PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa lezat,
mudah dicerna dan bergizi tinggi sehingga digemari banyak orang. Selain itu telur
mudah diperoleh dan harganya terjangkau. Masyarakat Indonesia umumnya
mencukupi kebutuhan protein dengan mengkonsumsi telur. Begitu besarnya
manfaat telur dalam kehidupan manusia sehingga telur sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil dan
menyusui, orang yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta usia
lanjut.Telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari
unggas yang diternakkan. Jenis telur yang banyak dikonsumsi adalah telur ayam,
telur puyuh dan telur bebek. Telur ayam lebih banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari karena mudah diolah dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia
seperti sebagai bahan pencampur makanan, bahan pembuatan roti, obat, dan
sebagainya. Telur ayam mempunyai bentuk fisik bulat sampai lonjong dengan
ukuran yang berbeda-beda, tergantung jenis hewan, umur dan sifat genetiknya.
Telur tersusun atas tiga bagian yaitu kulit telur, putih telur dan kuning telur.
Diketahui bahwa telur merupakan bahan pangan yang sangat digemari untuk
dikonsumsi sebab rasanya nikmat dan harganya yang relatif murah. Telur sangat
mudah rusak serta masa simpan yang sangat pendek tanpa perlakuan apapun, oleh
karena itu perlu penanganan khusus dalam pengolahan telur. Kemudian
Permasalahan dalam pemasaran produk telur adalah karakteristik produk yang
merupakan bahan pangan yang mudah rusak, sehingga proses untuk mengatasi
kesalahan dalam memilih telur pun harus dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian telur ?
2. Apa saja komponen dan komposisi yang ada di dalam telur?
3. Apa sifat telur ?
4. Apa manfaat telur ?
5. Apa saja yang termasuk jenis telur?
6. Apa saja yang merupakan karakteristik Telur yang baik?
7. Apa faktor yang dapat memicu kerusakan pada telur?
8. Apa saja tanda-tanda telah terjadi kerusakan pada telur?
9. Bagaimana cara penyimpanan telur yang benar?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian telur
2. Dapat mengetahui sifat telur
3. Dapat mengetahui macam-macam telur telur
4. Dapat mengetahui zat gizi yang ada pada telur
5. Dapat mengetahui manfaat telur
6. Dapat mengetahui karakteristik telur yang baik
7. Dapat mengetahui faktor yang dapat merusak telur serta ciri-ciri telur yang
telah rusak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Telur
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging,
ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas,
seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai
banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap
dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dan
lain-lain. Telur mempunyai cita rasa yang enak sehingga digemari oleh banyak
orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan.
Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan
mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur (Suryani,2011).
Telur merupakan kumpulan makanan yang disediakan induk unggas untuk
perkembangan embrio menjadi anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur akan
semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian utama:
yaitu kulit telur, bagian cairan bening, & bagian cairan yang bewarna kuning.
(Suryani,2011).
C. Sifat-Sifat Telur
Ada beberapa sifat telur sebagai berikut:
1. Sangat peka terhadap pengaruh asam & pemanasan (akan terjadi denaturasi &
koagulasi / pengentalan).
2. Bila dikocok akan berbuih dan mengembang, namun bila pengocokan
berlebihan maka akan terjadi denaturasi sehingga mengempis kembali.
3. Dalam telur putih mentah dan setengah matang, terkandung beberapa jenis
protein, diantaranya adalah lysozyne, yang bila dimakan akan diserap langsung
ke dalam darah akan berfungsi sebagai zat anti-gizi (merusak gizi).
4. Jenis protein lain yang terdapat dalam telur mentah adalah Avidin. Avidin
tersebut bersifat racun dan akan hilang apabila telur tersebut dimasak
(Anonim,2011).
D. Manfaat Telur
Menurut Sudaryani dalam Kalina,2011, fungsi telur secara umum adalah untuk
kesehatan & kebutuhan gizi hari–hari. Fungsi–fungsi tersebut adalah:
1. Telur merupakan sumber gizi yang sangat baik. Satu butir telur mengandung
sekitar 6 gram protein, sejumlah vitamin (A, B, D, K), kolin, selenium, yodium,
fosfor, besi, & seng.
2. Kolin pada telur diperlukan untuk kesehatan membran sel di seluruh tubuh dan
membantu tubuh menjaga kadar homocysteine di tingkat normal.
* Homocysteine adalah asam amino yang berkaitan dengan resiko penyakit
jantung.
3. Baik untuk fungsi mental & memori.
4. Selenium sebagai mineral untuk mempetahankan kekebalan tubuh &
merupakan antioksidan kuat
5. Memiliki vitamin B (folat & fiboflavin) yang penting bagi tubuh untuk
mengubah makanan jadi energi & penting untuk mencegah cacat lahir.
6. Memiliki vitamin A untuk pengelihatan,, pertumbuhan sel, & kulit yang sehat.
7. Memiliki vitamin E sebagai antioksidan yang bekerjasama dengan vitamin C &
selenium untuk mencegah kerusakan tubuh dari radikal bebas.
8. Telur dapat mengentalkan darah yang bertujuan untuk menurunkan resiko
serangan jantung & stroke.
Telur merupakan bahan pangan yang padat gizi dan enak rasanya, mudah diolah
serta harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani
lainnya. Bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, telur merupakan makanan ideal
dan sangat mudah didapatkan. Telur memiliki komposisi zat gizi yang lengkap
(Suswono dan Sedyaningsih, 2010). Telur dalam bidang pangan memiliki manfaat
dalam memenuhi berbagai macam keperluan, antara lain sebagai berikut:
1. Bahan penambah cita rasa (masakan, kerupuk)
2. Bahan pengembang (roti, kerupuk)
3. Bahan pengempuk (gorengan)
4. Bahan pengental (Sup)
5. Bahan perekat/ pengikat (makanan perkedel atau kue kering)
6. Bahan penambah unsur gizi
7. Bahan penstabil suspense
8. Bahan penggumpal (Rismayanti, 2016).
E. Jenis-Jenis Telur
Telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari unggas
yang diternakan. Jenis telur yang banyak dikonsumsi adalah telur ayam, telur itik,
telur puyuh, telur penyu, telur kalkun, telur angsa, telur merpati dan telur unggas
lainnnya. Beberapa telur unggas tersebut masih sedikit dimanfaatkan karena
produksinya masih sedikit dan beberapa unggas juga merupakan 14 peliharaan
yang bukan untuk diambil telurnya melainkan hanya sebagai hewan kesayangan
(Astawan, 2004). Berikut ini merupakan penjelasan beberapa telur unggas yang
umum dikonsumsi oleh masyarakat:
1. Telur Itik
Karakteristik telur itik merupakan telur hasil ternak unggas itik. Telur itik
memiliki bobot dan ukuran rata-rata lebih besar dibandingkan dengan telur
ayam. Telur itik ada 2 jenis yaitu telur yang berwana biru dan telur berwarna
putih. Masing-masing telur ini dihasilkan oleh jenis bebek yang berbeda
(Muchtadi dkk., 2010). Strukutur morfologi dan anatomi telur itik dimulai dari
pembentukan kuning telur (yolk) didalam ovarium. Kuning telur yang telah
sempurna akan masuk ke lorong saluran telur. Apabila terjadi pembuahan
selanjutnya kuning telur akan bergerak menuju magnun dilapisi dengan putih
telur (albumen) dan menuju saluran istmus untuk pembentukan selaput.
Sehingga terjadilah pembentukan cangkang telur itik yang berwarna biru.
Pigmen yang berperan dalam pembentukan cangkang telur pada telur itik ini
adalah pigmen sianin yang responsif menghasilkan warna cangkang biru dan
hijau (Supriyadi, 2009).
Berikut ini merupakan gambar anatomi dan morfologi telur itik:
Komposisi Kimia Telur Ayam Ras (Ayam Horn) dan Buras (Ayam Kampung)
TELUR PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT ABU KADAR
(%) (%) (%) (%) AIR (%)
AYAM 12,7 11,3 0,9 1,0 73,7 %
RAS
AYAM 13,4 10,3 - - -
BURAS
Sumber : Muchtadi dkk (2010).
Sedangkan menurut Yuwanta (2007) kandungan gizi telur ayam buras per
100 gramnya memilki kandungan protein sebesar 11,7 gram protein, 17,1 gram
lemak dan 67,5 gram kadar air. Berikut ini merupakan kandungan gizi telur
ayam buras yang dapat dimakan dalam setiap 100 g bahan, yaitu:
Kandungan Gizi Ayam Buras
Jenis Zat Telur Komplit Putih Telur Kuning Telur
Bahan yang 90 100 100
dimakan (%)
Air (g) 67,5 54,8 15,3
Bahan kering (g) 23,32 6,9 15,6
Energi (cal) 152,4 26,7 128,3
Protein (g) 11,7 6,7 4,9
Lemak (g) 17,1 - 17,1
Kolesterol (g) 0,42 - 0,42
Glukosa (g) 0,3 0,2 0,1
Mineral (g) 0,8 0,3 0,5
Sumber: Yuwanta (2007).
F. Kualitas Telur
1. Tingkat (Grade) Dalam Telur
Menurut U.S. Department of Agriculture, secara standard umum, telur
memiliki 3 grade (tingkat kualitas) yaitu grade AA, grade A, & grade B.
Grade dari telur tidak berpengaruh terhadap keamanan produk (product
safety) atau kualitas nutrisi (sebagai contoh, Anda memiliki telur dengan grade
B yang disimpan dengan baik, maka telur tersebut baik untuk dikonsumsi &
memiliki kualitas nutrisi yang sama dengan telur dengan grade yang lebih
tinggi).
Grade AA & grade A adalah telur yang paling diminati & dibeli banyak
konsumen (terutama industri tata boga). Perbedaan utama dalam grade AA &
grade A dilihat dari kekukuhan (firmness) dari kuning telur, putih telur dan
ukuran dari rongga udara. Telur dalam grade AA & A biasanya digunakan
untuk menggoreng & merebus karena telur dapat mempertahankan tekstur dari
telur.
Grade B ada kemungkinan memiliki satu atau beberapa cacat didalamnya
(misalnya seperti kulit telur yang ternoda, memiliki rongga udara yang besar,
telur putih yang terlalu berair, ada sedikit bercak darah di dalam putih telur,
atau telur kuning yang melebar). Telur grade B masih dapat digunakan secara
umum, tetapi telur putih dengan grade ini mungkin tidak dapat dikocok dengan
baik apabila telur putihnya terlalu berair.
Penentuan grade juga bisa diperiksa dengan cara melihat kedalaman ruang
udaranya (air cell), grade AA memiliki kedalaman ruang udara sebesar 0,3 cm,
grade A memiliki kedalaman ruang udara sebesar 0,5 cm, dan grade B
memiliki kedalaman ruang udara lebih besar dari 0,5 cm (Anonim, 2011).
Tabel 2.5. Kriteria Penentuan Kualitas Telur
BAGIAN KUALITAS AA KUALITAS A KUALITAS B
TELUR
KULIT Bersih tidak retak Bersih tidak retak Terang, sedikit
TELUR bentuk normal bentuk normal noda Tidak retak
Bentuk kadang-
kadang tidak
normal
RUANG 0,3 cm atau lebih 0,5 cm atau lebih Lebih dari 0,5 cm
UDARA kecil
PUTIH Jernih Pekat Jernih Agak pekat Jernih Encer
TELUR
KUNING Letak terpusat Letak terpusat Letak tidak terpusat
TELUR baik Kuning jernih baik Kuning jernih Kurang jernih
bebas dari noda kadang ada sedikit kadangkadang ada
noda noda
H. Pengawetan Telur
Pengawetan bertujuan mencegah pemecahan sel oleh enzim dalam bahan
pangan itu sendiri (autolisis) dan pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
merusak pangan seperti bakteri, jamur dan khamir (Gaman dan Sherrington,
1994). Daya simpan telur sebagai bahan pangan perlu dipertahankan agar tetap
mempunyai kualitas yang tinggi dengan melakukan pengawetan yang benar karena
dengan pengawetan maka proses kerusakan atau perubahan-perubahan di dalam
telur dapat diperlambat. Faktor-faktor yang menyebabkan telur cepat mengalami
kerusakan diantaranya adalah terjadinya proses penguapan, hilangnya CO2 melalui
pori-pori kulit telur dan masuknya mikroorganisme ke dalam telur yang akan
menguraikan protein yang terdapat di dalam telur.
Pengawetan telur dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah
pengawetan telur terbuka dan tertutup. Pengawetan telur tertutup adalah
pengawetan telur utuh dengan cara menyimpan dalam lemari pendingin suhu 4-10
ºC, pengepakan kering (dry packing), pencelupan telur dengan cairan atau larutan
seperti air kapur, air garam, minyak kelapa, parafin, larutan teh hitam dan ekstrak
daun jambu biji, dan pemanasan sekilas dalam air mendidih selama lima detik.
Pengawetan telur terbuka adalah pengawetan isi telur yang dapat dilakukan dengan
cara pan drying, spray drying, dan penyimpanan beku. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pengawetan telur diantaranya telur harus segar dan kerabang
tidak retak (Yuwanta, 2010).
Salah satu bentuk pengawetan telur tertutup yakni pengawetan telur dengan
cara diasinkan (telur asin). Keuntungannya adalah telur yang diasinkan bersifat
stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses Perusakan. Selain itu, dengan
pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya enak.
Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar garam
yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang
diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin. Telur asin matang tahan selama 2-3
minggu, sedangkan pembubuhan larutan teh dalam adonan pengasin dapat
meningkatkan ketahanan telur asin sampai 6 minggu. Penggunaan ekstrak daun teh
bertujuan agar zat tanin yang terkandung dalam daun teh dapat menutupi pori-pori
kulit telur serta memberikan warna coklat muda yang menarik dan bau telur asin
yang dihasilkan lebih disukai (Yuwanta, 2010).
I. Kualitas Telur
Kualitas telur dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu kualitas telur
bagian luar (eksternal) dan kualitas telur bagian dalam (internal). Kualitas telur
internal meliputi indeks yolk (kuning telur), indeks albumen (putih telur), pH kuning
eksterior meliputi bentuk telur, berat telur, kebersihan kerabang. Penentuan secara
dan putih telur, warna kuning telur dan keadaan rongga udara serta nilai Haugh Unit .
Standar telur ayam dari luar meliputi berat, volume, berat jenis, lingkar panjang,
lingkar lebar, indeks telur dan luas permukaan .
1. Kualitas Ekternal Telur
a. Berat/Bobot Telur
Telur ayam ras yang normal mempunyai berat 57,6 g per butir dengan
volume sebesar 63 cc (Rasyaf, 2004). Bentuk telur dipengaruhi oleh
bentuk oviduct pada masing-masing induk ayam, sehingga bentuk telur yang
dihasilkan akan berbeda pula. Bentuk telur biasanya dinyatakan dengan suatu
ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu perbandingan (dalam persen)
antara ukuran lebar dan panang telur. Ukuran indeks utuk telur yang baik
adalah sekitar 70-75
Telur ayam segar untuk konsumsi terdapat standar bobot telur sebagai
berikut :
1) Kecil (<50 g)
2) Sedang (50 g sampai dengan 60 g)
3) Besar (>60 g)
b. Bentuk Telur
Bentuk telur dapat ditentukan dengan indeks telur yaitu perbandingan
antara lebar (diameter) telur dengan panjang telur dikalikan 100. Bentuk telur
yang baik mempunyai indeks telur sebesar 74 (Indratiningsih dan Rihastuti,
1996). Bentuk telur ada lima macam yaitu sperical ( spheris), elliptical (ellips
),biconical ( biconus ), conical (conus) dan oval
c. Kerabang Telur
Kerabang menentukan dalam kualitas telur secara eksternal, seperti
retaknya kerabang, tekstru kerabang, warna kerabang dan kebersihabn
kerabang
klasifikasi telur berdasarkan bentuk dan tekstur kerabang menjadi
tiga, yakni sebagai berikut :
1. Normal, yaitu kerabang telur memiliki bentuk normal termasuk
tekstur dan kekuatan kerabang. Pada kerabang tidak ada bagian yng
kasar sehinga tidak berpengaruh pada bentuk, tekstur dan kekuatan
kerabang
2. Sedikit normal, yaitu pada kerabang telur ada bagian yang
bentuknya tidak/ kurang beraturan. Pada krabang ada bagian yang
sedikit kasar tetapi tidak terdapat bercak-bercak.
3. Abnormal yaitu bentuk kerabang tidak normal, tekstur kasar,
terdapat bercak-bercak dan bagian yang kasar pada kerabang.
d. Grade Telur
Menurut U.S. Department of Agriculture, secara standard umum, telur
memiliki 3 grade (tingkat kualitas) yaitu grade AA, grade A, & grade B.
Perbedaan utama dalam grade AA & grade A dilihat dari kekukuhan
(firmness) dari kuning telur, putih telur dan ukuran dari rongga udara. Telur
dalam grade AA & A biasanya digunakanuntuk menggoreng & merebus
karena telur dapat mempertahankan tekstur daritelur. Grade B ada
kemungkinan memiliki satu atau beberapa cacat didalamnya (misalnya seperti
kulit telur yang ter noda, memiliki rongga udara yang besar, telur putih yang
terlalu ber air, ada sedikit bercak darah di dalam putih telur, atau telur kuning
yang melebar).
e. Volume Telur
Berat telur juga mempunyai hubungan dengan volume telur. Berat dan
volume telur dapat dihubungkan dengan rumus V = 0,913.W. Volume atau isi
telur ini meliputi kuning telur dan putih telur dan dapat digunakan sebagai
prediksi kebutuhan telur yang mampu dikonsumsi disuatu daerah.