Anda di halaman 1dari 2

Nama : Intan Sri Harningsih

NPM : 1905104010062
MK/Kelas : Manajemen Industri Perunggasan/01

USAHA ITIK PETELUR DI INDONESIA


Menurut Nugroho (2008) itik adalah sejenis unggas yang senang mencari makanan di
tempat yang berair. Hal ini menunjukkan dari struktur fisik itik yang memiliki selaput pada
jari kakinya dan paruh yang lebar dan panjang. Itik dalam bahasa jawa dikenal dengan istilah
bebek. Kelebihan dari beternak itik adalah itik lebih tahan penyakit dibandingkan dengan
ayam. Menurut Maulana (2013) itik termasuk unggas yang mudah diternakkan karena
makanan itik bisa diperoleh dari lingkungan sekitar, itik mampu menghasilkan produk yang
bergizi tinggi seperti daging dan telur, kebutuhan protein pakan itik fase layer (bertelur) lebih
rendah yakni sekitar 15 – 18 %, dan itik memiliki kemampuan mencerna serat yang baik,
tahan terhadap stres dan penyakit, serta mudah beradaptasi.

Menurut Cahyono (2011) itik petelur adalah bangsa itik yang memiliki produktivitas
telur tinggi, sedangkan produksi dagingnya rendah. Umumnya, itik petelur bertubuh ramping,
kecil, dengan daging yang kurang tebal. Potensi produksi ternak itik cukup besar karena
mampu bertelur 200-240 butir telur per ekor per tahun. Telur itik sangat potensial sebagai
sumber pendapatan dan merupakan usaha baru yang prospektif, sebagai sumber protein
hewani bagi kebutuhan rumah tangga. Ada 14% protein di telur itik. Daging itik juga berasa
gurih dan memiliki banyak peminat di masyarakat. Menurut Mangku (2005) protein yang ada
di daging itik lebih tinggi 21,4% dibandingkan kandungan protein daging sapi, domba dan
ayam. Gautama (2007) menyatakan bahwa ada beberapa alternatif untuk mengembangkan
peternakan itik.

Keberhasilan usaha peternakan itik petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan.
Pakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan itik
petelur. Pemilihan bahan pakan yang tepat akan menghasilkan pakan yang berkualitas
sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak. Produksi telur yang tinggi dipengaruhi oleh
kandungan pakan yang baik dan bergizi sehingga menghasilkan kualitas telur yang baik.
Kebutuhan pakan itik bergantung pada umur itik, lingkungan tempat peternakan serta berat
badan itik. Pakan terdiri dari tiga jenis yaitu pakan sumber energi, pakan sumber protein dan
pakan sumber mineral. Pakan sumber energi berasal dari jagung kuning yang digiling,
bekatul, gandum, berbagai biji-bijian dan sorgum. Pakan tersebut sangat penting karena dapat
menghasilkan energi untuk itik. Pakan sumber protein berasal dari bungkil kelapa, bungkil
kacang hijau, dan berbagai jenis tepung misalnya tepung ikan. Pakan sumber mineral berasal
dari minyak ikan dan minyak kelapa.

Beberapa alternative tersebut untuk mengembangkan usaha ternak itik adalah:

1. Menetapkan fokus usaha sebagai penghasil telur untuk konsumsi yang nantinya diolah
menjadi berbagai macam olahan masakan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
2. Usaha penetasan yang memfokuskan pada upaya menetaskan telur itik menjadi Day Old
Duck (DOD).
3. DOD yang dikembangkan menjadi pedaging. Itik petelur yang telah berumur 2 tahun
dapat dialih fungsikan menjadi itik pedaging dikarenakan produksi telurnya yang sudah
menurun.

Adanya kelompok ternak itik petelur berguna untuk mengatasi masalah yang dihadapi
oleh peternak itik. Salah satunya terwujudnya kerjasama di antara peternak itik dan
membentuk kelompok usaha ternak untuk menciptakan forum diskusi menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dan mengganggu proses perternakan tersebut. Mulai dari
masalah pakan hingga penyaluran bibit serta telur itik. Dimana penyaluran dapat
dilakukan dengan menjual DOD ke pasar atau lainnya.

Anda mungkin juga menyukai