BAB I
PENDAHULUAN
Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh
dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang
per kapita per minggu dari tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan,
berturut-turut pada 2017; 2018; dan 2019 adalah sebesar 0,040 kg; 0,043 kg
menyadari keunggulan dan nilai gizinya telur puyuh tidak kalah dari telur
ayam atau telur bebek. Lukito dkk. (2017) menyatakan bahwa telur puyuh
merupakan sumber protein dan lemak terbaik. Setiap 100 g telur puyuh
mengandung 15,00 g protein dan 10,20 g lemak. Nilai nutrisi tersebut tidak
terlalu berbeda degan telur ayam dan itik, dengan kandungan protein dan
lemaknya berturut-turut adalah 12,8 g dan 11,5 g untuk telur ayam, 13,1 g dan
dibanding unggas lainnya, disamping itu ternak dapat berproduksi, dan tidak
sulit untuk menyediakan lahan. Ternak burung puyuh juga mempunyai sifat
dan kemampuan untuk menghasilkan daging dan telur yang relatif cepat,
memiliki gizi yang tinggi, digemari serta dapat dijangkau oleh masyarakat.
Biaya terbesar pada peternakan burung puyuh adalah pembiayaan pakan atau
2
ransum yaitu sekitar 60-80%. Oleh karena itu salah satu alternatifnya ialah
diabaikan. Limbah peternakan antara lain adalah, bulu, darah, tulang, kulit,
masalah bagi industri pengolahan bahan pangan yang berbahan baku telur.
Tidak ada data yang memuat angka pasti jumlah cangkang telur yang
dihasilkan per tahun di Indonesia, akan tetapi jika dilihat dari industri
pengolahan pangan yang berbahan baku telur maka dapat dipastikan jumlah
limbah cangkang telur juga akan cukup besar. Cangkang telur dapat diberikan
sebagai bahan pakan ternak karena dalam cangkang telur masih banyak
terdapat zat-zat, serta mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh ungags.
Kualitas internal telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa
kondisi putih telur dan kondisi kuning telur. Penurunan kualitas internal
kualitas telur burung puyuh yaitu Indeks putih dan kuning telur, haugh unit
c. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir sarjana di jurusan
1.4 Hipotesis
Pemberian tepung cangkang telur ayam ras dalam ransum burung puyuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
di Jawa burung puyuh disebut “gemak”. Burung puyuh merupakan salah satu
jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki ukuran tubuh yang relatif
kecil, memiliki kaki yang pendek, dapat diadu dan bersifat kanibal. Awalnya
burung puyuh merupakan burung liar. Tahun 1870, di Amerika Serikat burung
puyuh mulai diternakkan. Setelah masa itu, burung puyuh terus berkembang
dan menyebar keseluruh dunia. Di Indonesia burung puyuh mulai di kenal dan
Ordo : Galiformes
Famili : Phasianidae
Genus : Cortunix
relatif lebih besar dari jenis burung - burung puyuh lainnya. Panjang badannya
19 cm, badannya bulat, ekor pendek, dan kuat, jari kaki empat buah, warna
5
bulu coklat kehitaman, alis betina agak putih sedang panggul dan dada
Jenis burung puyuh yang biasa diternakkan berasal dari jenis Coturnix-
butir per tahun dengan rata-rata 10 gram perbutir. Betinanya mulai bertelur
pada umur 35 hari. Burung puyuh sangat baik untuk diternakan karena dapat
menghasilkan lebih dari 4 generasi per tahun. Telurnya berwarna coklat tua,
biru dan putih dengan bintik–bintik hitam, coklat dan biru. Faktor makanan
mempunyai pengaruh yang cukup besar. Bila makanan yang diberikan tidak
baik kualitasnya atau jumlah yang diberikan tidak cukup, maka hampir dapat
Kandungan protein dan lemak telur burung puyuh cukup baik bila
Table 2. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas.
Jenis Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Abu (%)
Unggas
Ayam ras 12.7 11.3 0.9 1.0
Ayam buras 13.4 10.3 0.9 1.0
Itik 13.3 14.5 0.7 1.1
Angsa 13.9 13.3 1.5 1.1
Merpati 13.8 12.0 0.8 0.9
Kalkun 13.1 11.8 1.7 0.8
Puyuh 13.1 11.1 1.6 1.1
Anak burung puyuh yang baru menetas dari telur disebut DOQ (Day Old
Quail). Day old quail ini besarnya seukuran jari dengan berat 8-10 gram dan
berbulu jarum halus. Day old quail yang sehat berbulu kuning mengembang,
gerakan lincah, besarnya seragam dan aktif mencari makan atau minum.
(Sugiharto, 2015).
karena laju digesta lebih lambat serta daya cerna yang tertinggi didapatkan
pada jumlah konsumsi yang sedikit lebih rendah dari kebutuhan hidup pokok
(Handayani, 2014)
Pemberian pakan puyuh pada umur 8-16 minggu mencapai 1,78 kg atau
17,80 g/ekor/hari untuk puyuh periode layer. Puyuh diberi pakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok dan proses produksi telur (Siregar dkk.
yang tepat dan nyaman, sehingga puyuh mengkonsumsi pakan dengan baik
dan tidak banyak pakan yang terbuang (Sudaro dkk, 2007). Pemberian pakan
pada pagi hari kurang efektif karena pakan tidak digunakan untuk produksi
telur, tetapi untuk kebutuhan hidup pokok dan metabolisme tubuh (Sidadolog,
2011).
pemberian pakan puyuh, selain itu dalam manajemen pemberian pakan juga
kandungan protein yang berbeda pada tiap periode. Pada periode starter
minimal kandungan protein kasar 24% dan energi termetabolis 2900 kkal/kg.
Pada periode grower minimal kandungan protein kasar 20% dan energi
protein kasar 22% dan energi termetabolis 2900 kkal/kg (Triyanto, 2007).
8
dan fase produksi (bertelur). Fase pertumbuhan dibagi menjadi 2 fase yaitu
stater (0-3 minggu), grower (3-5 minggu) dan fase produksi (umur diatas 5
minggu). Anak burung puyuh yang baru berumur 0-3 minggu membutuhkan
protein 25% dan energi metabolisme 2900 kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu
kadar protein dikurangi menjadi 20% dan energi metabolisnya 2600 kkal/kg.
Burung puyuh umur lebih dari 5 minggu kebutuhan energi dan protein sama
dengan kebutuhan energi dan protein umur 3-5 minggu (Listiyowati dkk,
2004).
Ransum yang dapat diberikan untuk burung puyuh terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu bentuk pelet, remah, dan tepung. Ransum terbaik adalah yang
bentuk tepung, sebab burung puyuh yang mempunyai sifat usil dan sering
mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Kekurangan salah satu nutrisi
Air dianggap sebagai salah satu zat makan yang sangat penting bagi
ternak unggas. Air digolongkan sebagai unsur anorganik yang merupakan zat
yang penting yang ada didalam tubuh. Fungsi air sebagai bahan dasar dalam
darah, sel dan cairan antar sel, sebagai alat untuk transport zat- zat makanan,
pembentukan tulang dan gigi serta dalam kontraksi otot. Apabila pakan induk
defisiensi akan mineral maka berdampak pada fertilitas dari telur yang
tetaskan hal ini juga berpengaruh pada pembentukan embrio (Frandson, 2005).
penting dalam pengaturan sejumlah besar aktifitas sel yang vital, fungsi syaraf
dan otot, kerja hormon, pembekuan darah, motilitas seluler dan khusus pada
embrional. Pada telur infertil tidak terjadi peningkatan kadar kalsium selama
periode penetasan. Adanya peningkatan kadar Calsium pada telur fertil yang
11
dieramkan ini hanya mungkin diperoleh karena adanya transfer dari kerabang
yaitu yang berfungsi dalam pembentukan senyawa organik dan sebagian besar
penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup (Djulardi, 2006).
telur. Burung puyuh pembibit akan menghasilkan telur dengan daya tetas yang
baik apabila diberikan 2,5% Calsium dan 0,8% Phosphor didalam ransumnya
(Khalil, 2006).
bagian kerabang telur, bagian kuning telur dan putih telur anlara lain: Kondisi
kerabang telur Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi
dilengkapi dengan poripori kulit yang bergunauntuk pertukaran gas dan dalam
dan luar kulit telur tebal kerabang telur berkisar antara 0,33-0,35 mm.
Tipisnya kulit telur dipengaruhi beberapa faktor yakni : umurltype itik, zat-zat
makanan, peristiwa faal dari organ tubuh, stress dan komponen lapisan kulit
12
telur. Kulit yang tipis relatif berpori lebih banyak dan besar, sehingga
Telur secara umum mengandung komponen utama yang terdiri atas air,
antara spesies terutama terletak pada jumlah dan proporsi zat-zat yang
Membran vitelin adalah salah satu bagian dari kuning telur yang amat penting
selama proses pengasinan karena mendorong air keluar dari kuning telur dan
mencegah air masuk, mendorong NaCl masuk kedalam kuning telur dan
Kuning telur atau sering disebut yolk merupakan bagian yang dibentuk
sebagai folikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur) (Efandi dkk,
13
2011). Dilihat dari struktur susunan telur dapat diketahui bahwa kuning telur
telur, proses awalnya adalah pematangan folikel (ovulasi) yang ada didalam
ovarium. Setelah ovulasi kuning telur akan terbentuk. Kuning telur sendiri
seperti yang telah disebutkan tadi di bentuk oleh folikel yang ada di ovarium,
Setelah siap (matang) kuning telur akan jatuh, dan ditangkap oleh
ke Magnum, pada bagian ini dihasilkan putih telur. Dari Magnum akan
tipis yang membungkus kerabang telur. Tahap akhir, telur yang telah utuh
akan menuju ke kloaka, dan siap untuk dikeluarkan. (Efandi dkk, 2011)
dengan diameter putih telur kental. Menurut SNI (2008) telur yang masih baru
nilai indeks putih telur berkisar antara 0,050-0,175 dengan angka normal antar
0,090-0,120. Saleh et al, (2012) menyatakan bahwa telur yang baru memiliki
nilai indeks putih telur bervariasi antara 0,050-0,174 walaupun secara normal
air dan CO2 dipengaruhi oleh faktor yang berbeda.Penguapan air disebabkan
14
adanya perbedaan konsentrasi uap air pada telur itik dan udara. Telur itik
mengandung uap air lebih tinggi dibandingkan uap air di udara. Proses
fisik dan kimia, sehingga albumen menjadi berair (encer). Semakin rendah
Menurut Buckle et al, (2009) menyatakan telur segar mempunyai nilai indeks
putih telur (IPT) antara 0,05-0,147 dan pada umumnya 0,09-0,12. Perubahan
IPT dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Penyimpanan telur pada suhu rendah
mempunyai nilai IPT yang lebih lambat dibandingkan penyimpanan pada suhu
tinggi. Telur yang disimpan pada suhu -1°C selama 6 bulan mempunyai
indeks putih telur hampir sama dengan telur segar. Sedangkan yang disimpan
pada suhu 32°C, Indeks putih telurnya berkurang 40% dalam waktu 20 jam.
kualitas kuning telur. Indeks kuning telur merupakan salah satu indikator yang
kuning telur didapat dari perbandingan antara lebar telur dengan panjang telur
yang diukur menggunakan jangka sorong yang dinyatakan dalam persen. Nilai
antara tinggi kuning telur dengan rata-rata diameter kuning telur (Yuwanta,
depth micrometer dan jangka sorong untuk mengukur diameter kuning telur.
15
Indeks kuning telur memiliki nilai yang bervariasi antara 0,30 – 0,50
(Romanoff dan Romanoff, 1963). Nilai indeks kuning telur dipengaruhi oleh
ikatan kimia dari membran vitellin. Kuning telur dibungkus oleh membran
vittelin yang membuat kuning telur kenyal dan elastis sehingga mempengaruhi
indeks kuning telur (Kusumawati dkk., 2012). Indeks kuning telur juga
ternak.
Indeks kuning telur dipengaruhi oleh beberapa factor lainnya antara lain
waktu pengukuran, dan ukuran telur. Hasil pengamatan yang dilakukan pada
waktu pengukuran yang sama maka akan menghasilkan indeks kuning telur
terdiridari 32% protein dan 64% lemak. Yuwanta (2010) menyatakan bahwa
pengukuran nilai warna kuning telur dilakukan dengn menggunakan ineks kuning
telur, yaitu pebandingan antara tinggi dan diameter kuning telur. Pengukuran
secara laboratorium telur diukur dari sampel telur dengan menggunakan kipas
rocha pada tempat terang oleh orang yang tidak buta warna. Saleh et al. (2012)
menambahkan bahwa pengukuran warna kuning telur yaitu“ roche yolk fan”
yang memiliki 15 seri warna dari kuning telur. Pengukuan uji warna kuning telur
16
dipecahkan di atas bidang datar dan licin (kaca); 3) warna kuning telur diamati
dengan membandingkan yolk colour fan telur dengan melihat warna kuning dan
posisi kuning telur, warna kuning telur dicocok kan dengan alat uji warna kuning
telur (yolk colour fan) yang sudah tertera angkanya dari 1-15, dimana telur yang
Menurut Yumna dkk. (2012) nilai haugh unit merupakan nilai yang
kualitas telur. Benyamin dkk. (1960) menyatakan bahwa nilai haugh unit telur
yang tinggi menandakan telur masih berkualitas tinggi karena kondisi putih
telur kental masih tinggi, namun sebaliknya, jika nilai haugh unit telur mulai
turun maka kualitas telur pun juga mulai menurun. Muchtadi dan Sugiyono
(1992) juga menyatakan bahwa albumen yang masih baik atau belum
kemudian diukur tinggi putih telur setelah dituang pada wadah yang datar,
telur dan dilakukan pengukuran putih telur, besarnya haugh unit dapat
I, memiliki haugh unit ≥72, b) Mutu II, memiliki nilai haugh unit 62-72 dan c)
17
Mutu III, memiliki nilai haugh unit ≤60. Mountney (1976) juga menyatakan
bahwa nilai haugh unit lebih dari 72 dikategorikan sebagai telur kualitas AA,
nilai haugh Unit 60-72 sebagai telur berkualitas A, nilai haugh unit 31-60
sebagai telur berkualitas B dan nilai haugh unit kurang dari 31 dikategorikan
Menurut Bell dan Weaver (2002) telur yang disimpan terlalu lama dapat
lama telur disimpan maka haugh unit akan semakin menurun karena terjadi
pengenceran putih telur yang diakbatkan penguapan gas CO2 dan juga
semakin lama penyimpanan nilai haugh unit akan semakin menurun, hal ini
terjadi akibat adanya penguapan air dan gas seperti CO 2 yang menyebabkan
putih telur kental semakin encer. Melia dkk. (2009) juga melaporkan bahwa
ovomucin. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckle et al. (1985) bahwa hal
yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah putih telur tebal karena serat
Cangkang telur ayam mengandung 1,6% air dan 98,4 bagian padat.
Bagian padat ini terdiri 3,3% protein, 0,03% lemak, dan 95,1% mineral.
Jumlah mineral didalam Cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari
2,21 gram Calsium, 0,02 gram magnesium, 0,02 gram Phosphor serta sedikit
dari berat telur total, dan mengandung 94% Calsium Karbonat, 1% Kalium
Tabel 5.Bahan yang terkandung dalam cangkang telur ayam ras komersil
Bahan- bahan yang terkandung Jumlah (%)
Bahan Kering (BK) 98.77
Abu 57.06
Protein Kasar (PK) 5.60
Serat Kasar (SK) 8.47
Lemak 1.18
Calsium (Ca) 19.20
Phosphor (P) 0.39
Tembaga (Cu) Td
Crom (Cr) Td
Timbal (Pb) Td
Magnesium (Mg) 2.501
Zinc (Zn) 0.001
Natrium (Na) 0.084
Besi (Fe) 0.037
Kalium (K) 0.047
Beta-N 26.46
Aspartat 0.44
Threonin 0.21
Histidin 0.15
Arginin 0.34
Lysin 0.14
Leusin 0.25
Valin 0.29
Tyrosin 0.11
Alanin 0.20
Glisin 0.31
Serin 0.26
Gultamat 0.61
Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak IPB (2008)
terdiri atas garam-garam organik, 3.3% bahan organik (terutama Protein ), dan
1.6% air. Sebagian besar bahan organik terdiri atas persenyawaan Calsium
19
2.4 Pengaruh Tepung Cakang Telur Ayam Ras Terhadap Kualitas Telur
Ras Dalam Ransum Terhadap Fertilitas, Daya Tetas, dan Mortalitas Burung
meningkatkan fertilitas namun tidak pada daya tetas dan mortalitas burung
dalam ransum menghasilkan berat telur yang relatif sama. Kemudian Jaso
Parson, (2008). Dari hasil penelitian yang diperoleh berpengaruh tidak nyatan
telur ayam ras dapat diberikan sampai level 6% sebagai pakan alternatif.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Kasih Ibu Kalan Kp. Bali Bengkulu
3.2.1 Alat
cm/unit setiap plot diisi dengan 4 ekor yang terdiri dari 3 ekor
timbangan elektrik
Thermometer ( o C)
Hands spayer
Kardus
3.2.2 Bahan
Air,
rebus selama 30 menit kemudian cangkan telur yang sudah direbus di tiriskan
air minum. Penerangan dan pemanas kandang digunakan lampu pijar yang
22
ditempatkan pada satu unit kandang. Penentuan letak satu unit kandang
masing unit kandang yang diberikan tanda sesuai dengan sperlakuan yang
yang di berikan.
mengacu pada standar pemberian ransum ayam petelur, jika ransum habis
penelitian internal telur akan di pecahkan dan di ukur dengan alat ukur.
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan Perlakuan yang diteliti :
1 B2 A4 D2 C3
2 A1 B4 D2 C2
3 D4 C2 B3 A1
4 D3 A1 B1 C2
5 C2 B3 A1 D4
24
Keterangan :
Yij = µ + τi + εij
Dimana :
Keterangan :
t : perlakuan
r : ulangan
standar nasional Indonesia (2012). Untuk mengetahui indek putih dan kuning
Tinggi PutihTelur
IPT =
Diameter PutihTelur
dengan mikrometer. Bagian putih telur yang diukur dipilih di antara pinggir
Keterangan :
HU = Haugh Unit
Untuk mengukur nilai Haugh Unit ini ada beberapa ketentuan sebagai
berikut :
b. Pecahkan lah telur secara hati-hati, putih telur tidak boleh rusak.
c. Ukur lah segera tinggi albumen kental yaitu pada jarah 8 mm dari
lingkungan tinggi.
e. Lakukan pengukuran lebih dari satu kali terhadap tinggi albumen agar
cawan petri besar. Warna kuning telur diukur dengan mencocokkan warna