Disusun Oleh :
S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
Jalan Kumbang No. 23 Bogor Jawa Barat 16128 Telp. (0251) 8323189 Fax. (0251) 8323189
Jalan Parung Aleng, Ds. Cikeas Kab. Bogor 16710, Telp. (0251) 8270081 / 8270064
BAB I
PENDAHULUAN
2. Kloroform
Nama resmi : CHLOROFORMUM
Nama lain : kloroform
RM/BM : CHCl3/119,38
Pemerian : Cairan, mudah menguap; tidak berwarna; bau khas; rasa
manis dan membakar.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air; mudah larut dalam
etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut
organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemah.
Farmakodinamik : Kloroform dapat menurunkan stabilitas kecepatan kontraksi
obat, gelisah
Farmakokinetik : diabsopsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna,
konsentarasi tertinggi dalam plasma dicapai dalm waktu ½ jam
dan masa paruh plasma antara 1-3 jam, obat ini tersebar
keseluruh cairan tubuh. Metabolisme oleh enzim mikrosom
hati. Sebagian parasetamol dikonjugasi dengan asam
glukoronat dan sebagian kecil lainnya de ngan asam
sulfat.(11;318)
Efek samping : Merusak hati dan bersifat karsinogenik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik bersumbat kaca, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan : Anastesi umum.
Mekanisme kerja Merusak sel hati melalui metabolik reaktif yaitu radikal
triklorometil. Radikal ini secara kovalen mengikat protein dan
lipid jenuh sehingga terbentuk peroksidasi lipid pada
membrane sel yang akan menyebabkan kerusakan yang dapat
mengakibatkan pecahnya membrane sel peroksidasi lipid yang
menyebabkan penekanan pompa Ca2+ mikrosom yang dapat
menyebabkan gangguan awal hemostatik Ca2+ sel hati yang
dapat menyebabkan kematian sel.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Bahan :
4 1 tts(12.00) : tidak
(26,96 6 tetes 40 menit menyebabkan mencit -
gram) pingsan.
tts ke 2(12.10) : tidak
menyebabkan mencit
pingsan.
tts ke 4(12.40) : mencit tidak
pingsan hanya mulai lemas.
tts ke 6(12.50) : mencit tidak
pingsan namun lemas, dan
tidak seimbang
(sempoyongan).
2 tts(12.10) : mencit tidak
pingsan.
tts ke 3(12.18) : mencit tidak
pingsan.
5
tts ke 5 (12.32) : mencit -
(27,44 8 tetes 22 menit
lemas.
gram)
tts ke 8 (12.48) : mencit
lemas, sempoyongan ditandai
dengan berjalan sambil
menyeret kakinya.
3 tts (12.00) : mencit tidak
pingsan.
tts ke 4 (12.15) : mencit tidak
pingsan.
tts ke 6 (12.26) : mencit tidak
6 pingsan hanya terdiam
(26,99 9 tetes 26 menit sebentar, dan tidak seimbang -
5.1 Kesimpulan
1. Anastetika umum dapat diberikan secara inhalasi ataupun injeksi intravena, dan
dalam praktikum kali ini, hanya dilakukan secara inhalasi.
2. Kloroform lebih cepat memberikan efek anastesi terhadap mencit daripada eter.
3. Range waktu dari fase anastesi ke fase pemulihan kloroform lebih lama dari eter.
4. Dalam praktikum ini dosis tidak diperhitungkan karena pemberiannya tidak
dilakukan secara oral maupun injeksi, melainkan dilakukan secara inhalasi.
5. Dalam pengamatan anastesi umum yang dilakukan secara inhalasi diperlukan
kecermatan dalam mengamati fase-fase anastesi umum, agar mencit tidak mati.
DAFTAR PUSTAKA
Ernst Mutschler. 1986. Dinamika Obat, Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan), ITB :
Bandung
Ganiswarna. G Sulistia,.1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4.Jakarta: Gaya baru.P.109.
Katzung, Bertram. G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika : Jakarta.
Tim penyusun,. 2010. Buku Ajar Anatomi Umum Fakultas Kedokteran.
Makassar:UNHAS. P.68.
Tim penyusun,.2012. Penuntun praktikum Farmakologi Toksikologi I.
Makassar:STIFA.P.21,22,23,24,25.