Disusun Oleh :
DIABETES MELLITUS
I. Tujuan percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrinning resep pasien diabetes
mellitus kondisi khusus.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara perhitunga dosis dan bahan dalam resep
pasien diabetes mellitus kondisi khusus.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konseling
pasien diabetes mellitus kondisi khusus.
II. Landasan teori
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel veta Langerhans kelenjar pancreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
American Diabetes Association (ADA) merivisi klasifikasi Diabetes Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Diabetes type I terjadi karena dekstruksi otoimun dari sel-sel β
pulau Langerhans kelenjar pancreas langsung mengakibatkan defesiensi sekresi insulin.
Non Insulin Dependent Dibetes Mellitus (NIDM) Diabetes type II terjadi karena sel-sel
sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal (Resistensi
Insulin).
Simptom DM tipe 1
1. Poliuria : peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan efek diuresis osmotic
di ginjal sehingga vol urin meningkat
2. Polydipsia : vol urin banyak, rasa haus, banyak minum
3. Polifagia : ketidakmampuan untuk menggunakan makanan dan menyimpannya
sebagai cadangan energi
4. Adanya keton dalam urin
PENATALAKSANAAN DIABETES
TERAPI OBAT
A. Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet
yang dianjutkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
Kabohidrat : 60-70%, protein : 10-15%, lemak : 20-25%
B. Olahraga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Saat ini ada dokter olahraga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olahraga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya,
tidak perlu olahraga berat, olahraga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat
bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
TERAPI OBAT
TERAPI INSULIN
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM
Tipe 1, sel-sel β Langerhans kelenjar pancreas penderita rusak, sehingga tida dapat
lagi memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe 1 harus
mendapatkan insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di
dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe
2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi
insulin disamping terapi hipoglikemik oral.
Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang terutama berbeda
dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan insulin untuk
terapi dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Insulin masa kerja singkat (short-acting/insulin), disebut juga insulin regular
2. Insulin masa kerja sedang (intermediate-acting)
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
4. Insulin masa kerja panjang (long-acting insulin)
TERAPI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Penggologan obat hipoglikemik oral:
1. Sulfonilurea : meransang sekresi insulin di kelenjar pancreas, sehingga hanya
efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β pankreasnya masih berfungsi
dengan baik. Contoh : gliburida/glibenklamida. Glipizida,glikizida, glikuidon.
2. Meglitinida : merangsang sekresi insulin di kelenjar pancreas. Contoh :
repaglinide
3. Turunan fenilalanin : meningkatkan kecepatan sintesis insulin oleh pankreas.
Contoh : nateglinide
4. Biguanida : bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa
hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Contoh :
metformin
5. Tiazolidindion : meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Berikatan dengn
PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan
lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin. Contoh Rosiglitazone,
troglitazone, pioglitazone
6. Inhibitor α-glukosidase : menghambat kerja enzim-enzim pencernaan yang
mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah.
Contoh : acarbose, miglitol.
V. Hasil pengamatan
1. Resep
2. Etiket
Apotek Bugar Farma
Telepon(0401) 7788618
No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
3 x 1 (sehari)
No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
1 x 1 (sehari)
No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
3 x 1 (sehari)
Obat dikunyah
No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
1 x 1 (sehari)
No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
1 x 1 (sehari)
curcuma
Setelah makan pada pagi hari
3. Copy Resep
CATATAN : Diberikan setengah dari resep asli
APOTEK BUGAR FARMA
Jl. Seraya No.20 Batam
Telp: 0774-8889
Kelompok satu, S. Farm., Apt
SIP : 01101100
SALINAN RESEP
Dari Dokter : Dr. Pratama Purba, Sp. DP tanggal copy resep : 23-11-2019
No.Resep :1
Tanggal Resep : 20 November 2019
Nama Pasien : Khaidir alkahfi
Umur : 75 tahun
R/ Glibenclamide no XXX
S 3 dd 1
det XV
R/ Acarbose no XC
S 3 dd 1
det XLV
R/ Amlodipine 10 mg XXX
S 2 dd 1
det XV
R/ Simvastatin no XXX
S 1 dd 1
det XV
R/ Curcuma no X
S dd 1
det V
PCC
PERTIMBANGAN KLINIS
NO. NAMA OBAT KOMPOSISI INDIKASI
1. Glibenclamide Glibenclamide 5mg, Diabetes
2. Acarbose Acarbose 100 mg Diabetes
3. Amlodipine Amlodipine 5mg, 10 mg Hipertensi
4. Simvastatin Simvastatin 20 mg hiperlipidemia
5. Curcuma Ekstrak temulawak vitamin
DOSIS OBAT
NO. NAMA OBAT DOSIS DI RESEP DOSIS MENURUT
LITERATUR
1. Glibenclamide - 5 mg
2. Acarbose - 25mg, 50 mg, 100 mg
3. Amlodipine 10 mg 2,5 mg, 5 mg, 10 mg
4. Simvastatin - 5mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg,
80 mg
5. Curcuma - vitamin
ATURAN PAKAI
NO. NAMA OBAT ATURAN PAKAI DI RESEP
1. Glibenclamide 3 x sehari
2. Acarbose 3 x sehari
3. Amlodipine 2 x sehari
4. Simvastatin 1 x sehari
5. Curcuma 1 x sehari
Interaksi Obat
NO NAMA OBAT DI RESEP JENIS INTERAKSI DENGAN OBAT
LAIN
1. Amlodipine dan simvastatin Meningkatkan dosis simvastatin dengan cara
menghambat amlodipine oleh metabolism
simvastatin melalui usus dan hati maka
amlodipine dan simvastatin di jeda
penggunaannya
2. Glibenclamide dan simvastatin Meningkatkan toksisitas simvastatin
3. Amlodipine Sebaiknya untuk aturan pemakaian di resep
amlodipine diberikan 10mg/hari dan tidak
boleh melebihi 10mg/hari.
VI. PEMBAHASAN
Diabetes mellitus adalah suatu penyait atau gangguan metabolism kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin.
Pada praktikum kali ini didapatkan kasus resep diabetes mellitus dan kolesterol atas nama
khaidir alkahfi dengan usia 75 tahun, BB 85 Kg. Berdasarkan hasil laboratorium
diketahui :
Gula darah pada pasien = 350 mg/dL, kolesterol = 285 mg/dL, trigliserida = 150 mg/dL,
TD =180/100 mmHg, didapat 5 macam jenis obat diresep yaitu glibenclamide, acarbose,
amlodipine, simvastatin, dan curcuma. Dapat dianalisis obat glibenclamide digunakan
sebagai obat diabetes mellitus pada oang dewasa, dengan dosis 5 mg diberikan 3 x sehari
sesuai resep. Obat acarbose digunakan sebagai terapi kombinasi dengan diet unuk
diabetes mellitus dengan pemberian 3 x sehari sesuai yang tertera pada resep. Obat
amlodipine digunakan untuk hipertensi, iskemia miokardial, angia diberikan dosis 1 x
sehari. Sedangkan obat simvastatin untuk menurunkan kadar kolesterol toal dan LDL.
Pada pasien dengan hiperkolesterolemia diberikan 1 x sehari sesuai dengan permintaan
resep dan obat curcuma tablet untuk memeliharag kesehatan fungsi hati dan memperbaiki
nafsu makan sebagai vitamin 1 x sehari sesuai dengan resep.
Dalam praktikum analisis resep ini terdapat obat kolesterol yaiu simvastatin dimana
simvastatin ini memiliki mekanisme kerja yaitu degan mnghambat enzim HMG-KoA
reduktase yang berfungsi sebagai katalis dalam pembentukan kolesterol, HMG-KoA
reduktase dan bertanggung jawab terhadap perubahan HM-KoA menjadi asam mevalonat
sehingga kadar kolesterol total dan LDL dama darah turun. Tetapi pada praktikum kali ini
di dapatkan interaksi obat yaitu obat simvastatin dengan obat amlodipine, dimana obat
amlodipine + simvastatin dapat menyebabkan Meningkatkan dosis simvastatin dengan
cara menghambat amlodipine oleh metabolism simvastatin melalui usus dan hati maka
amlodipine dan simvastatin di jeda penggunaannya. Amlodipine diminum pada pagi hari
dan untuk simvastatin diminum pada malam hari.
VII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah kita lakukan yaiu :
1. Diabete mellitus adalah suatu penyait atau gangguan metabolism kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
2. Interaksi obat antara Amlodipine dan simvastatin dapat Meningkatkan dosis
simvastatin dengan cara menghambat amlodipine oleh metabolism simvastatin
melalui usus dan hati maka amlodipine dan simvastatin di jeda penggunaannya
3. Interaksi antara obat Glibenclamide dan simvastatin dapat Meningkatkan toksisitas
simvastatin
4. Obat simvastatin Sebaiknya untuk aturan pemakaian di resep amlodipine diberikan
10mg/hari dan tidak boleh melebihi 10mg/hari
DAFTAR PUSTAKA