Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

ITIK PETELUR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV

NI KADEK DWI ARIANTI (O12123160)

CITRA SARI (O12123169)

YOEL LAMARUA (O12123148)

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah pengantar ilmu peternakan dan perikanan semoga makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
Dr.Sayekti Handayani S.Pt.M.Si Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan
hati meminta maaf dan megharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada
dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Itik merupakan salah satu jenis ternak unggas yang habitat hidupnya di air. Morfologi itik
memiliki kepala berukuran kecil, bentuk paruh pipih yang berfungsi untuk menyaring makanan
dari dalam air, tubuh itik di selimuti oleh bulu-bulu yang mengandung lapisan lilin yang jika
terkena air bulu- bulu tersebut tidak basah dan tubuh tetap kering.

Itik adalah ternak unggas air penghasil telur dan daging yang potensial selain ayam. Potensi
ternak itik di Indonesia sangat besar terutama sebagai penghasil telur dan daging. Indonesia
dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Salah
satu dari kekayaan itu adalah keanekaragaman hewan ternak, termasuk itik. Ternak itik juga
mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki daya adaptasi yang cukup baik, dan
memiliki banyak kelebihan dibandingkan ternak unggas yang lainnya, diantaranya adalah ternak
itik lebih tahan terhadap penyakit.

Itik merupakan salah satu ternak unggas yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasil
protein hewani, yaitu daging dan telur, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.Itik lokal
merupakan plasma nutfah yang menyimpan sejuta potensi sehingga perlu terus digali.Populasi
ternak itik di Indonesia menempati urutan keempat setelah ayam ras petelur, ayam ras pedaging,
dan ayam buras. Sampai saat sekarang ini kebutuhan akan daging dan telur itik terus meningkat
sehingga peluangnya masih terbuka lebar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menyangkat dengan latar belakang diatas, antara lain:
1. Bagaimana ciri dari morfologi itik petelur?
2. Bagaimana sistem pemeliharaan yang tepat untuk itik petelur?
3. Apa manfaat dari itik petelur?
4. Apa produk utama dan produk ikutan itik petelur?
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu untuk mengetahui
1. Untuk mengetahui ciri morfologi itik petelur
2. Untuk mengetahu Apa manfaat dari itik petelur
3. Untuk mengetahui Bagaimana produk utama dan produk ikatan yang dihasilkan
4. Untuk mengetahui Bagaimana sistem pemeliharaan dari itik petelur
Adapun kegunaan dibuatnya makalah ini, yaitu agar mahasiswa mampu mengetahui ciri
morfologi, manfaat, produk utama dan produk ikatan yang dihasilkan serta sistem
pemeliharaan dari itik petelur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Morfologi Itik Petelur
Itik merupakan jenis unggas yang termasuk dalam class Aves. Itik dikenal juga dengan
istilah Bebek dalam bahasa Jawa. Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik
liar (Anas moscha) atau Wild mallard yang terus di domestikasi oleh manusia sehingga terbentuk
itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (itik). Keunggulan itik
dibandingkan unggas lainya adalah daya adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungan baru.
Golongan Itik petelur yang berkembang sekarang adalah Indian Runner, Khaki Campbell, Buff
(Buff Orpington) dan CV 2000-INA. Itik dalam sistematika atau taksonominya diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia

Subkingdom : Bilateria

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Superclass : Tetrapoda

Class : Aves

Family : Anatidae

Genus : Anas

Tubuh itik berlekuk dan lebar dengan leher relatif panjang (lebih pendek dari angsa
maupun angsa leher pendek.Tubuh itik bentuknya bervariasi, umumnya membulat. Paruh itik
lebar dan mengandung lamellae yang berfungsi untuk menyaring makanan.Spesies itik
penangkap ikan memiliki bentuk paruh yang lebih panjang dan lebih kuat. Seperti halnya pada
burung aquatik lainnya, kaki berada jauh di belakang tubuh, bersisik kuat dan terbentuk dengan
baik.Sayap itik umumnya berukuran pendek namun kuat. Untuk terbang itik memerlukan
kepakan berkelanjutan sehingga membutuhkan otot sayap yang kuat.Seluruh spesies itik
umumya bisa terbang, kecuali tiga spesies dari itik steamer.Itik jantan di belahan bumi utara
kadang-kadang memiliki warna bulu yang menarik. Spesies dari belahan bumi selatan tidak
menunjukkan dimorfisme seksual kecuali Paradise Shelduck di Selandia Baru yang warna bulu
itik betinanya lebih cerah daripada itik jantan.Warna bulu itik muda, baik jantan maupun betina,
umumnya lebih mirip warna bulu itik betina dewasa.

2.2 Sistem Pemeliharaan Itik petelur


Untuk pemeliharaan itik pedaging, lebih tepat apabila dilaksanakan dengan sistem
Intensif. Hal ini disebabkan itik pedaging mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan
dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua)
bulan berat badannya sudah bisa mencapai diatas 3 kg. Dengan kondisi makanan yang baik maka
Itik sudah siap dijual sebagai Itik Pedaging, dengan kualitas daging yang prima. Berikut
beberapa faktor yang mendukung pemeliharaan itik pedaging

1. Faktor Pakan dan Minum Pakan dan minum dapat menunjang keberhasilan dalam
pemeliharaan itik pedaging sekitar 60%. Untuk menghasilkan itik dengan berat badan yang layak
untuk dijual, peternak perlu menyediakan pakan yang sesuai dengan syaratnya yaitu penggunaan
konsentrat dan katul halus. Pakan mengandung nutrisi sangat dibutuhkan oleh itik. Untuk minum
perlu pemberian multivitamin. Komposisi pakan itik pedaging juga mempengaruhi pertumbuhan
itik. Itik sendiri termasuk hewan yang bisa diberikan pakan dengan pakan yang terjangkau
termasuk bekatul dan popan. Untuk jenis pakan setelah berumur 2 minggu jauh bervariasi. Selain
pakan utama berupa konsentrat, bebek bisa dikenalkan dengan berbagai jenis bahan pakan
tambahan seperti bekatul, nasi yang sudah basi, papaya yang di haluskan, keong sawah, tepung
tulang, tepung ikan, tepung daun, ampas tahu, jagung kuning giling dan masih banyak jenis
bahan yang banyak terdapat di sekitar kita. sebagai pakan alternatif.

2. Faktor Pemeliharaan Keberhasilan dalam pemeliharaan juga sangat menentukan faktor


pemeliharaan. Pemeliharaan dengan sistem intensif diyakini lebih menghasilkan itik dengan
produktivitas yang tinggi jika dibandingkan dengan sistem pemeliharaan dengan sistem semi
intensif dan ekstensif yang pada umumnya hanya diumbarkan saja sehingga pakan dan minum
belum sepenuhnya terperhatikan oleh peternak. Faktor pemeliharaan mempengaruhi 20% dari
keberhasilan beternak itik pedaging.
3. Faktor Kandang Kandang dengan sistem sanitasi yang baik dan ventilasi yang lancar juga
mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan bebek sekitar 20%. Sistem kandang yang baik akan
mempengaruhi produktivitas karena kandang merupakan tempat tinggal dan mengasuh anakan
itik, pembesaran itik serta tempat untuk beraktivitas itik. Kandang dengan sanitasi dan ventilasi
yang baik tentu bebek akan merasa nyaman dan tidak mudah sakit.

4. Pemeliharaan Itik Pedaging Para peternak untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar
yaitu melakukan pemeliharaan dengan sistem intensif. Karna hal ini disebabkan itik pedaging
mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dalam
kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai diatas
3 kg. Dengan kondisi makanan yang baik maka Itik sudah siap dijual sebagai Itik Pedaging,
dengan kualitas daging yang prima. Dalam usaha budidaya itik pedaging dikenal beberapa
tahapan pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya pembibitan. Sedangkan untuk budidaya
penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan pemeliharaan. Pemeliharaan
Meri Umur Sehari (MUS) ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bebek pada masa
dewasanya. Karena dalam periode ini meri akan menyempurnakan organ-organ dalamnya,
menuju kepada kedewasaan. Juga setelah MUS berumur 1 hari, meri ini akan rentan terhadap
kematian, terutama akibat dari stress karena suhu lingkungan. Sebenarnya DOD (Day Old Duck)
mampu untuk bertahan tidak makan dan minum dalam jangka waktu 1-2 hari kerana masih
mempunyai cadangan makanan dalam tubuhnya.
2.3 Manfaat Itik Petelur

Pemanfaatan itik sebagai sumber protein sangat potensial mengingat itik lebih resisten
terhadap penyakit dibanding ayam potong dan itik mampu mengolah makanan yang berkualitas
jelek menjadi daging maupun telur. Daging dan telur itik sudah lama disukai oleh masyarakat
baik tersebar diseluruh pelosok Nusantara mulai dari daerah perkotaan sampai daerah pedesaan.
Itik merupakan ternak unggas tidak hanya sebagai penghasil telur tapi juga sebagai penghasil
daging sehingga peternak banyak membudidayakan ternak itik. Permintaan daging itik sangat

tinggi di masyarakat dapat dilihat dengan banyaknya permintaan konsumen. Mengingat


potensi yang dimiliki itik, sangat disayangkan konsumsi terhadap daging itik memiliki peringkat
yang sedikit di bawah ayam potong. Daging itik sangat besar manfaatnya dalam pemenuhan gizi
berupa protein hewani, yang berjalan dengan perkembangan pengetahuan dan pendapatan dari
masyarakat maka konsumsi daging itik juga semakin meningkat setiap tahunnya. Oleh karena,
itu selain perusahaan peternakan, peternak dengan skala usaha rumah tangga juga dapat

memberikan kontribusi terhadap penyediaan daging itik di masyarakat. Saat ini, daging
itik lokal banyak digemari oleh konsumen karena rasanya yang gurih berbeda dengan unggas
pedaging lainnya. Akan tetapi daging itik lokal sangat tipis sehingga kurang memuaskan
konsumen, maka diperlukan suatu terobosan baru agar itik pedaging mampu menghasilkan
kualitas daging yang gurih dengan kualitas daging yang mampu memuaskan konsumen

Anda mungkin juga menyukai