Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

CARA PEMBERIAN OBAT DAN PENGAMBILAN SPESIMEN SAMPLE HEWAN UJI

Dosen Pengampu: Elly Wardani, M.Farm, Apt

DISUSUN OLEH

NADIA PUSPITA SARI 12018029

NINA AGUSTINA 12028052

OPI DWI NURHAYATI 12018060

SARAH ANGGITA PRATIWI 12018070

SILVIA DWI AYU LESTARI 12018074

WAHYU MUHAMMAD NUR 12018087

S 1 FARMASI

STIKES PRIMA INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Cara Pemberian Obat dan
Pengambilan Spesimen Hewan Uji”. Maka ini kami susun untuk melengkapi tugas Pembuatan
Laporan Praktikum.

Kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan


laporan praktikum ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan
dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Penulis

15 Juni 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM...................................................................................6
A. Alat dan Bahan...................................................................................................................6
B. Hewan Uji............................................................................................................................6
C. Prosedur Kerja....................................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................7
A. Data Pengamatan................................................................................................................7
B. Pembahasan.........................................................................................................................7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan,
sebagai mahasiswa farmasi sudah seharusnya mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
obat baik dari segi farmasetik,farmakodinamik, farmakokinetik, dan juga dari segi
farmakologi dan toksikologinya. Farmakologi sebagai ilmu yang berbeda dari ilmu lain
secara umum pada keterkaitan yang erat dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik sangat
sulit mengerti farmakologi tanpa pengetahuan tentang fisiologi tubuh, biokimia, dan ilmu
kedokteran klinik. Jadi, farmakologi adalah ilmu yang mengintegrasikan ilmu kedokteran
dasar dan menjembatani ilmu praklinik dan klinik. Farmakologi mempunyai keterkaitan
khusus dengan farmasi, yaitu cara membuat, memformulasi, menyimpan, dan
menyediakan obat diperlukannya suatu alat atau obyek tertentu untuk dapat
membantunya dan yang dapat pula dipergunakan sebagai subyek dalam penelitian, di
antaranya adalah dengan mempergunakan hewan- hewan percobaan. Penggunaan hewan
percobaan terus berkembang hingga kini. Pegunaan hewan percobaan tersebut antara lain
sebagai pengganti dari subyek yang diinginkan, sebagai model, di samping itu di bidang
farmasi juga digunakan sebagai alat untuk mengukur besaran kualitas dan kuantitas suatu
obat sebelum diberikan kepada manusia. Tidak semua hewan coba dapat digunakan
dalam suatu penelitian,harus dipilih mana yang sesuai dan dapat memberikan gambaran
tujuan yang akan dicapai. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah
memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu,antara lain persyaratan genetis keturunan dan
lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, disamping factor ekonomis, mudah
tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya
pada manusia. Oleh karena itu, kita dapat dan lebih mudah menggunakan hewan coba
sebagai hewan percobaan. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah
telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. agar mengetahui bagaimana cara kita sebagai
mahasiswa maupun sebagai seorang 2 peneliti dalam hal ini mengetahui tentang
kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya
maupun efek sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan.
Hewan coba adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologis.
1
Hewan laboratorium tersebut di gunakan sebagai uji praktik untuk penelitian pengaruh
bahan kimia atau obat pada manusia.dalam praktikum kali ini menggunakan mencit
sebagai hewan percobaan. Mencit merupakan hewan yang mudah ditangani dan bersifat
penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Sehingga hewan
tersebut sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai
bentuk percobaan.
B. Tujuan
Melalui praktikum ini diharapkan anda mampu memegang, memberikan perlakukan dan
mengambil sampel cairan dari hewan uji mencit, tikus dan kelinci dengan benar.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Rute pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia yang
berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah
yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut
berbeda. Hal-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya
dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat (Katzug, B.G, 1989).
Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi pasien.

Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti berikut:

a. Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik


b. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lama
c. Stabilitas obat di dalam lambung atau usus
d. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute
e. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter 3
f. Harga obat yang relatif ekonomis dalam penyediaan obat melalui bermacam-macam rute
g. Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.

Bentuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang
diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan efek terapi obat. Bentuk
sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau sistemik. Efek sistemik diperoleh jika
obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang efek lokal adalah efek obat yang
bekerja setempat misalnya salep (Anief, 1990).

Efek sistemik dapat diperoleh dengan cara:

a. Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectal


b. Parenteral dengan cara intravena, intra muskuler dan subkutan
c. Inhalasi langsung ke dalam paru-paru.

Efek lokal dapat diperoleh dengan cara:

3
a. Intraokular, intranasal, aural, dengan jalan diteteskan ada mata, hidung, telinga
b. Intrarespiratoral, berupa gas masuk paru-paru
c. Rektal, uretral dan vaginal, dengan jalan dimasukkan ke dalam dubur, saluran kencing
dan kemaluan wanita, obat meleleh atau larut pada keringat badan atau larut dalam cairan
badan

Rute penggunaan obat dapat dengan cara:

a. Melalui rute oral


Cairan obat diberikan dengan menggunakan sonde oral. Sonde oral ditempelkan pada
langit- langit mulut atas mencit, kemudian perlahan- lahan dimasukkan sampai ke
esofagus dan cairan obat dimasukkan.
b. Melalui rute Sub kutan
Kulit di daerah tengkuk diangkat dan ke bagian bawah kulit dimasukkan obat dengan
menggunakan alat suntik 1 ml & jarum ukuran 27G/ 0,4 mm. Selain itu juga bisa di
daerah belakang tikus
c. Melalui rute intra vena
Mencit dimasukkan ke dalam kandang restriksi mencit, dengan ekornya menjulur keluar.
Ekornya dicelupkan ke dalam air hangat (28-30 oC) agar pembuluh vena ekor mengalami
dilatasi, sehingga memudahkan pemberian obat ke dalam pembuluh vena. Pemberian obat
dilakukan dengan mengguna kan jarum suntik no.24
d. Melalui rute intramuscular
Obat disuntikkan pada paha posterior dengan jarum suntik no. 24.
e. Melalui rute intraperitonial
Pada saat penyuntikan, posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Jarum disuntikkan
dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis
tengah, agar jarum suntik tidak mengenai kandung kemih. Penyuntikan tidak di daerah
yang terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya penyuntikan pada hati.

Memegang Mencit

a. Mencit diangkat dengan cara memegang ekor kearah atas dengan tangan kanan
b. Lalu letakkan mencit di letakkan di permukaan yang kasar biarkan mencit menjangkau /
mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang).

4
c. Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk menjepit kulit tengkuk
mencit,seerat / setegang mungkin.
d. Ekor dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari manis tangan
kiri.
e. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh tangan kiri dan siap untuk diberi
perlakuan.

5
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Kandang restrain
4. Spoit oral
5. Spoit 1 ml
B. Hewan Uji
Mencit
C. Prosedur Kerja
 Melalui rute oral
Cairan obat diberikan dengan menggunakan sonde oral. Sonde oral ditempelkan pada
langit- langit mulut atas mencit, kemudian perlahan- lahan dimasukkan sampai ke
esofagus dan cairan obat dimasukkan.
 Melalui rute Sub kutan
Kulit di daerah tengkuk diangkat dan ke bagian bawah kulit dimasukkan obat dengan
menggunakan alat suntik 1 ml & jarum ukuran 27G/ 0,4 mm. Selain itu juga bisa di
daerah belakang tikus
 Melalui rute intra vena
Mencit dimasukkan ke dalam kandang restriksi mencit, dengan ekornya menjulur
keluar. Ekornya dicelupkan ke dalam air hangat (28-30 oC) agar pembuluh vena ekor
mengalami dilatasi, sehingga memudahkan pemberian obat ke dalam pembuluh vena.
Pemberian obat dilakukan dengan mengguna kan jarum suntik no.24
 Melalui rute intramuscular
Obat disuntikkan pada paha posterior dengan jarum suntik no. 24.
 Melalui rute intraperitonial

6
Pada saat penyuntikan, posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Jarum disuntikkan
dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis
tengah, agar jarum suntik tidak mengenai kandung kemih. Penyuntikan tidak di
daerah yang terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya penyuntikan pada hati.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Hewan Coba Volume


Cara Pemberian
Jenis Berat Pemberian
Mencit 20 g Oral 1 mL
Mencit 20 g Subkutan 0,5 mL
Mencit 20 g Intravena 0,5 mL
Mencit 20 g Intramuscular 0,05 mL
Mencit 25 g Intraperitonial 1 mL
B. Pembahasan
Pada praktikum farmakologi yang berjudul “Cara Pemberian Obat dan
Pengambilan Spesimen Hewan Uji” dilakukan cara pemberian obat dengan beberapa rute
yaitu rute oral, subkutan, intravena, intramuscular dan intraperitonial. Pemberian obat
pada mencit dilakukan dengan mememenuhi standar volume pemberian obat pada mencit
yaitu untuk oral 1mL, subkutan 0,5 mL, inttravena 0,5 mL, intramuscular 0,05 mL, dan
intraperitonial 1mL. Pada praktikum farmakologi yang berjudul “Cara Pemberian Obat
dan Pengambilan Spesimen Hewan Uji” tidak dilakukan perhitungan dosis dikarenakan
bahan yang digunakan untuk disuntikan pada mencit yaitu air bukan obat dan kami tidak
tahu efek yang lebih cepat untuk respon mencit setelah disuntikan.
Pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang umum
dilakukan karena mudah, aman, dan murah. Namun kerugiannya ialah banyak faktor
yang dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya sehingga waktu onset yang didapat cukup
lama. Sedangkan pemberian secara suntikan yaitu pemberian intravena, memiliki
keuntungan karena efek yang timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan
pemberian secara oral karena tidak mengalami tahap absorpsi maka kadar obat dalam

7
darah diperoleh secara cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons
penderita.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemberian obat secara oral merupakan cara pemberian obat yang umum dilakukan karena
mudah, aman, dan murah. Namun kerugiannya ialah banyak faktor yang dapat
mempengaruhi bioavailabilitasnya sehingga waktu onset yang didapat cukup lama.
Sedangkan pemberian secara suntikan yaitu pemberian intravena, memiliki keuntungan
karena efek yang timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian secara
oral karena tidak mengalami tahap absorpsi maka kadar obat dalam darah diperoleh
secara cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita. Pada
praktikum farmakologi yang berjudul “Cara Pemberian Obat dan Pengambilan Spesimen
Hewan Uji” dilakukan cara pemberian obat dengan beberapa rute yaitu rute oral,
subkutan, intravena, intramuscular dan intraperitonial. Pemberian obat pada mencit
dilakukan dengan mememenuhi standar volume pemberian obat pada mencit yaitu untuk
oral 1mL, subkutan 0,5 mL, inttravena 0,5 mL, intramuscular 0,05 mL, dan
intraperitonial 1mL
B. Saran
Pada saat pembuatan Laporan Praktikum Farmakologi II penulis menyadari bahwa
banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bias
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki laporan
tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan
laporan dalam kesimpulan di atas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Linus Setia Adi, 2011. CARA DAN RUTE PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN PERCOBAAN

MENCIT. SEMARANG. AKADEMI FARMASI THERESIANA

Anda mungkin juga menyukai