ILMU PANGAN
Disusun oleh :
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Ilmu Pangan dengan judul “PEMILIHAN BP DAN HASIL
OLAH BERDASARKAN STANDAR MUTU TELUR”.
Dalam penulisan kami banyak menghadapi kesulitan dan hambatan tetapi berkat dorongan
dan dukungan dari teman-teman, sehingga kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Namun, walaupun makalah ini selesai tentulah masih banyak kekurangan hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran
yang mengarah kepada perbaikan isi makalah ini sangat kami harapkan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian telur
B. Kandungan Gizi telur
C. Macam-macam telur
D. Fungsi telur
E.Anatomi telur
F. Sifat telur
G. Kualitas dan kelas telur
H. Pengawetan telur
I. Pengolahan telur
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki sumber protein
hewani, rasa yang lezat, mudah dicerna dan bernilai gizi tinggi. Selain itu telur mudah
diperoleh dan harganya relatif murah. Dalam perkembangannya, telah banyak dilakukan
teknik pengolahan telur untuk meningkatkan mutu dan daya tahan telur.
Kemudian permasalahan dalam pemasaran produk telur adalah karakteristik produk
yang merupakan bahan pangan yang mudah rusak, sehingga proses untuk mengatasi
kesalahan dalam memilih telur pun harus dipahami.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian telur?
Apa saja kandungan gizi pada telur?
Apa saja macam-macam telur?
Apa fungsi telur?
Anatomi telur?
Sifat telur?
Kualitas dan kelas telur?
Apa saja pengawetan telur?
Apa saja pengolahan telur?
C. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian telur
Dapat mengetahui kandungan gizi pada telur
Dapat mengetahui macam-macam telur
Dapat mengetahui fungsi telur
Dapat mengetahui bagian dan fungsinya pada telur
Dapat mengetahui sifat telur
Dapat mengetahui kualitas dan kelas telur
Dapat mengetahui apa saja pengawetan dan olahan telur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian telur
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan
susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek,
burung puyuh dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan
kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan
antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti
ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dan lain-lain. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga
digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan
makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan
mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur.
Telur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya adalah telur ayam, telur
puyuh, dan telur itik. Bobot dan ukuran telur itik rata-rata lebih besar dari telur ayam, namun
karena baunya yang amis, telur itik jarang dikonsumsi jika dibandingkan dengan telur ayam.
Sebagai usaha untuk mengurangi bau amis tersebut maka telur itik diolah menjadi telur asin,
hal ini memungkinkan karena telur itik memiliki pori-pori telur yang besar. Pori-pori ini
menguntungkan saat proses pengasinan karena garam bisa lebih terabsorbsi kedalam telur
bila dibandingkan dengan telur lainnya.
C. Macam-macam telur
Berikut ini merupakan contoh telur dari berbagai macam ternak unggas
1.Telur ayam kampung,
mempunyai berat sekitar 45 - 50 gram/butir. Seekor induk
ayam kampung mampu menghasilkan rata-rata 200 butir
telur per ekor per tahun. Bentuknya lonjong, ukurannya
lebih kecil dari telur ayam negeri. Warnanya putih agak
kecoklatan. Warna kuning telurnya lebih pekat daripada
telur ayam negeri.
3.Telur puyuh,
mempunyai ukuran yang kecil dengan berat 15 – 20
gram/butir, warna kulitnya bercak-bercak hitam
kecoklatan. Memiliki kulit kerabang yang tipis, dilapisi
lapisan kulit atau membran yang alot, sehingga mudah
robek.
4.Telur bebek,
memiliki ukuran lebih besar dari telur ayam. Beratnya
sekitar 55 – 75 gram /butir. Kulitnya berwarna hijau
kebiruan, meskipun ada yang berwarna putih. Selain itu,
kulitnya lebih tebal dibandingkan dengan telur ayam.
Pemakainnya terbatas, karena berbau amis.
5.Telur angsa,
memiliki berat kurang lebih 155 gram/butir, bentuknya
lonjong dan besar serta memiliki warna kulit yang putih
E. Anatomi Telur
Pada umumya telur memiliki bagian-bagian yang sama seperti pada gambar di bawah ini:
F. Sifat Telur
A. Sifat Fisik Telur
1. Struktur telur
Telur memiliki struktur yang khusus, karena di dalamnya terkandung zat gizi yang
disediakan bagi perkembangan sel telur yang telah dibuahi menjadi seekor ayam.Bagian
esensial dari telur adalah albumen (putih telur), yang mengandung banyak air dan berfungsi
sebagai peredam getaran. Secara bersama-sama albumen dan yolk (kuning telur) merupakan
cadangan makanan yang siap digunakan oleh embrio. Telur dibungkus dilapisi oleh kerabang
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan fisik, tetapi juga mampu berfungsi
untuk pertukaran gas untuk respirasi (pernafasan). Telur ayam berdasar beratnya terbagi atas
albumen 56% sampai dengan 61%, yolk 27% sampai dengan 32% dan kerabang 89% sampai
dengan 11%.
2. Warna telur
Kualitas cangkang telur dipengaruhi oleh ketebalan cangkang dan keporositasan yang
berfungsi untuk mengatur pertukaran O2, CO2, dan uap air. Semakin tipis cangkang telur
maka kehilangan air (moisture loss) semakin tinggi. Tekstur cangkang yang baik adalah
tidak terdapat bintik-bintik hitam dan spot berwana pucat, sehingga warnanya seragam.
Ukuran telur dipengaruhi oleh umur unggas, stress, nutrisi dan kualitas air pakan. Semakin
kecil ukuran telur cangkangnya lebih kuat (karena persebaran kalsium pada cangkang).
3. Emulsifikasi
Kuning telur mengandung agen pengemulsi, lesitin, yang bertindak menstabilkan emulsi
antara minyak dan air.Hal ini mencegah campuran minyak dan air dari pemisahan.Lecithin
menarik partikel minyak dan air dan membentuk lapisan tipis di sekitar mereka untuk
menjaga mereka dari menyebar.Ketika membuat mayones, yang licithin telur mengelilingi
partikel minyak, mencegah mereka dari bergabung dan pemakaian minyak.Saus mentega,
seperti saus Holland misalnya, emulsi mentega dalam kombinasi dengan air atau cuka,
distabilkan dengan licithin telur.Dalam pembuatan kue disusun dengan menggunakan
metode creaming, kualitas pengemulsi telur sangat penting untuk memastikan tekstur
ringan.Ketika kocok telur ditambahkan ke mentega krim dan gula, gula larut dalam telur dan
telur licithin menstabilkan emulsi mentega dan air.Udara di dalam emulsi ini.Ketika
dipanaskan, udara mengembang untuk memberikan tekstur yang lebih ringan saat
dipanggang.
4. Kemampuan Berbusa
Buih adalah bentuk dispersi koloida gas dalam cairan. Apabila putih telur dikocok maka
gelembung udara akan terperangkap dalam albumen cair dan membentuk busa. Semakin
banyak udara yang terperangkap, busa yang terbentuk semakin kaku dan kehilangan sifat
alirnya. Kestabilan buih ditentukan oleh kandungan ovomusin (bagian dari komponen putih
telur).
5. Telur Sebagai koagulasi
Koagulasi merupakan sifat koloid yang bereaksi membentuk gumpalan zat dari cair menjadi
semi padat. Reaksi koagulasi koloid bergabung dengan partikel-partikel koloid secara
bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar. Koagulasi pada telur ditandai
dengan kelarutan atau berubahnya bentuk cairan (sol) menjadi padat (gel). Perubahan
struktur molekul ini dapat disebabkan oleh pengaruh panas, mekanik, asam, basa, garam, dan
perekasi garam lain seperti urea. Koagulasi karena pengaruh panas disebabkan pemanasan
pada suhu 60-70 0C. Sifat koagulasi ini dimiliki oleh putih dan kuning telur.
6. Kontrol Kristalisasi
Penambahan albumen ke dalam larutan gula dapat mencegah terbentuknya gula (kristal).
Keberadaan albumen tersebut mencegah penguapan, sehingga mencegah inversi sukrosa
berlebihan. Sifat telur yang demikian, dapat dimanfaatkan dalam pembuatan gula-gula.
B. Sifat Fisik Telur Ayam (Buras dan Ras), Telur Bebek, dan Telur Puyuh
a. Telur ayam kampung
1. Telur ayam kampung memiliki berat 34-45 gr
2. Ukuran telur ayam kampung lebih kecil dari telur ayam ras
3. Aroma telurnya lebh enak (tidak terlalu amis)
4. Warna dari telur ini yaitu putih agak kecoklatan serta ada yang berwarna hitam
bercak-bercak putih.
b. Telur Ayam Ras
1. Berat telur ayam ras yaitu 50-70 gr
2. Warna kulitnya kuning kecoklatan
3. Bentuknya bulat agak lonjong dengan salah satu ujungnya runcing dan satunya lagi
agak bulat.
c. Telur Bebek
1. Ukuran telur bebek lebih besar dari telur ayam dan bentuknya bulat lonjong.
2. Memiliki berat 60-70 gram dan kadang-kadang bisa mencapai 80 g/perbutir
3. Flavornya yaitu lebih berminyak (amis) dan rasa lebih kuat
4. Warna kulitnya khas biru kehijauan.
5. Putih telurnya lebih kental
d. Telur Puyuh
1. Telur puyuh berukuran kecil, sepertiga dari telur ayam.kulit kerabangnya tipis,
dilapisi lapisan kulit atau membran yang alot, sehingga mudah robek. Tebal kulit
cangkang 0,20 mm, sedangkan tebal membran kulit telur 0,06 mmdengan berat ±10-12
g/butir,
2. Warna kulit telur agak kecoklatan dengan noda-noda hitam.
3. Pada telur puyuh, kuning telur 32% dari putih telur 47,5% dari berat seluruh telur.
H. Pengawetan telur
a. Pengawetan Telur Dengan Waterglass (Na Silikat). Waterglass atau air kaca adalah
larutan natrium silikat (Na2SiO4), berbentuk cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau, dan
jernih seperti kaca. Larutan ini dapat dibuat dengan melarutkan 100gr natrium silikat ke
dalam 900ml akuades. Kemudian dapat digunakan untuk merendam telur. Proses
pengawetan terjadi dengan terbentuknya endapan silikat pada permukaan kerabang telur
dengan endapan silikat tersebut berfungsi untuk menutupi pori-pori telur. Cara
pengawetannya : 1). Sediakan larutan Na Silikat dengan konsentrasi 5% ; 2). Masukan telur
ke dalam larutan, kemudian tutup rapat selama satu bulan ; 3). Setelah itu telur segera
dikeluarkan dan ditiriskan kemudian dapat disimpan. Pengawetan cara ini tidak
mempengaruhi rasa maupun bau pada telur. Tahan disimpan selama 30 -45 hari.
b. Pengawetan Telur Dengan Larutan Kapur. Larutan kapur akan bereaksi dengan udara
membentuk lapisan tipis kalsium karbonat (CaC3) di atas permukaan cairan perendam.
Selanjutnya kalsium karbonat akan mengendap di permukaan telur membentuk lapisan tipis
yang menutup pori-pori. Pori-pori yang tertutup akan mencegah penguapan dan masuknya
mikroba ke dalam telur. Daya pengawet air kapur karena memiliki sifat basa, sehingga
mencegah tumbuhnya mikroba. Kapur juga menyebabkan kenaikan pH pada permukaan
kulit telur yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Cara pengawetannya yaitu : 1).
Siapkan larutan kapur dengan ½ kg kapur dan 2 ½ liter air, kemudian diendapkan ; 2).
Pisahkan bagian bening, lalu tambahkan 125 gr garam ; 3). Masukan telur sebanyak 100
butir ke dalam larutan tersebut, kemudian tutup rapat-rapat untuk mencegah penguapan
selama 2 minggu ; 4). Seteleh itu telur diangkat dan ditiriskan. Pengawetan dengan cara ini,
tidak mempengaruhi rasa dan kualitas telur serta tahan disimpan sampai 2 bulan.
c. Pengawetan Telur Dengan Minyak Kelapa. Minyak kelapa juga bisa dijadikan bahan
memperlama penyimpanan telur tanpa merubah warna, rasa, dan aroma telur tersebut.
Pengawetan dengan minyak kelapa pada prinsipnya sama dengan pengawetan dengan larutan
kapur dan waterglass. Pertama-tama kelapa dikupas dan diparut. Selanjutnya parutannya
diremas-remas sambil ditambah air secukupnya. Hasilnya adalah berupa santan. Santan itu
kemudian direbus selama kurang lebih 3 jam. Setelah menjadi minyak, pisahkan minyak
tersebut dari ampasnya. Kemudian masukan setiap telur ke dalam minyak kelapa kemudian
tiriskan. Setelah itu, telur diletaklan di rak telur untuk disimpan. Pengawetan dengan cara ini,
tidak mempengaruhi rasa, bau maupun kualitas telur serta tahan disimpan sampai 2 bulan.
d. Pengawetan Telur Dengan Daun Jambu Biji.Pengawetan dengan daun jambu biji
menyebabkan kulit terlur berubah warnanya menjadi coklat. Berikut teknik pengawetan
dengan daun jambu biji :
1). Siapkan daun jambu biji yang sudah tua sebanyak kurang lebih 5 kg dan jemur sampai
kering ;
2). Siapkan larutan kapur dengan perbandingan 1 kg kapur : 16 liter air ;
3). Masukan telur itik sebanyak 100 butir ke dalam larutan kapur tadi selama 7 hari ;
4). Pada hari ke-enam (6) persiapan larutan daun jambu biji, dengan cara merebus sebanyak
½ kg dalam 11 liter air kemudian larutan tersebut didiamkan selama 1 malam dan hari
berikutnya larutan disaring sampai diperoleh larutan daun jambu biji ;
5). Pindahkan telur dari dalam larutan kapur ke dalam larutan jambu biji dan rendam selama
8 hari, setelah itu angkat dan tiriskan kemudian simpan di rak telur.
Daya simpan telur dengan cara/ metode seperti ini akan lebih lama. Daya simpannya bisa
mencapai 30 hari atau lebih. Kandungan kimia daun jambu biji berupa tanin dapat
mengawetkan telur ayam ras. Tanin akan bereaksi dengan protein yang terdapat dalam kulit
telur yang mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan sehingga terjadi proses
penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapat menutup pori-pori kulit telur
dan kulit telur tersebut menjadi impermeable (tidak dapat tembus) terhadap gas dan udara .
e. Pengawetan Telur Dengan Larutan Garam Jenuh. Cara pengawetan dengan larutan
garam jenuh dapat dilakukan dengan menggunakan :
1).100 butir telur itik atau telur ayam yang sudah dibersihkan ;
2). 250 – 400 gram garam dapur (NaCl) ;
3). 1 liter air. Cara pengewetannya pertama-tama buat larutan garam dengan mencampurkan
240 – 400 gram garam dapur ke dalam 1 liter air (konsentrasi 25 – 40%). Selanjutnya
rendam telur ke dalam larutan selama 2 hingga 3 minggu. Setelh itu telur diangkat dari
larutan dan letakkan pada Egg Tray. Hasil dari penggaraman ini didapat telur asin yang
kualitasnya dapat bertahan selama 8 minggu.
f. Pengawetan Telur Dengan Kulit Akasia. Cara pengawetannya yaitu pertama-tama 240
gram kulit akasia kering ditumbuh dan dimasak dalam 30 liter air selama 1 jam. Kemudian
air disaring lalu larutan tersebut didiamkan. Selanjutnya masukkan telur-telur ke dalam
larutan sampai seluruh permukaan terendam dan simpan pada kamar dingin. Dengan
mempergunakan sekstrak kulit akasia sebanyak 0,5% dalam air dapat dipertahankan kualitas
telur sampai dua bulan.
I. Hasil olahan telur
SCRAMBLED EGG
GRAVED EGG
SCOTCH EGG
TEMPURA TELUR
DEVILED EGG
SHAKSHUKA
DAFTAR PUSTAKA
http://erepo.unud.ac.id/9292/2/60e0a5295ce2c891441f281d416c6ad7.pdf
http://permathic.blogspot.com/2013/12/kandungan-gizi-dan-manfaat-telur-bagi.html
http://www.ilmuternak.com/2015/03/macam-macam-telur-unggas.html
http://www.inspirasibaking.com/fungsi-telur-dalam-memasak-kue/
http://thamus23mg.blogspot.com/2013/03/fungsi-telur-dalam-industry-bakery.html
http://mopindonesia.blogspot.com/2012/04/bagian-bagian-telur-dan-fungsinya.html
http://nurrezqiamaliah.blogspot.com/2015/12/makalah-sifat-fisik-telur-ayam-ras.html
https://rismanismail2.wordpress.com/2011/08/05/kualitas-dan-kelas-telur/
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/9352/pengawetan-telur-bagian-i
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TEKNOLOGI-PENGOLAHAN-
TELUR.pdf