LABORATORIUM VETERINER
Disusun Oleh :
1. NANANG SANJAYA 18800004
2. LUTFI MIFTAHUDIN 18800002
3. MOHAMMAD NAJID MUNIR 18800003
4. DARUS SALAM 18800007
5. MIFTAHOS SYAHRIL QUDSI 18800008
6. DIDIK HARIANTO 18800001
7. MUHAMMAD FIKRI FAHMI 18800005
8. ALEX YUSFIRNANDO 18800009
9. GHUFRON AMINULLAH 18800011
10. APRILIADI DWI ISWAYANTO 18800006
1
BAB 1
LATAR BELAKANG
digunakan sebagai tempat berlatih para peserta didik dalam memahami konsep-
laboratorium merupakan bagian yang integral tak dapat dipisahkan dari suatu
laboratorium.
2
mengaplikasikan tentang teori yang telah didapat waktu pembelajaran didalam
kelas
lain.
terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok ruminansia besar dan ruminansia
kecil. Salah satu jenis hewan yang termasuk dalam kelompok ruminansia besar
adalah sapi. Sapi merupakan salah satu jenis hewan ternak yang banyak dipelihara
oleh petani di pedesaan, yang cara pemeliharaannya masih tradisional dan sifatnya
hanya sebagai usaha sampingan atau tabungan untuk menutupi kebutuhan bila
suatu waktu ada kerperluan yang mendadak seperti untuk memperbaiki rumah,
3
membeli sebidang tanah, menyekolahkan anak, atau pada musim paceklik. Karena
para petani tersebut belum banyak mengetahui tata cara pemeliharaan ternak yang
baik dan benar, maka ternak tersebut mudah sekah terserang penyakit terutama
1.2 Tujuan
mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi
dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang
sebenarnya.
4
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kucing
Kucing atau dalam bahasa lainnya disebut Felis Silvestris, adalah sejenis
karnivora (binatang pemakan daging) dari keluarga Felidae yang sudah dijinakkan
selama ribuan tahun. Kucing adalah hewan pemakan daging sejati. Kata kucing
biasanya merujuk kepada “kucing” yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk
Kucing mempunyai banyak keluarga atau ras, diantaranya ras Turkish Van.
Ras Exotic Shorthair, ras Persia, ras Abyssinian, ras Siamese, ras American
Bobtail, ras Japanese Bobtail, ras Sphynx, ras Egyptian Mau, ras Munchkin, ras
Anggora, dan ras Norwegian Forest cat. Perbedaan utama antara kucing rumahan
dan kucing liar adalah perilaku mereka. Kucing rumahan hidup berkelompok dan
pada umumnya tidak takut manusia. Kucing rumahan termasuk kucing hias, yang
disbanding dengan ras lain. Mungkin disebabkan bulu yang panjang dan tebal
serta sifatnya yang tenang, anggun dan manja. Persia lebih mudah dikandangkan,
5
B. Sapi
Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak yang
dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan
Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
fermentasi dalam sistem pencernaannya. Lambung sapi terdiri atas empat ruangan,
yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Pakan yang telah difermentasi
lagi. Proses pengunyahan kembali inilah yang disebut ruminasi (Amir Sofyan,
2017)
Selain kawin secara alami, pada sapi juga dilakukan inseminasi buatan (IB)
6
jantan ke dalam rahim sapi betina pada masa estrus. Masa kebuntingan pada sapi
distokia. Di beberapa daerah di Indonesia, anak sapi yang baru lahir disebut pedet.
Secara alami, pedet akan menyusu selama 7-8 bulan sebelum disapih.
C. Kambing
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah
penghasil daging, susu, maupun keduanya (dwiguna) dan kulit (Jamaludin, 2010) .
beradaptasi dalam kondisi yang ekstrim, tahan terhadap beberapa penyakit, cepat
Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : capra
Spesies : C. A. Hircus.
7
Kambing yang ada di Indonesia dan dinyatakan sebagai kambing asli
Indonesia adalah: (1) Kambing Kacang, (2) Kambing Peranakan Ettawa (PE),
merupakan tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu, (3) Kambing
Parasit cacing bisa ditemukan dalam hampir semua bagian dari tubuh induk
semangnya, oleh karena itu pemeriksaan umum pada hewan hidup harus
penyebarannya akan sangat membantu diagnosis. Sebagian besar dari jenis jenis
cacing tinggal dalam saluran pencernaan atau dalam alattubuh yang berhubungan
biologis, misalnya telur, yang keluar bersama feses hospes (Dr. Drh. I Made
Pengambilan feses untuk keperluan diagnosis pada hewan besar seperti sapi
dilakukan secara rektal atau mengambil feses yang baru keluar. Diusahakan feses
tidaktercemar oleh urine dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak dari telur
cacing, ookista,kista dan tropozoit. feses yang baru diambil ditempatkan pada pot
8
E. Pemeriksaan Feses Kualiatif
Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk
infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara
sekitarnya. Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan
telur cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang
hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi. Metode natif dilakukan
dengan cara mencampur feses dengan sedikit air dan meletakkannya di atas gelas
2. Pemeriksaan Sedimentasi
akan mengendap. Metode sentrifus dilakukan dengan cara 2 gram feses yang akan
diaduk sampai larut. Larutan ini dituangkan ke dalam tabung sampai ¾ tabung
dan disentrifuse selama 5 menit. Hasil dari proses sentrifuse adalah cairan jernih
dan endapan. Cairan jernih diatas endapan tersebut dibuang dan endapan diambil,
9
3. Pemeriksaan Pengapungan Dengan Garam Jenuh
Metode sentrifus dilakukan dengan cara 2 gram feses yang akan diperiksa
ditaruh dalam mortir, dan ditambahkan sedikit air ke dalamnya kemudian diaduk
sampai larut. Larutan ini dituangkan ke dalam tabung sampai ¾ tabung dan
disentrifuse selama 5 menit. Hasil dari proses sentrifuse adalah cairan jernih dan
endapan. Cairan jernih diatas endapan tersebut dibuang dan sebagai gantinya
dituangkan NaCl jenuh di atas endapan sampai ¾ tabung. Larutan ini diaduk
sampai merata dan disentrifuse lagi selama 5 menit. Setelah disentrifuse tabung
tersebut diletakkan diatas rak dengan posisi tegak dan ditambahkan lagi NaCl
Untuk mendapatkan telur cacing, obyek gelas diletakkan pada permukaan yang
cembung dan dibalik dengan hati-hati, kemudian ditutup dengan deckglass dan
4. Pemeriksaan Scabies
Penyakit kudis menular atau skabies adalah penyakit ektoparasit utama yang
menyerang bagian kulit hewan ternak ruminansia (kambing, domba, sapi dll).
manusia (bersifat zoonosis). Penyakit kudis menular atau skabies ini sangat
populer di kalangan peternak hingga mempunyai banyak nama lain, yaitu; budug,
kurap, dan mange. Kejadian kudis menular atau skabies pada ternak telah tersebar
luas diseluruh Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang ternak pada keadaan
kekurangan pakan, musim kemarau dan di lingkungan kandang yang kotor dan
10
Penyebab penyakit kudis menular atau skabies pada ternak adalah tungau
Sarcoptes scabiei yang hidup di lorong-lorong lapisan kulit dan Psoroptes ovis
tetapi apabila dalam satu kelompok kambing terdapat seekor yang menderita
penyakit skabies,maka dalam waktu cepat ternak lainnya akan tertular. Penyakit
melalui kontak langsung dengan hewan sakit atau sarana prasarana kandang
tercemar seperti kandang, tempat makan, tempat minum, dll. Kondisi ternak yang
bagian tubuh yang diserang adalah daerah yang sedikit ditumbuhi rambut seperti :
moncong, telinga, dada bagian bawah, perut, pengkal ekor, sepanjang punggung,
Ternak yang terinfestasi tungau akan merasa gatal dan selalu menggaruk-
sehingga terjadi luka dan lecet. Dalam keadaan parah maka seluruh tubuh dapat
permukaan kulit. Kulit penderita skabies akan mengeras, menebal dan melipat-
11
BAB 111
TATALAKSANA
melakukan uji pemeriksaan Feses ternak sapi, kambing dan Kucing menggunakan
(natif), pemeriksaan sedimentasi dan pemeriksaan apung dengan garam jenuh dan
B. Waktu Pelaksanaan
Alat dan bahan yang dilakukan untuk pmeriksaan telur cacing pada feses
diantranya uji Natif, uji apung, uji sedimen dan Uji scabies adalah
1. Pot glas
2. Tabung reaksi
3. Objek glas
4. Kaca penutup
5. Label
6. Mikroskop
12
7. Sentrifus
D. Instumen Pelaksanaan
1. Menyiapkan sampel feses sapi,kambing dan kucing yang akan dilakukan uji
tersebut.
13
BAB IV
a. Uji Helmintiasis
feses hewan untuk mengetahui bahwa kotoran hewan tersebut ter infeksi cacing
1. Uji Nativ
400-1000
1 Sapi - 1
2 Kambing - 1
3 Domba - 1
4 Kucing - 1
14
pada pengujian sampel feses yang dilakukan pengujian hasilnya negatif
semua, dengan demikian hewan atau ternak yang dilakukan pengujian tidak
diperhatian agar dalam kegiatan pemeliharaan hewan atau ternak dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam kesehatan ternak upaya
feses (Muhammad Rofiq, 2014). Hal ini dilakukan untukdeteksi dini adanya
dan efektif.
b. Pemeriksaan sedimen
memeriksa telur cacing kelas Trematoda dan Cestoda. Metode ini merupakan
metode yang baik untuk memeriksa sampel feses yang sudah tidak segar. Prinsip
dari metode ini adalah dengan adanya gaya sentrifugal dapat memisahkan antara
Berikut ini adalah langkah – langkah yang dilakukan pada kegiatan magang
15
b. Tutup tabung sentrifus kemudian lakukan sentrifus dengan kecepatan
Pada hasil kegiatan pengamatan yang dilakukan pada saat kegiatan magang
1 Sapi - 1
2 Kambing - 1
3 Domba - 1
4 Kucing - 1
Pada hasil pemeriksaan uji sedimen yang dilakukan di Klinik Veta Abadi
yaitu hasilnya negatif semua, kemungkinan pada ternak yang diamati fesenya
Obat cacing bisa resepdokter dan bisa secara herbal (Retno, dkk, 2016)
16
c. Uji Apung
larutan gula jenuh yang didasarkan atas BJ (Berat Jenis) telur sehingga telur akan
mengapung dan mudah diamati. Metode ini baik digunakan untuk pemeriksaan
pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas
Hal ini juga berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang
g. Tambahkan larutan garam jenuh sampai hampir penuh, lalu aduk dengan
17
l. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X
1 Sapi - 1
2 Kambing - 1
3 Domba - 1
4 Kucing - 1
Pada uji apung yang dilakukan di Klini Veta Abadi hasilnya juga negatif,
hal ini menunjukan bahwa pola pemeliharaan ternak di daerah jember yang
bagus. Menurut Sudarmono (2008) memutus siklus hidup telur cacing yang
feses hewan.
18
D. Uji Scabies
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengambil data pasien kucing melalui
pengobatan skabies. Parameter yang diamati dalam kegiatan ini berupa kondisi
menyeluruh kucing yang diperiksa dan penanganan yang diberikan untuk kasus
Berikut ini adalah hasil pengamatan pada uji scabies pada kucing yang
menggunakan treatmen obat anti parasit dan anti histiamin dan 8 hari sebelum
Kucing Negatif
Pada hasil pengamatan yang dilakukuan pada uji scabies yang dilakuan
menunjukan bahwa hasilnya negatif atau penyakit scabies pada kucing tersebut
terhadappenyakit lainnya.
19
Pada Gejala klinis pada hewan yang terkena scabies yaitu Hewan terlihat
seperti kulit mati. Adanya lesidengan tepi yang tidak merata disertaikeropeng,
jika infeksi ini tidaksegera diobati pada akhirnya infeksiskabies pada kucing akan
20
BAB V
KESIMPULAN
kegiatan pengamatan uji feses dengan beberapa metode pada beberapa feses
hewan yang hasilnya negatif dari cacing, hal ini menunjukan bahwa manajemen
21
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Drh. I Made Dwinata , M. Kes, Dkk, 2017, Modul Identifikasi Parasit Cacing,
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
Heri Susanto, dkk, 2020, Kasus Scabies (Sarcoptes Scabies) Pada Kucing Di
Klinik Intimedipet Surabaya, Jurusan Biosain Pascasarjana,
Universitas Airlangga Surabaya
Jhon Pampang, Dkk, 2014: Tingkah Laku Pada Kucing, Diagnosa Klinik,
Univeristas Hasanudin
Muhamad Rofiq,dkk, 2014, Jenis Cacing Pada Feses Sapi Di Tpa Jati Barang Dan
Ktt Sidomulyo Desa Nongko Sawit Semarang, Jurusan Biologi,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang
22
Retno Widyo, DKK, 2016, Jurnal Ilmu Ternak, Efektifitas Organik Supplement
Energizer (OSE) Terhadap Heltimiasis Pada Sapi Potong
Riski Nur Handayani, 2015, Ekspresi Kucing Sebagai Gagasan Berkarya Seni
Lukis, Univeristas Seni Indonesia
Sustikawati, Dkk, 2013: respon kucing ketika mendengar suara hewan lain,
Labolatorium Biologi Dasar, jurusan Pendidikan Biologi, Universitas
Negeri Yogyakarta
23
Lampiran Gambar kegiatan di Labolatorium Klinik Veta Abadi
24