Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DIABETES

MELITUS

Disusun oleh ;
Nadila
Maisadila putri
Resti ramadayani
Definisi
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin. Peningkatan kadar glukosa didalam darah karena tubuh
tidak dapat menghasilkan insulin atau menggunakan insulin degan efektif, sehingga
terjadilah klebihan glukosa didalam darah kelebihan glukosa yang kronis didalam darah ini
menjadi racun bagi tubuh. Insulin merukapan hormon yang peting, hormon ini diproduksi
oleh prankeas kelenjar tubuh yang merupakan transportasi glukosa dari aliran darah
kedalam sel-sel tubuh, dimana disana glukosa dirubah menjadi energi.
B. ETIOLOGI DIABETES MELITUS
1. DM Tipe I
DM Tipe I ini disebabkan oleh penghancuran autoimunsel B pankreas. Proses ini
terjadi pada orang yang rentan secara genetik dan dipicu oleh faktor lingkungan.
Beberapa faktor penyebab DM tipe I,
a Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terutama virus tertentu yang dianggap berperan dalam
pengembangan DM tipe I. Virus penyebab nya adalah rubella melalui mekanisme
infeksi sitolistik dalam sel B, virus ini mengakibatkandestruksi atau kerurasakan sel dan
bisa juga virus ini menyerang melalui reaksi autoimun yang menyebabkan hilangnya
autoimun.
Lanjut...
b Faktor entovirus
○Hubungan yang signifikan antara kejadian infeksi entovirus dan
perkembangan DM tipe I atau autoimun, terutama pada individu yang rentan
secara genetis. Sebuah tinjauan menyatakan anak-anak dengan DM tipe I sembilan
kali lebih mungkin memiliki infeksi entovirus.
c Faktor genetik
○Pasien DM tidak mewarsi DM tipe I sendiri, akan tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya DM tipe I.
2. DM Tipe II
DM tipe II ditandai dengan resistensi insulin dan penurunan progresif dalam produksi insulin sel B.
Resistensi insulin merupakan kondisi dianainsulin diproduksi tetapi tidak digunakan dengan benar,
jumlah insulin yang diberikan tidak menghasilkan hasil yang diharapkan. Etiologi DM tipe II ini
komlpeks dan melibatkan faktor genetik dan gaya hidup,
a. Faktor genetik
Efek dari varian gen umum yang diketahui dalam menciptakan disposisi pra-DM tipe II sekitar 5%-10%,
jadi tidak seperti beberapa penyakit warisan homozigot untuk gen kerentanan ini biasanya tidak
menghasilkan kasus DM tipe II kecuali faktor lingkungan.
b Faktor gaya hidup
Obesitas merupakan faktor resiko untuk pengembangan DM tipe II dan semakin besar tingkat
obesitas,semakin tinggi resikonya. Orang dengan obesitas memiliki risiko 4x lebih besar mengaami DM
tipe II dari pada orang dengan status gizi normal.
Lanjut...
c Usia
Usia yang terbanyak terkena DM sekitar umur 45 tahun yang disebabkan oleh faktor degeneratif yaitu
menurunnya fungsi tubuh khususnya kemampuandari sel B dalam memproduksi insulin
untukmetabolisme glukosa.

d Riwayat penyakit keluarga

Pengaruh faktor genetik terhadap DM dapat terlihat jelas dengan tingginya pasien DM yang berasal
dari orang tua yang memiliki riwayat DM sebelumnya. DM tipe II ini disebabkan juga oleh beberapa
faktor lain seperti faktor keturunan, faktor lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi insulin,
makanan, aktifitas fisik dan gaya hidup pasien yang tidak sehat.
C KLASIFIKASI DIABETES MELITU

penjelasan klasifikasi DM yaitu,


1. DM Tipe I
Insulin dependent diabetes melitus (IDDM) ini disebabkan oleh reaksi autoimun dimana sistem kekebalan dari
tubuh menyerang sel beta penghasil insulin dipankreas. Yang akibatnya, tubuh menghasilkan insulin yang sangat
sedikit dengan defisiensi insulin relatif. Penyakit ini berkembang pada semua umur akan tetapi DM tipe I ini
paling sering menyerang anak-anak dan remaja. Orang dengan DM tipe I ini memerlukan suntikan insulin setiap
harinya guna mempertahankan tingkat glukosa dalam kisaran yang tepat namun jika tidak diberikan suntikan
insulin penderita DM ini tidak akan mampu bertahan.

2. DM Tipe II
Jenis DM ini lah yang paling umum,sekitar 90% dari semua kasus DM. Pada DM tipe II hiperglikemi merupakan
hasil dari produksi nsulin yangtidak mampu tubuh untuk merespond insulin secara sepenuhnya. DM tipe II
paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, namun semakin terlihat pada anak-anak, remaja dan
orang dewasa muda.
MANIFESTASI KLINIS DIABETES MELITUS
Tanda dan gejala dari DM adalah sering haus(polidipsia), sering lapar (polifagia), sering kencing (poliuriu), serta penurunan berat
badan tanpa sebab. Sebagian DM Tipe I adalah gejala yang terdiagnosis segera setelah penyakit dan bersifat akut. Jika dibiarkan dan
tidak dipbati penderita DM akan terjadi ketoasidosi diabetik karena sering tidak stabil secara metabolis.
○Manifestasi DM tipe II lebih berbahaya dan terkadang tidak terdeteksi, gejala umum penderita D ini berupa ketoasidosis,

a. Polidipsi
Mekanisme filtrasi pada ginjal terjadi secara difusi, yaitu filtrasi zat dari tekanan rendha ke tekanan yang tinggi. Pada penderita DM glukosa
dalam darah yang tinggi yang menyebabkan kepekatan glukosa dalam pembuluh darah sehingga proses filtrasiginjal terjadi secara osmosis.
Sehingga kandungan air didalam pembuluh darah akan terserap oleh ginjal dan menyebabkan pemuluh darah menjadi kekurangan air sehingga
penderita DM akan sering meras haus.
b. Poliuria
Terjadi karena kadar gula darah > 180 mg/dl, yang melebihi nilai ambang ginjal sehingga gula akan keluar bersamaan dengan urin. Tubuh akan
menarik air sebanyak mungkin kdalam urin karen urin yang keluar bersama gula tersebut bersifat pekat dengan tujuan urin tidak terlalu pekat.
c. Polifagia
Dalam tubuh, glukosa yang masuk kedalam sel tubuh menjadi glukogen dengan bantuan insulin dan disimpan di hati sebagai cadangan energi.
Pada penderita DM, insulin yang dihasilkan oleh pankeas untuk mengubah glukosa menjadi glukogen tidak dapat bekerj atau berkerja secara
lambat sehingga hati tidak mendapatkan glukosa tang adekuat. Oleh sebab itu penderita DM sering merasa lapar dan ingin makan terus.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS

Pankreas adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang
berbentuk seperti pulau dalam peta, sehingga disebut dengan pulau-pulau Langerhans pankreas. Pulau-pulau ini berisi sel
alpha yang menghasilkan hormon glukagon dan sel beta yang menghasilkan hormon insulin. Kedua hormon ini bekerja
secara berlawanan, glukagon meningkatkan glukosa darah sedangkan insulin bekerja menurunkan kadar glukosa darah.

Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu
masuknya glukosa ke dalam sel. Dengan 16 bantuan GLUT 4 (Glucose transporter type 4) yang ada pada membran sel maka
insulin dapat menghantarkan glukosa masuk ke dalam sel. Kemudian di dalam sel tersebut glukosa di metabolisasikan
menjadi ATP (Adenosina trifosfat) atau tenaga. Jika insulin tidak ada atau berjumlah sedikit, maka glukosa tidak akan masuk
ke dalam sel dan akan terus s berada di aliran darah yang akan mengakibatkan keadaan hiperglikemia.
○Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan
oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemi postprandial (sesudah makan).

○Pada diabetes tipe 2 jumlah insulin berkurang atau dapat normal, namun reseptor di permukaan sel berkurang. Reseptor
insulin ini dapat diibaratkan lubang kunci masuk pintu ke dalam sel. Meskipun anak kuncinya (insulin) cukup banyak, namun
karena jumlah lubangnya (reseptornya) berkurang maka jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel akan berkurang juga
(resistensi insulin). Sementara produksi glukosa oleh hati terus meningkat, kondisi ini menyebabkan kadar glukosa meningkat .
WOC DIABETES MELITUS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada kelompok dengan risiko
tinggi untuk diabetes melitus, yaitu kelompok usia dewasa tua ( > 40 tahun),
obesitas, tekanan darah tinggi, tekanan darah tinggi,, riawayat keluarga diabetes
melitus, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4000 g, riwayat diabetes
melitus pada kehamilan, dan dislipidemia (kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma) .Riawayat
keluarga diabetes melitus, Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan melalui
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu atau kadar gula darah puasa, kemudian dapat
diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar.
Penatalaksanaan
○Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes melitus, yaitu perencanaan makan/diet, latihan jasmani,
pemantauan/pengontrolan gula darah, terapi farmakologi, dan pendidikan kesehatan.

1. Perencanaan Makan/Diet
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes memiliki tujuan untuk memberikan semua unsur esensial (vitamin dan mineral),
mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai, memenuhi kebutuhan energi, mencegah fluktuasi kadar glukosa darah
setiap hari, dan menurunkan kadar lemak darah.
2. Latihan Jasmani
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes melitus karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan
mengurangi faktor risiko kardiovaskuler.
latihan jasmani/olahraga juga dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan tonus otot, menurunkan berat badan, mengurngi
rasa stress, mempertahankan kesegaran tubuh, menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida.
3. Pemantauan/Pengontrolan Gula Darah
Pemantauan glukosa darah dapat membantu mengatur untuk mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini dapat
menjadi deteksi dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia yang pada akhirnya dapat mengurangi komplikasi diabetik
jangka panjang.
Lanjut..
4. Terapi farmakologi
Terapi farmakologis bagi diabetes melitus adalah terapi obat hipoglikemik oral (OHO) dan terapi
insulin. Pada penderita diabetes tipe 1, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin
sehingan insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak terbatas. Sedangkan pada penderita
diabetes tipe 2, insulin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa
darah jika dengan diet, latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) tidak dapat menjaga gula
darah dalam rentang norma.
5. Pendidikan Kesehatan Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk

meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, hal-hal yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebik baik
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

○ Resiko infeksi pada pasien dengan post debridement ulkus diabetikum.


1. Pengkajian
Merupakan tahapan utama dan dasar dari proses keperawatan, kegiatannya meliputi:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data pasien yang akurat dan sistematis tentunya akan membantu dalam menilai status
kesehatan penderita, informasi yang didapat diperoleh elalui anamnesa, pemeriksaan fisik serta data
tambahan lainnya.
1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, alamat, status perkawinan, nomor

registrasi, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis serta data tambahan lainnya .
Lanjut..
2. Keluhan utama
Kesemutan pada kaki (tungkai bawah), sensasi perabaan yang menurun, adanya luka yang sulitnsembuh dan berbau serta adanya nyeri
padal luka.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berisikan tentang kapan terjadinya luka, penyebab dari luka tersebut, serta upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi luka tersebut.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit diabetes elitus atau penyakit lain yang berkaitan dengan defisiensi inlusin misalnya penyakit pancreas. Adanya penyakit
jantung, obesitas, ataupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus atau penyakit yang bisa
menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misalnya hipertensidan jantung.
Lanjut..
6. Riwayat psikososial
Informasi perilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita berhubungan dengan penyakit rasa tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.
a. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi pada kulit
Merupakan status kulit seperti turgor kulit, pecah-pecah, berkeringat, adanya ambut pada kaki,adanya infeksi, adanya ulserasi, adanya
kalus atau bula, bentuk kuku. Inspksi pada otot seperti sikap dan postur dari tungkai kaki, deformitas pada kaki membentukk claw toe
atau chariot joint, keterbatasan gerak sendi, tendon, cara berjalan dan kekuatan kaki.
2. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan monofilament ditambah tunning fork 128-Hz, pinprick sensation, reflek kaki utuk
kedalaman luka, megukur getaran, tekanan dan sensasi.
3. Pemeriksaan aliran darah
Pemeriksaan aliran darah menggunakan palpasi dennyut pada arteri kaki, capillary refilling time (CRT), perubahan warna, artopi kulit
dan kuku serta pengukuran ankle brachial index (ABI), ankle brachial index (ABI) didapatkan dari tekanan sistolik ankle sistolik
bracialis. Nilai normal ABI >0,9-1,3. ABI merupaan pemeriksaan noninvasive yang dengan mudah dilakukan dengan menggunakan
alat dopler.
Lanjut..

c. Pemeriksaan laboratorium
1. Urin
Pemeriksaan dilakukan adanya glukosa dalam urin, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat dengan perubahan warna pada urin: hijau (+), kuning (++),
merah (+++), merah bata (++++).
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi GDS> 200 mg/dl, gula darah puasa> 120mg/dl, dan 2 jam post pradial
>200 mg/dl.
3. Kultur pus
Untuk mengetahui jenis kumat pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai dengan jenis kuman.
 
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis tentang respond terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupu
potensial. Diagnose keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respond klien individu,
keluarga dan komunitasnnya. Diagosa keperawatan yang muncul pada pasien ulkus
diabetikum sebagai berikut:
a. Nyeri akut b/d agen pencideraan fisiologis
b. Gangguan integritas kulit/jaringan b/d neuropati perifer
c. Ketidak stabilan glukosa darah b/d hiperglikemi
3.Intervensi keperawatan
Implementasi

○Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan


perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik, dengan kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi ini
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, tindakan keperawatan tersebut seperti
merawat luka dengan tindakan aseptic, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
insulin, monitor kadar glukosa dalam darah, mempertahankan lingkungan yang nyaman,
menganjurkan pasien tidak menyentuh luka atau balutan dan menganjurkan
mengkonsumsi makanan program diet.

○ 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai