Anda di halaman 1dari 66

EVALUASI PASTURA

Oleh :
RIESI SRIAGTULA
Arti Penting Pastura
• Pastura merupakan suatu sumber hijauan
pakan ternak ruminansia
• Pastura tempat grazing : ternak memilih pakan
sendiri
• Pastura baik maka produksi ternak akan baik
dan sebaliknya
Evaluasi Pastura
1. Melestarikan pasokan hijauan baik kualitas
maupun kuantitas
2. Perubahan produksi dan jenis vegetasi dapat
terjadi setiap saat
3. Evaluasi satuan ternak
4. Mengevaluasi keadaan pastura
Apa itu komposisi Botani (kelimpahan jenis) ?

• Proporsi jenis tanaman yang tumbuh di pastura


• Angka yang digunakan untuk menentukan
penilaian secara kualitas terhadap padang
rumput/padang gembala yang dapat
mempengaruhi aktivitas ternak (Susetyo, 1980)
• Menggambarkan adanya spesies2 tertentu
serta proporsinya dalam ekosistem padangan
(Sawen dan Junaidi, 2011)
• Komposisi botanis suatu padang
rumput alam (pasture) akan
mempengaruhi:
- Produksi Pasture
- Nilai Gizi Pasture
- Kondisi Pasture
- Kapasitas Pasture
• Komposisi botanis pasture juga
dipengaruhi:

Curah hujan,
Kesuburan lahan
Tinggi tempat,
Cara pengelolaan dan
Ternak yang digembalakan.
PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING)

Metoda untuk menentukan letak petak-petak


contoh (cuplikan) :
• pengacakan,
• stratifikasi, dan
• Sistematik
Jumlah cuplikan yang diperlukan tergantung

• ketidakseragaman pastura,
• alat-alat yang digunakan,
• tujuan pengambilan data,
• tingkat ketelitianyang dikehendaki
• Biaya
• Fasilitas yang tersedia
Metoda Cuplikan menurut Halls et. al. (1964)

• petak cuplikan pertama ditentukan secara acak seluas 1 m2


atau lingkaran dengan garis tengah 1 m.
• Petak cuplikan kedua diambil pada jarak lurus 10 langkah ke
kanan dari petak cuplikan pertama dengan luas yang sama.
• Kedua petak cuplikan yang berturut-turut tersebut
membentuk satu kumpulan (cluster).
• Clusterselanjutnya diambil pada jarak lurus 125 m dari
cluster sebelumnya.
• Untuk lapangan seluas 160 acre (± 65 ha) diperlukan paling
sedikit 50 cluster.
PENGUKURAN KOMPOSISI BOTANI (Botanical
Compotition)
Perubahan spesies tanaman disebabkan oleh :
• faktor ternak
• perubahan iklim
• Manajemen
Metoda Pengukuran Komposisi Botani

• pendekatan frequensi (frekuensi/keseringan),


• density (densitas/kerapatan),
• Area (penutupan tanah) dan
• weight (berat).
1. Frequensi (frekuensi/keseringan)
 Frekuensi munculnya suatu jenis hijauan di pastura
diekspresikan sebagai ada tidaknya spesies tanaman pada
setiap pengambilan sampel
 tidak menunjuk pada jumlah tanaman (kepadatan).
 tidak memberikan hubungan langsung dengan susunan
botani pada pastura yang diukur
 Besarnya ukuran unit pengambilan sampel mempengaruhi
kesempatan munculnya suatu spesies.
 Sampel yang terlalu kecil kurang mencerminkan tentang
kondisi yang sebenarnya karena dapat tercatat sebagai
spesies yang mempunyai frekuensi rendah
Prosedur
1. Siapkan kuadrat (misal 0,5 m x 0,5 m ; 1 m x 1
m)
2. Lakukan pengukuran dengan melemparkan
kuadran secara acak
3. Catat semua jenis tanaman yang ada di dalam
kuadrat
4. Ulangi beberapa kali
5. Hitung tingkat frekuensi dan persentase
frekuensi setiap spesies tanaman
Contoh
Dalam 100 kali pengukuran dijumpai species tanaman
A = 50 kali, B = 30 kali, C = 3 kali, D = 2 kali, E = 10 kali,
dan F = 5 kali.
Pertanyaan :
Berapa % frekuensi species A? B? C? D? dan E?
Jawab : Tingkat frekuensi = 50
% frekuensi = 50/jumlah A sd F x 100%
= 50/100 x 100%
= 50 %.
Contoh… lanjutan

Hitung tingkat frekuensi dan persentase frekuensi untuk Panicum sp!


Jawaban
Tingkat Frekuensi = 4
Persentase frekuensi = 4/24 x 100 % = 16,67 %

Untuk jenis lain dihitung dengan cara yang


sama dan hasilnya dimasukkan ke dalam Tabel!
Tingkat Frekuensi dan Persentase Frekuensi Species Tanaman
2. Density (Densitas/kerapatan/kepadatan)

• Kepadatan tanaman didefinisikan sebagai


jumlah total tanaman atau anakan tanaman
(tiller) dalam satu luasan tanah tertentu.
• Kepadatan tanaman merupakan ukuran
kuantitatif dari individu spesies yang terdapat
di dalam suatu area, yang mana hal tersebut
dapat diketahui dengan memberikan estimasi
atau perhitungan secara intensif
Density
(Densitas/kerapatan/kepadatan)..lanjutan
Biasanya perhitungan kepadatan tanaman ini
diekspresikan dalam bentuk :
1. perhitungan kepadatan tanaman per unit
luasan tanah dan
2. persentase imbangan dari satu spesies
dengan total individu dari semua spesies.
Cara ini berguna untuk mempelajari atau mengamati tentang :
• Persentase perkecambahan,
• kecepatan membentuk anakan,
• regenerasi spesies tanaman tahunan,
• interfensi tanaman pengganggu,
• adanya penyakit serta
• estimasi produksi biji.

Jumlah individu dipakai sebagai suatu ukuran tentang banyaknya


individu tersebut, sedangkan pola pertumbuhannya biasanya
dihubungkan dengan daya menutup tanah.
Density biasanya dipakai untuk :
• Sukses tidaknya perkembangan suatu
tanaman
• Perkembangan suatu pastura
• Test terhadap suatu species
• Kontrol gulma
Prosedur penentuan density:
• Siapkan kuadrat (misal 0,5 m x 0,5 m ; 1 m x 1 m)
• Lakukan pengukuran dengan melemparkan
kuadrat secara acak
• Hitung dan catat jumlah setiap species tanaman
yang ada di dalam kuadran.
• Ulangi beberapa kali
• Rata-ratakan
• Tetapkan kriteria density.
Kriteria Penilaian Density
3. Weight (berat)
Pendekatan ini dipakai untuk mengukur berat
dari suatu pastura.
Ada lima cara pengukuran berat :
1. List weight,
2. Relative weight in situ,
3. Actual weight in situ,
4. Calibration method, dan
5. Dry weight rank method.
Dry weight rank method
• Pengukuran dengan metode Dry Weight Rank
dikembangkan oleh Mannetje and Haydock
(1963).
• Metode ini digunakan untuk menduga
komposisi botani suatu pastura dalam bentuk
Dry Weight (DW) tanpa memotong dan
memisahklan jenis-jenis tanaman.
Prosedur
• pengambilan contoh (sampling) dengan meletakkan kuadran
(ubinan) secara acak.
• Pada setiap kali peletakan kuadran, diamati secara teliti komponen
tanaman yang ada di dalamnya, yaitu spesies tanaman apa yang
paling dominan atau menduduki ranking 1, selanjutnya diteliti juga
spesies apa yang menduduki ranking 2 dan 3.
• Bila di dalam kuadrat dijumpai ada spesies lain diluar 3 spesies
tersebut berarti spesies lain yang dijumpai dan menduduki ranking
4 dan seterusnya diabaikan saja.
• Hitung persentase masing- masing tanaman yang ada pada setiap
kolom dengan cara membagi kemunculan setiap species tanaman
dengan total ranking pada setiap kolom.
Prosedur… lanjutan
Bila total ranking setiap kolom mempunyai nilai
sama, lanjutkan dengan :
• Faktor pengali
Nilai persentase masing-masing tanaman yang
ada pada :
- Kolom 1 dikalikan dengan 70,2
- Kolom 2 dikalikan dengan 21,1
- Kolom 3 dikalikan dengan 8,7
Prosedur… lanjutan
• Dry Weight (DW)
Jumlah hasil perkalian antara persentase dengan
faktor pengali pada kolom 1, 2 dan 3 untuk setiap
spesies tanaman merupakan persentase Dry
Weight Rank dari pastura yang diukur.
• Interpretasi
Bila total ranking setiap kolom mempunyai nilai berbeda,
lanjutkan dengan:

• Faktor pengali
Nilai pada kolom ranking langsung dikalikan dengan faktor pengali sbb:
- Kolom 1 dikalikan dengan 8,04
- Kolom 2 dikalikan dengan 2,41
- Kolom 3 dikalikan dengan 1,04

• Skor
Merupakan jumlah hasil perkalian antara nilai ranking dengan faktor pengali
masingmasing spesies.

• Dry Weight (DW)


 DW masing-masing species dihitung dengan membagi nilai skor masing-masing spesies
dengan total skor dikalikan dengan 100%.

• Interpretasikan
Contoh a

Komposisi botani dilihat pada lahan seluas 300


m2. Pada lahan tersebut dilakukan pengambilan
contoh (sampling) dengan meletakkan kuadrat
secara acak sebanyak 6 kali, diperoleh data sbb:
Ranking
Persentase

Faktor Pengali

Total DW = 11.70 + 10.55 + 0 = 22.25 %


Untuk species lain dihitung dengan cara yang sama
Interpretasi
 Berdasarkan hasil perhitungan komposisi
botani dengan metode DWR, pastura yang
diukur didominasi oleh Urochloa (38.62%),
kemudian diikuti oleh Panicum (22.25%),
Chloris (16,67%), Digitaria (13.15%),
Centrosema (6.42%), dan Cenchrus (2.90%)
Contoh b
Pada lahan yang sama dengan contoh a dilakukan pengambilan
contoh (sampling) pada waktu yang berbeda dengan meletakkan
kuadrat secara acak sebanyak 6 kali, diperoleh data sebagai
berikut:

Berapa perhitungan komposisi botani?


Ranking

Faktor Pengali
Skor

Skor = 8.04 + 7.23 + 0 = 15.27

Total DW = 15.27/64.29 x 100 % = 23.75 %

Untuk species lain dihitung dengan cara yang sama

Interpretasi
Berdasarkan hasil perhitungan komposisi botani dengan teknik DWR, pastura yang
diukur didominasi oleh Urochloa (41.27%), kemudian diikuti oleh Panicum (23.75%),
Digitaria (14.06 %), Chloris (12.51%) Centrosema (6.86%), dan Cenchrus (1.56 %)
PENGUKURAN PRODUKSI
BIOMASA
Besarnya produksi hijauan kebun rumput pada suatu
areal dihitung dalam

1. Produksi Kumulatif,
merupakan produksi padang penggembalaan atau kebun rumput yang
ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap pemotongan produksi
hijauan rumput diukur dan dicatat. Setelah 1 tahun seluruh produksi
dijumlah, dan hasilnya merupakan produksi kumulatif.
2. Produksi Realitas,
merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan
rumput seluruh areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi,
produksi realitas adalah produksi sebenarnya yang juga bisa diukur
dengan produksi ternak.
3. Produksi Potensial,
merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan suatu areal
padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, perhitungan ini
cenderung disebut sebagai taksiran
Perhitungan Produksi biomasa
• Tentukan petak cuplikan
• Potong semua hijauan dalam cuplikan sedekat mungkin
dengan tanah, potong juga bagian tanaman berpohon yang
mungkin dapat dimakan ternak sampai setingggi 1,5 m
• Timbang bobot segar hijauan.
• Jangan menghindar bila cuplikan jatuh pada batu-batu atau
pohon-pohon besar, dan petak yang kosong tersebut juga
digunakan pembagi untuk mendapatkan nilai rata-rata.
• Dari catatan bobot segar cuplikan maka dapat diketahui
produksi hijauan segar per m2
Contoh:
Praktikum pada suatu areal pastura yang luasnya 2500 m2 dengan
pelemparan kuadrat ukuran 0,5 m x 0,5 m secara acak sebanyak 6 kali,
diperoleh data sebagai berikut:

Tabel. Data Produksi biomasa


Untuk mengetahui produksi berat kering, maka sampel dapat dibawa ke laboratorium
untuk dioven dan dihitung berat keringnya.
Namun tidak seluruh hijauan tersebut dapat
terkonsumsi ternak karena sebagian tanaman
harus ditinggalkan untuk menjamin regrowth.
Jadi harus diperhitungkan proper use factor
(PUF).
Besarnya PUF dipengaruhi oleh :

1. Erodibilitas lahan
Pastura yang mudah mengalami erosi karena topografi
miring atau hamparan vegetasi yang rendah (tumbuhnya
jarang), maka hijauan tidak semuanya dipanen.
2. Pola regrowth tanaman
Tidak semua jenis tanaman mempunyai kecepatan
pertumbuhan kembali yang sama setelah dipanen, oleh
karena itu pada tanaman yang mempunyai pola
regrowth lamban sebaiknya tidak semua hijauan
dipanen.
Besarnya PUF dipengaruhi oleh : ..lanjutan

3. Jenis dan jumlah ternak


semakin banyak ternak yang dipelihara maka semakin
banyak pula tanaman yang terinjak, sehingga tidak
semua hijauan yang dipanen dapat dimanfaatkan untuk
ternak.
4. Keadaan musim/ketersediaan pengairan
pada musim kemarau air merupakan faktor pembatas
pertumbuhan tanaman, maka regrowth tanaman akan
lamban, oleh karena itu hijauan yang ada perlu disisakan
untuk menjamin kepentingan regrowth tanaman.
20% cover
40% cover
50% cover
80% cover
100% cover
Besarnya PUF dipengaruhi oleh : ..lanjutan

Semakin besar kemungkinan terjadinya erosi


atau faktor-faktor yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman pada suatu pastura,
maka PUF semakin kecil.
• PUF untuk penggunaan pastura ringan 25-
30%,
• PUF penggunaan medium 40-45%,
• PUF penggunaan yang berat 60-70%.
Contoh : produksi hijauan segar hasil cuplikan rata-rata
per m2 = 2 kg,
1. maka produksi hijauan dalam pastura per ha ditaksir
= 2 x 10.000 = 20.000 kg = 20 ton,
2. Bila PUF 40 % maka jumlah hijauan yang tersedia
untuk ternak per ha
= 40% x 20 ton = 8 ton/ha..
Bila kebutuhan hijauan 40 kg segar/ekor/hari (BB
sapi = 400 kg)
3. maka : kebutuhan luas tanah per bulan (30 hari) =
  40 kg x 30 hr
ha/ekor/bulan = 0.15 ha/ekor/bln
8000 kg
4. Berkaitan dengan musim dan regrowth, hijauan setelah
dipanen, maka masa istirahat agar hijauan yang telah
dikonsumsi ternak tumbuh kembali dan siap untuk
digembalai lagi (periode istirahat/ rest ).
Padang rumput tropika membutuhkan waktu 70 hari
istirahat setelah digembalai ( stay ) selama 30 hari. Hal ini
tergantung spesies tanaman dan musim.
5. Untuk menaksir kebutuhan luas lahan/tahun
  digunakan rumus Voisin sebagai berikut :

[ y – 1 ] s = r 

y = angka konversi luas tanah yang dibutuhkan per ekor


sapi per tahun terhadap kebutuhannya per bulan.
s = periode merumput ( stay )
r = periode istirahat (rest )
Dengan memasukkan nilai r = 70 dan s = 30 pada
rumus diatas maka diperoleh:
[ y – 1 ] s = r 
[ y – 1 ] 30 = 70
Y= 3,3
Dengan memasukkan nilai r = 70 dan s = 30 pada rumus maka diperoleh:

70 + 30
Y = ----------------- = 3,3
30

maka kebutuhan luas pastura yang diperlukan per tahun adalah 3,3 x
kebutuhna luas pastura per bulan ( ha) 0.15= 0.495 per ekor sapi.
1
6. Kapasitas tampung = --------------------------------- = 2.02 UT
Keb. Luas pastura/tahun
Contoh :
• Prod 900 gram/m2
• PUF 45
• Kebutuhan hijauan40 kg
• Rest 70 hari
Jawab
• Prod hijauan / m2 = 9000 kg/ha
• Hijauan tersedia /PUF = 4050 kg/ha
• Keb luas lahan / bulan =0,2962 ha/e/bln
• Keb. Luas lahan per tahun /rumus voisin =
0,97 ha/e/th
• Kapasitas tampung= 1.03 ST
CARA MENGHITUNG PRODUKSI DAN KAPASITAS TAMPUNG

Khusus Rumput Potongan :

( ∑ Hr m hujan ) ( ∑ Hr m kemarau )
Produksi = --------------------- x (prod m. hujan) + ------------------------ x (prod.m.kemarau)
Interv. Pemot. Interv. Pemot.

Misal : Sejenis hijauan mampu menghasilkan 100.000 kg/ha/th


Didaerah tsb : - Musim hujan rata2 yaitu selama 4 bulan
- Musim kemarau rata2 8 bulan
Produksi masing2 sebesar p kg dan ½ p kg
Bila interval pemot. Masing2 : 40 hr dan 60 hr maka :

( 4 )( 30 ) ( 8 )( 30 )
Produksi = ------------- p + -------------- ½ p = 100.000 kg
( 40 ) ( 60 )

Maka : harga p = 20.000 kg → harga ini menggambarkan produksi kumulatif sekali


potong selama musim hujan.
½ p = 10.000 kg → prod kumulatif selama musim kemarau

Dalam 1 hari pada tiap musim masing2 tersedia :

20.000
----------- kg = 500 kg ( musim hujan )
40

10.000
----------- kg = 166,6 kg ( musim kemarau )
60

Bila seekor sapi membutuhkan sekitar 40 kg hijauan sehari maka kondisi seperti tersebut
diatas dapat dipelihara rata2 :

500 + 166,6
------------------ : 2 = 8,3 ekor/UT/ha
40

Dengan catatan bahwa kalau terjadi kelebihan produksi pada musim hujan dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya.
tugas
• Prod hijauan 1100 gr/m2
• PUF 40
• BB ternak 500 kg
• LAMA ISTIRAHAT 12 mg
Pertanyaaan ;
• PROD HIJAUAN dlm 1 ha
• Hijauan tersedia
• Keb lahan per bln
• Jlh lahan yg dibutuhkan untuk sapi sebanyak 125 ekor
• Kapasitas tampung
• 70 + 30
• Y = ----------------- = 3,3
• 30
• Dengan nilai y = 3,3. serta diketahuinya kebutuhan luas
pastura per bulan 0,15 ha,maka kebutuhan luas pastura
yang diperlukan per tahun adalah 3,3 x 0,15 ha = 0,495
hektar untuk per ekor sapi.
1
• Kapasitas tampung = ------- = 2.02 UT
• 0.495
• Dengan kata lain, berarti satu Ha pastura per
tahun dapat menampung 2 ekor sapi dewasa
yang setiap hari dengan konsumsi 40 kg rumput
pada tingkat penggembalaan sedang.
Kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa
kapasitas tampung pastura adalah 2
ekor/ha, dengan catatan sapi dewasa yg
tiap hari mengkonsumsi hijauan segar 40 kg
• Dari hasil tersebut timbul pertanyaan, bagaimana
kalau sapi yang digembalakan tersebut pedet
atau sapi dewasa yang konsumsinya hanya 30 kg
hijauan segar per hari. 
• Selanjutnya bagaimana kalau hasil perhi-
tungan ternyata diperoleh
kapasitas tampung suatu pastura 2,5 ekor/ha 
• Dengan melihat kasus tersebut, maka satuan
kapasitas tampung pastura yang dinyatakan
dengan ekor/ha belum
operasional,dengan demikian memerlukansua
tu standar yang memadai dan mudah
dioperasionalkan. Untuk itu satuan kapasitas
tampung secara internasional dinyatakan
dalam
Animal Unit (AU)
atau
Satuan Ternak (ST)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai