Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kedokteran Hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Profesi ini selanjutnya dikenal sebagai profesi Veteriner .Di Indonesia profesi dokter hewan telah berusia lebih dari 100 tahun.Telah banyak peran yang diberikan untuk pembangunan bangsa, khususnya dalam bidang kesehatan hewan dan manusia. Ilmu Kedokteran Hewan mempelajari hewan dari segi penyakitnya, yang dalam pelaksanaannya meliputi pencegahan (preventif), pemberantasan (eradikatif) dan penyembuhan (kuratif).Dokter Hewan memiliki motto Manusya Mriga Satwa Sewaka yang artinya adalah mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan.Hewan yang ditangani dapat berupa semua jenis hewan misalnya ternak (Farm Animal, Livestock, misalnya sapi, kambing, domba, ayam, itik dan sebagainya), satwa liar, hewan kesayangan (Pet Animals) dan hewan-hewan akuatik (ikan, mamalia air, dan sebagainya).Demikian luastugas Dokter Hewan sehingga Dokter Hewan bisa termasuk dalam konsep profesi medik(Medical Profesions) yang tunduk pada International Medical Ethics, tetapi juga bisa dalamprofesi pertanian (Agriculturist). Selain itu, seorang Dokter Hewan harus pula memahami Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner (Veterinary Public Health) guna ikut bertanggung jawab pada kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan hewan (Pemeriksaan susu, daging dan produk-produk hewan yang lain), penyakit zoonosis, epidemiologi, karantina, dan sebagainya.

B. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui informasi dan menambah pengetahuan tentang profesi dokter hewan sehingga nantinya profesi dokter hewan bisa menjadi profesi yang profesional di Indonesia bahkan di dunia.

C. Manfaat 1. Agar kita dapat mengetahui seluk beluk tentang profesi kedokteran hewan secara luas. 2. Agar para pembaca mendapat ilmu pengetahuan baru tentang profesi kedokteran hewan 3. Agar para mahasiswa yang belajar di dunia kedokteran hewan (veteriner) mengetahui profesi dokter hewan agar nantinya tidak buta informasi dengan masa depan pekerjaannya.

BAB II ISI
A. Mythos dan Legenda Profesi Medis (Kedokteran Hewan Terbukti Berciri Sama Dengan Kedokteran Manusia) Mengenal Kedokteran Hewan (Veterinary Medicine/Medik Veteriner).Kedokteran Hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Profesi ini selanjutnya dikenal sebagai profesi Veteriner.Veteriner didefinisikan sebagai segala urusan yang berkaitan dengan Hewan dan Penyakit- Penyakitnya. Secara legal formal : PENYAKIT ditanggulangi dengan ilmu Kedokteran Penyakit manusia oleh Penyakit Hewan oleh : : Dokter Manusia Dokter Hewan

Profesi kedokteran/kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari Mythologi dan hal-hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita tentang dewa-dewa penyakit dan penyembuh antara lain Apollo, Chiron(digambarkan sebagai manusia berbadan kuda= centaur) dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah Asklepios (latin:Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan. Simbol dari Aesculapius adalah Ular (As) dan Melingkar (klepios) di batang pohon dimana ular tidak beracun ini merupakan lambang sakral cara penyembuhan zaman kuno. Symbol kedokteran kemudian mengambil dari symbol Aesculapius , sedangkan profesi kedokteran hewan (veteriner) ada yang mengambil Centaur (manusia berbadan kuda) atau Aesculapius. Maka lambang profesi veteriner mencantumkan huruf V dari kata veterinarius bersamaan dengan lambang kedokteran (ular melingkari tongkat) atau menggunakan centaur (manusia berbadan kuda sesuai mitos Yunani kuno) Sejarah Kata Veteriner ada beberapa versi ,salah satunya di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans

yang sangat menyukai kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus digunakan sebagai hewan kurban . Kumpulan hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut souvetaurilia dan pekerjanya disebut sou-vetaurinarii, yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah veterinarius .Kemungkinan dari terminology lain masih di masa Romawi,dikenal hewan beban sebagai veterina dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut veterinarium. Term veterinarii juga digunakan pada dukumen kuno sebagai orang yang memiliki kekebalan khusus karena memiliki kompetensi khusus. Ciri ciri pekerjaan profesi Kedokteran adalah: 1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional 2. Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi. 3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan 4. Pekerjaannya legal melalui perizinan 5. Anggota anggotanya belajar sepanjang hayat. 6. Anggota anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

B. Sejarah Kata Veteriner Versi 1 : Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat menyukai kuda dan sapi.Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus digunakan sebagai hewan kurban .Setiap keberhasilan atau

kemenangan,dilakukan perayaan dengan hewan kurban yang diberi nama-nama khusus. Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut souvetaurilia. Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral yang akan dijadikan kurban tadi disebut sou-vetaurinarii yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah veterinarius

Versi 2 : Kemungkinan dari terminologi lain yaitu masih di masa Romawi, dikenal hewan beban sebagai veterina dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut veterinarium. Term veterinarii juga digunakan pada dukumen kuno sebagai orang yang memiliki kekebalan khusus karena memiliki kompetensi khusus. Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972, diuraikan sejarah bagaimana para ilmuwan kedokteran jaman dahulu memerlukan hewan coba untuk pengembangan ilmu kedokteran manusia,namun mereka memerlukan veterinarius untuk menangani hewan-hewan tersebut dan bukan Ferrarius. Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar memahami apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D(Doctor of Philosophy) yang merupakan awal dari para Veterinarius menjadi medical doctor atau Doctor of Veterinary Medicine. . Lambang Profesi Veteriner Lambang profesi dokter hewan umumnya mencantumkan : 1. Huruf V Datang dari kata veterinarius 2. Bersamaan dengan lambang kedokteran (ular melingkari tongkat) . 3. Menggunakan centaur (manusia berbadan kuda sesuai mitos Yunani kuno) Profesi kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari Mythologi dan hal-hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita tentang dewa-dewa penyakit dan penyembuh antara lain Apollo, Chiron(digambarkan sebagai manusia berbadan kuda= centaur) dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah Asklepios

(latin:Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan menyembuhkan penyakit manusia dan hewan. Simbol dari Aesculapius adalah Ular (As) dan Melingkar (klepios) di batang pohon dimana ular tidak beracun ini merupakan lambang sacral cara penyembuhan zaman kuno. Simbol kedokteran kemudian mengambil dari simbol Aesculapius , sedangkan profesi kedokteran hewan (veteriner) ada yang mengambil Centaur atau Aesculapius

Jasa Dokter Hewan Pengguna jasa dokter hewan adalah pemilik hewan dimana kepemilikan hewan oleh manusia didasarkan pada beberapa hal: 1. Karena memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan produksi) 2. Karena nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan hobby/ hewan kesayangan/companion animal) 3. Karena mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara (pengamanan dan penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara). 4. Karena memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan internasional sehingga merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa konservasi) 5. Karena diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran /pengetahuan lainnya (hewan laboratorium ).

C. Pelayanan Dokter Hewan Berdasarkan Keahlian spesies : 1. Menangani hewan pangan/farm animal 2. Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus 3. Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi. 4. Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi 5. Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu pengetahuan lainnya.

Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan Terdiri atas 2 kategori : 1. Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini umumnya di peternakan-peternakan dan dinas-dinas pemerintah. 2. Layanan medik untuk hewan secara individual (individual health), hal ini umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun binatang dan hewan hobi.

Berdasarkan Keahlian Keilmuan Dalam bidang praktisi klinis terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies individu antara lain: Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner. Dalam bidang konsultan (non praktisi klinis) antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi. Lapangan pekerjaan dokter hewan menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter hewan : 1. Food technology 3. Food hygiene 5. Laboratories 7. Artificial breeding 9. Laboratory animals 11. Zoonoses 13. Clinical health care 15. Exotic diseases 17. Quarantine 19. Aquaculture 21. Environmental protection 23. Parasitology 25. Research and development 27. Publications 29. Import animal production 31. Administration 33. Professional organizations 2. Food inspection 4. Consumer protection 6. Legislation 8. Zoos 10. Animal Welfare 12. Veterinary medicine 14. Disease control 16. Epidemiology 18. Livestock and animal products 20. Wildlife 22. Nutrition 24. Teaching 26. Livestock marketing 28. Economics 30. Livestock industry organizations 32. International Cooperation

D. Kedudukan Ilmu Kedokteran (Profesi Medis) 1. Penyembuhan penyakit pada manusia dan hewan pada zaman dahulu dilakukan oleh dukun, orang pintar, ahli obat dan lain-lain yang tidak melalui pendidikan formal (sekolah khusus) melainkan turun-temurun atau dipelajari dari orang ke orang.

2. Sejak berdirinya sekolah kedokteran tertua di dunia oleh Hippocrates (di Yunani) maka lulusannya disebut sebagai profesi penyembuh atau the healing profession. 3. Sejak masa itu the healing profession adalah mereka yang lulus dari sekolah kedokteran dan melakukan tindakan kedokteran sesuai kaidah-kaidah baku ilmu kedokteran.

Profesi Veteriner = Profesi Medis Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia yang muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu Hippocrates. Metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh Hippokrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles (lahir 384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan.

Perilaku Profesi Medik Sumpah Hippocrates menjadi inti dari sumpah-sumpah Kedokteran dan Tenaga Medis yang dikenal dengan : primum non nocere atau di atas segalanya,jangan mencelakakan (above all ,do no harm) Sumpah Hippokrates selanjutnya merupakan pedoman dalam nilai-nilai dan norma-norma perilaku para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang melakukan layanan kesehatan pada manusia dan hewan. Ciri profesi medik lainnya adalah : Memiliki Kode Etik Profesi, Layanan profesinya melalui perizinan yang berkaitan dengan jaminan kompetensi. E. Ciri ciri Pekerjaan Profesi 1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional 2. Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi. 3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan 4. Pekerjaannya legal melalui perizinan 5. Anggota anggotanya belajar sepanjang hayat. 6. Anggota anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

F. Kewajiban Dokter Hewan BAB I KEWAJIBAN UMUM Pasal 1 Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya dalam cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur dan penuh sopan santun. Pasal 2 Dokter Hewan menjunjung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan. Pasal 3 Dokter hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan perikemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam. Pasal 4 Dokter hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi yang dijalankannya. Pasal 5 Dokter hewan wajib berhati-hati mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku. Pasal 6 Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik terapi atau obat baru yang belum teruji kebenarannya.. Pasal 7 Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan kecuali dengan keikhlasan , sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.

BAB II KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI Pasal 8 Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa terpelihara karenanya. Pasal 9 Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, ketrampilan dan

meningkatkan perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kedokteran Hewan.

Pasal 10 Dokter Hewan yang melakukan praktek hendaknya memasang papan nama sebagai informasi praktek yang tidak berlebihan. Pasal 11 Pemasangan iklan dalam media massa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka, pindah, atau penutupan prakteknya. Pasal 12 Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa mengenai Kedokteran hewan dalam rangka kesejahteraan hewan dan pemiliknya. Pasal 13 Dokter hewan tidak membantu dan atau mendorong adanya praktek illegal bahkan wajib melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek illegal itu. Pasal 14 Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang berwenang.

BAB III KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN Pasal 15 Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih sayang sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala pengetahuannya, keterampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya. Pasal 16 Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan jalan keluarnya apabila tidak mampu dengan menunjuk ke sejawat lainnya yang mampu melakukannya. Pasal 17 Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada sejawat yang meminta konsultasi.

10

Pasal 18 Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia (mercy sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan keluar bagi pasien dan kliennya.

BAB IV KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN Pasal 19 Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter hewan yang diminatinya. Pasal 20 Dokter Hewan menghargai Klien untuk setuju/tidak setuju dengan prosedur dan tindakan medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan akan alasan-alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan. Pasal 21 Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat lainnya. Pasal 22 Dokter Hewan melakukan clienteducation dan memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita atau yang mungkin dapat diderita (preventive medicine) hewannya dan kemungkinan yang dapat terjadi.Dalam beberapa hal yang dianggap perlu Dokter Hewan bertindak transparan.

BAB V KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN Pasal 23 Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti dirinya sendiri.

11

Pasal 24 Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan lainnya. Pasal 25 Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawat menurut pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang diyakininya benar. Pasal 26 Dokter Hewan tidak merebut pasien dan atau menyarankan kepada klien berpindah dari Dokter Hewan sejawatnya.

BAB VI KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI Pasal 27 Dokter Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya. Pasal 28 Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan.

BAB VIII PENUTUP Pasal 29 Dokter Hewan harus berusaha dengan sungguhsungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia dalam pekerjaan profesinya sehari-hari, demi untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

G. Tantangan Global Profesi Dokter Hewan Sebagai anggota WTO, dokter hewan Indonesia harus mempersiapkan konsekuensi perjanjian SPS yaitu:

12

1. Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam wilayah setiap negara anggota dan resiko yang ditimbulkan dari masuk atau berkembangnya atau menyebarnya hama, penyakit, organisme pembawa penyakit atau organisme penyebar penyakit. 2. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang ditimbulkan oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme penyebab penyakit dalam makanan, minuman dan pakan (food borne diseases). 3. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit yang terbawa oleh hewan, atau produknya atau dari masuknya, berkembangnya, menyebarnya penyakit sampar (Pest) 4. Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau lainnya dari masuknya, berkembangnya atau menyebarnya hama penyakit (Pest).

H. Etika Veteriner Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau profesi yang sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan hewan. 1. Dalam hal ini ada dua (2) aspek etika yang dibahas yaitu :Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-tenaga pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan hewan atau dalam praktek kedokteran. 2. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga hak dan mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal behaviour mengapa spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu serta manfaatnya. Ada 4 Jenis Etika Veteriner 1. Etika Veteriner Deskriptif, adalah yang secara umum perilaku sebagai profesi dan individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh masyarakat. 2. Etika Veteriner Profesi (profesional), adalah kesepakatan organisasi profesinya.

13

3. Etika Veteriner Administratif, adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan hokum dan dapat diberi sanksi. 4. Etika Veteriner Normatif , adalah norma-norma etika yang benar dan tepat yang dalam berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan atau disepakati sebagai norma-norma Kesejahteraan Hewan.

I. Pengaturan Tanggung Jawab Melalui Kode Etik Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal : 1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang bermartabat dan kompeten. 2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan

(menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare). 3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama dokter hewan / sejawatnya. Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994 walaupun belum sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal tersebut di atas. Tindakan Etikal Oleh Profesional Medik Veteriner Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung jawab kewenangan dan penerapannya yaitu : 1. Bidang ilmu-ilmu Klinik. 2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan. 3. Bidang Pathologi. 4. Bidang Reproduksi. Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu penunjang yang berkembang melalui penelitian dan pengembangan teknologi. Acuan Dasar Tindakan Profesional Medik Veteriner (Guide To Professional Conduct) Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang berkeahlian khusus dan berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya belum diatur dengan kekuatan Undang-Undang, namun tetap harus tunduk kepada rambu-rambu

14

Internasional profesi yang sama. Oleh karenanya setiap organisasi profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh anggotanya. Rambu-Rambu Etik Dalam Tindakan Profesional Medik Veteriner 1. Berkenaan memperlakukan hewan (tanggung jawab Kesrawan). 2. Berhubungan dengan pekerjaan profesinya. 3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat. 4. Dalam periklanan layanan profesi medvet. 5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obat-obatan, penjualan obatobatan maupun alat kesehatan. 6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi Medik Veteriner. 7. Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner. Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam penyelesaian adanya masalah hukum dan etik: 1. Praktek klinik dan konsultan klinik. a. Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM. b. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif kepada reputasi profesi. c. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan. 2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS). a. Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban kewajiban kepada negara dengan pedoman pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya aturan hukum yang memayungi pekerjaannya.

15

b. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para dokter hewan. c. Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat. d. Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu rambu profesi veteriner. 3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil. a. Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan diharuskan setia kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan standard etik dan kewajibankewajiban profesi untuk melawan setiap upaya yang meremehkan standard profesi yang ada demi kepentingan perusahaan / komersial. b. Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam permasalahan, oleh karenanya dokter hewan berkewajiban menginformasikan dan menyarankan informasi teknis yang terbaik kepada atasannya. c. Dokter hewan di dunia pendidikan. 4. Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus untuk memastikan baik dengan mengarahkan maupun mencontohkan standard standard tertinggi yang etikal dalam memper-kenalkan dan mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan profesi. 5. Dokter hewan dalam penelitian. Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap dokter hewan yang terlibat harus berinisiatif untuk memastikan standard etik dan teknis yang tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah percobaan atau menyiapkan hewan coba harus memastikan memiliki keterampilan bedah dan kompetensi yang memadai serta memenuhi persyaratan hewan coba yang distandarkan

16

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Dokter hewan bukanlah sekedar pekerjaan melinkan suatu profesi. Seorang profesional dituntut untuk memadukan tiga domain yaitu Penguasaan ilmu pengetahuan (Knowledge), Keterampilan yang tinggi (Skill), dan Perilaku (Attitude) yang diperlukan berkaitan dengan profesinya. Dua domain pertama akan menghasilkan medical performance (prestasi medis) sedang domain ketiga domain ketiga menampilkan non medical performance (prestasi non medis). Disisi lain pada era globalisasi menuntut perubahan guna adaptasi persaingan ketat disegala bidang. Karenanya profesi dokter hewan harus bertumpu pada landasan etika profesi yang kuat. Dalam menjalankan pengabdiannya seseorang yang berlatar belakang profesi (dokter hewan) harus tunduk kepada koridor kode etik profesi dan dan profesi dokter hewan harus memiliki standar kompetensi yang disusun organisasi profesi. Jadi, performance kompetensi profesi akan terkait dengan unsur-unsur lain yaitu perilaku (attitude), keterampilan (skill), keilmuan (knowledge), tanggung jawab (responbility), mengedepankan nilai (accountability) serta pengalaman (experience). Karena tuntutan-tuntutan tersebut seorang profesional (dokter hewan) harus terus belajar mengikuti perkembangan ilmu dan zaman (long life education).

17

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2009. Visi Misi. (www.civas.net/id/content/visi-misi) Akoso, B.T., 2005. Peran dan Posisi Profesi Dokter Hewan. Munas PDHI.:Jakarta Anonim. 2010. Profesi Veteriner. (www.sumpahDokterHewan.html) Anonim. 2011. Profesi Veteriner. (www.profesiveteriner.html ) Anonimus, 1994. Kode Etik Dokter Hewan Indonesia. Kongres XII PDHI: Surabaya Bagja, W., 2005. Peningkatan Profesionalisme Dokter Hewan. Munas PDHI. Jakarta Gunawan, 1992. Memahami Etika Kedokteran. Kanisius: Yogyakarta http://fkh.ipb.ac.id/content.php?page=4&fak=11 http://pustakadokterhewan.wordpress.com/?s=peran+dokter+hewan http://visionpress.wordpress.com/2010/05/08/kode-etik-veteriner Hutabarat, Tri Satya Putri N. 2010. Peran dan Tantangan Dokter Hewan Dalam Globalisasi Perdagangan. (www.blogveterinerku) Miftahudin, Nanang. 2008. Peran Dokter Hewan. (www.vet-indo.com) PDHI. 2010. Kode Etik Veteriner. (www.vet-indo.com). Pradjodiharjo, Soedjasmiran, dkk. 2010. 100 Tahun Dokter Hewan Indonesia. PT. Gallus Indonesia Utama : Jakarta. www.ugm.ac.id/content.php?page=4&fak=11 Yudhabuntara, Doddi. 2008. Etika Profesi Veteriner.

18

Anda mungkin juga menyukai