Kelompok 10
Siti Maryam (O11113510)1, Nurfajrin Syamsir (O11113014), Risal Pangeran
(O11113311),Stephani Datu Rara (O11113305)
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan klinis pada anjing, sehingga
dapat diketahui ada tidaknya kelainan yang dimiliki. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah berbagai macam peralatan dalam mendiagnosa penyakit antara lain timbangan, termometer,
hammer, penlight dan stetoskop. Sebelum melakukan pemeriksaan, didahului dengan melakukan
sinyalemen dan anamnesa dengan keterangan dari klien. Dalam mengambil informasi kepada klien,
seorang dokter hewan dituntut mempunyai kemampuan untuk dapat secara aktif dalam menggali
informasi kepada klien dan dapat menyakinkan bahwa hewannya ditangani dengan benar. Adapun
tata cara pemeriksaan fisik hewan dapat dilakukan dengan catur indera pemeriksa, yakni dengan
penglihatan, perabaan, pendengaran, serta penciuman (pembauan) antara lain dengan cara inspeksi,
palpasi atau perabaan, perkusi atau mengetuk, auskultasi atau mendengar, mencium atau membaui,
mengukur dan menghitung, pungsi pembuktian, tes alergi, pemeriksaaan laboratorium klinik serta
pemeriksaan dengan alat dignostik lain. Diusahakan agar hewan tenang dan tidak curiga kepada
pemeriksa. Lakukan restrain terhadap anjing jika diperlukan untuk terhindar dari gigitan ataupun
cakaran anjing tersebut. Inspeksi dari jauh dan dekat terhadap pasien secara menyeluruh dari segala
arah dan keadaan sekitarnya. Diperhatikan pula ekspresi muka, kondisi tubuh, pernapasan, keadaan
abdomen, posisi berdiri, keadaan lubang alami, aksi dan suara hewan, pulsus, temperatur dan napas.
Pulsus diperiksa pada bagian arteri femoralis yaitu sebelah medial femur (normal: 76-148/menit).
Napas diperiksa dengan menghitung frekuensi dan memperhatikan kualitasnya dengan melihat
kembang kempisnya daerah thoraco abdominal dan menempelkan telapak tangan di depan cuping
bagian hidung (normal: 20-30 kali/menit). Temperatur diperiksa pada rektum dengan menggunakan
termometer (normal: 37,8-39,5). Anjing yang diamati dalam praktikum ini merupakan anjing
domestik yang dipelihara di sekitar rumah.
Kata kunci : Pemeriksaan klinis, sinyalemen, anamnesa dan anjing.
Palpasi
Lymphonodus
TAP
popliteus
Ukuran TAP
Konsistensi TAP
Lobulasi TAP
Perlekatan/pertautan TAP
Panas TAP
Kesimetrisan ka/ki TAP
Kestabilan pelvis TAP
Konformasi TAP
Kesimetrisan TAP
Tuber ischii TAP
Tuber coxea TAP
Lymphonodus popliteus tidak
menunjukkan adanya kelainan.
KESIMPULAN
Pemeriksaan yang dilakukan pada
anjing betina bernama Brownie mengasilkan
diagnosa normal bahwa anjing tersebut tidak
menunjukkan abnormalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Krisna Erawan I Gusti Made. 2009. Analisis
Faktor Risiko Penyakit Distemper
Pada Anjing Di Denpasar. Denpasar.
Fakultas Kedokteran Hewan Udayana.
Halaman [1]
Gambar 10. Pemeriksaan alat kelamin Gambar 11. PEmeriksaan kelenjar mammae