Si
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh:
TNK54/Praktikum 2/Kelompok 2
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Kandang
Faktor produksi kandang terkait dengan lokasi peternakan. Menurut Rahardi
et al. (1995), pemilihan lokasi peternakan sebaiknya didasarkan atas halhal
berikut:
3) Lokasi peternakan hendaknya lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dekat dengan
sumber air, dan mudah dijangkau. Adapun fungsi kandang adalah untuk
melindungi ternak dari pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan seperti
angin dan sengatan sinar matahari serta mempermudah penanganan ternak yang
dilakukan. Selain itu, pembuatan kandang perlu memperhatikan jenis ternak,
teknik dan konstruksi, serta bahan yang sederhana dan murah. Kepadatan kandang
juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi sifat kanibal (saling patuk), tidak
meratanya konsumsi pakan dan kegerahan pada ternak.
2.2.2 Pakan
Pakan adalah faktor yang sangat penting untuk keberhasilan beternak
puyuh. Pakan merupakan faktor produksi yang menuntut biaya paling besar, yaitu
sekitar 60-80% dari biaya produksi (Rahardi et al. 1995). Pakan yang dapat
diberikan pada puyuh dapat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu pellet,
remahremah, dan tepung. Peternak dapat membuat sendiri pakan untuk puyuh.
Komposisi pakan tersebut adalah jagung kuning, tepung ikan teri tawar, bungkil
kelapa, bungkil kedelai, dedak halus, kulit kerang, dan vitamin mix. Pemberian
pakan berdasarkan umur puyuh perlu diperhatikan. Pada umur 0-5 minggu puyuh
perlu diberi pakan yang kaya protein. Selain pakan utama berupa konsentrat
tepung komplit, puyuh perlu diberi pakan tambahan berupa dedaunan segar.
2.2.3 Bibit
Data dan informasi tentang ternak secara lengkap sangat diperlukan
untuk dapat memilih bibit ternak dengan baik (Rahardi et al. 1995). Informasi
tersebut dapat dilihat pada catatan pemeliharaan ternak (recording). Bibit puyuh
atau bisa disebut Day Old Quail (DOQ) memegang peranan penting untuk
menghasilkan puyuh dengan produksi telur tinggi. Peternak puyuh skala besar
biasanya mengusahakan bibit sendiri. Ketersediaan bibit harus diperhatikan untuk
menjamin kelangsungan produksi. Pada saat memulai usaha peternakan burung 11
puyuh, langkah pertama yang harus dilakukan adalah seleksi burung puyuh yang
baik untuk bibit misalnya menyeleksi asal daerah puyuh-puyuh induk. Asal
daerah sebaiknya tidak sama.
Timbangan
Tempat pakan
Tempat minum
Kandang
Nampan
Kelereng
Saringan
Bahan
Koran
Pakan
Vitamin
Air
Puyuh
Konsumsi pakan puyuh adalah jumlah ransum yang dikonsumsi oleh puyuh
dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat
energi dan palabilitas pakan. Ransum yang dikonsumsi ternak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi dan zat nutrisi lain. Zat makanan yang dikandungnya
akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi
ternak. Menurut Rasyaf (1994), selain kandungan zat makanan yang terkandung
didalam ransum, kesehatan ternak dan manajemen pemberian pakan akan
mempengaruhi konsumsi pakan dari ternak tersebut. Pada penelitian ini puyuh
yang baru menetas ditempatkan dalam kandang stater. Seluruh dinding kandang
ditutupi oleh papan kayu untuk menjaga suhu didalam kandang tetap stabil agar
puyuh dapat cepat beradaptasi dan memiliki pertumbuhan optimal. Kandang
diberi dua tempat makan dan satu tempat minum dengan pemberian pakan
diberikan sebanyak dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Konsumsi
Minggu Σ Konsumsi FCR FCR
pakan per
ke- Puyuh pakan (gr) BB PBB
ekor (gr)
Minggu 1 118 0 0 - -
Minggu 2 104 0 0 - -
Minggu 3 92 0 0 - -
Minggu 4 81 0 0 - -
Minggu 5 81 0 0 - -
Minggu 6 83 0 0 - -
Minggu 7 83 0 0 - -
Minggu 8 82 37 414 310,27 27,72
Minggu 9 75 71 800 147,88 13,12
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Djulardi, A., Muis, H., dan Latif, S. A. 2006. Nutrisi Aneka Ternak dan Satwa
Harapan. Padang: Universitas Andalas.