROI) dapat dihitung dari perbandingan laba bersih dengan
invetasi. Sehingga ROI dari perusahaan CV. Sucipto Makmur Abadi adalah
sebesar 43% (lampiran 6). Hal tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan
tersebut layak untuk diteruskan usahanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suad
15
dan Enny (2004) yang menyatakan bahwa ROI digunakan untuk mengerahui
seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari perusahaan. Hal ini diperkuat
memiliki nilai sebesar 1,11 (lampiran 7). Hal ini sesuai dengan pendapat Sartono
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Hal ini diperkuat oleh
Sucipto Makmur Abadi yaitu sebesar 5,75 (lampiran 7). Hal ini sesuai dengan
kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang. Hal ini diperkuat oleh Kuswadi
(lampiran 7). Hal ini sesuai dengan pendapat Martono (2001) yang menyatakan
dari modal yang digunakan. Hal ini diperkuat oleh Munawir (2004) yang
Payback Period (PP) digunakan untuk mengukur lamanya dana investasi untuk
1,67 tahun (lampiran 9). Jadi, setelah 1,67 tahun setelah penanaman investasi,
dana tersebut akan kembali setelah selang waktu tersebut. Hal ini sesuai dengan
merupakan selang waktu penanaman investasi hingga sumber dana kembali lagi
untuk ditanamkan. Hal ini diperkuat oleh Brigham dan Houston (2006) yang
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Sucipto Makmur Abadi adalah bentuk usaha yang dapat diteruskan dan
hutang dalam jangka pendek dan periode pengembalian investasi usaha tersebut
tergolong tinggi.
5.2. Saran
jumlah kandang sehingga akan lebih banyak mendapatkan laba dari yang
sebelumnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ghufran, M. dan H.K. Kordi. 2015. Panduan Lengkap Budidaya Kuda Laut.
PenerbitAndi, Yogyakarta.
Loen, B dan S. Ericson. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Grasindo.
Jakarta.
Sofyan, S dan Harahap. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara, Jakarta.
Suad H.dan Enny P. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPM,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
A. Investasi
Total 295.600.000
Sumber: Data Primer PraktikumEkonomi Perusahaan Peternakan, 2015
B. Penyusutan
Jumlah 103.575.000
2. BiayaVariabel (VC)
- Pakan 113.500.000
- Obat 1.400.000
- Bibit 240.000.000
- Listrik 240.000
- Transportasi 2.400.000
Jumlah 357.540.000
461.115.000 0
=
35
= Rp.13.174.700/ekor
24
Aktiva Pasiva
EAT
ROI = × 100%
Investasi
126.663.750
= × 100%
295. 6 00.000
= 43%
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh bahwa CV. Sucipto Makmur Abadi
memiliki nilai ROI 43% yang berarti CV. Memiliki kemampuan pengembalian
Likuiditas
Aktivalancar
Current Ratio =
Hutanglancar
89.4 00.000
=
80.000.000
= 1,11
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh bahwa CV. Sucipto Makmur Abadi
Solvabilitas
Total aktiva
Solvabilitas =
Total hutang
460.000.000
=
80.000.000
= 5,75
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh bahwa CV. Sucipto Makmur Abadi
Rentabilitas ekonomi
27
EBIT
Rentabilitasekonomi = × 100%
MS+ MA
168.885.000
= × 100%
3 80.000.000 + 80.000.000
= 36%
EBIT
Rentabilitas Modal Sendiri ¿ × 100%
MS
168.885.000
= × 100%
3 80.000.000
= 44%
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh bahwa CV. Sucipto Makmur Abadi
memiliki nilai rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri 36% dan 44%
Biaya Tetap
BEP dalam unit =
Harga jual per unit-biaya produksi per unit
103.575.000
= 18.000.000- 357.540.000
35
103.575.000
= 18.000.000 - 10.216.428
103.575.000
= 7.784.571
= 13,3
Perusahaan tersebut mencapai titik seimbang atau titik dimana perusahaan tidak
untung dan tidak rugi ketika perusahaan tersebut mampu menjual 13 ekor sapi.
Total biaya
BEP (dalam rupiah) =
jumlah unit
461.115.000
= 35
= 13.174.714
Perusahaan tersebut mencapai titik seimbang atau titik dimana perusahaan tidak
untung dan tidak rugi ketika perusahaan tersebut mampu menjual Rp.
Total penerimaan
B/C ratio =
Total biaya
640.000.000
=
461.115.000
= 1,38
Berdasarkan perhitungan B/C rasio didapatkan hasil sebesar 1,38 yang berarti
Investasi
PP = × 1 t ahun
EAT + Penyusutan
295.6 00.000
= × 1 t ahun
126.663.750+ 49.575.000
= 1,67tahun