Dedak merupakan hasil samping dari pemisahan beras dengan sekam (kulit gabah)
pada gabah yang telah dikeringkan melalui proses pemisahan dengan digiling atau
ditumbuk yang dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Dedak padi diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Banyaknya dedak yang
dihasilkan tergantung pada cara pengolahan. Sebanyak 4% dedak kasar dan 2.5%
dedak halus dapat dihasilkan dari berat gabah kering. (Crewell, 1987).
Dalam literatur lain yang dimaksud dengan dedak padi merupakan komponen
sampingan padi yang berasal dari pemisahan endosperma beras pada proses
penggilingan padi. Dedak padi sebagai produk samping dari penggilingan padi dapat
digunakan sebagai pakan ternak dan potensial digunakan untuk komposisi makanan
dan sumber minyak (Mc Caskill dan Zhang, 1999).
II TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa uji untuk control kualitas pakan dengan tujuan masing-masing, diantaranya
uji organoleptik, uji biologis dan uji secara kimiawi. Uji organoleptik berfungsi
sebagai pemeriksaan mutu dan pengendalian sebelum dilakukannya proses
pembuatan konsentrat (Agus, 2007).
Uji organoleptik seperti tekstur, rasa, warna, bau dan uji sekam (flouroglusinol) dapat
dipakai untuk mengetahui kualitas dedak padi yang baik. Bau tengik merupakan
indikasi yang baik untuk dedak yang mengalami kerusakan (Agus, 2007).
Menurut Rasyaf (2002) dedak padi yang berkualitas baik mempunyai ciri fisik seperti
baunya tidak tengik, teksturnya halus, lebih padat dan mudah di genggam karena
mengandung kadar sekam yang rendah, dedak yang seperti ini mempunyai nilai
nutrisi yang tinggi
Buckle (2000), menyatakan bahwa jumlah sekam dalam dedak sangat mempengaruhi
kualitas dedak, dedak padi dengan kandungan sekam yang tinggi mempunyai kualitas
nutrisi yang rendah.
.
III METODE
4.2 Pembahasan
Pada hasil praktikum yang sudah dilakukan dengan hasil pengamatan yang
ada pada tabel 1 menunjukan bahwa uji organoleptik dari dedak padi pada
warna memiliki warna kecoklatan, tekstur sedikit kasar, dan aroma khas
dedak. Menurut Rasyaf (2002) dedak padi yang berkualitas baik mempunyai
ciri fisik seperti baunya tidak tengik, teksturnya halus, lebih padat dan mudah
di genggam karena mengandung kadar sekam yang rendah, dedak yang seperti
ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Namun pada tekstur dedak yang telah
diamati memiliki tekstur yang sedikit kasar dan saat digenggam dengan
tangan lansung pecah, hal ini dimungkinkan karena dedak tersebut memiliki
kandungan sekam yang cukup tinggi karena bertekstur kasar. Menurut
pendapat Buckle (2000), menyatakan bahwa jumlah sekam dalam dedak
sangat mempengaruhi kualitas dedak, dedak padi dengan kandungan sekam
yang tinggi mempunyai kualitas nutrisi yang rendah.