TINJAUAN PUSTAKA
insulin atau keduanya (M. Clevo Rendy dan Margareth Th, 2019).
2019 yaitu:
1. Faktor genetik
1
2. Faktor imunologi
3. Faktor lingkungan
di daging asap dan awetan. Akibat pajanan terhadap virus atau bahan
2
rangka, dan jaringan adiposa. DM tipe II yang baru didiagnosis sudah
mengalami komplikasi.
DM tipe II yaitu:
1. Riwayat DM pada orang tua dan saudara kandung. Meski tidak ada
dari berat badan yang diharapkan atau memiliki indeks massa tubuh
4. Ras/etnis.
berat badan.
3
b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl.
c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
2016 yaitu:
4
Karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tanpa insulin,
mata.
hidup
5
2.1.4 Klasifikasi Diabetes Mellitus
1. Klasifikasi klinis
a) Diabetes Mellitus
1) Tipe tergantung insulin (DMTI), tipe I
2) Tipe tidak tergantung insulin (DMTTI), tipe II
a. DMTTI yang tidak mengalami obesitas
Pada Diabetes mellitus tipe I sel-sel beta pankreas yang secara normal
yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe II terjadi
6
2.1.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus
a. DM tipe I
yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
Jika konsenterasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
diekskresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
(polidipsia).
glukosa baru dari asam-asam amino serta substansi lain), namun pada
7
penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan
b. DM tipe II
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel
diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin yang mencegah pemecahan
8
2.1.6 Pathway Diabetes Mellitus Tipe II
Ketidakstabilan
Defisiensi Insulin kadar glukosa darah
Glukoneogenesis Hiperglikemia
Glycosuria
Retina
Ginjal
Miokard Infark Serebral Retinopati Ekstremit
Nefropati
9
2.1.7 Komplikasi Diabetes Mellitus
1. Hiperglikemia
adalah DKA dan HHS. Dua masalah lain adalah fenomena fajar
Kondisi ini terjadi pada penyandang DM baik tipe I maupun tipe II.
10
2. Ketoasidosis diabetik
ditangani.
11
Orang yang sakit menderita infeksi (penyebab tersering DKA),
3. Hipoglikemia
ini sering kali disebut syok insulin, reaksi insulin, atau penurunan
12
otak. Manifetasi berbeda-beda, khususnya pada lansia. Awitannya
hipoglikemia.
B. Komplikasi kronik
13
Perubahan mikrosirkulasi pada penyandang DM melibatkan
3. Hipertensi
14
diketahui, hipertensi (salah satu faktor resiko stroke) merupakan
6. Retinopati diabetik
15
sel schwann yang mengelilingi dan menyekat saraf, yang
saraf.
dan kaki yang bergerak ke atas. Jari tangan dan tangan juga dapat
tanda cedera.
8. Neuropati viseral
16
9. Perubahan mood
vaskularisasi gusi.
17
12. Komplikasi yang mengenai kaki
vaskular perifer.
18
Beberapa komplikasi dari diabetes mellitus menurut M. Clevo
a) Akut
darah kapiler).
retinopati, nefropati.
1. Neuropati diabetik.
2. Retinopati diabetik.
3. Nefropati diabetik.
4. Proteinuria.
5. Kelainan koroner.
6. Ulkus/gangren.
19
6. Grade 5: gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah
distal
I. Diet
kandungan kalorinya
20
3. Diit DM III: 1500 kalori
Diit VI s/d VIII: diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja dan
diabetes komplikasi.
J yaitu:
J I: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah.
BBR=BB (Kg)x100%
21
2. Obesitas sedang: BBR 130-140%
II. Latihan
adalah:
dengan reseptornya.
III. Penyuluhan
22
DM melalui bermacam-macam atau media misalnya leaflet, poster,
IV. Obat
insulin, yaitu:
reseptor insulin.
intraselueler.
b. Insulin
23
dan TBC paru akut, DM dan koma lain pada DM, DM
penyakit graves.
24
(4) Suhu
insulin dipercepat.
V. Cangkok pankreas
hidup saudara kembar identik. (M. Clevo Rendy dan Margareth Th,
2019)
25
dalam urine digunakan untuk mendeteksi awitan awal kerusakan
ginjal.
atau lebih per hari bagi pasien DM tipe I yang menggunakan injeksi
26
2.2 Konsep Dasar Keluarga
terlihat dari pola interaksi yang saling ketegantungan untuk mencapai tujuan
bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang lain
kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek (Sulistyo
Andarmo, 2011).
memilki anggota keluarga seperti umumnya yaitu kedua orangtua dan anak.
Akan tetapi, struktur keluarga ini tidak serta merta terdapat pada pola
keluarga modern.
keluarga yang memilki struktur tetap dan utuh. Tipe keluarga ini
27
merupakan yang paling umum kita temui dimana saja, terutama di negara-
dari satu kelurga inti. Satu keluarga memiliki beberapa anak, lalu
28
d) Keluarga Single Parent
berbagi dan berkeluarga tidak hanya sebatas keluarga inti. Relasi sosial
yang sangat luas membuat manusia yang berinteraksi saling terikat dan
29
b. Reconstituded Nuclear
d. Commune Family
yang sama.
30
f. Gay and Lesbian Family
g. Cohabiting Couple
beragam.
h. Group-Marriage Family
j. Foster Family
31
si anak menitipkan kepada seseorang dalam waktu tertentu
k. Institusional
l. Homeless Famiy
pada pengorganisasian dalam keluarga, baik dari sisi perilaku maupun pola
hubungan antara anggota kelompok. Hubungan yang terjadi ini bisa jadi
peran dalam keluarga. Struktur ini pun bisa fleksibel, diperluas atau
dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku dan sangat fleksibel
sama lain.
32
1. Pola komunikasi keluarga
tak hanya bagi keluarga melainkan berbagai macam hubungan. Tanpa ada
komunikasi, tidak akan ada hubungan yang dekat dan hangat, atau bahkan
kedekatan antara anggota keluarga. Pola komunikasi ini juga bisa menjadi
pendengar. Dalam pola komunikasi, hal ini biasa disebut dengan stimulus
–respon.
umpan balik. Sementara dari pihak seberang, penerima pesan selalu dalam
validasi.
antara lain: a) fokus pembicaraan hanya pada satu orang misalnya kepala
keluarga yang menjadi penentu atas segala apa yang terjadi dan dilakukan
33
anggota keluarga; b) tidak hanya diskusi di dalam rumah, seluruh anggota
Akibat dari pola komunikasi dan pola asuh ini akhirnya komunikasi dalam
2. Struktur peran
Satu sama lain relatif berbeda tergantung pada kapasitasnya. Begitu pula
bekerja di luar rumah, maka istri telah menjalankan peran informal. Begitu
3. Struktur kekuatan
34
di dalam keluarga untuk mengubah perilaku anggotanya ke arah postif,
berbagai cara. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya
b. Referent power
terlebih posisi ayah sebagai kepala keluarga. Apa yang dilakukan ayah
mengikuti dengan sendirinya. Anak akan belar dari apa yang dilihatnya.
c. Reward power
ketaatan seseorang.
35
Imbalan menjadi hal penting untuk memberikan pengaruh kekuatan
dalam keluarga. Hal ini tentu sering terjadi di masyarakat kita, yang
menjanjikan hadiah untuk anaknya jika berhasil meraih nilai terbaik dalam
sekolah. Dengan hadiah tersebut, anak akan berusaha untuk menjadi anak
terpenuhi.
d. Coercive power
putus asa dalam mendidik anak. Setiap anak memilki karakter unik yang
berbeda-beda, oleh karena itu pola asuh juga tidak bisa disamaratakan.
meski tanpa tertulis. Nilai-nilai tersebut akan terus bergulir jika masih
Keluarga sebagai kelompok kecil dalam sistem sosial memilki nilai yang
36
memilki nilai positif dalam membangun kebersamaan dan melatih untuk
berbagi.
sendiri, melainkan juga warisan yang dibawa dari keluarga istri maupun
terkendala atau tidak taat, organisasi keluarga akan terhambat. Hal ini akan
karena sering membolos sekolah menjadikannya tidak naik kelas. Hal ini
37
a. Fungsi reproduksi keluarga
Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam keluarga, tidak dari pihak luar.
keluarga satu dengan anggota yang lain berhubungan baik secara dekat.
38
e. Fungsi perawatan kesehatan
kesehatan yaitu:
Bagi anggota keluarga yang sakit, biasanya dibebaskan dari peran dan
39
dahulu atau bahkan diganti oleh anggota keluarga lainnya. Pemberian
keluarga.
obat-obatan yang dapat dijadikan pertolongan pertama, namun hal ini jelas
terbatas baik alat maupun pengetahuan kesehatan. Beberapa hal yang perlu
hal ini dilakukan karena akan membantu sirkulasi udara dan lain
sebagainya.
40
Akan tetapi belakangan ini, pemerintah telah membuat program
mengikuti pola yang sama. Hal ini berarti bahwa setiap keluarga
dari perkembangan ini biasanya akibat perbedaan dari bentuk atau tipe
serta perpindahan dari status lajang ke hubungan yang intim serta mulai
41
2. Tahap II: tahap mengasuh anak (child bearing)
Tahap kedua dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak
tersebut berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan
peran baru yang dimiliknya dan harus mampu melaksanakan tugas dari
anggota keluarga.
berusia 30 bulan atau 2,5 tahun dan berakhir ketika berusia 5 tahun. Pada
2. Menyosialisasikan anak.
42
4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar
keluarga.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
43
6. Tahap VI: keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
rumah.
perkawinan.
3. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Orang tua
ketika salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, sampai
meninggalkan.
44
Tugas-tugas perkembangan keluarga yaitu:
sistem.
2012 yaitu:
1. Pendidik (educator )
rumah pada saat kunjungan rumah (home visit) dan pilihan sesuai dengan
45
2. Peneliti (researcher)
3. Konselor (counselor)
masalah.
5. Kolaborator (collaborator)
6. Penghubung (liaison)
46
profesional. Perawat komunitas diharapakan merujuk permasalahan klien
7. Pembela (advocate)
9. Role model
47
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Mellitus Tipe II
A. Identifikasi Data
4) Komposisi keluarga
5) Genogram
sumber-sumber keluarga.
48
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
kesehatan.
8) Agama
keluarga?
49
10) Rekreasi keluarga
50
4) Riwayat keluarga sebelumnya/asal
pihak suami dan istri/keluarga asal kedua orang tua seperti apa
C. Data Lingkungan
dalam rumah hingga komunitas yang lebih luas dan kompleks di mana
1) Karakteristik rumah
ini.
51
8. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga
keamanan rumah/lingkungan.
berpindah tempat.
52
1. Siapa di dalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas
pelayanaan kesehatan?
dan fasilitas?
D. Struktur Keluarga
3) Struktur peran
53
4) Nilai atau norma keluarga
5) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
54
lingkungan yang dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
di lingkungan setempat.
4. Fungsi reproduksi
jumlah anak?
sehari-hari?
55
7) Pemeriksaan Fisik
normal/obesitas.
c. Sistem integumen
kulit menurun, kulit menjadi kering dan gatal. Jika ada luka
56
d. Sistem pernafasan
sistem pernafasan.
e. Sistem kardiovaskuler
takikardi/bradikardi,hipertensi, aritmia,kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
g. Sistem perkemihan
saat berkemih.
h. Sistem muskuluskletal
ekstremitas.
i. Sistem neurologis
57
mental, disorientasi dan rasa kesemutan pada tangan atau kaki.
diagnosis seperti:
1. Diagnosis sehat/wellness
2. Diagnosis ancaman
3. Diagnosis nyata/gangguan
58
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:
b. Pengertian.
d. Faktor penyebab.
luasnya masalah.
sakit meliputi:
59
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga,
meliputi:
Kemungkinan 2 Mudah= 2
masalah untuk Sebagian= 1
dipecahkan Tidak dapat= 0
Tinggi= 3
Potensial 1 Cukup= 2
masalah untuk Rendah =1
dicegah
Segera diatasi= 2
Menonjolnya 1 Tidak segera diatasi=
masalah 1
Tidak dirasakan adanya
( masalah= 0
(Komang Ayu Henny Achjar, 2012)
60
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada
61
2.3.3 Intervensi Keperawatan Keluarga/NIC
2012)
62
Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
63
kegemukan, obat- leaflet.
obatan dan infeksi. 3. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Berikan
reinforcement
positif.
64
dari 7 cara terapkan pola keluarga tentang
pencegahan makan yang baik cara pencegahan
DM. dan sehat, jaga DM dengan
kondisi mental menggunakan
spiritual, lembar balik dan
melakukan leaflet.
aktifitas fisik 3. Keluarga bersama
secara rutin, jaga perawat
berat badan mengidentifikasi
ideal, jauhi anggota keluarga
rokok, dan yang mengalami
minuman DM.
alkohol serta 4. Beri kesempatan
komsumsi keluarga untuk
berbagai herbal bertanya.
yang dapat 5. Evaluasi kembali
mencegah DM. pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala dan
pencegahan DM
pada keluarga.
6. Berikan pujian
kepada keluarga atas
jawaban yang benar.
65
keluarga keluarga dengan masalah DM. 3. Bimbing dan
mampu DM. motivasi keluarga
memutuskan untuk mengambil
untuk merawat dalam menangani
anggota masalah DM.
keluarga 4. Evaluasi kembali
dengan DM. yang tentang
keputusan yang telah
dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
dalam mengatasi
masalah DM pada
keluarga.
66
manajemen stress, mengatasi masalah
dan pemeriksaan DM.
berkala kadar gula 4. Evaluasi kembali
darah. tentang cara
merawat dan
mengatasi DM.
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar.
67
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
68
keluarga.
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
2 Nutrisi kurang Setelah dilakukan 1.Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Diit pada pasien 1. Kaji pengetahuan
dari kebutuhan kunjungan kunjungan 1x50 menyebutkan DM adalah keluarga tentang
berhubungan sebanyak 3 hari menit keluarga definisi diit pada pengaturan jenis pengertian diit DM.
dengan keluarga mampu mampu mengenal pasien DM dan jumlah 2. Diskusikan dengan
ketidakmampu- mengenal dan dan memahami dengan bahasa makanan dengan keluarga tentang
an keluarga memahami diit pada pasien sendiri. maksud pengertian diit DM
dalam mengenal bagaimana DM. mempertahankan dengan menggunakan
diit DM tipe II. pengaturan diit dan status nutrisi lembar balik dan
pada pasien DM. dan membantu leaflet.
menyembuhkan 3. Beri kesempatan
serta pencegahan keluarga untuk
terjadinya bertanya.
komplikasi. 4. Berikan reinforcemt
positif.
69
mempertahankan lembar balik dan
mendekati lipid leaflet.
normal mencapai 3. Beri kesempatan
berat badan normal, keluarga untuk
mencegah bertanya.
komplikasi kronik, 4. Berikan
meningkatkan reinforcement positif.
kualitas hidup
sehingga dapat
melakukan
pekerjaan sehari-
hari seperti biasa.
3. Keluarga mampu
menyebutkan 8 3. Macam-macam diit 1. Kaji pengetahuan
dari 8 macam diit pasien diabetes keluarga tentang
pada DM. antara lain diet macam-macam diit
diabetes mellitus I, DM.
diet diabetes 2. Diskusikan dengan
mellitus II, diet keluarga tentang
diabetes mellitus macam-macam diit
III, diet diabetes DM dengan
mellitus IV, diet menggunakan lembar
diabetes mellitus V, balik dan leaflet.
diet diabetes 3. Beri kesempatan
mellitus VI. diet keluarga untuk
diabetes mellitus bertanya.
VII, diet diabetes 4. Berikan
mellitus VIII, diet I- reinforcement positif.
III diberikan kepada
pasien yang
70
mempunyai berat
badan normal, diet
VI-VIII diberikan
kepada pasien
kurus, diabetes
remaja (juvenile
diabetes) atau
diabetes dengan
komplikasi.
71
dikukus,
dipanggang atau
dikonsumsi mentah.
Sayuran yang baik
dikonsumsi untuk
penderita diabetes
diantaranya brokoli
dan bayam; buah-
buahan segar;
kacang-kacangan,
termasuk kacang
kedelai dalam
bentuk tahu yang
dikukus, dimasak
untuk sup dan
ditumis; popcorn
tawar; produk
olahan susu rendah
lemak dan telur;
ikan seperti tuna,
salmon, sarden dan
makarael.
1. Kaji keputusan yang
3. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga memberi diambil oleh
dilakukan mengambil keputusan untuk keluarga.
kunjungan 1x50 keputusan dalam merawat anggota 2. Diskusikan dengan
menit keluarga merawat anggota keluarga dengan keluarga tentang
mampu keluarga dengan masalah DM. komplikasi dari DM.
memutuskan DM. 3. Bimbing dan
untuk merawat motivasi keluarga
72
anggota untuk mengambil
keluarga keputusan dalam
dengan DM. menangani masalah
DM.
4. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
DM pada keluarga.
73
keluarga. berjalan ke lingkungan yang
luar dari dapat menunjang
rumah. kesehatan anggota
kelaurga yang sakit.
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
74
fasilitas pada semua
anggota keluarga.
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
75
sendiri. penyakit mata, keluarga tentang
penyakit saraf macam-macam
(neuropati) dan komplikasi diabetes
kerentanan terhadap mellitus dengan
infeksi. menggunakan
lembar balik dan
leaflet.
3. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
4. Beri reinforcemt
positif.
76
4. Beri reinforcemt
positif.
1. Keluarga mampu
2. Setelah mengambil 1. Keluarga mampu 1. Kaji keputusan yang
dilakukan keputusan untuk memberikan diambil oleh
kunjungan 1x50 merawat anggota keputusan untuk keluarga.
menit keluarga keluarga dengan merawat anggota 2. Diskusikan dengan
mampu DM. keluarga dengan keluarga tentang
memutuskan masalah diabetes komplikasi dari
untuk merawat mellitus. diabetes mellitus.
anggota 3. Bimbing dan
keluarga dengan motivasi keluarga
DM. untuk mengambil
keputusan dalam
menangani masalah
diabetes mellitus.
4. Evaluasi kembali
yang telah dibuat.
5. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
untuk mengatasi
masalah diabetes
mellitus pada
keluarga.
77
mampu merawat dan mampu diabetes yaitu dengan diabetes
anggota mendemonstrasik periksa kakis mellitus.
keluarga dengan an bagaimana secara teratur 2. Diskusikan dengan
diabetes cara perawatan setiap hari, cuci keluarga tentang cara
mellitus. kaki pasien kaki setiap hari, perawatan kaki
diabetes mellitus. potong kuku- dengan diabetes
kuku jari kaki mellitus.
dengan hati-hati, 3. Menjelaskan dan
olesi kaki mendemontrasikan
dengan krim pada kelaurga
pelembab agar mengenai cara
tidak retak, perawatan kaki
gunakan alas anggota keluarga
kaki, pilih kaos dengan masalah
kaki dengan diabetes mellitus.
kandungan katun 4. Evaluasi kembali
yang tinggi dan tentang cara
jadwalkan perawatan kaki.
kunjungan ke 5. Berikan kesempatan
dokter. keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
78
memodifikasi perawatan anggota memelihara mellitus.
dan keluarga dengan kebersihan rumah 2. Diskusikan bersama
menciptakan diabetes mellitus. (jangan keluarga bagaimana
lingkungan yang meletakkan lingkungan yang
sehat untuk barang nyaman dan sehat
menunjang sembarangan), untuk anggota
kesehatan menggunakan alas keluarga dengan
keluarga. kaki saat berjalan diabetes mellitus.
ke luar dari 3. Evaluasi kembali
rumah. tentang bagaimana
lingkungan yang
dapat menuinjang
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
4. Beri kesemapatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
79
ada. kesehatan. anggota keluarga bagaimana
untuk kontrol dan memanfaatkan
berobat ke fasilitas kesehatan
puskesmas, rumah tersebut.
bidan dan RS serta 3. Evaluasi kembali
keluarga apa saja fasilitas
memahami kesehatan yang bisa
keuntungannya. digunakan dan
bagaimana fasilitas
kesehatan pada
semua anggota
keluarga.
4. Beri kesemapatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Berikan pujian pada
keluarga.
4 Kerusakan Setelah 3 hari 1. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
integritas kulit keluarga dilakukan melakukan mengetahui tata keluarga tentang
berhubungan memahami edukasi selama tindakan cara perawatan perawatan luka.
dengan tentang 60 menit, perawatan luka. pada kerusakan 2. Diskusikan dengan
ketidakmampu- pencegahan dan keluarga mampu jaringan integritas keluarga tata cara
an keluarga perawatan mengenal kulit. perawatan luka.
merawat diabetes mellitus. tentang 1. Perawatan 3. Jelaskan tata cara
anggota perawatan luka. terhadap luka perawatan luka dan
keluarga yang basah. mendemonstrasikan.
sakit diabetes 2. Sebelum 4. Cuci tangan
mellitus tipe II. bekerja cuci sebelum dan
tangan dengan sesudah melakukan
80
bersih di air perawatan luka.
yang
mengalir.
3. Gunakan
sarung
tangan.
4. Bersihkan
area luka
dengan air
hangat/naCL
cairan infus).
5. Bersihkan
dari kotoran
yang
menempel
atau jaringan
mati/nekrosis.
6. Setelah itu
memberikan
betadin
kompres pada
luka setelah
itu di tutup
pakai kassa
steril dan
dilakukan
setiap hari
sampai
sembuh.
7. Untuk luka
81
garuk atau
luka lecet
cukup
dibersihkan
pakai
desinfektan
larutan
betadin.
1. Kaji pengetahuan
2. Keluarga dapat 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu keluarga tentang apa
menggunakan menyebutkan apa memanfatatkan saja fasilitas
dan saja fasilitas fasilitas kesehatan kesehatan tersebut.
memanfatkan kesehatan yang yang ada dalam 2. Diskusikan bersama
fasilitas ada dan apa melakukan keluarga apa saja
kesehatan keuntungan perawatan pada fasilitas kesehatan
untuk membawa keluarga dengan yang ada dan
perawatan anggota keluarga masalah diabetes memanfaatkan
anggota yang sakit ke mellitus yaitu fasilitas pelayanan
keluarga fasilitas dengan membawa kesehatan tersebut.
dengan DM. kesehatan. anggota keluarga 3. Memanfaatkan
untuk kontrol dan fasilitas pada semua
berobat ke anggota keluarga.
puskesmas, rumah 4. Berikan kesempatan
bidan dan RS serta keluarga untuk
keluarga bertanya.
memahami apa 5. Jelaskan kembali
keuntungannya. tahapan-tahapan
perawatan luka dan
manfatnya.
82
3. Keluarga 1. Keluarga mampu 1. Keluarga dapat 1. Motivasi keluarga
mampu memutuskan mengambil agar lebih
mengambil tindakan yang keputusan yang bersemangat dalam
keputusan. akan dilakukan. tepat untuk tindakan perawatan
melakukan luka.
perawatan luka 2. Jelaskan kembali
dan pentingnya
memanfaatkan kunjungan
fasilitas pelayanan kesehatan ke
kesehatan. fasilitas kesehatan
guna perawatan dan
pengobatan DM.
3. Memberi
kesempatan untuk
bertanya.
4. Memberi pujian atas
tindakan diambil.
5. Kolaborasi dengan
dokter memberikan
obat antibiotik.
4. Keluarga
mampu merawat 1. Keluarga dapat 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan
anggota merawat luka memahami keluarga tentang cara
keluarga yang diabetes mellitus perawatan perawatan kaki
sakit. dan mampu kerusakan anggota keluarga
mendemonstrasika jaringan pada dengan diabetes
n cara perawatan DM. mellitus.
luka. 2. Diskusikan dengan
keluarga tentang cara
perawatan kaki
83
dengan diabetes
mellitus.
3. Menjelaskan dan
mendemontrasikan
pada kelaurga
mengenai cara
perawatan kaki
anggota keluarga
dengan masalah
diabetes mellitus.
4. Evaluasi kembali
tentang cara
perawatan kaki.
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
84
sembarangan)men untuk anggota
ggunakan alas keluarga dengan
kaki saat berjalan diabetes mellitus.
ke luar dari 3. Evaluasi kembali
rumah. tentang bagaimana
lingkungan yang
dapat menuinjang
kesehatan anggota
keluarga yang sakit.
85
2.3.4 Implementasi Keperawatan Keluarga
sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk merenacanakan
telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk keluarga
setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan
untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan keluarga dan program apa
86
program, apakah program yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan
perubahan perilaku.
87