Anda di halaman 1dari 11

Kelinci Sebagai hewan lab

RIVALDI (22311246)
Pengertian kelici
kelinci merupakan hewan mamalia
dari famili leporide (pemakan
tumbuhan hijau) yang dapat di
temukan di berbagai negara. Dulunya
hewan ini adalah hewan liar yang
hidup di afrika hingga ke daratan
eropa. Pada perkembangannya tahun
1912 kelinci diklasifikan dalam ordo
lagomorpha.
Morfologi kelinci
Dalam klasifikasi biologi, kelinci termasuk dalam ordo lagomorpha
yang tergolong hewan purba. Ordo ini dibedakan dalam dua family,
yaitu ochotonidae dan laporidae. Family laporidae termasuk hewan
setengah besar dengan kuping panjang dan memiliki ekor berjambul
pendek. tubuh pipih di bagian samping, sehingga membantu
aktifitasnya untuk berlari kencang. Ukuran kaki depan lebih pendek
daripada kaki belakang. Kaki belakang berjari empat dan kaki depan
berjari lima dilengkapi dengan cakar yang kuat
Sejarah penggunaan
kelinci dalam penelitian
Abad Pertengahan: Pengamatan awal tentang sifat-sifat
kelinci dalam eksperimen ilmiah dimulai pada abad
pertengahan. Kelinci digunakan dalam penelitian alkimia
dan obat-obatan.
Abad ke-19: Kelinci pertama kali digunakan dalam
penelitian dalam bidang toksikologi dan farmakologi.
Kelinci diketahui rentan terhadap berbagai zat kimia,
sehingga mereka digunakan untuk menguji efeknya
terhadap organisme hidup.
Abad ke-20: Penggunaan kelinci semakin umum dalam
penelitian medis dan ilmiah. Mereka digunakan dalam
penelitian vaksinasi dan pengembangan obat-obatan.
Kelinci juga digunakan dalam penelitian genetika,
terutama untuk studi genetika resesif.
Mengapa kelinci di gunakan dalam
penelitian
Kelinci memiliki peran penting sebagai hewan laboratorium dalam penelitian
medis dan ilmiah. Kelinci memiliki sistem organ yang mirip dengan manusia,
terutama dalam hal sistem kardiovaskular dan pernapasan. Ini membuatnya
menjadi model yang berguna untuk penelitian pada penyakit dan
pengembangan obat. Kelinci memiliki siklus reproduksi yang cepat, yang
memungkinkan penelitian yang berkelanjutan dalam waktu singkat. Ukuran
tubuh kelinci yang cukup besar memungkinkan penanaman alat medis seperti
kateter dan sensor dengan lebih mudah daripada hewan yang lebih kecil. Kelinci
memiliki sistem kekebalan yang mirip dengan manusia, sehingga dapat
digunakan untuk penelitian vaksin dan immunoterapi. Kelinci memiliki toleransi
yang baik terhadap beberapa penyakit manusia, seperti penyakit jantung
koroner, aterosklerosis, dan diabetes. Kelinci digunakan dalam uji toksisitas
obat-obatan sebelum diuji pada manusia, membantu memastikan keamanan
obat yang akan digunakan pada pasien. Kelinci digunakan dalam penelitian
perkembangan embrio dan genetika karena kemampuannya untuk
menghasilkan jumlah keturunan yang cukup besar.
Namun, penting untuk mencatat bahwa penggunaan hewan laboratorium,
termasuk kelinci, memerlukan perhatian etis dan perlindungan hewan yang
ketat. Etika penelitian dan kesejahteraan hewan adalah aspek penting dalam
penggunaan kelinci dan hewan lainnya dalam penelitian.
Kelebihan Dan kekurangan
kelinci sebagai hewan
laboratorium
Kelebihan keurangan
1. Kemiripan Biologis 1. Etika dan Perlindungan
dengan Manusia Hewan
2. Ukuran yang Sesuai 2. Kesejahteraan Hewan
3. Model Genetik Resesif 3. Biaya dan Waktu
4. Penggunaan yang 4. Keterbatasan dalam Studi
Beragam Penyakit Manusia
5. Pengembangan Obat dan
Vaksin
5. Variabilitas Genetik
Prinsip prinsip etika penggunaan
hewan dalam penelitian
1. Prinsip Kesejahteraan Hewan
2. Pengurangan Penderitaan pada hewan
3. Transparansi dan Pelaporan
4. Pertimbangan Etis
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Izin dan Pengawasan
Teknik penelitian
Mencakup teknik pembiakan kelinci untuk studi genetika, termasuk
pemilihan pasangan untuk memahami pewarisan genetik dan
perkembangan penyakit. Kelinci digunakan untuk menguji keamanan
obat-obatan dengan memberikan zat tersebut kepada hewan dan
memantau efeknya terhadap organ dan sistem tubuh. Kelinci
digunakan dalam studi penyakit kardiovaskular, seperti
aterosklerosis, untuk memahami perkembangan dan pengobatannya.
Kelinci juga sering digunakan dalam penelitian oftalmologi untuk
menguji obat-obatan dan prosedur bedah mata
Kesimpulan
kelinci memiliki peran yang penting dalam penelitian laboratorium,
terutama dalam bidang biomedis. Kemiripan biologis dengan
manusia, ukuran yang sesuai, dan fleksibilitas dalam penggunaannya
menjadikannya model yang berharga. Penggunaan kelinci membantu
memahami penyakit, mengembangkan terapi baru, dan
meningkatkan perawatan kesehatan manusia. Namun, penting untuk
selalu mempertimbangkan etika dan perlindungan hewan, mengikuti
prinsip-prinsip 3R, dan memastikan bahwa kesejahteraan kelinci
diutamakan dalam penelitian. Dengan memadukan manfaat ilmiah
dengan tanggung jawab etis, penggunaan kelinci dalam penelitian
dapat memberikan kontribusi berharga bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan perawatan kesehatan manusia
02
REFRENSI

Laboratory Animal Medicine" oleh James G. Fox, Lynn C. Anderson, Franklin M.


Loew, dan Fred W. Quimby
The Laboratory Rat" oleh Mark A. Suckow, Steven H. Weisbroth, dan Craig L.
Franklin

Anda mungkin juga menyukai