Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA PROFESI DOKTER HEWAN

TUGAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas etika profesi

ALFI RAMADHAN

1.05.12.328

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia sebagai makhluk tuhan memiliki kewajiban terhadap alam,
yakni mengamankan, mengembangkan dan memanfaatkan segala sesuatu
untuk kemaslahatan seluruh kehidupan. Dalam menempuh kehidupan,
makhluk hidup tunduk pada hukum alam, yaitu saling ketergantungan (inter-
dependency) dan saling keterkaitan (interrelationship). Manusia tidak dapat
dipisahkan dari yang namanya hewan, karena keduanya memiliki hubungan
timbal balik.
Di samping itu, manusia dengan segala kelebihan yang dimiliki sudah
sepatutnya bertanggung jawab terhadap makhluk hidup lainnya, terutama pada
hewan, yang kita ketahui tidak lepas dari yang namanya permasalahan, seperti
penyakit hewan yang dapat menular kemanusia (zoonosis) seperti Flu Burung,
Rabies, Anthrax, Tuberculosis, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekiranya
dengan alasan tersebut, sudah menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah
dan ditanggulangi. Yang paling berperan dalam menangani hal tersebut adalah
seseorang yang berprofesi sebagai dokter hewan.
Oleh sebab itu, peran dan posisi dokter hewan di era globalisasi ini
tidak hanya dituntut untuk menangani masalah kesehatan hewan semata, tetapi
bertanggung jawab juga untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui
berbagai pembangunan di bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan
pangan dan sebagai penyangga daya saing bangsa. Bahkan faktor lingkungan
juga menjadi tanggung jawab seorang dokter hewan, terutama dalam
perlindungan plasma nutfah dan pelestarian lingkungan yang bermuara dalam
pencegahan dampak pemanasan global (impact of global warming).

Dokter hewan ialah dokter khusus binatang dan praktikus kedokteran


hewan. Dokter hewan disebut juga veteriner. Kata itu berasal dari bahasa Latin
veterinae. Dokter hewan, sebenarnya telah lama dikenal di masyarakat.

2
Kehadirannya juga sudah cukup banyak membantu kelangsungan hidup
masyarakat, terutama dalam hal pengendalian penyakit hewan termasuk
penyakit zoonosis, yaitu penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke
manusia. Namun sampai saat ini masih sangat banyak orang yang tidak
memahami apa itu profesi dokter hewan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai penghayatan profesi
dokter hewan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat
mengemukakan rumusan masalahnya, yakni apa dan bagaimana sebenarnya
profesi dokter hewan itu.

C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang profesi dokter
hewan.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas pada pembelajaran penghayatan
profesi dokter hewan.

D. Manfaat
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan
makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat memberikan gambaran kepada para pembaca, khususnya
mahasiswa yang belajar di dunia veteriner agar mengetahui profesi
dokter hewan sebagai praktisi kesehatan hewan.
2. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang seluk beluk profesi
dokter hewan.
3. Memberikan informasi dan edukasi bagi pembaca tentang profesi
dokter hewan.

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Sejarah Dokter Hewan di Indonesia

Sebelum 1820 telah didatangkan sapi-sapi dari Asia Selatan. Bersamaan


dengan didatangkannya sapi-sapi tersebut, problem penyakit baru muncul.
Pada tahun itu juga didatangkan seorang dokter hewan Belanda R.A.
Copieters dengan tugas utama di militer. Tanggal 24 Desember 1851, dokter
hewan tersebut dikoordinasikan dalam Veeartsenijkundigde Dient (VD) atau
Jawatan Kehewanan. Di Surabaya tahun 1860 didirikan sekolah dokter hewan
bagi bangsa Indonesia tetapi karena pemerintah Belanda kurang respon,
akhirnya ditutup tahun 1875. Pada tahun 1879-1880, timbul wabah sampar
sapi dan kerbau (Rinder pest) sehingga menyebabkan ratusan ribu hewan
mati. Akhirnya timbul pendapat tentang perlunya pendidikan dokter hewan
walaupun ada pro dan kontra.

Baru pada tahun 1907, pemerintah mendirikan sekolah dokter hewan


bagi bangsa Indonesia di Bogor. Bersamaan dengan didirikannya sekolah
dokter hewan, didirikan pula Laboratorium Penyakit Hewan
(Veeartsenijkundigde Laboratorium) dibawah pimpinan Prof.Treub dan
dokter hewan De Does. Laboratorium tersebut digunakan untuk membuat anti
sera dan vaksin dan merencanankan pembarantasan penyakit dengan
imunisasi disamping peningkatan mutu dan produksi. Tahun 1914, sekolah
tersebut berganti nama menjadi NIVS (Nederland Indische Veeartseen
school). Pada tahun 1928, sekolah tersebut pindah di Taman Kencana Bogor
tempat FKH IPB, hingga tahun 2000 (Al-Farisi, 2010).

B. Sejarah Lambang Kedokteran Hewan

Adapun tentang sejarah lambang kedokteran hewan, yakni tongkat


dengan ular yang melilit yaitu asclepius dan caduceus. Sedangkan Asclepius
merupakan seorang tabib yang sangat hebat yang hidup sekitar tahun 1200 SM
(sebagaimana digambarkan dalam sajak Iliad). Karena keahliannya dalam
4
mengobati dia lama-kelaman diceritakan melalui berbagai mitos dan legenda
sehingga akhirnya dia di Dewakan menjadi asclepius, sang dewa penyembuh
(God of Medicine) ( Macherie, 2009 ).

Lambang tongkat yang dikelilingi satu ular menurut asalnya: Pada


zaman dia hidup terdapat wabah infeksi oleh cacing gelang Dracunculus
medinensis, alias ular berapi, alias naga dari medina, alias cacing
guinea. Cacing ini merayap dibawah kulit penderita. Dan para tabib saat itu
mengobati dengan cara mengeluarkan cacing ini dengan cara memotong kulit
pas didepan jalur yang akan dilewati si cacing tersebut. Lalu secara hati-hati
cacing ini di buat merayap melilit tongkat yang di bawa si tabib sampai semua
cacing ini keluar semua. Dan dipercaya karena infeksi ini sangat mewabah,
para tabib mempromosikan pelayanan dirinya dengan cara memperlihatkan
tanda ular yang memlilit tongkat. Sedang ularnya asclepius sendiri dipercaya
yaitu ular yang merupakan Family Colubridae dan diklasifikasikan Elaphe
longissima. Ular ini berciri halus, menkilap, dan ramping, ular ini punya
punggung coklat dengan garis-garis yang lebih gelap di belakang matanya.
Perutnya berwarna kekuningan ( Macherie, 2009 ).

Aesclepius selalu ditampilkan sebagai seorang yang sedang berdiri


dengan jubah panjang. Dalam setiap patung dan fragmen ia selalu membawa
tongkat-tongkat kayu yang dilingkari oleh ular, tongkat ini yang merupakan
lambang ilmu kedokteran. Tongkat melambangkan tongkat dari cypress
melambangkan kekuatan dan solidaritas para dokter. Ular melambangkan alat
penyembuh Aesclepius dan sifat ular yang selalu berganti kulit mengambarkan
bahwa setap dokter harus selalu meningkatakan pengetahuan dan ketrampilan
( Macherie, 2009 ). Huruf V berarti Veteriner , yaitu profesi dokter hewan.
Warna ungu melambangkan keagungan ( Macherie, 2009 ).

Sejarah dari kata veteriner itu sendiri dijelaskan dalam dua versi, yakni:

Versi 1 :

5
Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat
menyukai kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang
merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral
ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus digunakan sebagai hewan
kurban .
Setiap keberhasilan atau kemenangan,dilakukan perayaan dengan
hewan kurban yang diberi nama-nama khusus.
Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis
hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut
souvetaurilia. Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral
yang akan dijadikan kurban tadi disebut sou-vetaurinarii yang kemudian
diyakini sebagai lahirnya istilah veterinarius
Versi 2 :
Kemungkinan dari terminologi lain yaitu masih di masa Romawi,
dikenal hewan beban sebagai veterina dan suatu kamp penyimpanan
hewan-hewan tersebut disebut veterinarium. Term veterinarii juga
digunakan pada dukumen kuno sebagai orang yang memiliki kekebalan
khusus karena memiliki kompetensi khusus (splanknologi, 2010).
Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972,
diuraikan sejarah bagaimana para ilmuwan kedokteran zaman dahulu
memerlukan hewan untuk pengembangan ilmu kedokteran manusia, namun
mereka memerlukan veterinarius untuk menangani hewan-hewan tersebut
dan bukan Ferrarius.
Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar
memahami apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D
(Doctor of Philosophy) yang merupakan awal dari para Veterinarius menjadi
medical doctor atau Doctor of Veterinary Medicine (Yudi, 2010).

C. Profesi Dokter Hewan

Profesi adalah pekerjaan yang dapat memenuhi kepuasan lahir batin


yang didasari oleh penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, perilaku yang
sebelum menjalankan tugasnya wajib bersumpah atas gelar yang
disandangnya,selama manjalanjan tugas wajib mematuhi kode etik yang telah
6
ditetapkan oleh organisasi profesinya (Anonim A, 2008). Kedokteran
(medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan
cara-cara penyembuhanya.

Veteriner adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek kesejahteraan


timbal balik antara manusia, hewan, dan lingkungan yang meliputi penyakit,
budidaya, mutu dan keamanan produksi sehingga sumber daya alam lestari
(Anonim A, 2008). Profesi dokter hewan yaitu pekerjaan yang didasari atas
ilmu-ilmu kedokteran hewan yang menjalankan tugasnya wajib menikrarkan
sumpah Kedokteran Hewan dan mematuhi kode etik yang telah ditetapkan
sebagai Dokter Hewan (Anonim A, 2008).

Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia, yang


muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani
Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi (SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia
bernama Hippocrates. Selain itu, profesi kedokteran di zaman dahulu kala
berakar dari Mythologi dan hal-hal gaib. Di zaman Yunani kuno, cerita tentang
dewa-dewa penyakit dan penyembuh antara lain Apollo, Chiron
(digambarkan sebagai manusia berbadan kuda= centaur) dan murid-muridnya
antara lain yang terkenal adalah Asklepios (latin: Aesculapius) seorang
manusia biasa yang berkemampuan. Profesi kedokteran hewan (veteriner) ada
yang mengambil Centaur (manusia berbadan kuda) atau Aesculapius sebagai
symbol kedokteran hewan. Selanjutnya pengembangan kedokteran hewan
dikembangkan oleh ilmuwan generasi berikutnya, bernama Aristoteles yang
terkenal dengan bukunya Historia Animalium (Story of Animals) yang
menguraikan lebih dari 500 spesies hewan. Metode kedokteran dan dasar-
dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh Hippokrates sangat
dipahami dan dihayati oleh Aristoteles (lahir 384 SM) yang kemudian dia
terapkan pada penanganan penyakit-penyakit hewan ( Anonim B, 2009 ).

Adapun ciri ciri pekerjaan profesi dokter hewan adalah:

7
1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional.

2. Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi.

3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan.

4. Pekerjaannya legal melalui perizinan.

5. Anggota anggotanya belajar sepanjang hayat.

6. Anggota anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

Berikut pemaparan tentang peran dan posisi dokter hewan di Indonesia


dan di dunia, yakni:

Posisi Dokter Hewan di Negara Maju

Di negara maju, kedudukan profesi veteriner lebih mengakomodasi


kepentingan profesi veteriner secara utuh. Segala aturan mengenai bidang
veteriner diatur dengan jelas. Profesi veteriner benar-benar ditempatkan
secara proporsional dan sudah ada sistem yang baku dalam penjenjangan bagi
setiap stakeholders medis veteriner. Perbandingan dengan kedudukan profesi
veteriner di Indonesia adalah profesi ini diletakkan pada tempat yang tidak
proporsional, seringkali kewenangan profesi veteriner diperankan oleh profesi
lain atau yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, disertai
dengan ketidaktegasan pengaturan kewenangan profesi ini oleh pemerintah.

Perbandingan Peran dan Posisi Profesi Veteriner di Indonesia pada


Zaman Pendudukan Belanda

Dokter Hewan pada masa penjajahan Belanda hanya digunakan untuk


memenuhi kepentingan pemerintah Belanda. Dokter Hewan hanya bertugas
memelihara kesehatan ternak kuda untuk pasukan militer dan memelihara
kesehatan ternak sapi sebagai sumber tenaga dan air susu.

8
Pada Zaman Kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, prioritas ditekankan pada


peningkatan bahan pangan termasuk komoditi peternakan. Dilakukan
pembangunan Taman-Taman Ternak dalam rangka Program Rencana
Kemakmuran Indonesia (RKI), sebagai sumber pembibitan ternak di daerah.
Sasaran program diarahkan kepada pemenuhan bahan makanan yang cukup
jumlah maupun kualitas gizi. Jadi, fungsi seorang Dokter Hewan pada awal
kemerdekaan Indonesia hanya untuk memajukan peternakan di Indonesia
guna memenuhi kecukupan kualitas dan kuantitas gizi masyarakat Indonesia
saat itu.

Pada Zaman Orde Baru

Pada masa Orde Baru, lahir Undang-Undang No.6 tahun 1967 tentang
Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan yang lebih menitikberatkan
pembangunan di sektor produksi peternakan, sehingga pelaksanaan di
lapangan tidak dapat dibedakan peran dan fungsi Dokter Hewan dengan
sarjana peternakan.

Pada Zaman Reformasi

Pada era reformasi, ternyata tidak ada perubahan kebijakan terhadap


profesi Dokter Hewan karena dianggap bukan merupakan salah satu profesi
yang penting dan dibutuhkan. Profesi Dokter Hewan baru terangkat dan
disadari sebagai suatu profesi yang dibutuhkan yaitu setelah terjadinya wabah
Flu Burung (zoonosis) baik pada manusia maupun pada hewan. Akan tetapi,
di saat masyarakat mulai menyadari tentang pentingnya profesi seorang
Dokter Hewan, sudah terlanjur terjadi tumpang tindih peraturan yang
mengatur kewenangan dan fungsi Dokter Hewan di Indonesia. Hal ini
menyebabkan ketidakmampuan Dokter Hewan dalam menangani kasus
9
zoonosis dan masalah kesehatan hewan lainnya terkait dengan terbatasnya
kewenangan dan pengaturan fungsi Dokter Hewan yang tidak tegas.

D. Fungsi profesi dokter hewan


Menurut OIE dan dalam perjanjian global GATT (General Agreement on
Tariff and Trade) fungsi veteriner di setiap negara bertanggung jawab untuk :
1. Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam wilayah setiap
negara anggota dan resiko yang ditimbulkan dari masuk atau
berkembangnya atau menyebarnya hama, penyakit, organisme pembawa
penyakit atau organisme penyebar penyakit.
2. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang
ditimbulkan oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau
organisme penyebab penyakit dalam makanan, minuman dan pakan (food
borne diseases).
3. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya
penyakit yang terbawa oleh hewan, atau produknya atau dari masuknya,
berkembangnya, menyebarnya penyakit sampar (Pest)
4. Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau lainnya dari
masuknya, berkembangnya atau menyebarnya hama penyakit (Pest).
Adapun tugas-tugas Teknis Dokter Hewan, yaitu:
1. Pendiagnosaan, pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan
pengobatan penyakit menular pada hewan dan penyakit zoonosis;
2. Pemeliharaan dan pembudidaya hewan serta peningkatan produksi dan
reproduksi ternak;
3. Pelestarian dan pemanfaatan satwa untuk kesejahteraan manusia,
kelestarian lingkungan dan plasma nutfah;
4. Penjaminan mutu dan pengamanan bahan pangan asal hewan serta bahan-
bahan asal hewan;
5. Peningkatan mutu gizi protein hewani, kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan;
10
6. Pengawasan dan pengendalian mutu, pemakaian dan pengedaran obat
hewan dan bahan-bahan biologis;
7. Penclitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
hewan;
8. Pendidikan kepada client (client education).
E. Jasa dan Pelayanan Dokter Hewan
1. Jasa dokter hewan

Pengguna jasa dokter hewan adalah pemilik hewan dimana


kepemilikan hewan oleh manusia didasarkan pada beberapa hal:

a. Karena memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan


produksi)

b. Karena nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan


hobby/ hewan kesayangan/companion animal)

c. Karena mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara


(pengamanan dan penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda
penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara).

d. Karena memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan


internasional sehingga merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa
konservasi)

e. Karena diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran


/pengetahuan lainnya (hewan laboratorium ).
2. Pelayanan Dokter Hewan
Pelayanan dokter hewan dapat kelompokkan berdasarkan:

a. Keahlian spesies :

1) Menangani hewan pangan/farm animal

2) Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus


11
3) Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.

4) Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi

5) Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia


dan ilmu pengetahuan lainnya.

b. Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan

Kompetensi layanan medis veteriner terhadap hewan terdiri atas 2


kategori:

1) Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini
umumnya di peternakan-peternakan dan dinas-dinas pemerintah.

2) 2.Layanan medik untuk hewan secara individual (individual


health), hal ini umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun
binatang dan hewan hobi.

c. Berdasarkan Keahlian Keilmuan

Dalam bidang praktisi klinis terbagi atas praktisi hewan ternak


dan praktisi spesies individu antara lain: Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli
Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi
Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner. Dalam bidang
konsultan (non praktisi klinis) antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli
Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli
Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.

Lapangan pekerjaan dokter hewan menurut OIE ada 33 bidang kerja


dokter hewan di 110 negara :
1. Food technology
2. Food inspection
3. Food hygiene
4. Consumer protection

12
5. Laboratories
6. Legislation
7. Artificial breeding
8. Zoos
9. Laboratory animals
10. Animal Welfare
11. Zoonoses
12. Veterinary medicine
13. Clinical health care
14. Disease control
15. Exotic diseases
16. Epidemiology
17. Quarantine
18. Livestock and animal products
19. Aquaculture
20. Wildlife
21. Environmental protection
22. Nutrition
23. Parasitology
24. Teaching
25. Research and development
26. Livestock marketing
27. Publications
28. Economics
29. Import animal production
30. Livestock industry organizations
31. Administration
32. International Cooperation
33. Professional organizations
F. Etika Dokter Hewan
Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan
yang salah yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki
kepentingan atau profesi yang sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics)
adalah membahas mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran
dengan hewan.
Dalam hal ini ada dua aspek etika yang dibahas yaitu:
1. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-
tenaga pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan
hewan atau dalam praktek kedokteran.
2. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga
hak dan mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya

13
maupun animal behaviour mengapa spesies hewan tersebut perlu
diperlakukan tertentu serta manfaatnya.
Selain itu terdapat 4 Jenis Etika Veteriner, yaitu:
1. Etika Veteriner Deskriptif, adalah yang secara umum perilaku sebagai
profesi dan individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh
masyarakat.
2. Etika Veteriner Profesi (profesional), adalah kesepakatan organisasi
profesinya.
3. Etika Veteriner Administratif, adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan
hokum dan dapat diberi sanksi.

4. Etika Veteriner Normatif , adalah norma-norma etika yang benar dan tepat
yang dalam berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan
atau disepakati sebagai norma-norma Kesejahteraan Hewan.

G. Pengaturan Tanggung Jawab Melalui Kode Etik


Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal :
1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang
bermartabat dan kompeten.
2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan
(menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare).
3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama
dokter hewan / sejawatnya.
Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994
walaupun belum sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal
tersebut di atas. Selain itu, ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang
harus dijunjung tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung
jawab kewenangan dan penerapannya yaitu :
1. Bidang ilmu-ilmu Klinik.
2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.
3. Bidang Pathologi.
4. Bidang Reproduksi.
Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang
ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu
penunjang yang berkembang melalui penelitian dan pengembangan teknologi.
Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang
berkeahlian khusus dan berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya
14
belum diatur dengan kekuatan Undang-Undang, namun tetap harus tunduk
kepada rambu-rambu Internasional profesi yang sama. Oleh karenanya setiap
organisasi profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang
juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh anggotanya.
Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam
penyelesaian adanya masalah hukum dan etik:
1. Praktek klinik dan konsultan klinik.
a. Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang
up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan
layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat,
peralatan, fasilitas dan SDM.
b. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan
kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di
standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan,
perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif
kepada reputasi profesi.
c. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan
yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk
menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.
2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS).
a. Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban kewajiban kepada negara
dengan pedoman pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya
aturan hukum yang memayungi pekerjaannya.
b. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan kewenangan dan
tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para
dokter hewan.
c. Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan
lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi
yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi
kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
d. Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi
yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada ramburambu
profesi veteriner.
3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil.

15
a. Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan diharuskan
setia kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian mereka juga
mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan standard etik dan
kewajibankewajiban profesi untuk melawan setiap upaya yang
meremehkan standard profesi yang ada demi kepentingan perusahaan /
komersial.
b. Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam
permasalahan, oleh karenanya dokter hewan berkewajiban
menginformasikan dan menyarankan informasi teknis yang terbaik
kepada atasannya.
4. Dokter hewan di dunia pendidikan.
Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus untuk
memastikan baik dengan mengarahkan maupun mencontohkan standard
standard tertinggi yang etikal dalam memper-kenalkan dan
mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan profesi.
5. Dokter hewan dalam penelitian.
Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap dokter hewan
yang terlibat harus berinisiatif untuk memastikan standard etik dan teknis
yang tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah percobaan atau
menyiapkan hewan coba harus memastikan memiliki keterampilan bedah
dan kompetensi yang memadai serta memenuhi persyaratan hewan coba
yang distandarkan.
H. Tantangan Global Profesi Dokter Hewan
Permasalahan penyakit hewan yang dapat menular kemanusia
(zoonosis) seperti Flu Burung, Rabies, Anthrax, Tuberculosis, dan masih
banyak lagi yang lainnya sekiranya harus menjadi prioritas bersama untuk
segera dilakukan pencegahan dan penanggulangan. Untuk mewujudkan
semua itu banyak tantangan yang harus dihadapi dokter hewan. Hal ini
berkaitan dengan globalisasi dan liberalisasi perdagangan, kemajuan
teknologi yang semakin pesat, batas negara yang semakin transparan, serta
tuntutan konsumen kliennya.

16
Kompleksitas permasalahan bidang kesehatan hewan yang melibatkan
berbagai kepentingan masyarakat domestik maupun internasional sebagai
akibat langsung dari perdagangan yang bersifat global maupun liberal yang
juga merupakan tantangan tersendiri bagi profesi dokter hewan. Oleh sebab
itu, peran Dokter Hewan di era globalisasi ini tidak hanya dituntut untuk
menangani masalah kesehatan hewan semata. Tetapi, bertanggung jawab juga
untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui berbagai pembangunan di
bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan pangan, dan sebagai penyangga
daya saing bangsa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
1. Profesi dokter hewan yaitu pekerjaan yang didasari atas ilmu-ilmu
kedokteran hewan yang menjalankan tugasnya sebagai praktisi kesehatan
hewan.
2. Di dalam kehidupan masyarakat, profesi dokter hewan memegang
peranan penting dalam mengembangkan potensi dunia peternakan.
Mengingat bidang peternakan memberikan nilai lebih pada
perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, dokter hewan sebagai
praktisi merupakan salah satu profesi yang menjanjikan di dunia kerja.
3. Dokter hewan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab melalui
kode etik kedokteran hewan.
B. Saran
Sesuai dengan hasil pembahasan materi, maka perlu diberikan
saran-saran sebagai berikut.

1. Kita sebagai generasi dokter hewan, sudah sepatutnya mengetahui apa


dan bagaimana profesi dokter hewan itu.

17
2. Sebaiknya di perpustakaan menyediakan buku dan literatur tentang
penghayatan profesi dokter hewan.

DAFTAR PUSTAKA

http://duniaveteriner.com/tag/peran-dan-fungsi-dokter-hewan-diindonesia-dan-
dunia
http://duniaveteriner.com/tag/fungsi-profesi-dokter-hewan
http://drhyudi.blogspot.com/search?q=prinsip-
prinsip+etika+profesi+dokter+hewan
http://koranPDHI.com/tantangan+dokter+hewan.
http://mediakompas.com/perandokterhewan.
http://suarapembaca.detik.com/read/2008/07/09/075850/969106/471/globalisasi-
penyakit-dan-dokter-hewan
http://visionpress.files.wordpress.com/2010/05/vet.

18

Anda mungkin juga menyukai