PENDAHULUAN
Pada uji farmakologi suatu sediaan dilakukan uji praklinis dan uji
klinik.dimana uji praklinik melibatkan penggunaan hewan coba seperti
mencit (Mus musculus) dan kelinci (Orycolagus cuniculus) dan untuk uji
klinik dilakukan pada manusia. Uji praklinik ini bertujuan untuk menguji
produk pada hewan dan mengamati efeknya pada kesehatan hewan yang
jika tidak berbahaya maka dilanjutkan dengan pengujian pada manusia
(uji klinik). Selain itu, pengamatan manusia terhadap suatu subyek dalam
suatu pengamatan sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukannya suatu
alat atau obyek tertentu untuk dapat membantunya dan yang dapat pula
dipergunakan sebagai subyek dalam penelitian, di antaranya adalah
dengan mempergunakan hewan-hewan percobaan.
Pemanfaatan hewan percobaan demi pengembangan ilmu dan
teknologi semakin meningkat, baik dalam penggandan jumlah,
ras,maupun aneka kondisi hewan. Kegunaan hewan percobaan tersebut
antara lain sebagai pengganti dari subyek yang diinginkan, sebagai
model, di samping itu di bidang farmasi juga digunakan sebagai alat untuk
mengukur besaran kualitas dan kuantitas suatu obat sebelum diberikan
kepada manusia. Sejalan dengan hal tersebut terjadi pula peningkatan
teknik dalam tata laksana peternakan dan pengembanganbiakan, serta
cara-cara perlakuan dan penanganan terhadap hewan percobaan.
Penggunaan hewan percobaan terus berkembang hingga kini. Tidak
semua hewan coba dapat digunakan dalam suatu penelitian, harus dipilih
mana yang sesuai dan dapat memberikan gambaran tujuan yang akan
dicapai. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain persyaratan
genetis/keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya,
di samping faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu
memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya pada manusia.
Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan agar kita dapat mengetahui
cara penaganan hewan uji dengan baik dan benar serta beretika terhadap
hewan percobaan dalam praktikum/penelitian.
I.2.1Maksud Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
(Muliani,2011)
a. Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
b. Morfologi
Ukuran lebih kecil, bulu berwarna putih, dan warna kulit lebih
pucat, mata berwarna hitm dan kulit berpigmen.
c. Karakteristik Mencit
Lama Hidup : 1- 2 tahun, bisa sampai 3 tahun
Lama Bunting : 19 - 21 hari
Umur Disapih : 21 hari
Umur Dewasa : 35 hari
Siklus Kelamin : poliestrus
Siklus Estrus : 4-5 hari
Lama Estrus : 12-24 jam
Berat Dewasa : 20-40 g jantan;18-35 g betina
Berat Lahir : 0,5-1,0 gram
Jumlah anak : rata-rata 6, bisa 15
Suhu ( rektal ) : 35-39˚C( rata-rata 37,4˚C )
Perkawinan Kelompok : 4 betina dengan 1 jantan
Aktivitas : Nokturnal (malam)
Sifat– sifat mencit :
1. pembauannya sangat peka yang memiliki fungsi untuk
mendeteksi akan, deteksi predator dan deteksi signal (feromon).
2. penglihatan jelek karena sel konus sedikit sehingga tidak
dapat melihat warna.
3. Sistem sosial: berkelompok
4. Tingkah laku:
* jantan dewasa + jantan dewasa akan berkelahi
* Betina dewasa + jantan dewasa damai
* Betina dewasa + betina dewasa damai
BAB III
METODE KERJA
a. Baskom
b. Kandang
c. Penggaris
d. Spidol (hitam,orange,hijau)
e. Timbangan
f. Masker
g. Sarung tangan
h. Tissue
a. Cara Memegang
Dipegang dengan menepit ekornya dengan tangan kanan
hingga terlilit di jari kelingking, dibiarkan menjangkau /
mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang), tengkuk
mencit dielus perlahan, kemudian ibu jari dan jari telunjuk
menjepit bagian leher belakang dekat kepala.
b. Memberi kode
Dibiarkan mencit mencengkram ras sehingga
tertahanditempat,kemudian ditandai ekor mencit dengan garis
melintangmenggunakan spidol.
c. Berat badan
Diangkat mencit,kemudian letakkan diatas timbangan. Dicatat.
d. Panjang badan
Diletakkan mencit diatas meja, kemudian diukur menggunakan
penggaris mulai dari kepala hingga ekor. Dicatat.
e. Jenis kelamin
Diangkat mencit, lalu badan mencit dibalik. Kemudian
diperhatikan dibagian bawah perutnya untuk mengetahui jenis
kelamin hewan uji. Dicatat.
f. Aktivitas
Diletakkan mencit diatas meja, lalu diperhatikan apakah
mencit aktif atau tidak. Dicatat.
BAB IV
No Nomor HU Jenis Kelamin Berat Badan Panjang Badan Lebar badan Aktifitas
1 . Mencit 1 B e t i n a 3 6 g 2 0 c m 3,5 cm A k t i f
2 . Mencit 2 B e t i n a 2 6 g 7 , 5 c m 3,5 cm A k i f
3 . Mencit 3 B e t i n a 2 4 g 1 6 c m 3,3 cm A k t i f
No Nomor HU Jenis Kelamin Berat Badan Panjang Badan Lebar badan Aktifitas
1 . Mencit 1 B e t i n a 2 2 g 1 7 c m 3 cm A k t i f
2 . Mencit 2 B e t i n a 3 1 g 1 8 c m 3,5 cm A k t i f
3 . Mencit 3 B e t i n a 1 7 g 16,2 cm 3 cm A k t i f
No Nomor HU Jenis Kelamin Berat Badan Panjang Badan Lebar badan Aktifitas
1 . Mencit 1 B e t i n a 3 3 g 1 9 , 3 c m 3,3 cm A k t i f
2 . Mencit 2 B e t i n a 3 5 g 1 9 c m 3,5 cm A k t i f
3 . Mencit 3 B e t i n a 1 5 g 1 5 c m 2,5 cm A k t i f
IV.2 Pembahasan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Gan Gunawan, Sulistia., 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta:
FKUI.
Penimbangan Penanganan
Penandaan Pengukuran