LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PRAKTIKUM 3
PENGUJIAN EFEK ABSORBSI OBAT PADA HEWAN UJI
Oleh:
KELOMPOK I
KELAS C18
SYAFIRA ALFA RISKI ( 18.116.AF )
DENA YUNITA ( 18.089.AF )
SRY FAJRYANI ( 18.112.AF )
YENNI MEIKA PUTRI ( 18.126.AF )
NURATIKA SUDIRMAN ( 18.097.AF )
VENTRI SANDAN ( 18.122.AF )
IIN MEYLANI RIZAL ( 18.093.AF )
SISKA KINDAN ( 18.108.AF )
RICSTYN SILVIA PUTRI ( 18.102.AF )
ANJAS EKA SAPUTRA ( 18.088.AF )
I. 1 Latar Belakang
Obat adalah bentuk sediaan tertentu dari bahan obat yang digunakan
diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman seperti suatu obat
cepat.
I. 2. 2 Tujuan Percobaan
Untukmenganalisiskecepatanabsorbsidiazepamdenganberbagai
macamjalurpemberianobat.
I. 3 Prinsip Percobaan
Cara pemberian mempengaruhi kecepatan absorbsi, semakin cepat
obat diabsorbsi oleh tubuh maka semakin cepat pula efek hipnotik obat
terjadi dengan ditandai oleh waktu tertidurnya hewan coba yang lebih cepat
pula.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat adalah bentuk sediaan tertentu dari bahan obat yang digunakan
Kerja suatu obat merupakan hasil dari banyak sekali proses umunya ini di
a. Fase farmaseutik
Karena itu fase ini terutama ditentukan oleh sifat-sifat galenik obat.
b. Fase farmakokinetika
Fase ini termasuk proses invansi dan proses eliminasi,yang
dimaksud dengan invansi adalah proses-proses yang berlangsung pada
pengambilan sesuatu bahan obat dalam organisme sedangkan
eliminasi merupakan proses-proses yang menyebabkan penurunan
konsentrasi obat dalam organisme.
c. Fase farmakodinamika
Merupakan interaksi obat-reseptor dan juga proses-prose yang
terlibat dimana akhir efek farmakologi terjadi.
Suatu obat dapata diberikan baik pada permukaan tubuh,yakni pada kulit
atau mukosa, maupun disuntikkan dengan bantuan alat perforasi kedalam
bagian tubuh.
Tempat pemberian, cara pemberian dan bentuk sediaan obat diatur
menurut :
- Sifat fisik dan kimia obat
- Munculnya kerja dan lama kerja yang di inginkan
- Tempat obt seharusnya bekerja.
Apabila di inginkan kerja yang cepat maka harus dipilih suatu cara
pemberian, yang dimana pada setelah pemberian obat tidak terjadi proses
absorbsi.
Agar dapat di absorbsi obat harus dalam bentuk larutan. Obat yang
diberikan dalam larutan akan lebih cepat di absorbsi daripada yang harus
larut dulu dalam tubuh sebelum di absorbsi. Absorbsi obat dilakukan
dengan cara menembus membran yang memisahkan obat ditempat
pemberian dengan tempat-tempat kerja obat.
Perjalanan obat itu sendiri melalui 4 tahap (disebut fase
farmakokinetika), yaitu:
a. Absorbsi
Yaitu pengambilan obat dari permukaan tubuh atau dari tempat
tempat tertentu dalam organ kedalam aliran darah atau system
pembuluh lymfe. Dari aliran darah atau system pembuluh lymfe terjadi
distribusi obat kedalam organisme keseluruhan. Karena obat baru
berkhasiat apabila berhasil mencapai konsentrasi yang sesuai pada
tempat kerjanya maka suatu absorbsi yang cukup merupakan syarat
untuk suatu efek terapeutik,sejauh obat tidak digunakan secara
intravasal atau tidak langsung dipakai ke tempat kerjanya. Dikatakan
cukup apabila kadar obat yang telah diabsorbsi melewati batas KTM
atau Kadar Toksik Minimum namun masih berada di batas KEM atau
Kadar Efektif Minimum (Anief,2007).
b. Distribusi
Yaitu proses penyebaran zat aktif yang telah masuk ke
peredaran darah ke seluruh tubuh,baik secara kualitatif maupun
kuantitatif (Anief,2007).
C. Metabolisme dan Eksresi (Eliminasi)
Obat harus melalui proses metabolisme agar dapat dikeluarkan
dari tubuh. Dimana pada saat inilah tubuh berusaha mengubahnya
metabolit yang bersifat hidrofil agar mudah dikeluarkan melalui sistem
eksresi misalnya lewat anus,paru,kulit dan ginjal.
BB VolPemberian
Kelompok Replikasi mencit
(ml)
(g)
1 23 0,153 ml
Peroral 28 0,186 ml
2
1 29 0,133 ml
Subkutan 21 0,18 ml
2
1 23 0,153 ml
I.P 21 0,14 ml
2
1 24 0,16 ml
Na.CMC 24 0,16 ml
2
1 24 0,16 ml
IV 20 0,133 ml
2
2. Pengamatan percobaan pengaruh absorbsi obat
Reflek balik
Kelompok Replikasi Jam Durasi
badan(pada jam)
pemberian Hilang Kembali
1 14.06 - -
Na.CMC 14.08 - -
2
1 14.06 14.30 16.00 1 jam
IV 30
menit
2 14.07 14.15 16.01 1 jam
44
menit
IV. 2 Pembahasan
yang diberikan dalam rute pemberian terhadap kadar obat dalam tubuh
dengan mengamati efek, kecepatan efek yang terjadi (onset) dan lama
Rute pemberian obat pada praktikum kali ini yaitu pemberian obat secara
dan lain lain), merupakan pemberian obat secara injeksi. Kelebihan dari
mencit 1(a) yaitu 24 gram dengan volume pemberian obat sebanyak 0,16
ml, mencit 1(b) yaitu 24 gram dengan volume pemberian obat sebanyak
0,16 ml.
pemberian secara oral yang dimana hasil pengamatan kami, mencit 2(a)
menit, Mencit 3(b) berat 27 gram dan volume pemberian 0,18 ml dengan
(a) berat 23 gram dan volume pemberian 0,153 ml dengan durasi 1 jam
dengan durasi 1 jam 44 menit. Dari tiap kelompok mencit diperoleh hasil
ke pembuluh darah kecil (kapiler) dan terbawa oleh aliran darah. Atau,
obat mencapai aliran darah melalui pembuluh limfatik. Obat protein yang
kapiler. Rute subkutan digunakan untuk banyak obat protein karena obat
tersebut akan hancur dalam saluran pencernaan jika mereka diambil
= 5 mg x 0,0026
= 0,013 mg
30
Untuk 30 gram = x 0,013 mg = 0,0195 mg
20
50
Dengan volume pemberian untuk mencit = x 0,0195 = 4.875 mg
0,2
4.875
Berat yang ditimbang = 𝑋 259,53 =253,04 mg/ dalam 50 ml
5
5 𝑚𝑙
Untuk membuat 5 ml = x 0,0195
0,2 𝑚𝑙
= 0,4875 mg
𝑜,4875
Jumlah yang dipipet = x 2 ml
5
= o,195 ~ 0,2 ml
IV.4 PERHITUNGAN VOLUME PEMBERIAN
a. Peroral
𝟐𝟑
1. x 0,2 = 0,153 ml
𝟑𝟎
𝟐𝟖
2. 𝒙 𝟎, 𝟐 = 0,186 ml
𝟑𝟎
b. Subcutan
𝟐𝟗
1. x 0,2 = 0,133 ml
𝟑𝟎
𝟐𝟕
2. x 0,2 = 0,18 ml
𝟑𝟎
c. IP
𝟐𝟑
1. x 0,2 = 0,153 ml
𝟑𝟎
𝟐𝟏
2. x 0,2 = 0,14 ml
𝟑𝟎
d. NA. CMC
𝟐𝟒
1. x 0,2 = 0,16 ml
𝟑𝟎
𝟐𝟒
2. x 0,2 = 0,16 ml
𝟑𝟎
e. IV
𝟐𝟒
1. x 0,2 = 0,16 ml
𝟑𝟎
𝟐𝟎
2. 𝟑𝟎
x 0,2 =0,133 ml
BAB V
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
❖ Dosis obat yang berbeda diberikan tiap mencit karena sesuai berat
badan tiap mencit.
❖ Rute pemberian obat yang memiliki onset tercepat yaitu melalui
parenteral seperti intravena, intraperitoneal dan subkutan, karena
tidak mengalami prosesadsorbsi.
❖ Rute pemberian obat yang memiliki onset terlama diabsorbsi yaitu
melalui oral.
❖ Rute Pemberian obat yang memiliki durasi terlama adalah melalui
subcutan.
VI. 2 Saran
Pada praktikum kali ini baik, semoga kedepannya lagi lebih baik
dan kepada instruktur tetap memperhatikan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Jakarta
Indonesia, Jakarta
Yamasi, Makassar
https://www.academia.edu/18915181/PENGARUH_CARA_PEMBERIAN_TE
RHADAP_ABSORBSI_OBAT
https://id.wikibooks.org/wiki/Farmakologi/Rute_Pemberian_Obat#Rute_Injeksi