Si
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh:
TNK54/Praktikum 2/Kelompok 2
0
2019
1
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..............................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................2
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................3
Ternak Itik......................................................................................................................................3
Itik Alabio.......................................................................................................................................4
Sistem Pemeliharaan Itik................................................................................................................6
Pakan..............................................................................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................................7
MATERI DAN METODE.................................................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................................7
3.3 Prosedur Kerja..........................................................................................................................7
BAB IV...............................................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................8
4.1 Hasil..........................................................................................................................................8
4.1.1 Konsumsi pakan................................................................................................................9
4.1.2 Produksi telur....................................................................................................................9
4.1.3 Feed Conversion Ratio (FCR) Produksi.....................................................................10
4.1.4 Duck Day.........................................................................................................................12
BAB V..............................................................................................................................................13
KESIMPULAN................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................14
LAMPIRAN.....................................................................................................................................15
Daftar Piket...................................................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara pemeliharaan itik
bukan hanya sekedar dalam teori saja.
2. Mahasiswa dapat memanajemen pengolahan dalam pemberdayaan itik
agar menghasilkan produksi telur yang tinggi walaupun belum
seefektif seperti yang dihasilkan oleh peternak- peternak lainnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ternak Itik
Ternak itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial di
samping ayam. Kelebihan ternak itik adalah lebih tahan dibandingkan dengan
ayam ras sehingga dalam pemeliharaannya pun mudah dan tidak banyak
mengandung resiko. Populasi itik di Indonesia memang tidak sebanyak populasi
ayam. Pada tahun 2011, populasi ayam Kampung sudah mencapai sekitar 274,8
juta ekor. Ayam pedaging mencapai populasi tertinggi yakni 1,041 juta ekor,
sedangkan ayam petelur populasinya sebesar 110,3 juta ekor. Sementara itu,
populasi itik pada tahun yang sama hanya sekitar 49,3 juta ekor (Direktorat
Jendral Peternakan, 2012).
Kingdom : Animalia,
Filum : Chordata,
kelas : Aves,
ordo : Anseriformes,
famili : Anatidae,
Itik merupakan jenis unggas air (waterfowl) karena unggas ini suka berenang
di perairan. Menurut Wasito dan Rohaeni (1994), ternak itik mempunyai
kelebihan dibanding ternak unggas lain. Kelebihan tersebut yaitu:
4
a. Itik mampu mempertahankan produksi lebih lama dibanding ayam
sehingga dapat mengurangi biaya penggantian itik setiap tahunnya.
d. Itik bertelur pada pagi hari sehingga pengumpulan telur hanya dilakukan
satu kali. Waktu kosong pada siang dan sore hari dapat digunakan peternak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain.
f. Produksi telur asin hanya dapat dibuat dari telur itik. Sementara itu daging
itik juga sangat populer di beberapa tempat seperti di Kalimantan dan Bali.
Itik Alabio
Terdapat beberapa jenis itik domestik yang banyak dikembangkan di
Indonesia. Jenis itik terbagi menjadi beberapa tipe yakni itik pedaging, petelur dan
itik ornamental atau hias. Itik Alabio (Anas platyrhynchos borneo) merupakan itik
petelur asli Indonesia. Itik ini berasal dan berkembang pesat di daerah Kalimantan
Selatan, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Itik ini dinamakan itik
Alabio karena itik yang berasal dari Amuntai - Kalimantan Selatan ini banyak
dipasarkan di Kecamatan Alabio (Windhyarti 2003). Namun menurut Suharno
dan Amri (2002), sebenarnya yang menghasilkan itik itu bukanlah Kecamatan
Alabio, melainkan Desa Mamar Tegalsari. Di desa ini banyak terdapat pembibit-
pembibit itik. Namun demikian, karena pemasarannya banyak dilakukan di Alabio
maka nama Alabio lebih melekat sebagai nama itik ini.
5
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (2006) mengkarakteristikkan itik
Alabio sebagai berikut:
Saat dewasa bobot badan itik jantan dapat mencapai 1,75 kg dan bobot badan
betina dapat mencapai 1,6 kg (Suharno dan Setiawan, 2001). Menurut Wasito dan
Rohaeni (1994), masa dewasa itik Alabio betina adalah pada umur enam bulan
dengan masa betelur 8-10 bulan per tahun dan dapat mencapai umur 4,5 tahun,
setelah itu itik Alabio di afkir.
6
Sistem Pemeliharaan Itik
Sistem pemeliharaan itik dikategorikan kedalam tiga macam yaitu secara
ekstensif atau tradisional, semi intensif, dan intensif. Pada pemeliharaan ekstensif,
tempat pemeliharaan kelompok itik berpindah-pindah untuk mencari tempat
penggembalaan yang banyak tersedia pakannya (Siregar, 2000).
Pakan
Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kesuksesan
peternak, karena biaya yang harus dikeluarkan oleh peternak untuk pakan berkisar
antara 60% - 70% dari total biaya produksi, di samping kebutuhan gizi yang
terkandung di dalamnya pakan juga harus memiliki kecukupan kuantitas maupun
kualitas (Murtidjo, 2002). Efisiensi pakan dapat dilakukan, misalnya dengan
memanfaatkan limbah industri pertanian menjadi bahan baku pakan (Suharno dan
Amri, 2004). Pakan ternak itik pada prinsipnya tidak berbeda dengan pakan ternak
ayam, perbedaannya hanya terletak pada kadar protein. Kadar protein pada
ransum itik relatif tinggi dan penyediaan air lebih banyak dibandingkan dengan
ransum yang diberikan pada ternak ayam (Wahyu, 1997)
7
BAB III
Bahan:
1. Itik Alabio
2. Pakan
3. Air
8
BAB IV
4.1 Hasil
Bobot
Total Produksi FCR Butir
Mingg produksi FCR
konsumsi telur %DD telur (gram /
u Ke- telur Bobot telur
pakan (Butir) butir)
(gram)
1 58800 98 6870 20,90 600,00 8,56
2 62160 42 2640 8,96 1.480,00 23,55
3 62160 140 8907 29,85 444,00 6,98
4 62160 180 11285 38,38 345,33 5,51
5 62160 155 9610 33,05 401,03 6,47
6 62160 88 5337 18,76 706,36 11,65
7 62160 193 12283 41,15 322,07 5,06
8 62160 232 14462 49,47 267,93 4,30
9 62160 224 14114 47,76 277,50 4,40
10 62160 81 4813 17,27 767,41 12,92
11 62160 20 1313 4,26 3.108,00 47,34
12 62160 40 2636 8,53 1.554,00 23,58
13 62160 103 6530 24,12 603,50 9,52
14 53280 167 10579 45,63 319,04 5,04
9
4.1.1 Konsumsi pakan
60000
58000
56000 Kons Pakan
54000
52000
50000
48000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Minggu Ke-
Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dalam jumlah dan
waktu tertentu yang akan digunakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan zat makanan lain (Wahyu, 2004). Palatabilitas atau rasa ransum
merupakan sifat performan dari bahan – bahan sebagai akibat dari keadaan fisik
dan kimiawi yang dimiliki bahan – bahan pakan tersebut. Hal ini tercermin oleh
organoleptik seperti penampilan, bau, rasa, tekstur, dan temperatur.
200
150
Butir telur
Prod telur
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Minggu ke-
10
16000 Grafik berat produksi telur total
14000
Berat produksi telur (Gram) 12000
10000
8000
BB prod telur
6000
4000
2000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Minggu Ke-
2500
2000
FCR butir telur
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Minggu Ke-
11
FCR bobot telur
50
45
40
35
FCR Bobot telur
30
25 FCR bobot telur
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Minggu ke-
12
4.1.4 Duck Day
% Duck Day
70
60
50
% DD
40 BA rataan %DD menurut
% DD
literatur
30 BB rataan %DD menurut
literatur
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Minggu Ke-
13
BAB V
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Ensminger, M. A. 1992. Poultry Science. 3rd Edition. Instate Publisher, Inc.
Danville, Illiones.
Gunawan B et al. 1994. Korelasi phenotipik dan genetik beberapa sifat produksi
telur itik Alabio, Khaki Campbell, Tegal dan persilangannya. Prosiding
Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian Unggas dan Aneka
Ternak. Ciawi, 20-22 Februari 1994. Balai Penelitian Ternak. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 49-54.
Prasetyo, L. H., B. Brahmantiyo & B. Wibowo. 2003. Produksi telur persilangan
itik Mojosari dan Alabio sebagai bibit niaga unggulan itik petelur.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Purba, M., L. H.Prasetyo & B. Brahmantiyo. 2001. Produktivitas dua bangsa itik
lokal: Alabio dan Mojosari pada sistem kandang battery dan litter.
Prosiding Lokakarya Unggas Air. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan, Bogor.
Purba Maijon, dkk.2005. Pola Rontok Bulu Itik Betina Alabio dan Mojosari serta
Hubungannya dengan Kadar Lemak Darah (Trigliserida), Produksi dan
Kualitas Telur. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Rose. 1997. Principles of Poultry Science. Cab. International, United Kingdom.
Siregar, S. 2000. Itik Petelur : Jenis, Teknis Pemeliharaannya dan Analisis Usaha.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Srigandono. 1991. Ilmu Unggas Air. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University
Press.
Srigandono, B. 1996. Kamus Istilah Peternakan. Universitas Gadjah Mada Press,
Yogyakarta.
Wahyu J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Jogjakarta:Gadjah Mada University Press.
Wahyu, J., 2004 Ilmu Nutrisi Unggas. Penerbit Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Wasito, Rohaeni ES. 1994. Beternak Itik Alabio.Jogjakarta: PT. Kanisius.
15
LAMPIRAN
Daftar Piket
16