LAPORAN
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK PADA HEWAN UJI
Dibuat Oleh :
REGULERC18
KELOMPOK II :
NUR HILMI SAFITRI 18.098.AF
RISKAWATI J 18.104.AF
INDAH MELYANASARI 18.094.AF
HASTU ELSYAH WULANDARI 18.092.AF
RESKI FARADILLAH 18.101.AF
HARDIANTI 18.090.AF
RAFIAH 18.099.AF
SRI GIRA RAHAYU 18.109.AF
SAMSIAR 18.107.AF
MUH. IKHSAN FARHRIADI 18.096.AF
INSTRUKTUR : AGUST DWIJAJANTI S,Si, M.Kes.Apt
PENDAHULUAN
Salah satu hormone yang memilki fungsi dalam pengaturan metabolisme dan
Hormon ini terbentuk pada kelenjar pankreas oleh sel- sel β yang
digunakan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh menjadi letih, cepat haus, lapar dan
kali ini kita menggunakan hewan coba mencituntuk uji antidiabetes. Praktikum ini
Selain itu, sebagai mahasiswa farmasi kita harus mengetahui obat antidiabetes
yang idealdan tidak memiliki efek samping yang merugikan pengguna obat
TINJAUAN PUSTAKA
gangguan kronis yang disebabkan oleh kekurangan relative atau absolut dari
hormone insulin yang dihasilkan oleh sel-sel beta dari kelenjar pancreas.
madu. Kata ini digunakan karena pada pasien diabetes mellitus, meningginya
kadar gula darah termanefestasi juga dalam air seni. Ginjal tidak dapat lagi
b. Klasifikasi DM
1. Kelas klinis
darah lebih tinggi dari normal. Kelas klinis dibedakan menajdi tiga yaitu
sebagai berikut:
a. Diabetes mellitus
kadar glukosa darah dalam keadaan puasa lebih dari 140 mg/dl, atau
dua jam sesudah makan (post prandial) kadarnya lebih dari 200 mg/dl.
berikut:
DM/ IDDM
Kelompok ini adalah penderita penyakit DM yang sangat
masa anak-anak dan puncaknya pada usia akil balik. Tipe ini
dependent DM=NIDDM
NIDDM diduga disebabkan oleh factor genetis dan dipicu oleh pola
1. Penyakit pancreas
2. Penyakit hormonal
3. Obat-obatan
glukosa darah pada tes toleransi glukosa oral (TTG)) yang nilainya
stroke.
benar.
2. Kelas resiko statistik
c. Penggolongan obat
“starch-blocker”.
Tabel 1.1 beberapa golongan senyawa hipoglikemik oral beserta mekanisme
kerjanya.
untuk menguji efek dari obat diabetes melitus. Obat diabetes melitus secara garis
besarnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, oleh
karena itu perlakuan pada hewan coba yang digunakan juga dapat dibedakan atas
digunakan adalah golongan tikus (mencit atau tikus). Tikus dapat dibuat
mengidap penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2, baik secara alami, perubahan
diabetes tipe satu dimana banyaknya sel beta yang hancur dengan demikian,
kimia tidak hanya menyediakan model sederhana dan relatif murah tetapi juga
dengan glukosa, aloksan dan STZ dapat bersaing dengan glukosa, sehingga
hewan yang sedang puasa cenderung lebih rentan terhadap kedua bahan tersebut.
Salah satu kelemahan induksi diabetes tipe 1 dengan bahan kimia adalah bahan
tersebut dapat menjadi racun pada organ tubuh yang lain. perlu juga dicatat bahwa
terjadi perubahan pada isoenzim P450 di hati, ginjal, paru-paru, usus, tesis dan
otak setelah pemberian STZ atau aloksan, dan dengan demikian, hal ini harus
1. Streptozotocin (STZ).
STZ [2-deoksi-2-(3-(metil-3-nitrosoureido)-D-glucopyranose]
obat akan memasuki sel beta pankreas melalui Glut-2 transporter dan
produksi insulin (Sandler dan Swenne, 1983). Selain itu, STZ mer pakan
sumber radikal bebas yang juga dapat berkontribusi terhadap kerusakan DNA
dan akhirnya kematian pada sel. STZ dapat digunakan dengan sekali
pemberian dengan dosis tinggi atau diberikan berulang dengan dosis rendah.
pada strain tikus (Hayashi et al., 2006), dan pada mencit berkisar 35-65
STZ dapat diberikan dalam beberapa dosis rendah selama 5 hari untuk
menginduksi insulitis pada mencit atau tikus . jarak dosis yang diberikan
antara 20 sampai 40 mg/kg per hari, tergantung pada spesies dan strain.
Penurunan dalam volume dan jumlah pulau langerhans tampak jelas yang
2. Aloksan.
terutama disebabkan ambilan cepat oleh sel beta dan pembentukan radikal
bebas, dimana sel beta memiliki mekanisme pertahanan yang buruk untuk
Aloksan juga diambil oleh hati, tetapi hati memiliki perlindungan yang
lebih baik untuk oksigen reaktif (Malaisse et al, 1982;. Mathews dan Leiter,
1999) dan oleh karena itu hati tidak rentan terhadap kerusakan. Mekanisme
lain kerusakan sel beta oleh aloksan termasuk oksidasi gugus SH yang
kalsium intraseluler.
Dosis pada tikus berkisar dari 50 sampai 200 mg/kg dan pada mencit
dari 40 hingga 200 mg/kg BB, tergantung pada strain dan rute pemberian
dimana pemberian ip dan s.c membutuhkan hingga tiga kali lebih besar dari
dosis dengan rute i.v. Dosis 100 mg/kg BB telah digunakan untuk membuat
diabetes jangka panjang pada kelinci perlu dicatat bahwa aloksan memiliki
Pada cara ini mencit yang digunakan adalah mencit normal yang
menjadi glukosa dan fruktosa. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah dapat
a. Dengan spektrofotometer
pereaksi enzim kit glukosa 500 μl, kemudian diinkubasi selama 10 menit dan
b. Dengan Glukometer
Terdiri dari alat glukometer dan strip glukosa Glucometer yang sesuai
dengan nomor pada alat. Alat ini secara otomatis akan hidup ketika glucose
Tes strip dimasukkan dan akan mati setelah glucose Tes strip dicabut.
masukkan strip kedalam alat glukometer, sehingga glucometer ini akan hidup
secara otomatis, kemudian dicocokkan kode nomor yang muncul pada layar
dengan yang ada pada vial Check glucose Tes strip. Tes strip yang
dimasukkan pada glucometer pada bagian layar yang tertera angka yang harus
sesuai dengan kode vial Check glucose Tes strip, kemudian pada layar
tetesan darah yang keluar langsung dari pembuluh darah ke Tesstrip dan
ditarik sendirinya melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah,
alat mulai mengukur kadar glukosa darah. Hasil pengukuran diperoleh selama
10 detik.
RM/BM : C 6 H 12 O6
dalam etanol.
air
konstipasi.
sehari
2017).
a. Klasifikasi
b. Morfologi
Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon
3-8 m. Berdahan kaku, kasar dan kulit batang coklat keabu-abuan atau coklat
kekuningan. Bentuk daun secara umum hampir bulat, bulat panjang sampai
jorong, warna daun hijau mengkilap, permukaan daun bergelombang, agak
kasar, pangkal daun meruncing dan ujung daun runcing. Letak daun
berhadapan, tulang daun menyirip. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu
yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Buah muda berwarna
hijau, berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol.
II.5 URAIAN HEWAN UJI MENCIT (Mus musculus)
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Tetrapoda
Class : Mamalia
Order : Rodentia
Suborder : Myomorpha
Superfamily : Muroidea
Family : Muridae
Subfamily : Murinae
Genus : Mus
Pubertas : 35 Hari
berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang
dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga
hidupnya 1-2 tahun, dapat mencapai 3 tahun. Masa reproduksi mencit betina
berlangsung 1,5 tahun. Mencit betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada
umur 8 minggu. Lama kebuntingan 19-20 hari. Jumlah anak mencit rata-rata
METODE KERJA
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
aluminium foil
d. Lalu daun salam direbus dan di hitung suhu 90°C selama 15’.
dengan alfol
III.3.5 Perlakuan terhadap hewan coba
b. Diambil hewan uji sebanyak 3 ekor dan dipuasakan hewan uji selama
8 jam.
menit
volume pemberian.
h. Mencit ketiga diberi ekstrak daun salam melalui oral sesuai dosis
volume pemberian.
i. Lalu diukur gula darah mencit tiap 15 menit, 30 menit dan 60 menit
BAB IV
KELOMPOK 2
Infus Daun
Mengkudu 27 0,18 ml 88 268 225 175 110 15,8 %
IV.2 Pembahasan
insulin relatif yang terjadi jika produksi insulin tidak sesuai dengan
positif, Na.CMC 1% sebagai kontrol negatif dan infuse daun mengkudu sebagai
obat tradisional dimana percobaan ini dilakukan pada hewan coba mencit (Mus
musculus).
Pada praktikum ini digunakan hewan uji yaitu mencit yang dimana
faktor makanan. Walaupun demikian faktor variasi biologis dari hewan tidak
dengan glukosa 10 % hal ini bertujuan agar kadar glukosa hewan uji meningkat
sehingga mudah diuji dengan obat-obat antidiabetes dan dapat dilihat efek
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan membandingkan efek dari obat-
obat anti diabetes melitus golongan sulfonilurea yaitu Glibenklamid, serta obat
yang berfungsi sebagai pembanding yang menunjukkan reaksi hasil positif atau
adanya efek obat anti hiperglikemia. Berdasarkan pengamatan kadar gula darah
kurang lebih 8 jam yaitu 70 mg/dl, 30 menit setelah diinduksi dengan Glukosa
10% yaitu 255 mg/dl yang bertambah karena pemberian glukosa digunakan
untuk menaikkan kadar gula darah. Setelah pemberian bahan obat pada menit
ke 15 kadar gula darah meningkat yaitu 269 mg/dl. Pada menit ke 45, kadar
gula darah juga mengalami peningkatan yaitu 300 mg/dl kemudian pada menit
ke 60 kadar gula darah menurun yaitu 290 mg/dl. Hal ini tidak sesuai dengan
literature, dimana seharusnya Na. CMC tidak memberikan efek antidiabetes
terhadap mencit namun yang terjadi adalah sebaliknya. Hal ini dikarenakan
adanya factor kesalahan pada saat mengukur kadar glukosa darah pada mencit.
selama kurang lebih 8 jam yaitu 93 mg/dl, 30 menit setelah diinduksi dengan
Glukosa 10% yaitu 320 mg/dl yang bertambah karena pemberian glukosa
digunakan untuk menaikkan kadar gula darah. Setelah pemberian bahan obat
pada menit ke 15 kadar gula darah menurun yaitu 250 mg/dl. Pada menit ke 45,
kadar gula darah juga mengalami penurunan yaitu 170 mg/dl dan kemudian
pada menit ke 60 juga kembali mengalami penurunan yaitu 105 mg/dl. Hasil
sulfonilurea yang memiliki potensi penurunan kadar glukosa darah lebih tinggi
bobot badan 27 gram kadar gula darah setelah dipuasakan selama kurang lebih
terjadi peningkatan menjadi 268 mg/dl. Setelah pemberian bahan obat pada
menit ke15 mengalami penurunan menjadi 225 mg/dl, pada menit ke 45 terjadi
penurunan kembali menjadi 175 mg/dl dan kemudian pada menit ke 60 juga
memberikan efek yang lebih cepat bila dibandingkan dengan ekstrak infusa
daun mengkudu. Hal ini dapat dilihat dari penurunan kadar glukosa darah
gula. Persen kadar gula pada glibenclamid lebih besar yaitu 21,5 % sedangkan
diperoleh yaitu, kurangnya waktu puasa mencit, bahan yang digunakan tidak
sesuai.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Perhitungan Bahan
Dosis lazim gibenclamide : 5 mg
Konversi dosis untuk mencit 30 gr : dosis lazim x faktor konversi
: 5 mg x 0,0026
: 0,013 mg
Untuk mencit dengan beart 30 gr : (30/20 x 0,013 mg)
: 0,0195 mg
Dosis di berikan dengan volume : 0,2 ml (yang diberikan ke mencit)
3500
Na-CMC = 255−290 x 100% = = 3,5 %
1000
21500
Glibenclamid = 320−105 x 100 % = = 21,5 %
1000
15800
Infus Daun Mengkudu = 268−110 x 100 % = = 15,8 %
1000
Nama Obat %
Na-CMC 3,5 %
Glibenclamid 21,5 %