KLINIK VETERINER
Disusun Oleh :
1. Didik Harianto 18800001
2. Lutfi Miftahudin 18800002
3. Mohammad Najid Munir 18800003
4. Nanang Sanjaya 18800004
5. Muhammad Fikri Fahmi 18800005
6. Apriliadi Dwi Iswayanto 18800006
7. Darus Salam 18800007
8. Miftahos Syahril Gudsi 18800008
9. Alex Yusfirnando 18800009
10. Ghufron Aminullah 18800011
1
BAB I
PENDAHULUAN
bahkan di berbagai negara. Untuk layanannya saja hampir sama dari toko-toko
pakaian. Kita bisa lihat mulai dari penitipan hewan, klinik hewan, Pet Grooming,
Pet Hotel hingga Cafe bagi pengunjung. Bagi pecinta hewan pastinya selalu
Tidak hanya manusia saja, tapi hewan juga memerlukan klinik untuk
memeriksa apakah hewan tersebut kondisinya sehat atau tidak. Fasilitas yang
1.2 Tujuan
kepada masyarakat, terhadap pasien hewan kecil, eksotis, aquatic, dan unggas.
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
fisik suatu hewan atau struktur lain yang terdapat pada tubuh suatu hewan hewan
Tata cara pemeriksaan fisik hewan dapat dilakukan dengan catur indera
(pembauan) antara lain dengan cara inspeksi, palpasi atau perabaan, perkusi atau
Sinyalmen atau jati diri atau identitas diri atau ciri-ciri seekor hewan
merupakan ciri pembeda yang membedakannya dari hewan lain sebangsa dan
sewarna meski ada kemiripan satu sama lainnya (twin) (Widodo, 2011).
Sinyalmen terdiri dari data pasien yang harus diketahui seperti nama/nomor,
badan dan tanda-tanda lain yang penting, dan data yang lain yang harus diketahui
3
yaitu data klien yang berupa nama, alamat dan nomor telepon (Ikliptikawati,
2014).
Anamnesis atau history atau sejarah hewan adalah berita atau keterangan
atau lebih tepatnya keluhan dari pemilik hewan mengenai keadaan hewannya
ketika dibawa dating berkonsultasi untuk pertama kalinya, namun dapat pula
memungkinkan, suhu dan berat badan hewan seharusnya dicatat sebelum dokter
hewan masuk ruang pemeriksaan. Hal ini dilakukan oleh kooperator yang
identifikasi pemilik hewan atau klien.Ini adalah kesempatan yang baik bagi
kooperator untuk mencatat obat yang baru saja diberikan, penggunaan agen
profilaksis (misal untuk cacing hati dan kutu), status vaksinasi hewan, dan status
fisik mulai ketika dokter hewan memasuki ruang pemeriksaan. Dokter klinik
A. Umum
4
Setelah dilakukan sinyalemen atau registrasi dan anamnesa maka
melihat, membau, dan mendengarkan tanpa alat bantu. Diusahakan agar hewan
tenang dan tidak curiga kepada pemeriksa. Inspeksi dari jauh dan dekat terhadap
pasien secara menyeluruh dari segala arah dan keadaan sekitarnya. Diperhatikan
pula ekspresi muka, kondisi tubuh, pernafasan, keadaan abdomen, posisi berdiri,
Pulsus diperiksa pada bagian arteri femoralis yaitu sebelah medial femur
* Selaput lendir
Membran mukosa yang tampak anemia (warna pucat) dan lembek merupakan
5
terdapatnya gangguan pada hepar. Hiperemi (warna pink terang) adanya hemoragi
B. Sistemik
* Sistem Pencernaan
Pakan atau minum diberikan untuk melihat nafsu makan dan minum.
Kemudian dilihat juga keadaan abdomen antara sebelah kanan dan kiri. Mulut,
dubur, kulit sekitar dubur dan kaki belakang juga diamati, serta cara defekasi dan
Mulut kucing dibuka dengan menekan bibir kebawah gigi atau ke dalam
mulut, dan dilakukan inspeksi. Bila perlu, tekan lidah dengan spatel agar dapat
dilakukan inspeksi dengan leluasa seperti bau, mulut, selaput lendir mulut,
pharynx, lidah, gusi, dan gigi-geligih serta kemungkinan adanaya lesi, benda
asing, perubahan warna, dan anomali lainnya. Oesophagus dipalpasi dari luar
2) Abdomen
memperhatikan isi abdomen yang teraba serta dilakukan auskultasi dari sebelah
kanan ke kiri untuk mengetahui peristaltik usus. Lakukan pula eksplorasi dengan
jari kelingking, perhatikan kemungkinan adanya rasa nyeri pada anus atau rektum,
6
* Sistem Pernafasan
1) Hidung
Perhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, rabalah suhu lokal
dengan menempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. Serta lakukanlah
2) Pharynx,Larinx, Trakea
3) Rongga dada
kompak, dan diperhatikan suara perkusi yang dihasilkan. Palpasi pada intercostae
lalu perhatikan adanya rasa nyeri pada pleura dan edeme subcutis. (Boddie. 1962).
(Fowler. 2008).
* Sistem Sirkulasi
sianosis, edema atau ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan sikap
atau langkah hewan.Periksa frekuensi, irama dan kualitas pulsus atau nadi,
kerjakan pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada daerah
jantung (sebelah kiri). Perhatikan pula adanya pulsasi di daerah vena jugularis
7
* Sistem Limphatica
cervicalis medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis, lgl. axillaris (dapat
teraba jika kaki diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. superficialis (pada betina
* Sistem Lokomotor
Perhatikan pula suhu, kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan. Pemeriksaan
diperiksa dengan cara inspeksi cara berjalan dan keadaan persendian, lakukanlah
palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada kantong synovial ataukah pada vagina
* Organ Uropoetica
Perhatikanlah sikap pada waktu kencing. Amati air seni (kemih) yang
keluar, warnanya, baunya dan adanya anomali (darah, jonjot, kekeruhan dan lain
8
BAB III
beralamat di Perum Taman Anggrek Regency Blok C4/4 Kelurahan Tegal Besar
yang dimulai pada hari seninn – jum’at pukul 09.00 - 17.00 WIB.
1. Observasi
9
2. Wawancara
Dalam metode ini merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung baik terhadap Dokter Hewan yang mana
dalam hal ini drh. Hermawan Widibya sebagai pemilik Klinik Hewan Veta Abadi
10
BAB IV
Sejarah singkat Klinik Hewan Veta Abadi, Klinik ini didirikan pada tahun
2017. Awal mula didirikannya klinik hewan ini adalah untuk menunjang dan
Indonesia atau PPSKI dibidang kesehatan hewan kecil. Klinik yang didirikan oleh
drh. Hermawan Widibya yang juga selaku ketua PPSKI beralamatkan di Perum
4.2 Pembahasan
11
Kastrasi Kucing Dewasa dengan BB 4 Kg.
pemberian agen anestesi baik itu anastesi local, regional ataupun umum. Tujuan
induksi anestesi, mencegah efek bradikardi dan muntah setelah ataupun selama
anestesi, mendepres reflek vagovagal, mengurangi rasa sakit dan gerakan yang
disini berfungsi untuk menidurkan kucing agar lebih mudah dalam penangan
kastrasi, lalu dilanjutkan dengan obat anastesi Ketamin. Ketamin HCl bekerja
dengan memutus syaraf asosiasi serta korteks otak dan thalamus optikus
merupakan analgesia yang tidak menyebabkan depresi dan hipnotika pada syaraf
Setelah tahap anastesi selesai dan kucing siap menerima tindakan Kastrasi
difiksasi dalam posisi simetris, basahi bulu – bulu scrotum dan daerah sekitar
scrotum dengan air lalu cukur, bersihkan dengan alkohol 70%, buat sayatan /
insisi dari cranial ke caudal pada bagian testis sebelah kanan, Insisi lapisan Tunika
vaginalis. Pada testis sebelah kanan dan pada testis sebelah kiri, ductus deferens,
arteri testicularis di ikat, arteri testicularis disimpul, potong testis, buang testis,
12
jahitan, olesi betadin, tutup dengan perban, dan yang terakhir injeksi ampicilin
pemeriksaan suhu, pulsus, mukosa, dan penimbangan berat badan. Setalah semua
sudah terperiksa lalu dilakukan penanganan dengan cara pembersihan diarea yang
terdapat luka dengan cairan H2O2 2%, lalu dilanjutkan dengan Injeksi Ivermectin
0,4 ml dan AB PenStrep 0,5 ml. Setelah selesai pindahkan pada yang kandang
bersih.
kondisi fisik kucing dan penimbanagan berat badan. Setelah itu dilanjutkan
dengan tahap-tahap anastesi dengan injeksi kastran 0,5 ml dan ketamin 0,35 ml.
tumpul-runcing
Needle holder
Ovariohisterectomy hook
Towel clamp
Tang arteri bengkok, Tang arteri anatomis, dan Tang arteri chirugis
Jarum jahit
13
` Proses operasi OH pada kucing dilakukan dengan pencukuran rambut
kucing 5-10 cm di daerah yang akan disayat. Setelah itu dicuci dengan sabun dan
8 cm. Sayatan berorientasi pada linea alba dengan sayatan pertama pada kulit,
menggunakan Ovary hook. Di mana, ovary hook diarahkan ke dalam dan diputar
benang. Setelah itu dilakukan penjepitan penggunakan dua buah tang arteri di
externus. Pastikan peritoneum terjahit tanpa ada omentum yang ikut terjahit.
14
dilakukan pemberian antibiotik pada daerah luka. Kemudaian diberi iodine
dengan BB 3 Kg
dan uretra kucing. Gangguan pada uretra disebabkan oleh struktur uretra kucing
jantan yang berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga
Terapi yang diberikan kepada pasien FUS adalah kateterisasi urin sehing-
ga terjadi pengeluaran urin dan kristal dari vuSetelah dipasang kateter urin kucing
Memo dirawat inap, selama rawat inap diberikan terapi antibiotik Amycilin dan
infus Ringer Lactate. Terdapat tiga macam kateter urin yaitu yaitu flexible rubber
Ukuran kateter yang biasa digunakan untuk kucing jantan adalah 3 1/2 Fr.
Grooming
mahluk hidup. Istilah Grooming berasal dari kata “Groom” yang artinya merawat,
mengurus diri atau rapi. Grooming juga dapat diartikan sebagai penampilan diri
15
Merawat penampilan dan kebersihan kucing merupakan hal yang sangat
Terutama untuk kucing dengan bulu yang panjang dan lebat harus memberikan
perawatan ekstra.
seperti pemotong kuku, hairdryer, handuk, pembersih telinga, sisir, handuk dan air
pemiliknya. Cara memotong kuku kucing ini cukup mudah, pangku dan potong
bertahap mulai dari bagian kaki hingga ke bagian badan dan kepala. Mulailah
aplikasikan shampoo dan gosok secara perlahan sembari dipijat agar kucing
merasa nyaman. Setelah dikira cukup basuh dengan menggunakan air bersih.
kering. Jemur dibawah sinar mata hari sekitar 15 menit pada pukul 07.00 pagi
hingga 09.00.
16
BAB V
KESIMPULAN
Klinik Hewan Veta Abadi yaitu drh. Hermawan Widibya, jenis pelayanan yang
1. Vaksin
2. Kastrasi
3. Steril / OH
4. Rawat Inap
5. Grooming
2. Pelayanan Ramah
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/dimaszhafiraf6941/5f09c2b4097f362e58326a93/ha
bitat-satwa-klinik-hewan-terpercaya-di-surabaya
https://fkh.ub.ac.id/id/layanan/poliklinik-hewan/
https://vetmedicinae.com
https://id.wikipedia.org
kucingkita.com/perawatan-dan-kesehatan
18