Anda di halaman 1dari 45

KODE ETIK DOKTER HEWAN

DAN UKMPPDH

Disampaikan oleh :
Drh. M Munawaroh, MM
Ketua Umum PBPDHI

Pada Kuliah Pendahuluan Program Studi Profesi Dokter Hewan Gelombang VII
Semester Ganjil 2020/2021 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya
KODE ETIK DOKTER HEWAN
• Kode (code) adalah piagam yang tertulis berisikan kaedah-kaedah atau
ketentuan-ketentuan yang mengikat anggotanya.
• Etik (ethics) adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat untuk mengetahui mana
yang patut dilakukan dan mana yang tidak patut dilakukan.
• Kedokteran hewan adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek
kesejahteraan timbal balik bersama antara manusia dan hewan serta
lingkungannya, meliputi penyakit, budidaya, mutu dan keamanan produksi
sehingga sumber daya alam lestari adanya.
• Dokter Hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran
hewan dan kewenangan Medik Veteriner dalam melaksanakan pelayanan
Kesehatan Hewan.
BAB DAN PASAL
KODE ETIK DOKTER HEWAN
• BAB I ETIKA UMUM 10 PASAL
• BAB II ETIKA TERHADAP PROFESI 11 PASAL
• BAB III ETIKA TERHADAP PASIEN 4 PASAL
• BAB IV ETIKA TERHADAP KLIEN 3 PASAL
• BAB V ETIKA TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN 4 PASAL
• BAB VI ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI 3 PASAL
• BAB VII ETIKA TERHADAP MASYARAKAT 2 PASAL
• BAB VIII PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
• BAB IX SANKSI 3 PASAL
• BAB X PENUTUP 2 PASAL
ETIKA UMUM
Pasal 1
• Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan
dirinya dalam cara berpikir, bertindak, dan menampilkan diri dalam sikap, budi
pekerti luhur, dan penuh sopan santun.
Pasal 2
• Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya tidak akan bertentangan dengan
perikemanusiaan, mengutamakan kesejahteraan hewan dan kelestarian alam.
Pasal 3
• Dokter Hewan wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah
Dokter Hewan dan kode etik Dokter Hewan.
• Dokter Hewan wajib melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi
tertinggi.
ETIKA UMUM
Pasal 4
• Dokter Hewan harus menghormati hak pasien, klien, teman sejawat, tenaga
kesehatan hewan lainnya.
• Dokter Hewan harus saling menghormati dalam bekerjasama dengan para pihak
lintas sektoral di bidang kesehatan hewan, bidang lainnya, dan masyarakat.
Pasal 5
• Pencantuman gelar selain gelar Dokter Hewan harus mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan
profesi dokter hewan yang dijalankan.
Pasal 6
• Dokter Hewan harus mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan
lain yang berlaku.
ETIKA UMUM
Pasal 7
• Dokter Hewan dilarang mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik terapi atau obat
baru yang belum teruji secara ilmiah kebenarannya.
• Pasal 8
• Dokter Hewan dilarang mempublikasikan informasi atau menulis artikel atau hasil analisis yang
dapat menimbulkan polemik maupun kekhawatiran / keresahan publik tanpa didasari kajian
ilmiah yang telah teruji kebenarannya.
Pasal 9
• Dokter Hewan boleh menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan, kecuali dengan
keikhlasan, sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.Dokter Hewan dilarang memperkaya diri
sendiri di atas penderitaan pasien dan/atau keawaman klien.
Pasal 10
• Dokter Hewan dalam berkomunikasi kepada klien, antar pribadi atau beberapa sejawat dokter
hewan, kepada masyarakat atau pemerintah harus mematuhi kaidah/etika komunikasi yang baik
serta norma-norma yang berlaku (pedoman) dalam masyarakat ataupun budaya Indonesia.
ETIKA TERHADAP PROFESI
Pasal 11
• Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan
umum dan khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa terpelihara
karenanya.
Pasal 12
• Dokter Hewan harus berperan aktif dalam berbagai kegiatan
pengembangan profesi kedokteran hewan untuk meningkatkan kualitas
keilmuan dan layanannya.
Pasal 13
• Dokter Hewan tidak mengajarkan ilmu kedokteran hewan kepada pihak
lain yang dapat mendorong ilmu tersebut disalahgunakan.
ETIKA TERHADAP PROFESI
Pasal 11
Dokter Hewan dalam
menjalankan profesinya wajib
mematuhi persyaratan umum
dan khusus yang berlaku
sehingga citra profesi dan korsa
terpelihara karenanya.
ETIKA TERHADAP PROFESI
Pasal 14
• Dokter Hewan yang melakukan praktek
wajib memasang papan nama sebagai
informasi praktek yang tidak berlebihan.
• Dokter Hewan wajib menetapkan tempat
praktek sebagai tempat kedudukan yang
resmi bila berpraktek, dan memasang
identitas yang sesuai aturan.
• Ukuran papan nama panjang 80 cm dan
lebar 60 cm dengan dasar warna putih dan
tulisan berwarna hitam
• Dalam papan nama hanya mencantumkan,
secara berurutan: nama Dokter Hewan,
nomor surat ijin praktek, nomor tanda
registrasi veteriner, dan jam praktek.
ETIKA TERHADAP PROFESI
Pasal 15
• Dokter Hewan yang melakukan konsultasi dengan menggunakan media komunikasi internet
(email, media sosial, dan media dalam jaringan) wajib memenuhi semua unsur dalam Pasal 10
dan Pasal 14.
• Dokter Hewan dalam melakukan konsultasi pengobatan jarak jauh wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. pernah melakukan pemeriksaan, membuat diagnosa, dan/atau memberikan pengobatan
terhadap pasien tersebut sebelumnya;
b. pengobatan yang diberikan pengobatan non parenteral; dan
c. wajib melakukan monitoring selama proses pengobatan.
• Dalam hal diperlukan tindakan medik lanjutan dan/atau kedaruratan maka Dokter Hewan yang
bersangkutan wajib merujuk ke kolega di wilayah dimana pasien berada.
• Dokter Hewan dilarang mengunggah kegiatan tindakan medik dalam pelayanan profesionalnya di
media sosial dan media dalam jaringan yang dapat diakses masyarakat umum.
ETIKA TERHADAP PROFESI
Pasal 15
• Dokter Hewan dilarang
mengunggah kegiatan tindakan
medik dalam pelayanan
profesionalnya di media sosial
dan media dalam jaringan yang
dapat diakses masyarakat
umum.
TELEMEDICINE
Pasal 15
Dokter Hewan yang melakukan konsultasi dengan
menggunakan media komunikasi internet (email,
media sosial, dan media dalam jaringan) wajib
memenuhi semua unsur dalam Pasal 10 dan Pasal
14.
Dokter Hewan dalam melakukan konsultasi
pengobatan jarak jauh wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. pernah melakukan pemeriksaan, membuat
diagnosa, dan/atau memberikan pengobatan
terhadap pasien tersebut sebelumnya;
b. pengobatan yang diberikan pengobatan non
parenteral; dan
c. wajib melakukan monitoring selama proses
pengobatan.
ETIKA TERHADAP PROFESI
Pasal 16
Dokter Hewan yang tidak melakukan praktek, hendaknya merujuk ke
Dokter Hewan praktek apabila ada klien yang meminta jasa pelayanan
medik.
Pasal 17
Pemasangan iklan hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka,
pindah, atau penutupan prakteknya.
ETIKA TERHADAP PROFESI

Pasal 18
• Dokter Hewan sebaiknya menulis artikel dalam media massa dan terutama pada jurnal bidang
kedokteran hewan.
• Dokter Hewan sebaiknya membagikan pengalaman profesionalnya dalam forum profesi.
Pasal 19
• Dokter Hewan tidak membantu praktek ilegal dan wajib melaporkan bilamana mengetahui
adanya praktek ilegal.
Pasal 20
• Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit hewan menular dan/atau zoonosis kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 21
• Dokter Hewan harus berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner, kesejahteraan hewan dan pelestarian alam.
ETIKA TERHADAP PROFESI

Pasal 19
• Dokter Hewan tidak membantu praktek ilegal dan wajib melaporkan bilamana
mengetahui adanya praktek ilegal.
Pasal 20
• Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit hewan menular dan/atau
zoonosis kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 21
• Dokter Hewan harus berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan Kesehatan
Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, kesejahteraan hewan dan pelestarian
alam.
ETIKA TERHADAP PASIEN
Pasal 22
• Dokter Hewan wajib melaksanakan layanan kesehatan hewan (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif) secara kompeten.
• Dokter Hewan wajib melaksanakan layanan kesehatan hewan dengan perhatian,
kasih sayang, dan rasa hormat mengutamakan kesejahteraan hewan dan demi
kesehatan manusia, serta kelestarian alam.
• Dokter Hewan wajib mempertimbangkan kepentingan pasien untuk mencegah
dan meringankan penyakit, penderitaan, kecacatan, dan meminimalkan rasa sakit
atau ketakutan.
• Dokter Hewan wajib melayani pasien dalam kondisi darurat.
• Dokter Hewan wajib mempertimbangkan kesejahteraan pasien, kebutuhan klien,
keselamatan lingkungan, serta kepercayaan publik dalam setiap pemilihan dan
penentuan tindakan terapi dan perawatan hewan.
ETIKA TERHADAP PASIEN

Pasal 23
• Dokter Hewan wajib memberikan layanan medik yang optimal pada pasien, dan
apabila tidak mampu wajib merujuk kepada sejawat yang kompeten.
• Dokter Hewan wajib mengembalikan pasien rujukan kepada sejawat yang
merujuk.
Pasal 24
• Dokter Hewan berdasarkan pertimbangan medis, kesejahteraan hewan dan
atas persetujuan klien dapat melakukan euthanasia (mercy sleeping) dengan
menggunakan metode yang etis, manusiawi (humane), terstandar, dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
ETIKA TERHADAP PASIEN

Pasal 25
• Dokter Hewan yang melakukan praktek pada suatu peternakan, wajib
mengutamakan kesehatan hewan dan pencegahan terhadap masuk serta
meluasnya penyakit hewan menular yang dapat berakibat kerugian ekonomi dan
sosial.
ETIKA TERHADAP KLIEN
Pasal 26
• Dokter Hewan menghargai pilihan klien untuk menggunakan jasa Dokter Hewan sesuai minat dan
keinginannya.
• Dokter Hewan wajib memberikan penjelasan secara transparan kepada klien mengenai penyakit
yang diderita hewannya, kemungkinan risiko yang dapat terjadi, serta strategi terapi yang
dilakukan.
• Dokter Hewan wajib melindungi informasi medis dari pihak yang tidak berkepentingan.
• Dokter Hewan menghargai klien untuk setuju/tidak setuju dengan prosedur dan tindakan medik
yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan yang memadai sesuai ilmu
Kedokteran Hewan.
Pasal 27
Dokter Hewan dilarang menanggapi keluhan klien mengenai sejawat lainnya.
Pasal 28
• Dokter Hewan yang melakukan praktek dan/atau konsultasi veteriner wajib menggunakan
argumentasi ilmiah dalam pemakaian obat, vaksin, peralatan,
ETIKA TERHADAP KLIEN

Pasal 27
Dokter Hewan dilarang
menanggapi keluhan klien
mengenai sejawat lainnya.
ETIKA
TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN
Pasal 29
• Dokter Hewan tidak akan merendahkan nama baik sejawat Dokter Hewan
lainnya.
• Dokter Hewan wajib menghormati dan memperlakukan sejawat lainnya dengan
bermartabat dan sebagai orang yang layak dihormati, sebagaimana dia sendiri
ingin diperlakukan.
• Dokter Hewan wajib bersikap jujur dan menjaga hubungan baik dengan sejawat
serta memelihara lingkungan kerja yang harmonis agar dapat memberikan
layanan kesehatan hewan yang optimal.
Pasal 30
• Dokter Hewan harus menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya menurut
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan etis serta telah terbukti dapat menyelesaikan
masalah yang sama dengan baik dan benar.
ETIKA
TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN
Pasal 31
• Dokter Hewan dilarang menghasut klien dengan maksud untuk
menyarankan berpindah ke sejawat lainnya.
• Dokter Hewan dilarang mengambil alih pasien dari teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan keduanya.
Pasal 32
• Dokter Hewan yang akan membuka pelayanan kesehatan
hewan/medik veteriner dan melakukan praktek di suatu tempat harus
memberitahukan kepada sejawat Dokter Hewan yang lebih dahulu
berpraktek di lingkungan yang sama atau berdekatan.
ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 33
• Dokter Hewan harus memelihara kesehatan diri dan berpenampilan prima dalam
menjalankan profesinya.
• Dokter Hewan wajib memberi surat keterangan atau pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya sesuai dengan keahlian dan kompetensi yang
dimilikinya.
Pasal 34
• Dokter Hewan harus selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi Kedokteran Hewan terkini.
Pasal 35
• Dokter Hewan harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri.
ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 34
• Dokter Hewan harus selalu
meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan perilakunya
dengan cara mengikuti
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kedokteran Hewan terkini.
ETIKA TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 36
• Dokter Hewan harus memberikan edukasi kesehatan dan
kesejahteraan hewan kepada masyarakat.
Pasal 37
• Dokter Hewan harus memberikan informasi penyakit zoonotik kepada
pihak yang berwenang dan masyarakat.
• Dokter Hewan harus membantu negara dalam pengendalian penyakit
hewan menular dan zoonosis.
• Dokter Hewan harus membantu negara dalam peningkatan kesehatan
masyarakat veteriner.
ETIKA TERHADAP MASYARAKAT

Pasal 36
• Dokter Hewan harus
memberikan edukasi kesehatan
dan kesejahteraan hewan
kepada masyarakat.
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 38
• Pengurus Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) secara
berjenjang sesuai kewenangannya, harus melakukan pengawasan dan
pembinaan pelaksanaan etika Dokter Hewan.
Pasal 39
• Pengurus Besar PDHI bersama-sama Majelis Kehormatan
Perhimpunan dan Etika Profesi Veteriner menetapkan tatacara
penegakan etika Dokter Hewan.
SANKSI
Pasal 40
• Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan dengan sengaja dapat diberikan
sanksi berupa:
• a. sanksi ringan,
• b. sanksi sedang, atau
• c. sanksi berat.
• Sanksi ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa teguran
lisan.
• Sanksi sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa teguran
tertulis atau pemberhentian sementara dari keanggotaan PDHI.
• Sanksi berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa
pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan PDHI.
SANKSI
Pasal 41
• Pelanggaran terhadap Pasal 9 ayat (1); Pasal 12; Pasal 18; Pasal 26 ayat (1)
adalah pelanggaran ringan.
• Pelanggaran terhadap Pasal 1; Pasal 4; Pasal 5; Pasal 6, Pasal 9 ayat (2);
Pasal 10; Pasal 16; Pasal 17; Pasal 21; Pasal 24; Pasal 26 ayat (4); Pasal 30
ayat (2); Pasal 31; Pasal 33; Pasal 34 ayat (1); Pasal 35; Pasal 36; Pasal 37;
Pasal 38 adalah pelanggaran sedang.
• Pelanggaran terhadap Pasal 2; Pasal 3; Pasal 7; Pasal 8; Pasal 11; Pasal 13;
Pasal 15; Pasal 19; Pasal 20; Pasal 22; Pasal 23; Pasal 25; Pasal 26 ayat (2) ,
Pasal 26 ayat (3); Pasal 27; Pasal 28; Pasal 29; Pasal 30 ayat (1); Pasal 32;
Pasal 34 ayat (2) adalah pelanggaran berat.
SANKSI
Pasal 42
• Majelis Kehormatan Perhimpunan dan Etika Profesi Veteriner PB-PDHI
memutuskan jenis sanksi bagi Dokter Hewan yang melanggar Kode
Etik melalui suatu sidang majelis sesuai yang ditetapkan oleh PB
PDHI.
• Dokter Hewan yang memperoleh sanksi berat berupa pemberhentian
dengan tidak hormat dari keanggotaan PDHI dapat membela diri pada
Kongres PDHI.
• Keputusan Kongres PDHI sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersifat final dan mengikat.
PENUTUP
Pasal 43
• Dokter Hewan wajib menghayati, mematuhi, dan mengamalkan Kode Etik Dokter
Hewan Indonesia dalam menjalankan profesinya, untuk menjaga martabat profesi
dan kepercayaan masyarakat (Manusya Mriga Satwa Sewaka).
• Kode Etik Dokter Hewan Indonesia merupakan perjanjian yang mengikat setiap
Dokter Hewan untuk mematuhi norma dan nilai yang disepakati secara nasional
dan berlaku bagi profesi Dokter Hewan di Indonesia.
• Dokter Hewan harus menjaga citra dan nama baik profesi dan tidak melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan Undang-Undang, Kode Etik dan Sumpah
profesi.
Pasal 44
• Pengurus Besar PDHI Menyusun pedoman pelaksanaan, pengawasan dan
pembinaan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA

PESAN KETUA UMUM PPDHI

 BANGGALAH JADI DOKTER HEWAN


 JADILAH DOKTER HEWAN YANG PROFESIONAL
 SELALU MENINGKATKAN KOMPETENSI SEBAGAI
DOKTER HEWAN
 PAHAMI DAN LAKSANAKAN KODE ETIK DOKTER HEWAN

Drh. M Munawaroh, MM
Ketua Umum PBPDHI
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN
DIMULAI TAHUN 2021
Disampaikan oleh
Drh. M Munawaroh, MM , Ketua Umum PBPDHI

Pada Kuliah Pendahuluan Program Studi Profesi Dokter Hewan Gelombang VII
Semester Ganjil 2020/2021 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN

"UKMPPDH bertujuan untuk menjaga mutu


lulusan pendidikan dokter hewan, dan
merupakan bentuk perlindungan terhadap
masyarakat serta pengguna jasa layanan
kedokteran hewan"
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN

• Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Hewan


(UKMPPDH) merupakan satu-satunya ujian yang
diselenggarakan oleh negara bagi calon dokter hewan
Indonesia untuk mendapatkan gelar dokternya.
• Ujian ini dulu lebih dikenal dengan nama Uji Kompetensi
Dokter Hewan Indonesia (UKDHI).
• Syarat utama untuk dapat mengikuti UKMPPDH adalah
setiap mahasiswa kedokteran hewan harus menyelesaikan
pendidikan preklinik, klinik, dan dinyatakan lulus oleh
fakultas kedokteran masing-masing.
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN

• Ujian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu CBT/Computer Based


Test (tes berbasis komputer) dan OSCE/Objective
Structured Clinical Examination (tes roleplay dokter dan
pasien dan klien).
• Dalam satu tahun, setiap peserta memiliki kesempatan
untuk mengikuti UKMPPDH hingga 4 kali, yang biasanya
diselenggarakan pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan
November, dengan jarak waktu setiap 3 bulan sekali.
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN

• Peserta UKMPPDH dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar


dokter hewan apabila peserta berhasil lulus pada kedua
tes tersebut (CBT dan OSCE).
• Apabila belum keduanya lulus, maka perlu mengikuti ujian
ulang di bagian yang belum lulus pada periode selanjutnya
(peserta dinyatakan sebagai retaker).
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN

Biaya pendaftaran untuk 1 kali ujian CBT adalah sebesar …..


ribu rupiah sedangkan untuk OSCE sebesar ….. ribu rupiah.
Retaker perlu membayar lagi biaya ujian yang akan diambil
(contoh: belum lulus CBT sehingga retaker perlu membayar
lagi biaya pendaftaran sebesar ….. ribu rupiah).
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN

Topik yang diuji dalam CBT UKMPPD


adalah sebagai berikut: Respirasi
Indra (THT dan Mata)
Kardiovaskuler
Reproduksi
Ginjal dan saluran kemih
Gastrointestinal, hepatobilier, dan pankreas
Forensik dan medikolegal Hematologi dan imunologi
Saraf Muskuloskeletal
Integumen (Kulit) Endokrin metabolik dan nutrisi

Peserta dinyatakan lulus CBT apabila nilainya mencapai 66 atau diatas


66. Hal ini berarti dari 150 soal, peserta hanya boleh maksimal salah
menjawab sebanyak 51 nomor.
UKMPPDH
UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN HEWAN
• Ujian lain yang juga wajib dijalani oleh peserta UKMPPDH
adalah OSCE (Objective Structured Clinical Examination).
• Penilaian OSCE UKMPPDH dilakukan berbasis roleplay
antara Anda sebagai dokter hewan dan pasien dan Klien.
• Biasanya setiap peserta OSCE UKMPPDH akan diuji
melewati 12 station dengan 12 topik berbeda, waktu yang
diberikan adalah 15 menit di setiap station.
• Para peserta ujian diwajibkan untuk mempraktekkan skill
sesuai standar kompetensi dokter hewan Indonesia.
KEGIATAN TRAINING OSCE
PERALATAN UJIAN
OSCE LABORATORIUM
KEGIATAN UJIAN OSCE
KEGIATAN UJIAN OSCE
KEGIATAN UJIAN OSCE

Anda mungkin juga menyukai