Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PERPUSTAKAAN

A. Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe II

1. Konsep Diabetes Melitus

a. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau

hiperglikemia. Pada DM kemampuan tubuh untuk bereaksi pada

insulin dapat menurun atau pengkreas dapat menghentikan sama

sekali produksi insulin (putri, 2013). Diabetes Melitus merupakan

kumpulan gejala pada seseorang yang disebabkan adanya

peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin

yang progresif oleh resistensi insulin (soegondo, 2011).

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit menahun yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi

normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200

mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126

mg/dl (Febrinasari, Sholikah, Pakha, & Putra, 2020). Dengan cara ini,

hiperglikemia terjadi disertai dengan masalah metabolisme yang

berbeda karena masalah hormonal, termasuk ketidakteraturan dalam

pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak dan menyebabkan

berbagai gangguan konstan pada organ-organ tubuh (Febrinasari,

Sholikah, Pakha, & Putra, 2020)

8
9

b. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut Padila (2012) DM dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1. DM Tipe I : Diabetes tergantung insulin (IDDM)

Pada Diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan menghasilkan

insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh

proses autoimun. biasanya DM tipe 1 disebabkan oleh faktor

genetik, imunologi, dan lingkungan.

2. DM Tipe II : Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

Para Diabetes tipe 2 terdapat dua masalah yang berhubungan

dengan insulin, yaitu retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada

permukaan sel. Sebagai akibat dari terikatnya insulin pada

reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam

metabolisme glukosa didalam sel, retensi insulin pada diabetes

tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan

demikian insulin menjadi menjadi tidak efektif untuk

menstimulasikan pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat

intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka

DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami

pasienpun biasanya bersifat ringan, seperti kelelahan, iritabilitas,

poliuria, polidipsia, polifagia, luka yang lama sembuh, infeksi

vagina, dan pandangan yang kabur (jika glukosa darah sanggat

tinggi).
10

3. DM Gestastional

Yaitu DM yang terjadi pada saat kehamilan dan biasannya akan

hilang sesudah melahirkan.

c. Etiologi

Etiologi DM menurut Padila (2012) adalah :

1. DM Tipe I (IDDM / Insulin Dependent Diabetes Melitus)

a. Faktor genetik / herediter

Penderita Diabetes tidak mewarisi Diabetes tipe 1 itu sendiri,

tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik

ini ditemukan pada individu yang bmemiliki HILA.

b. Faktor imunologi

Adanya respon autoimun abnormal terhadap jaringan tubuh

normal yang dianggap seolah-olah jaringan asing. Yaitu

otoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin

endogen.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun dan

menimbulkan destruksi pada sel beta (padila, 2012).

2. DM Tipe 2 merupakan DM yang disebabkan oleh :

a. Obesitas

Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel

target diseluruh tubuh yang menyebabkan insulin yang tersedia

menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.


11

b. Usia cenderung meningkat diatas usia 65 tahun.

c. Riwayat keluarga

d. Kelompok etnik

3. DM Gestastional

DM gestastional adalah yang disebabkan karena kehamilan

dan biasanya akan hilang setelah melahirkan.

4. DM Tipe Lain

1. Penyakit Pankreas seperti pankreatitis, Ca pankreas, dan lain-

lain.

2. Penyakit Hormonal seperti acromegali yang merangsang sel-

sel beta sehingga hiperaktif dan rusak

3. Obat-Obatan seperti aloxan dan streptozokin yang

menyebabkan sitotoksin terhadap sel-sel beta dan derivat

thiazde yang dapat menurunkan sekresi insuli.

d. Patofisiologi

Menurut wijaya (2013) sebagian besar gambaran patologik dari

DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat

kurangnya insulin, seperti berkurangnya pemaklaian glukosa Oleh

sel-sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa

darah setinggi 300-1200 mg/dl. Peningkatan mobilitas lemak

didaerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya

metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan.


12

Menurut Brunner & Suddarth (dalam wijaya & putri, 2013)

patofisiologi dari Diabetes Melitus adalah :

1. Diabetes tipe 1

Pada diabetes tipe 1 terhadap ketidakmampuan menghasilkan

insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh

proses autoimun, hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi

glukosa yang tidak teratur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang

berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati namun

tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia

posprandial (sesudah makan) jika konsentrasi glukosa dalam

darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua

glukosa yang tersering keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul

dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan

diekskresikan dalam urin, ekresi ini akan disertai pengeluaran

cairan dan elektrolit yang berlebihan, pasien akan mengalami

peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsa).

Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunkan berat badan. Pasien dapat

mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat

menurunkan simpanan kolari. Gejala lainnya mencakup kelelahan

dan kelemahan. Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih

lanjut dapat menimbulkan hiperglikemia.


13

2. Diabetes tipe 2

Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah yang berhubungan

dengan insulin, yaitu retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada

permukaan sel. Sebagian akibat dari terikatnya insulin pada

reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam

metabolisme glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa

yang berlangsung lambat dan progresif maka DM tipe 2 dapat

berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami pasien pun

biasannya bersifat ringan, seperti kelelahan, iritabilitas, poliuria,

polidipsia, polifagia, luka yang lama sembuh, infeksi vagina, dan

pandangan yang kabur (jika glukosa darah sangat tinggi).


14

Skema 1:
Pathway Diabetes Mellitus
DM Tipe 1 DM Tipe 2

Reaksi Autoimun Idiopatik, usia, genetic,dll

Sel β Pankreas Hancur Jmh sel β pancreas menurun

Defisiensi Insulin

Hiperglikemia Katabolisme protein meningkat Lipolisis meningkat

Penurunan BB pilifagi

Glukosuria Glokoneogenesis meningkat

Gliserol asam lemak bebas


meningkat

Diuretik osmotis Kehilangan elektrolit urine Ketogenesis

Kehilangan cairan hipotonik

Polidipsi Hiperosmoralitas Ketoadidosis Ketonuria

Coma

Sumber:

Wijayaningsih 2013. standar asuhan keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media
15

e. Manifestasi Klinis

Menurut Margareth (2012) seseorang dapat dikatakan tekanan

DM apabila menderita dua tiga gejala yaitu :

1. Keluhan TRIAS : banyak minum, banyak kencing, dan penurunan

berat badan

2. Kadar glukosa pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

3. Kadar gula darah 2 jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl.

Keluhan yang sering terjadi pada penderita DM adalah : poliuria,

polifagia, polidipsa, berat badan menurun, lemah, kesemutan,

gatal, Menurut visus menurun, bisu/luka, keputihan.

f. Pemeriksaan Penunjang

Padila (2012) pemeriksaan penunjang pada pasien DM adalah :

1. Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl

2. Kadar glukosa darah puasa > 140 mg/dl

3. Kadar glukosa darah 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl

4. Tes toleransi glukosa

g. Komplikasi

Menurun Wijayaningsih (2013) terdapat dua komplikasi yang

ditimbulkan DM yaitu :

1. Komplikasi akut berupa koma hipoglikemia, ketoasidosis, dan

koma hiperosmolar nonketotik.

2. Komplikasi kronik berupa makroangiopati, mengenai pembuluh

darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan


16

pembuluh darah otak, neuropati diabetik, rentan infeksi seperti

tubercolosis paru, gingivitas, dan infeksi saluran kemih, serta kaki

diabetik.

h. Penatalaksanaan

Menurut Jackson (2014) penatalaksanaan DM terdiri dari :

1. Diet

Himpunan diabetes amerika dan himpunan dietik amerika

merekomendasikan diet 50-60% kalori yang berasal dari

karbohidrat 60-70%, protein 12-20%, dan lemak 20-30%.

2. Obat hiperglikemik oral (OHO)

a. Sulfonilurea, obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara

menstimulasikan pelepasan insulin yang tersimpan,

menurunkan ambang sekresi insulin, dan meningkatkan sekresi

insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.

b. Biguanid, menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai

dibawah batas normal.

c. Inhibator a glokasidase, menghambat kerja enzim a

glokasidase didalam saluran cerna sehingga menurunkan

kadar glukosa dan menurunkan hiperglikemia pasca prandial.

d. Insulin sensiting agent, thoazahdine diones meningkatkan

sensitas insulin sehingga bisa mengatasi masalah retensi

insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia, tetapi obat ini belum

beredar di indonesia.
17

e. Insulin dengan indikasi gangguan DM dengan berat badan

menurun dengan cepat, ketoasidosis asidosis laktat dengan

koma hiperosmolar, DM yang mengalami stress berat (infeksi

iskemik, operasi barat, dll), DM dengan kehamilan, DM yang

tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dengan

dosis maksimal. Insulin oral atau suntikan dimulai dari dosis

rendah, lalu dinaikan perlahan sedikit demi sedikit sesuai

dengan hasil pemeriksaan gula darah pasien.

3. Olahraga

4. Terapi

5. Pemantauan kadar gula darah secara mandiri

6. Pendidikan

2. Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

a. Pengkajian Keperawatan

Menurut padila (2012) pengkajian pada pasien DM meliputi :

1. Riwayat kesehatan keluarga adanya keluarga yang menderita

DM sebelumnya.

2. Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya berapa

lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya,

mendapatkan terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum

obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien

untuk menanggulangi penyakitnya.


18

3. Aktivitas / istirahat letih, lemas, sulit bergerak / berjalan, kram

otot, tonus otot menurun.

4. Sirkulasi adanya riwayat hipertensi, Acute Miocard Infark (AMI),

klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki

yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan

darah.

5. Integritas ego stress, ansietas.

6. Eliminasi perubahan pola berkemih (poliuria, nokturia, anuaria),

diare.

7. Makanan / cairan polifagia, polidipsa, anoreksia, mual

muntah,penurunan berat badan, tidak mengikuti diet,

penggunaan diuretik.

8. Neurosensori pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas,

kelemahan pada otot, gangguan penglihatan.

9. Nyeri / kenyamanan abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

10. Pernafasan batuk dengan atau tanpa sputum purulen

(tergantung adanya infeksi atau tidak).

11. Integumen kulit kering, gatal, terdapat ulkus kulit.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul menurut Wijaya & putri (2013) adalah :

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresik osmotik

kehilangan gastrik yang berlebihan.


19

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan masukan oral, insulin yang tidak adekuat.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang

tinggi, penurunan fungsi leukosit, perunahan sirkulasi.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan

sirkulasi, penurunan sensasi, perubahan status metabolik

(neuropati, prifer).
20

c. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan Tujuan : 1. Pantau TTV
Kebutuhan cairan dan Dehidrasi pasien 2. Kaji suhu, warna kulit dan
terpenuhi. kelembaban
3. Pantau input dan output, catat bj
KH : urin
Pasien menunjukan hidrasi yang adekuat, 4. Ukur BB setiap hari
dibuktikan oleh TTV stabil, nadi prifer 5. Pertahankan cairan 2500 cc/hari jika
teraba, turgor kulit baik, keluaran urin tepat pemasukan oral sudah dapat
secara individu dan kadar elektrolit dalam diberikan
batas normal. 6. Catat hal-hal yang dilaporkan
seperti mual, muntah, nyeri
abdomen, dan distensi lambung
7. Kolaborasi pemberian cairan sesuai
indikasi
2. Gangguan nutrisi kurang dari Tujuan : 1. Timbang BB setiap hari
kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi 2. Tentukan program diet dan pola
makan pasien dan Bandingkan
KH : dengan makanan yang dihabiskan
1. Nutrisi pasien terpenuhi pasien
2. BB stabil 3. Auskultrasi bising usus, catat
3. Mual muntah berkurang sampai adanya nyeri abdomen, dan mual
hilang muntah
4. Gula darah dalam batas normal dan 4. Libatkan keluarga dalam
terkontrol perencanaan diet pasien sesuai
indikasi
5. Anjurkan klien segera makan saat
makanan masih hangat dan
21

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


habiskan makanan sesuai porsi
yang diberikan
6. Kolaborasi pemeriksaan kgd
7. Kolabrorasi pemberian insulin dan
ahli gizi
3. Resiko infeksi Tujuan : 1. Pantau tanda-tanda infeksi dan
Tidak adanya tanda-tanda infeksi peradangan
2. Tingkatkan upaya pencegahan
KH : dengan mencuci tangan
1. Tidak adanya tanda-tanda infeksi 3. Pertahankan teknik aseptik
2. Leukosit dan suhu normal prosedur invansif
4. Berikan perawatan kulit yang teratur
jaga kulit tetap kering
5. Pantau kgd
6. Anjurkan untuk makan dan minum
adekuat
7. Kolaborasi
4. Kerusakan Intergritas Kulit Tujuan : 1. Kaji keadaan luka, adanya
Gangguan integritas kulit dapat berkurang epitelisasi, perubahan, warna,
atau menunjukan penyembuhan adanya edema, dan discharge
2. Kahi frekuensi ganti verban
KH : 3. Kahi TTV
Kondisi luka menunjakan adanya 4. Kaji adanya nyeri dan infeksi
perbaikan dan tidak infeksi 5. Lakukan perawatan luka dengan
teknik steril
6. Kolaborasi pemberian insulin dan
medikasi
7. Kolaborasi pemberian antibiotik
sesuai indikasi
22

d. Implementasi Keperawatan
Menurut Kushariyadi, (2012) Implementasi adalah

pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah

disusun pada tahap perencanaan. implementasi tindakan

keperawatan di bedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung

jawab perawat secara propessional antara lain adalah:

1) Independen tindakan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa

petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya.

2) Interdependen yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama

dengan tenaga kesehatan lainnya , misalnya tenaga social, ahli

gizi, fisioterapi dan dokter.

3) Dependent pelaksanaan rencana tindakan medis

e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan perbandingan yang

sistematis dan terencana tentang kesehatan klien sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara,

bersambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tanaga

kesehatan. Tujuan evaluasi yaitu untuk melihat kemampuan klien

mencapai tujuan yang disesuikan dengan kriteria hasil pada

perencanaan (Kushariyadi, 2012)


23

B. Konsep Kadar Gula Darah

1. Definisi

Gula darah adalah gula yang berada didalam darah yang terbentuk

dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati

dan otot rangka. Kadar gula (glukosa) darah adalah kadar gula yang

terdapat gula darah tersebut merupakan sumber energi utama bagi sel

tubuh di otot dan jaringan (Rahmawati,2015).

Naughton (2011) mengatakan bahwa hipoglikemia merupakan

keadaan dimana kadar gula darah sangat rendah dari batas normal.

Hiperglikemi ditandai dengan kadar gula darah sewaktu lebih dari 11,1

mmol/l (> 200 mg/dl).

2. Macam-Macam Pemeriksaan Gula Darah

American diabetes Asociation (2013) mengatakan terdapat tiga

macam pemeriksaan gula darah yaitu :

a. Glukosa darah sewaktu hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari

tanpa memperhatikan waktu maka terakhir.

b. Kadar glukosa darah puasa pemeriksaan gula darah yang dilakukan

pada pasien puasa (tidak mendapatkan kalori sedikitnya 8 jam).

c. Kadar gula darah 2 jam pp (2 jam setelah makan) tes toleransi

glukosa oral dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban

glukosa setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan

kedalam air.
24

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah Pada Diabetes

Melitus

Klifer (2010) mengatakan faktor yangb mempengaruhi kadar gula

darah pada pasien DM adalah : kurang olahraga, jumlah makanan yang

dikonsumsi bertambah, meningkatkan stress, faktor emosi, cemas,

pengetahuan diet DM, penambahan berat badan, usia, serta dampak

perawatan obat minsalnya steroid.

a. Olahraga secara teratur dapat mengurangi terjadinya resistensi

insulin sehingga insulin dapat digunakan lebih baik oleh sel-sel

tubuh.

b. Asupan makananan juga dapat mempengaruhi naiknya kadar gula

darah karena makanan yang tinggi energi kaya karbohidrat dan

rendah serat dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta pankreas

dalam memproduksi insulin.

c. Kecemasan merupakan respon terhadap penyakit yang dirasakan

penderita sebagai satu tekanan, rasa tidak nyaman, gelisah, dan

kecewa. Gangguan tersebut membuat penderita menjadi acuh tak

acuh terhadap pengaturan pengobatan yang harus dilaksanakan.

d. Pengetahuan diet merupakan faktor yang sangat penting dalam

mengendalikan glukosa darah seseorang. Semakin baik

pengetahuan diet pasien mengenai kondidi yang dialaminya,

semakin baik pengendalian kadar gula yang dapat dicapai.


25

e. Stress dapat mengganggu intraksi antara pituitary, adrenal gland,

pankreas, dan liver. Gangguan tersebut mempengaruhi metabolisme

adenocorticotropic (ACTH), kartisol, glucocorticoids (hormon adrenal

gland), glucagon merangsang glukoneogenesis di hati yang akhirnya

meningkatkan kadar gula darah. Kurang tidur juga dapat memicu

produksi hormon kartisol, menurunkan toleransi glukosa, dan

mengurangi hormon tiroid. Semua dapat menyebabkan retensi

insulin dan memperburuk metabolisme.

f. Bertambahnya usia akan mempengaruhi fisik dan penurunan fungsi

organ tubuh yang akan berdampak pada konsumsi dan penyerapan

gizi. Peneliti menunjukkan sebagian besar masalah gizi pada usia

lanjut adalag kegemukan atau obesitas yang dapat memicu

timbulnya penyakit degeneratif termasuk DM.

4. Strategi Pengendalian Gula Darah

Menurut Rachmawati (2015) strategi pengendalian gula darah pada

penderita DM adalah :

a. Diet

Terapi yang utama diet pada pasien DM adalah menghindari

kenaikan kadar gula darah yang tajam dan cepat setelah makan.

Diet untuk pasien DM adalah menu yang sehat dan seimbang,

(heatlthy and balance diet) yang mempunyai komposisi karbohidrat,

lemak, dan protein dalam jumlah yang sesuai dengan keadaan

pasien.
26

Pengaturan diet pasien DM harus mencangkuo unsur 3J yaitu :

1. Jam makan

Jam makan pada pasien DM harus tepat dan teratur karena

apabila tidak teratur akan dapat menyulitkan pengaturan gula

darah sehingga tidak stabil. Gula darah yang tidak stabil dapat

mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan mempercepat

timbulnya komplikasi. Jarak dua kali makan yang ideal bagi pasien

DM adalah sekitar 4-5 jam. Hal ini sangat penting untuk

diperhatikan oleh pasien DM yang mengkonsumsi obat, agar

pankreas dapat membentuk insulin yang cukup untuk mengatur

pengangkutan gula ke dalam sel-sel tubuh.

2. Jumlah makan

Porsi makan yang berlebihan dapat menaikkan kadar gula darah,

sedangkan porsi yang sedikit akan menurunkan kalori yang

masuk. Apabila kebutuhan kalori 1.500 kalori/hari, maka dapat

dalam tiga kali makan menjadi sarapan pagi 450-550 kalori,

makan malam 350-450 kalori dan sisanya dalam kudapan. Selain

itu juga harus diimbangi dengan pembakaran 100-200 kalori

melalui olahraga.

3. Jenis makanan

Pengaturan jenis makanan pada pasien DM dapat diatur dengan

separuh piring (50%) diisi dengan berbagai sayuran (karbohidrat

kaya serat dan rendah kalori), kemudian seperempat piring (25%)


27

adalah tempat dari makanan zat pati (biji-bijian atau umbi-umbian)

seperti nasi, roti, atau kentang. Sisanya sebanyak 25% lainnya

adalah makanan yang mengandung protein seperti ikan, ungas,

tahu, tempe, telur, daging. Pasien dengan kadar gula tidak

terkontrol lebih disebabkan karena kurangnya kesadaran dalam

meningkatkan manajmnen diri sehingga berdampak pada pola diet

yang tidak ketat.

b. Olahraga

Olahraga dapat menurunkan kadar gula darah dengan

meningkatkan pengembalian gula darah oleh otot dan memperbaiki

pemakaian insulin. Selain itu olahraga dapat mengubah kadar lemak

darah dengan meningkatkan kadar HDL kolestrol dan menurunkan

kadar kolestrol total serta trigliserida. Olahraga yang rutin dan benar

sangat membantu dalam menormalkan gula darah dan mencegah

komplikasi akibat DM.

c. Menjaga berat badan

Obesitas merupakan faktor resiko yang paling penting untuk

diperhatikan oleh pasien DM. Semakin banyak jaringan lemak maka

jaringan tubuh dan otot akan semakin resisten terhadap kerja insulin

(insulin resistance). Jaringan lemak dapat memblokir kerja insulin

sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk

dalam peredaran darah.


28

d. Obat

Pada DM tipe 1, pasien mutlak membutuhkan insulin karena

pankreas sudah tidak dapat memproduksi hormon insulin untuk

mengatasi kadar gula yang tinggi. Sementara pada DM tipe 2, pasien

perlu mengkonsumsi obat diabetes secara oral dan perlu tambahan

kombinasi insulin. Macam-macam obat diabetes yaitu : Sulfonilurea,

Biguanida, Meglitinida, Inhibitor Alfa Glukosidase, Tiazolidinedion,

Pramlintide Asetat, dan Exenatide.

e. Konsumsi Daun Pandan Wangi

Cara mengonsumsi daun pandan wangi sangat sederhana,

pertama bersihkan daun pandan dan buat simpul 10-12 helai daun

pandan. Rebus dalam panci selama 7-10 menit. Lalu didihkan

selama 3 menit saja dalam air, setelah itu minum air rebusan daun

pandan wangi tersebut. Daun pandan yang digunakan untuk

menurunkan kadar gula darah biasanya daun pandan muda, daun

pandan muda mengandung beberapa vitamin, dan antioksidan,

seperti beta karoten, vitamin A, vitamin c, tiamin ribolflavin, dan

niacin. Nutrisi daun pandan terlalu berserat untuk dikonsumsi secara

langsung. Jadi, menggiling daunnya untuk dijadikan bubuk atau

pasta (Soegondo, 2015).

f. Pemeriksaan kadar gula darah

Pemeriksaan kadar gula darah secara teratur dapat mengurangi

resiko komplikasi pada pasien DM.


29

Pemeriksaan kadar gula darah adalah suatu proses pemeriksaan

untuk mengetahui kadar gula darah dalam darah. Cara pemeriksaan

kadar gula darah yaitu :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menanyakan kesediaan pasien untuk melakukan pemeriksaan

kadar gula darah.

3. Kemudian jari yang akan diambil darahnya di desinfeksi dengan

menggunakan kapas alkohol 70%.

4. Kemudian biarkan hingga mengering dengan sendirinya.

5. Pada titik jari area pengambilan sample di tusuk sedalam kurang

lebih 3 mm tekan perlahan hingga keluar tetesan darah.

6. Tetes darah diteteskan pada bilik strip hingga tetes darah mengisi

bilik strip dan alat berbunyi “bip” yang menandakan tes dimulai.

7. Hasil tes akan keluar setelah dalam 10 detik dan biarkan selama 5

menit atau sebelum strip ditarik.

8. Selanjutnya tarik strip dari meter dan secara otomatis alat akan

padam dan hasil tes akan tersimpan dalam memori alat.

9. Apabila pada layar tidak muncul angka yang menunjukkan kadar

gula darah pasien tetapi LO maka kadar gula darah pasien kurang

dari 30 mg/dl.

10. Apabila pada layar tidak muncul angka melainkan HI maka kadar

gula darah pasien lebih dari 550 mg/dl.


30

C. Konsep Daun Pandan Wangi (Pandanus Amarillyfolius)

1. Definisi

Daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius) termasuk genus

pandanus dari suku pandanaceae. Suku pandanacea mempunyai

marga antara 200 hingga 300 jenis, terbagi dalam tiga macam yaitu :

Pandanus, Freycinetia, dan Sararanga, yang tersebar di daerah

tropikal, di tepi-tepi pantai dan sungai-sungai (Rachmawati, 2016).

Daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius) adalah tanaman asli

indonesia yang berasal dari bangka dan tersebar luas di daerah Asia

Tenggara. Budidaya tanaman ini umunya dilakukan di pekarangan

rumah, disamping untuk tumbuhnya tidak membutuhkan tanah yang

luas juga memudahkan sewaktu pemetikan karena daun pandan wangi

sering dimanfaatkan sebagai pewangi dan pemberian zat warna hijau

pada makanan dan minuman. Bagin pencinta flavor dan zat warna

alami, daun pandan wangi merupakan salah satu alternatif yang aman

untuk dikonsumsi (Padila, 2018).

Tanaman ini mempunyai daun yang selalu hijau sepanjang tahun.

Batangnya bulat, dapat tunggal atau bercabang-cabang dann

mempunyai akar udara atau akar tunjang yang muncul pada pangkal

batang. Helaian daun berbentuk pita, memanjang, tepi daun rata, ujung

daun meruncing, dan bewarna hijau dan tersusun secara spiral.


31

Rebusan daun pandan wangi merupakan rebusan daun pandan

sebanyak 5-10 lembar daun pandan muda. Daun pandan muda

mengandung vitamin dan antioksidan.

2. Klasifikasi

Klasifikasi Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantea

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Pandaneles

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus Amarillifolius Roxb

Tanaman pandan wangi (Sumber : Dalimarta, 2008)

3. Morfologi
32

Daun pandan wangi adalah jenis tanaman monokotil dari famili

pandanaceae. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi

masakan indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya (Padila,

2018) .

Tanaman ini adalah tanaman perdu tahunan dengan tinggi 1-2 m.

Batangnya berbentuk bulat dengan bekas duduk daun, bercabang,

menjalar, serta akar tunggang keluar disekitar pangkal batang dan

cabang. Daun tunggal, duduk dengan pangkal memeluk batang, dan

tersusun berbaris tiga, dalam baris spiral. Daun berbentuk pita, tipis,

licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, lebar 3-5 cm, panjang

40-80 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah

bagian ujung-ujungnya, dan bewarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk

bongkol, dan bewarna putih. Buah batu, berbentuk bola, tumbuh

menggantung, diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut, dan bewarna

jingga (Padila, 2017).

4. Kandungan

Daun Pandan Wangi memiliki berbagai kandungan kimia dengan

aktivitas farmakologi yang beragam. Bagian daun dari tanaman pandan

wangi memiliki aroma khas, yang diketahui berasal dari kandungan

senyawa 2-acetyl-1pyrroline (ACPY). Senyawa ini juga terdapat pada

tanaman melati, hanya saja memiliki konsentrasi yang lebih rendah

dibandingkan pada tanaman daun pandan wangi (Soegondo, 2008).


33

Daun pandan wangi mengandung senyawa kimia seperti alkoloid

saponin, polifenol, flavonoid, kumari, terpen dan terpenoid, assential

olis, karotenoids, kuercetin. Beberapa golongan alkoloid yang

ditemukan pada ekstrak daun pandan wangi yaitu

norpandamarilactonine A,-B, pandamarilactam, pandamarilactonine,

serta piperidin. Daun pandan wangi juga memiliki kandungan flavonoid

yang cukup tinggi dimana hasil meserasi daun pandan wangi dengan

etanol 96, mengandung kadar fenolik total sebesar 478,762 mg/g kadar

flavonoid total 99,408 mg/g (Putri, 2015).

5. Manfaat

Daun pandan wangi juga merupakan komponen cukup penting

dalam tradisi boga indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya

sebagai pewangi makanan karena aroma yang dihasilkannya. Ada

yang suka mencampur lembaran daunnya bersama beras yang

dimasak agar nasi yang dihasilkan lebih beraroma. Daun pandan juga

dipakai untuk pengharum kue atau makanan basah tradisional. Selain

sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber

warna hijau bagi makanan, sebagai komponen hiasan penyajian

makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta

perkawinan untuk mengharumkan ruangan. Daun pandan wangi selain

sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku

pembuatan minyak wangi. Irisan daun pandan muda dicampur dengan

bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan


34

disanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara

pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil juga digunakan

untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa ( Aloei Saboe,

2014).

Daun pandan wangi juga memiliki kandungan alkaloid, saponin,

flavonid, tanin, polifenol, dann zat warna. Masing-masing senyawa

kimia tersebut dapat membantu menurunkan kadar gula darah dalam

tubuh pada saat 4 jam setelah pemberian daun pandan wangi. Tanin

memacu metabolisme glukosa dan lemak, digunakan untuk mencegah

timbunan glukosa dan lemak didarah. Alkoloid meningkatkan sekresi

hormon pertumbuhan, menurunkan glukoneogenesis, meningkatkan

kebutuhan insulin dan kadar glukosa darah turun. Flavonoid akan

menghambat GLUT 2 mukosa usus yang menyebabkan kadar glukosa

darah akan turun (Chalid, 2009).

Daun pandan yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah

biasanya daun pandan muda. Daun pandan muda mengandung

beberapa vitamin dan antioksidan, seperti beta karoten, vitamin A,

vitamin C, tiamin ribolflavin, dan niacin. Nutrisi daun pandan terlalu

berserat untuk dikonsumsi secara langsung. Jadi, menggiling daunnya

untuk menjadi bubuk atau pasta (Soegondo, 2015).

6. Indikasi Daun Pandan

Daun pandan dengan nama latin pandanus adalah tanaman

aromatik yang terkenal karena aromanya yang harum dan


35

keserbagunaannya. Tanaman ini dapat subur di iklim yang tropis, di

Indonesia sendiri dapat dengan mudah menanam tanaman ini. Selain di

campurkan ke dalam masakan, daun pandan juga dapat diolah dengan

cara direbus untuk mendapatkan khasiatnya (WebMD, 2021)

Daun pandan mengandung vitamin A, zat besi, rendah kalori, dan

kaya serat. Daun pandan bersifat antibakteri dan antimikroba.

Manfaat daun pandan wangi pandanus amaryllifolius adalah

sebagai berikut menurut Makarim, 2021.

1. Mengurangi Nyeri Artritis

Gangguan yang menyebabkan nyeri atau kekakuan sendi dapat

diatasi dengan mengoleskan daun pandan yang dicampur minyak

kelapa. Kandungan pada daun ini memiliki efek antiinflamasi.

2. Mencegah Penyakit Jantung

Daun pandan sangat baik untuk jantung karena dapat menjadi

sumber karotenoid. Kandungan ini dipercaya dapat mengurangi

resiko pengembangan aterosklerosis, gangguan penyempitan arteri

jantung yang disebabkan oleh penumpukan plak.

3. Mengontrol Gula Darah

Mengontrol gula darah juga termasuk salah satu manfaat daun

pandan yang perlu diketahui banyak orang. Manfaat ini dapat

dirasakan setelah mengonsumsi daun pandan. Beberapa penelitian

telah menunjukkan jika seseorang yang minum teh daun pandan

memiliki kadar gula darah yang lebih rendah dibandingkan yang


36

tidak, menunjukkan kadar gula darahnya normal dengan meminum

teh pandan hangat.

7. Kontraindikasi Daun Pandan

Menurut Kumairoh, 2022 Daun pandan memiliki efek pencahar

ringan yang dapat menyebabkan diare jika dikonsumsi dalam jumlah

besar dan berlebihan. Sebaiknya dikonsumsi sesuai dengan jumlah

yang tepat. Orang dengan masalah ginjal tidak boleh mengonsumsi

daun pandan secara teratur, karena dapat menyebabkan mual,

gangguan pencernaan, dan menganggu kesehatan ginjal.

8. Cara Pemberian

Menurut Kholida, 2022 cara rebusan daun pandan wangi dengan

cara rebus lima lembar daun pandan muda dengan 3 gelas air, atau

300 cc, buang daunnya setelah mendidih, dan diamkan rebusan daun

pandan tersebut hingga dingin. Setelah itu minum air rebusan daun

pandan tersebut setiap pagi dan sore hari. Selain diminum langsung,

rebusan daun pandan juga dapat digunakan sebagai campuran teh.

Pemberian rebusan daun pandan wangi dilakukan selama 2

minggu, diberikan selama 2 hari sekali setiap pagi dan sore hari, dan

cek kadar glukosanya setelah 5 menit pemberian rebusan daun pandan

wangi.

9. Hubungan Daun Pandan Wangi dengan Glukosa


37

Daun pandan wangi bekerja di tubuh melalui pankreas. Pankreas

adalah kelenjar endokrin dan eksokrin yang menghasilkan enzim

pencernaan dan hormon, terdiri dari dua tipe jaringan utama yaitu :

1. Asinar, kelenjar eksokrin yang mensekresi cairan digestif ke dalam

duedenum.

2. Pulau langerhans, kelenjar endokrin yang menskresiinsulin dan

glukagen langsung ke aliran darah sehingga pankreas bersifat

endokrin sejati.

Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β (beta), yang

merupakan 60 % dari sel pulau, terletak di tengah pulau dan

mensekresi insulin, dan sel α (alfa) yang mensekresikan glukogen. Sel

D (delta) yang lebih jarang adalah tempat sintesis somatostanin. Dan

sel F, mensekresikan polipeptida pankreas. Peran fisiologi poliptida

pankreas belum diketahui pasti.

Anda mungkin juga menyukai