Kelas : Reguler C
Nim : 18.098. AF
Aspirin
Mekanisme keracunan : salisilat mengganggu metabolisme glukosa dan asam lemak,
juga menyebabkan terjadinya uncoupling fosforilasi oksidatif, sehingga ATP yang di
produksi tidak efisien, akumulasi asam laktat dan melepaskan panas.
Tanda dan gejala : hiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang dan koma.
Akhirnya depresi napas
Terapi : simtomatik (awasi pernapasan). Beri susu, bilas lambung dengan Na-
bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh di berikan
Codein
Mekanisme keracunan : kodein dan opiate lain menstimulasi beberapa reseptor di
SSP, menyebabkan sedasi dan penurunan jaras simpatis. Efek opiat yang berlebihan
dapat menyebabkan koma dan depresi saluran napas.
Tanda dan gejala : mual muntah, pusing, kulit dingin, pupil kecil. Depresi napas
koma
Terapi : bila ada depresi napas berikan nalokson hcl 5-10 mg. bila tidak ada depresi
napas simtomatik saja.
Barbiturate (fenobarbital)
Mekanisme keracunan : Semua barbiturate menyebabkan depresi aktivitas neuron
menyeluruh di otak. Efek terutama di perantarai oleh peningkatan hambatan oleh
GABA. Hipotensi yang terjadi akibat dosis tinggi di sebabkan oleh depresi tonus
simpatis sentral dan oleh depresi langsung kontraktilitas jantung.
Fisostigmin (dosis letal : kira – kira 10mg)
Miosis, banyak keringat, ludah dan air mata, muntah, kelumpuhan pernapasan
Terapi : atropine sulfat 1-2 mg i.m pada kasus yang berat i.v ; kalau perlu di ulang ;
pada kelumpuhan pernapasan yang masih dini pernapasan buatan
Insulin
Hipoglikemia pemerahan pada muka, berkeringat, rasa lapar, tonus otot skelet turun,
apati, koma hipoglikemik
Terapi : glucagon 0,5 – 1 mg i.v; larutan glukosa 20% secara iv
Hiosiamin (dosis letal : 100mg)
Kelumpuhan vagus, pemerahan pada muka, kekeringan mukosa, takhikardia,
midriasis, rangsangan sentral, ketidaktenganan motoric yang hebat, pada dosis tinggi
koma, kelumpuhan pernapasan
Terapi : bilas lambung, carbo medicinalis; jika pembilasan tidak mungkin apomorfin
10mg sc; fisostigmin 2mg i.m atau perlahan –lahan i.v; sedative; kalau perlu
pernapasan buatan.
Kalsium sianamida ( dosis letalis : 0,35 g bersama-sama dengan pemberian alcohol)
Toksisitas akan naik 30 kalinya jika di berikan bersama alcohol, gejala keracunan
mirip tetraetiltiuramdisulfida
Terapi : injeksi sistein, obat sirkulasi, profilaksis, artinya selama bekerja dengan
kalsium sianamida jangan minum alcohol
Scopolamine
Terblus amat dalam, pupil terdilatasi maksimum, mukosa mulut amat kering,
pernapsan datar, kelumpuhan pernapasan
Terapi : bilas lambung dengan penambahan carbo medicinalis, pencahar garam, jika
di perlukan pernapsan buatan, fisostigmin 2ml im ata perlahan –lahan iv
4. Menurut pendapat anda, apakah efek dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif
tergolong kedalam toksisitas obat ? jelaskan alasan anda di sertai referensi ilmiah
Jawab :
Menurut pendapat saya efek dari Narkotika, psiktropika, dan zat adiktif tergolong
kedalam toksisitas obat karena memiliki jenis zat yang mampu merangsang sistem saraf
pusat dan memberikan efek ketergantungan serta efek halusinasi dan gangguan berfikir
apabila di konsumsi dalam dosis yang berlebih. Karena suatu zat di ntakan sebagai racun
jika ia dapat menimbulkan kerja yang merusak. Senyawa yang di sebut racun hanyalah
jika kerusakan yang ditimbulkannya relatif besar.(literatur : Buku Dinamika Obat
Farmakologi Dan Toksikologi)
5. Jelaskan perbedaan antara toksisitas obat, toksisitas radikal bebas, serta toksisitas zat
kimia rumah tangga. Tuliskan contohnya masing – masing (minimal 5)
Jawab :
Toksikologi obat
Uji obat yang potensial terhadap toksisitas atau keamanannya dalam fase
praklinik
Efek samping ( yang tak diingini) dari obat, kombinasi obat dan kosmetika pada
penggunaan sesuai petunjuk
Keracunan akut dan kronis pada penggunaan obat berlebih
Toksisitas radikal bebas adalah suatu molekul atau senyawa yang mempunyai
elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya.
Contoh : hidrogen peroksida (H2O2), nitroksida (NO), hidroksil (OH-), asam hipklorit
(HOCl), superoksida (O-).
Toksisitas zat kimia rumah tangga yaitu penggunaan insektisida dalam kesehatan di
tunjukkan antara lain untuk membasmi lalat, nyamuk, vektor malaria dan demam
berdarah. Akan tetapi penggunaan insektisida yang tidak tepat sering memberi
dampak buruk terhadap kesehatan dan dampak negatif terhadap lingkungan. Semua
insektisida adalah toksik, yang berbeda hanya toksisitasnya.
Contoh : penghilang noda, bensin, rokok, minyak bumi, terpentin.