Anda di halaman 1dari 36

DIAGNOSA KLINIK

VETERINER
Agus Sjafarjanto, drh. M.Kes
Ady Kurnianto, drh. M.Si

Fakultas Kedokteran Hewan


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
2019
DIAGNOSA KLINIK VETERINER

• Ilmu yang terkait, antara lain :


1. Anatomi
2. Fisiologi
3. Patologi
4. Biokimia
5. Bangsa Hewan/Tingkah laku
Materi Pembahasan
1. Prosedur Pemeriksaan dan Penanganan
2. Pemeriksaan umum
3. Pemeriksaan sistem pencernaan
4. Pemeriksaan sistem limphatikus dan ambing
5. Pemeriksaan kulit dan bulu
6. Pemeriksaan sistem pernafasan
7. Pemeriksaan sistem sirkulasi (peredaran darah)
8. Pemeriksaan sistem uropoetika
9. Pemeriksaan sistem reproduksi
10. Pemeriksaan syaraf
11. Pemeriksaan satwa eksotik
Buku-Buku Pendukung
• Boddie, G.F., 1962, Diagnostic Method in Veterenary Medicine, 5 th
ed., Oliver and Boyd, Edinburg and London
• Gibbons, W.J., 1966. Veterinary Clinical Diagnosis of Diseases of
Large Animals, Lea and Febiger, Philadelphia
• Kelly, W.R., 1974, Veterinary Clinical Diagnosis, 2 nd ed..Balliere
Tindall, London.
• Bootle, D.M, 2001. Small Animal Clinical Pharmacology and
Therapeutics. W.B. Saunders Company, USA
• Cunningham, 2002. Text Book of Veterinary Physiology. WB. Saunders
Company, Philadelphia, London
• Frye, F.L. 1991. Reptiles Care, an Atlas of Diseases and Treatment.
Vol I. TFH Publ. Inc. New Jersey
• Low,D.G., Osborne,C.A. and Finco, D.R.,1975, The Pillars of
Diagnosis: History and Physical Examination in Textbook of
Veterynary Medicine, Diseases of dog and cat, Vol. 1, Chapter 3.
Edited by Stephen, J. Ettinger. W.B. Saunders Company, Philadelphia,
London and Toronto
• Smith, Bradford P, 2000. large Animal Internal Medicine I, Mosby inc,
USA und Heimtiere. Gustav Fisher verlag, Jena, Stuttgart.
Kontrak Perkuliahan

1. Sistem Kuliah :
- Sebagian besar SCL (Student Centre Learning)
• Mahasiswa aktif
• Di ruang kuliah lebih banyak diskusi
2. Sistem Kehadiran :
- Absensi kehadiran ≥ 75 %  kurang ≠ UTS / UAS
3. Sistem Penilaian :
- Nilai gabungan  Kuliah (80%) & Praktikum (20%)
DIAGNOSA KLINIK VETERINER

• Membahas mengenai cara pemeriksaan pasien (hewan)


secara fisik dalam rangka menentukan diagnosis, prognosis
dan terapi
• Manfaat :
- diharapkan dengan pengetahuan diagnosa klinik dapat
melakukan pemeriksaan dengan benar dan menentukan
sample yg diambil dgn benar
Materi Kuliah (Species)

1) Hewan kecil (anjing, kucing)


2) Hewan besar (sapi, kambing, kuda dll)
3) Hewan eksotik (satwa liar)
Prosedur Pemeriksaan
dan Penanganan Pasien
• Pasien yg akan kita tangani dapat individual atau kelompok
(misalnya unggas), dpt juga berupa hwan besar atau kecil
A. Pasien individual :
- pemeriksaan dan pengobatan berdasar kondisi hewan.
Jarang diketahui sampai kausatif yg sebenarnya, kecuali
pd penyakit yg patognomik (gejala menciri)
B. Pasien kelompok :
- perlu mengorbankan 1-2 ekor untuk diagnosa. Walaupun
bisa tanpa korban tetapi sulit, karena harus benar-benar
diketahui sampai apa kausatif yg sebenarnya untuk
menyelamatkan kelompok
Hal Yang Perlu Diperhatikan
Ketika Pasien Datang / Kita Mendatangi Pasien

1) Registrasi
2) Anamnesa
3) Pemeriksaan klinis
4) Diagnosa dan prognosa
5) Penanganan (pengobatan)
1. REGISTRASI

• Adalah pencatatan data pemilik (klien) dan pasien


• Fungsi :
a. Sebagai pengingatan (ingatan)
b. Komunikasi  mngkin ada persamaan korelasi antara
kasus 1 dgn kasus sebelumnya, mungkin ada resistensi Ab
(antibiotik) tertentu
c. Pengaturan  agar tdk terjadi resistensi Ab dgn pemberian
Ab variasi
a. Efisiensi  tidak perlu tanya berulang-ulang
b. Dokumentasi
c. Keuangan (asuransi)
Isi dari Registrasi
1. Keterangan pribadi pemilik dan status pemeliharaan hewan
(nama, alamat, no tlp)
2. Keterangan identitas pasien
i. Nama
ii. Signalemen
- ras, kelamin, warna, tipe rambut, anatomi spesial,
tato, umur
- fungsi signalemen :
a. pengenalan terhadap pasien
b. identifitasi sample dari pasien (darah, urin, feces,
jaringan dll)
c. diagnostik
Isi dari Registrasi (lanjutan)

3. Keterangan vaksinasi, oabat cacing, sertifikat kesehatan, dll


4. Informasi tentang penyakit sebelumnya
5. Alasan konsultasi
6. Sejarah penyakit
7. Data klinis yg didapat dan data yg mendukung
8. Diagnosa
9. Program pengobatan
10. Operasi dan anastesi
11. Saran
12. Tagihan
2. Anamnesa

• Adalah wawancara atau tanya jawab antara dokter hwn dgn


klien (pemilik) yg isinya mengenai sejarah dari keadaan
pasien sebelum dibawa ke dokter hewan (klinik/RSH)
• Hal yg ditanyakan  misalnya mengenai teman sekandang
(penyakit menular/ wabah), kerabat (penyakit menurun),
vaksinasi, kronologis penyakit, apakah sudah ada
penanganan sebelumnya dan apa bentuknya
• Dengan anamnesa yang benar  dapat memberikan 50 -
75% diagnosa
Anamnesa dapat dilakukan dengan :

• Kontak dengan klien atau pemilik hewan


- kontak dengan pemilik hewan
- kontak dengan pasien  pngenalan terhadap lingkungan
sekitar
• Percakapan berisi pertanyaan dari dokter pada klien.
Pertanyaan harus singkat tetapi menghasilkan jawaban yg
jelas, luas dan terang. Dokter yang baik lebih banyak
mendengarkan, mengatur irama dan arah pembicaraan
Hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesa

1. Berikan pertanyaan terbuka


2. Hindari pertanyaan dengan jawaban ya / tidak
3. Jangan bertanya bertubi-tubi
4. Jangan menanyakan yg menyinggung pemilik
5. Buatlah partner bicara ke tema
6. Hindari pertanyaan tentang sebab penyakit
3. Pemeriksaan Klinis

• Adalah untuk melihat gejala yang tampak saat dilakukan


pemeriksaan
• Tidak hanya yg tampak mata, tetapi yg dapat kita dengar,
raba, bau, atau dengan metode pemeriksaan lain
• Skala ukuran dalam pemeriksaan :
a. pulsus, nafas  dihitung permenit
b. rumen  per 5 menit
c. suhu  dengan derajat (°C)
• Dari hasil regitrasi, anamnesa, dan pemeriksaan klinis
(bila perlu ditambah pemeriksaan lab) diformulasikan 
untuk mencari atau menentukan diagnosa
4. Diagnosa dan Prognosa

• Diagnosa :
- suatu dugaan keadaan gangguan atau penyakit yg ada
pada hewan
• Prognosa :
- ramalan atau gambaran jalannya penyakit
- Ada 3 macam prognosa ;
1. fausta  kearah baik/sehat/nilai kesembuhan > 50%
2. dubius  ragu-ragu/nilai kesembuhan 50%
3. infausta  kearah jelek/nilai kesembuhan < 50 %
5. Penanganan (pengobatan)

• Penanganan atau pengobatan yg diberikan


berdasarkan diagnosa dan prognosa
Alat Pemeriksaan

1. Gunting atau scapel


2. Penlight
3. Otoskop (melihat telinga), opthalmoskop (mata), vaginoskop
4. Perkusi hammer (utk hwn besar), pakai tangan (hwn kecil)
5. Stetoskop
6. Spuit atau jarum
7. Trokar  untuk mengatasi kembung atau bloat pd hewan
8. Spatel  untuk memegang lidah
9. Alat ukur suhu, timbangan berat badan
10. Coaxer  strum supaya hewan besar bisa berdiri
11. Kateter
Metode Pemeriksaan

1. Inspeksi / adspeksi :
- pemeriksaan dgn melihat, mendengar atau membau
tanpa alat bantu
* inspeksi jarak jauh  melihat tingkah laku, cara berjalan/
berdiri dan keadaan umum
* inspeksi jarak dekat  pemeriksaan lebih seksama seperti
pemeriksaan konjuctiva, pulsus,
rumen
2. Palpasi :
- pemeriksaan dengan perabaan
Metode Pemeriksaan (lanjutan)
3. Perkusi :
- pemeriksaan dengan melakukan pemukulan (hammer /
tangan) pada bagian tertentu seperti lambung, paru dll
(untuk memperoleh suara) dan melihat sakitnya sampai
seberapa (berhubungan dengan otot atau alat gerak)
4. Auskultasi :
- mendengarkan dengan alat (stetoskop)
- misalnya  di saluran pencernaan, keluar masuknya
udara dll
5. Pemeriksaan lanjutan :
- laboratorium (feces, darah, urin, jaringan), rontgen, usg dll
Kartu Konsultatif (Ambulatoir)

• Ambulatoir adalah kartu pemeriksaan kesehatan hewan


• Beberapa macam warna ambulatoir berdasarkan species :
- Putih : Anjing
- Biru muda : Kucing
- Merah muda : Ruminansia dan mamalia
- Kuning : Unggas dan hewan eksotik (satwa liar)
Pengisian Ambulatoir

I. Registrasi :
- no pendaftaran - macam hewan
- tanggal - nama hewan
- nama & alamat pemilik - signalemen
- no. tlpn pemilik - perlengkapan
- nama dokter hewan
II. Anamnesa
- wawancara / tanya jawab pada klien (pemilik) tentang
problem atau masalah yang yg terjadi.
- misalnya: kronologis penyakit, lingkungan kandang,
pakan dan minum, pemberian obat cacing / vaksinasi, dll
Pengisian Ambulatoir (lanjutan)

III. Status Praesens


1. Keadaan umum :
- inspeksi  inspeksi jarak jauh dan dekat
- ekspresi muka : ceria, biasa atau lesu
- kondisi tubuh : gemuk, sedang atau kurus
2. Frekuensi nafas :
- inspeksi & palpasi  prgerakan abdomen / rongg. hidung
- hitung per mnit (15 dtk x 4)  bndingkn dgn standar normal
Frekuensi pulsus :
- palpasi  arteri femoralis (anjing, kcg), a. coccigea (sapi)
- hitung per mnit (15 dtk x 4)  bndingkn dgn standar normal
Inspeksi (jauh / dekat)
Pengisian Ambulatoir (lanjutan)

Temperatur (suhu) :
- oral atau rektal  masukkan termometer pada lubang
alami (anus) atau mulut (cavum oris)
Frekuensi rumen (khusus hewan besar atau ruminansia) :
- palpasi  bagian abdomen dekat rumen dengan
mendorong tangan ke depan, kemudian
rasakan gerakan / dorongan rumen dr dalam
- hitung per 5 menit  bandingkan dgn standar normal
Pemeriksaan Suhu
(termometer)

Pemeriksaan rumen (palpasi)


Pengisian Ambulatoir (lanjutan)
3. Kulit dan rambut (bulu) :
- inspeksi  * rambut (bulu) bersih, biasa, kotor / rontok
* adanya lesi, keropeng (ektoparasit & jamur)
- palpasi  turgor kulit (lama atau cepat  dehidrasi)
4. Selaput lendir :
- inspeksi, palpasi  selaput lendir mata, mulut, vulva, anus
* conjunctiva mata :
- warna  merah muda (normal), putih/pucat (anemia)
merah (hyperemis), kuning (ichterus), biru (cyanotic)
* conjunctiva rongga mulut :
- CRT (capilarry refile time)  ≤ 2 detik
- amati rongga mulut  luka (lesi) dll
Pemeriksaan turgor kulit
(palpasi)

Pemeriksaan konjunctiva (palpasi)


Pengisian Ambulatoir (lanjutan)

5. Kelenjar-kelenjar Limfe :
- inspeksi & palpasi  periksa adanya pembengkakan
Limfoglandula (Limfoglandula superfisialis, mandibularis,
supramamaria, dll.)
6. Pernafasan :
- inspeksi, auskultasi & perkusi  periksa cara bernafas
(thoracoabdominal), tipe pernafasan (bronkial / vesikular),
suara paru-paru
7. Peredaran Darah :
- Auskultasi  periksa suara jantung (sistole / diastole)
dapat dibedakan
Pemeriksaan limfoglandula
(palpasi)

Pemeriksaan nafas & cor


(auskultasi)
Pengisian Ambulatoir (lanjutan)

8. Pencernaan :
- inspeksi, palpasi, auskultasi & perkusi  periksa mulai
rongga mulut, kerongkongan (oesophagus), peristaltik
usus, dan anus
9. Kelamin dan Perkencingan :
- palpasi  periksa organ urinasi, cth: ginjal (bengkak/skt),
vesica urinaria (terisi / kosong), cara urinasi (normal/skt)
10. Syaraf :
- inspeksi dan palpasi  periksa adanya inkoordinasi
(mata  reflek pupil dan palpebrae)
Pemeriksaan pencernaan
(inspeksi, palpasi, auskultasi)

Pemeriksaan syaraf
(pupil / palpebrae)
Pengisian Ambulatoir (lanjutan)

11. Anggota Gerak :


- inspeksi, palpasi dan perkusi  periksa adanya
abnormalitas bentuk atau gerak (cara berdiri,
normal/pincang, reflek pedal kaki)
12. Lain-lain :
- pemeriksaan tambahan lain  pemeriksaan air susu,
(mastitis), ektoparasit, keropeng atau jamur
13. Pemeriksaan Laboratorium :
- pemeriksaan penunjang  feses, urin, hematologi, USG,
rontgent, EKG, faal organ, kulit, alergi dll.
Pengisian Ambulatoir (lanjutan)

IV. Diagnosis :
- dugaan gangguan / penyakit yg diderita dari
pemeriksaan yg dilakukan
V. Prognosis :
- ramalan / gambaran tingkat kesembuhan jalannya
penyakit berdasarkan pemeriksaan yg dilakukan
VI. Tatalaksana :
- Penanganan / pengobatan berdasarkan diagnosis dan
prognosis
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai