Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peternakan puyuh sekarang mulai disukai dan dilirik masyarakat, pemerintahpun ikut
menggalakan pemeliharaan puyuh kepada masyarakat. Peternakan Puyuh juga menjanjikan
penghasilan yang besar apabila ditekuni. Manajemen pemeliharaan yang meliputi kebersihan
kandang dan strategi pemberian pakan adalah salah satu kunci keberhasilan ternak puyuh,
pemberian pakan harus sesuai kandungan nutrisi yang lengkap dan cukup untuk puyuh dengan
berbagai tingkat umur. Karena pemeliharaan yang bagus dari kecil hingga dewasa sebagai
penentu ternak puyuh itu bisa berproduksi dengan maksimal. Sedangkan manajemen
pemeliharaan bagi peternak tradisional tampak dari pengalaman mereka, mereka belum mampu
menyusun ransum kebutuhan harian ternak puyuh, sehingga mereka hanya mengandalkan pakan
lengkap (complete feed) dari pabrikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi puyuh tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. puyuh apa saja yang bagus untuk diternakan?


2. bagaimana cara menyusun ransum kebutuhan harian ternak?
3. Apakah peternak sudah melakukan recording terhadap peternakannya?
4. Berapakah kebutuhan pakan untuk puyuh dengan berbagai tingkat umur serta apa saja
kandungan nutrisi yang ada dalam pakan puyuh?
5. Apa sajakah penyakit yang biasa terjadi di peternakan puyuh serta bagaimanakah cara
penanggulangannya?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bangsa apa yang diternakkan.


2. Untuk mengetahui cara menyusun ransum yang baik.
3. Untuk mengetahui recording yang dilakukan oleh peternak.
4.Untuk mengetahui kebutuhan pakan yang dibutuhkan puyuh sesuai dengan tingkat umur serta
kandungan nutrisi .
5. Untuk mengetahui penyakit yang sering terjadi pada peternakan puyuh serta cara
penanggulannya.

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat untuk membandingkan manajemen peternakan puyuh yang ada dilapangan
dengan manajemen yang dipelajari di kampus, Karena teori dikampus terkadang berbeda dengan
teori dilapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bangsa – Bangsa Burung Puyuh


Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki
pendek. Burung puyuh disebut juga “Gemak” (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut
dengan “Quail”. Di dunia ini ada tiga marga burung puyuh, yaitu marga Turnix yang berasal dari
keluarga Turnicidae serta marga Arborophila dan Coturnix yang berasal dari keluarga
Phasianidae. Sepintas, akan sulit membedakan puyuh keluarga Turnicidae dengan Phasianidae.
Namun, jika diamati lebih teliti, akan tampak perbedaan yang nyata. Keluarga Turnicidae memilki
ukuran tubuh yang lebih kecil. Jari kakinya berjumlah tiga dan semuanya mengarah ke depan.
Keluarga Phasianidae jumlah jarinya empat. Tiga menghadap ke depan, satu jari lainnya ke
belakang. Contoh keluarga Turnicidae adalah Turnix suscitator atau puyuh tegalan, Turnix
sylvatica atau puyuh kuning, dan Turnix maculosta atau puyuh punggung hitam. Sementara itu,
yang termasuk keluarga Phasianidae antara lain Arborophila javanica atau puyuh gonggong,
Arborophila brunneopectus, Arborophila orientalis, Arborophila rubrirostris atau puyuh paruh
merah, Rollulus roulroul atau puyuh mahkota, Coturnix japonica, dan Coturnix chinensis. (Agus,
2002).

2.2 Pakan Untuk Burung Puyuh


Selama ini yang menjadi penyebab kegagalan dalam beternak puyuh adalah masalah pemberian
pakan yang kurang tepat dengan kebutuhan ternak puyuh/hari. Dengan alasan kepraktisan,
banyak peternak yang menggunakan pakan ayam ras sebagai ransum puyuh. Padahal, komposisi
dan kadar gizi yang diperlukan keduanya jelas berbeda. Burung puyuh memerlukan gizi yang
lebih tinggi daripada ayam ras. Karena itu, sangat penting untuk memberikan pakan yang tepat
yang sesuai tingkatan umur.

Akibat yang ditimbulkan dari kekeliruan pemberian pakan bisa beragam, diantaranya puyuh
mengalami stress dan lemas. Akibat lebih jauhnya, pertumbuhan dan produksi telur tidak akan
maksimal. Untuk mengurangi kebiasaan puyuh mematuk temannya sendiri, pakan yang diberikan
harus berupa tepung. Dengan begitu, puyuh akan memiliki kesibukan baru yaitu mematuk-matuk
tepung tersebut. Nutrisi yang harus terdapat dalam pakan puyuh adalah protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan mineral. Karena setiap nutrisi tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Protein
Fungsi protein adalah sebagai nutrisi yang paling penting untuk pertumbuhan ternak tersebut.
Protein juga berguna untuk produksi telur . Sumber bahan pakan yang kaya dengan protein
adalah bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, tepung ikan, tepung hati, dan tepung cacing.

b. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi. Energi yang terkumpul tersebut digunakan
untuk aktivitas sehari-hari dan menjaga temperatur tubuh. Pada puyuh muda kelebihan
karbohirat akan diubah menjadi protein. Pada puyuh dewasa akan diubah menjadi lemak.
Makanan yang menjadi sumber karbohidrat terutama berasal dari tumbuhan, antara lain jagung,
dedak padi, minyak jagung, dan minyak wijen. Dari beberapa jenis pakan tersebut, jagung kuning
yang paling banyak digunakan karena kandungna karotennya tinggi. Karoten berguna sebagai
salah satu komponen penyusun kuning telur dan membuat karkas menjadi berwarna cerah.

c. Lemak
Lemak berfungsi untuk mempermudah penyerapan vitamin A, D, E, K, dan Kalsium (Ca). Selain
fungsi diatas, lemak juga mampu menyediakan asam lemak esensial, membantu penyerapan
karotena dalam proses pencernaan, serta menambah efisiensi dalam penggunaan energy. Lemak
banyak terkandung dalam makanan yang mengandung minyak, seperti minyak kelapa, minyak
kacang kedelai, dan minyak jagung.

d. Vitamin
Secara umum, funsi vitamin adalah untuk memperlancarjaringan metabolisme tubuh dan
menahan serangan penyakit. Vitamin yang diperlukan puyuh adalah vitamin A, B2, B12, C, D, E,
dan K. Sumber makanan yang mengandung banyak vitamin antara lain biji-bijian, dedaunan,
kuning telur, dan jagung kuning.(Yose Rizal, 2006)

e. Mineral
Mineral yang diperlukan puyuh ada dua jenis, yaitu mineral makro dan mikro. Mineral makro
terdiri dari Ca, P, Na, K, dan Cl, sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah Fe, Cu, I, Co, Zn,
Mn, Se, dan Mo. Salah satu fungsi mineral adalah untuk memperkuat kerabang telur supaya tidak
mudah pecah dan retak, seperti yang terdapat pada Phosfor (P) dan Kalsium (Ca). Phosfor dan
Kalsium banyak terdapat pada tepung tulang.( Fitri Endang W, 2005)
Selain zat-zat gizi diatas, puyuh juga membutuhkan air. Fungsi air sangat kompleks, antara lain
sebagai pengatur suhu, penyusun telur, pengangkut zat makanan, serta penahan bentuk sel.
Selain ransum utama, puyuh dapat diberi pakan tambahan untuk menambah sumber vitamin.
Umumnya berupa dedaunan segar. Daun-daun yang dapat digunakan antara lain daun ubi,
singkong, sawi, selada air, bayam, dan kangkung. Sebelum diberikan, dedaunan tersebut harus
dicuci bersih terlebih dahulu. Setelah itu, baru dipotong kecil-kecil supaya puyuh mudah
memakannya. Dedaunan tersebut secara langsung juga memberi kesibukan baru bagi puyuh
untuk tidak saling mematuk.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Bangsa Puyuh Yang Diternakkan


Bangsa puyuh yang cocok diternakkan adalah Coturnix coturnix japonica namun peternak tidak
begitu mengerti tentang strain yang dipelihara dan hanya memberikan keterangan bahwa puyuh
yang dipelihara mempunyai tiga varian warna yaitu hitam, putih, dan coklat. Alasan memilih
memelihara Coturnix coturnix japonica adalah produksi telurnya yang tinggi serta
pemeliharaannya yang relatif mudah.

Produktivitas telur puyuh jenis ini sangat tinggi, yakni sekitar 250-300 butir/ekor/tahun. Bobotnya
rata-rata 150 gram/ekor. Betinanya mulai bertelur pada umur 41 hari. Puncak produksinya pada
umur lima bulan dengan persentase bertelur rata-rata 76 kali. Diatas empat bulan,
produktivitasnya akan menurun dengan persentase bertelur kurang dari 50 kali, kemudian sama
sekali berhenti bertelur saat berumur 2,5 tahun. Untuk membedakan jantan dan betina dapat
dilihat dari warna bulu dan ukuran tubuhnya. Jantannya memiliki bulu cokelat muda dibagian atas
kerongkongan dan dada. Pada betina, warna cokelatnya lebih terang, terutama di bagian dada
atas. Jika diperhatikan, ukuran betina lebih besar daripada jantan.

3.3 Recording Pada Peternakan Puyuh


Recording perlu dilakukan pada peternakan puyuh karena tanpa recording maka umur puyuh
tersebut susah untuk diketahui, dengan dilakukan recording maka untuk terjadinya inbreeding
sangat tidak memungkinkan.

3.4 Kebutuhan Nutrisi Untuk Burung Puyuh


Kebutuhan nutrisi untuk peternakan puyuh harus diperhatikan karena pemberian nutrisi yang
tepat sesuai umur akan didapatkan hasil yang maksimal.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, didapatkan kesimpulan untuk rumusan masalah sebagai berikut:
1. Puyuh yang diternakkan adalah Coturnix coturnix japonica karena memiliki produksi telur
yang tinggi 250-300 butir / tahun
2. puyuh harus cepat diberikan vaksin berkisar umur 4-7 hari
3. recording perlu dilakukan untuk mengetahui umur puyuh dan mencegah terjadinya inbreeding.
4. Pemeliharaan yang baik harus dilakukan agar didapatkan hasil maksimal dari peternakan
puyuh tersebut.

Daftar Pustaka

Agus G.T.K, dkk. 2002. Puyuh. Jakarta : AgroMedia Pustaka


Anonymous. 2007. Budidaya Burung Puyuh.
Endang, Fitri W. 2005. Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Turi Sebagai Subtitusi Bungkil
Kedelai Terhadap Performan Produksi Burung Puyuh Petelur (Coturnix – coturnix Japonica).
Kaharuddin, Desia. 2007. Performans Puyuh Hasil Pembibitan Peternakan Rakyat Di Kota
Bengkulu. http://bdpunib.org/jipi/artikeljipi/edkhus2/396.pdf. Diakses pada tanggal 7 desember
2009.
Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Padang : Andalas University Press.
SNI. 2006. Pakan Anak Puyuh (Quail Starter).
Suprijatna, Edjeng. Atmomarsono, Umiyati. Kartasudjana, Ruhyat. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai