Anda di halaman 1dari 3

Seleksi dan Culling

Seleksi dalam usaha peternakan broiler dapat diartikan memilih ternak broiler sesuai
dengan tingkat pertumbuhannya, lalu dipisahkan satu dengan yang lainya. Tujuan seleksi
adalah untuk membedakan broiler yang pertumbuhannya baik dan kurang baik. Jika ditemui
broiler dengan pertumbuhan kurang baik, broiler tersebut harus diberi perlakuan tertentu,
misalnya pemberian pakan atau vitamin sehingga laju pertumbuhannya meningkat. Selain itu,
seleksi dilakukan agar keseragaman ayam yang telah diseleksi akan membatasi persaingan
dalam mendapatkan pakan sehingga semua ayam mendapatkan pakan secara proporsional.
Seleksi paling efektif dilakukan pada saat vaksinasi sebab pada saat itu pertumbuhan ayam
sudah bisa diketahui.
Grading terhadap ayam secara keseluruhan perlu dilakukan sejak berumur 17 – 22 hari.
Perlakuan ini berkorelasi nyata antara keseragaman ayam pada pemeliharaan periode starter
dan keseragaman ayam pada periode pertumbuhan dan periode produksi. Anak ayam perlu
dilakukan seleksi untuk menjaga kualitas dari keseragaman pullet yang dihasilkan (Fadilah
dan Fatkhuroji, 2013).
Culling merupakan kegiatan untuk menyeleksi ternak yang memiliki kemuampuan
produksi di bawah rata-rata kelompok. Kriteria pelaksanaan culling dalam pemelihraan
broiler adalah kmampuan produksi ternak diantaranya adalah lemah cacat atau tidak sehat.
Culling juga dilakuakan berdasarkan kemampuan adaptasi ternak terhadap lingkungan.
Culling dapat diartikan “memusnahkan” ayam-ayam yang secara teknis tidak dapat tumbuh
dengan baik dan berdampak pada pernghamburan pakan. Bahkan, jika terus dipelihara, dapat
memicu timbulnya penyakit tertentu yang dapat berakibat fatal. Culling dalam pemeliharaan
broiler merupakan langkah awal untuk menghindari biaya produksi yang membengkak
selama pemeliharan, sehingga dipilih ternak yang memiliki kemampuan produksi tinggi
untuk dipelihara dalam satu periode pemeliharaan. Kegiatan ini juga dilakukan untuk
menghindari indikasi penyebaran penyakit sejak dini yang ditularkan dari lingkungan pada
ternak maupun dari ternak ke ternak.
Pelaksanaan culling pada praktik kerja lapang yang kami lakukan dikarenakan DOC
yang diterima pada Peternakan Bu Nur Aini memiliki bobot badan yang tidak seragam dan
dalam 5 hari pertama tingkat mortalitas ternak sangat tinggi, selain itu ternak tidak
mengkonsumsi pakan dan minum secara optimal. Ternak terlihat lesu dan tidak banyak
beraktivitas, dari 5000 ekor ayam yang dipelihara tercatat 209 ekor ayam culling. Ternak
yang diseleksi memiliki bobot badan dibawah rata - rata dan memiliki kaki yang kering
pucat. Culling pada peternakan Bu Nur Aini dilakukan pada umur ternak 5 hari. Pelaksanaan
culling dilakukan setelah adanya proses rekording ternak. Pelaksanaan culing berpedoman
pada data konsumsi pakan, Feed Conversion Ratio (FCR) dan bobot harian rata-rata ternak.
Culling sebaiknya dilakukan pada fase starter atau lebih tepatnya pada umur 3-10 hari. Pada
fase starter ternak mengalami perkembangan sel dimana sel sel tubuh ternak mengalami
multiplikasi sehingga pertambahan bobot badan ternak pada fase starter bertambah dengan
pesat.
Culling akan mempengaruhi angka deplesi ternak sebab deplesi dihitung berdasarkan
angka kematian dan culling. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat north et al. (2004)
bahwa deplesimerupakan tingkat kematian dan cullingdalam satu periode pemeliharaan
adapun faktoryang menyebabkan angka kematian yaitu lingkungan, genetik dan penyakit.
Kesimpulan pertama yang kita ambil dalam kasus tersebut adalah ternak kekurangan
elektrolit sehingga mengalami kaki kering, hal tersebut terjadi karena lamanya proses
pendistribusian ternak yang terlalu lama, DOC-in yang semestinya terjadwal pada pukul
21.00 WIB datang pada pukul 05.00 WIB dan nilai keseragaman DOC yang rendah.
Pemberian Obat dan Vitamin
Pemberian obat dan vitamin dilakukan sebagai tindakan preventif yang dilakukan untuk
menghindari terjangkitnya ternak pada penyakit atau mal mutrisi. Pemberian obat dan
vitamin berperan dalam pencegahan penyakit secara spekrum luas. Pencegahan secara
spektrum luas atau global meliputi memperkuat sistem antibodi ternak terhadap penyakit,
dengan begitu ternak lebih baik produktivitasnya dan dapat tumbuh sesuai standar yang
ditentukan. Dalam arti lain, bila tidak ada vitamin maka proses metabolisme nutrisi makro
akan terhambat. Hambatan metabolisme ini akan menyebabkan pertumbuhan ayam tidak
optimal, terbatasnya pembetukan energi untukberaktivitas dan tidak terjadi regenerasi sel –
sel yang rusak dalam tubuh (scott et al., 1992). Pemberian vitamin diperlukan sebab interaksi
antar nutrien atau sebagai reaksi metabolis dalam tubuh membutuhkan peran vitamin. Unggas
menbutuhkan vitamin karena unggas tidak memperoleh keuntungan dari sintesis vitamin oleh
mikroorganisme dalam sistem pencernaan
Pemberian vitamin dalam pelaksanaan praktik kerja lapang dilakukan melalui
pemberian air minum. Pemberian vitamin dilakukan secara runtut dan terjadwal. Vitamin
diberikan pada pagi dan sore sesuai dengan anjuran dosis tergantung jenis vitamin yang
diberikan. PT. Surya Mitra farm menganjurkan ternak binaannya intensif memberikan
vitamin untuk membantu penyerapan nutrien secara optmal. Pemberian vitamin yang
seimbang diberikan pada ternak 3 hari sebelum vaksin dan diberikan secara berkala sesudah
vaksin. Pemberian vitamin pada seluruh peternakan binaan PT. Surya Mitra Farm didasarkan
dengan program kesehatan yang telah diberikan oleh perusahaan. Program kesehatan yang
tertera antara lain :
Yuk tulung gaweknp tabel program kesehatan yo soale file e ilang

Dapus :

TINGKAT KESERAGAMAN BOBOT BADAN (Uniformity) STRAIN COBB PADA


PEMELIHARAAN PERIODE STARTER
DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM 4 PEKANBARU | YANSEL PUTRA |
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2015

Scott ws enek ndek dapus

North, M.O., and D.D. Bell. 2004. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed.An Avi
Book Publish. by Van Nostrand Reinhold, New York.

Anda mungkin juga menyukai