PAPER
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA AYAM PETELUR
Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
telur secara komersial. Saat ini terdapat 2 kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam
Telur konsumsi dihasilkan oleh ayam ras petelur yang merupakan salah
satu jenis unggas yang diternakkan di Indonesia. Populasi ayam ras petelur semakin
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Ayam Petelur
Ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya adalah
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan. Dalam pemeliharaan
ayam petelur terdapat tiga fase yaitu starter ( umur 0 - 6 minggu ), fase grower (
petelur produksi telurnya sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan, bibit, dan tata
manajemen kesehatan.
ayam petelur. Dalam hal ini ransum yang baik dengan berbagai kandungan unsur
pakan meliputi jenis pakan yang diberikan, cara pemberian pakan, unsur nutrisi
Pakan yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian, sebab pakan yang kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam
yang baik, dapat juga menjadi salah satu sebab ayam sakit, untuk itu agar dicapai
efisiensi dan produktivitas yang optimal maka perlu adanya koordinasi antara
ayam, baik secara kuantitatif maupun kualitasnya (Fadilah, 2004). Pemberian pakan
yang salah dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga ayam
hidupnya, misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan
hidup pokok selain itu unsur gizi dibutuhkan untuk produksi telur.
makanan atau pakan yang diberikan pada ayam disebut ransum. Ransum diartikan
sebagai satu atau campuran beberapa jenis bahan pakan yang diberikan untuk
seekor ternak selama sehari semalam. Ransum adalah campuran berbagai macam
bahan organic dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi
minggu). Kebutuhan nutrisi periode grower 18.6% PK dan 3870 kkal/kg EM.
Kebutuhan nutrisi periode pre-lay yaitu 18.0% PK dan 2755 kkal/kg EM.
Jika energi pakan saat fase layer terlalu rendah (kurang dari 2600 kkal),
konsumsi pakan lebih banyak sehingga FCR meningkat dan efisiensi pakan
menurum. Sebaliknya jika energi pakan terlalu tinggi akan terjadi penurunan
konsumsi. Kebutuhan PK dan EM pada fase layer tidak sama, tergantung dari umur
Mash (Tepung)
Bentuk ini merupakan bentuk ransum yang umuim dilihat. Bahan yang
dipilih menjadi ransum digiling halus kemudian dicampur menjadi satu. Ransum
bentuk ini memiliki kelemahan mudah tercecer dan sifat memilih ayam karena
pakan yang tidak halus, dan juga bentuk ransum ini memiliki keuntungan yaitu
Crumble (Butiran)
pakan pada mesin pellet dan kemudian pellet dihancurkan dengan ukuran lebih
kasar dari mash. Pemberian pakan dalam bentuk crumble diharapkan dapat lebih
dikonsumsi oleh ternak seluruhnya. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang
lebih baik karena bioaktif dapat tercampur secara homogen didalam pakan yang
dikonsumsi.
Konsumsi Pakan
dalam bentuk tertentu guna memenuhi kebutuhan hidup. Faktor- faktor yang
dalam ransum, macam bahan pakan, kondisi ransum yang diberikan, kebutuhan
pada waktu tertentu dengan jumlah telur pada waktu tertentu pula yang dicapai
untuk menilai efisiensi pakan. Semakin kecil angka konversi maka semakin
Produksi Telur
Produksi telur adalah upaya untuk memadukan sumber daya terpilih agar
sejumlah unsur-unsur gizi seperti protein, energi, vitamin, mineral, dan air. Bila
menghitung produksi harian adalah jumlah telur dibagi jumlah ayam saat ini dikali
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Marzuki, A., & Rozi, B. (2018). Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash
TerhadapProduksi Ayam Petelor. Jurnal Ilmiah INOVASI, 18(1).
Harmayanda, P. O. A., Rosyidi, D., & Sjofjan, O. (2016). Evaluasi kualitas telur
dari hasil pemberian beberapa jenis pakan komersial ayam
petelur. Indonesian Journal of Environment and Sustainable
Development, 7(1).