Anda di halaman 1dari 14

1

1. Konsep Diabetes Mellitus

a. Pengertian

Diabetes mellitus adalah bertambahnya gula darah di dalam

tubuh seseorang karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas

tidak mencukupi untuk menyeimbangkan kadar gula yang masuk

dalam tubuh seseorang. Akibatnya, kelebihan gula di dalam tubuh

terjadi. Kelebihan gula tersebut akan masuk ke dalam darah.

Sedangkan (Susilo & Wulandari, 2011). Sedangkan Diabetes

mellitus tipe II adalah berkurangnya sensitivitas jaringan tubuh

terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin

dan glukosa di dalam darah. Diabetes tipe kedua ini disebabkan

kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin dan rensistensi

terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas terhadap insulin

(adanya defekasi respon jaringan terhadap insulin) yang

melibatkan reseptor insulin di membran. Pankreas tetap

menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal,

namun tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga

terjadi kekurangan insulin relatif oleh kurang sensitifnya terhadap

insulin (Maulana, 2016).

b. Etiologi

1) Faktor genetik atau keturunan


2

Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan,

bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki

kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan

dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. para ahli

kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang

terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki

menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan

sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada

anak-anaknya (Maulana, 2016).

2) Faktor imunologi

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon

autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody

terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah

sebagai jaringan asing (Rendy & Margareth, 2012).

3) Faktor lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β

pankreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan

bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun

yang dapat menimbulkan detuski sel β pankreas.


3

4) Nutrisi

Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan factor

resiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. semakin

berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang

berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit

DM.

5) Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

c. Patofisologi

Penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh karena gagalnya

hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak

dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula dalam darah

darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat

menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah

adalah 180mg/dl sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal

tidak bias menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam

darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka

semua kelebihan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine

yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra

selular, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan

merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum

terus yang disebut polidipsi.


4

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan

menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel

kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan

protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan

pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga

menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu

banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat

dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkatkan

atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak

hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan

pernafasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau

aseton atau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak

segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik.

(Rendy & Margareth, 2012).


5

Skema 1.2
Pathway Diabetes Mellitus

DM Tipe I DM Tipe II
Idiopatik, usia,
Reaksi Autoimun genetik, dll

Sel beta pankreas Jumlah sel beta


hancur pankreas menurun
Defesiensi insulin

Hiperglikemia Katabolisme protein Lipolisin meningkat


meningkat

Penurunan BB
polipagi

Gliserol asam
Glukosuria Glukoneogenesis lemak bebas
meningkat meningkat

Diuresis osmotik ketogenesis


Kehilangan
elektrolit urine

Kehilangan cairan
hipotonik

Polidipsi Hiperosmola Ketoasidosis ketonuria


ritas

Koma
Sumber: Rendy, M. Clevo., TH, Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam.
6

d. Tipe Diabetes Mellitus

Menurut Susilo & Wulandari (2011), diabetes terbagi menjadi beberapa tipe,

diantaranya adalah:

1) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I.

Tipe ini disebut juga insulin-dependen diabetes mellitus (IDDM)

adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam

sikulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada DM tipe I adalah

kesalahan reaksi autoimunitas (merusak bagian tubuhnya sendiri) yang

menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat

dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. DM tipe ini dapat diderita oleh

anak-anak maupun dewasa. Pada orang dewasa biasanya terjadi secara

awitan mendadak pada usia 30 tahun.

2) Tipe tidak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II.

Diabetes Mellitus tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus,

NIDDM) merupakan tipe DM yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio

insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan

metabolisme yang disebabkan oleh disfungsi sel beta, gangguan

pengeluaran hormone insulin, resistansi sel terhadap insulin yang

disebabkan oleh disfungsi sel jaringan, sehingga hati menjadi kurang

peka terhadap insulin, serta penekanan pada penyerapan glukosa oleh

otot lurik, yang meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.

3) Diabetes mellitus gestasional, Tipe III


7

DM tipe ini disebut juga dengan LADA (latent autoimmune

diabetes of adults) yang terjadi pada kehamilan, melibatkan kombinasi

dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormone insulin yang tidak

cukup, mengikuti ciri-ciri DM tipe II di beberapa kasus. tetapi dapat

sembuh setelah melahirkan. Namun DM tipe ini dapat menyebabkan

permasalahan dengan kehamilan, termasuk janin mengalami kecacatan

dan menderita penyakit jantung sejak lahir.

e. Manifestasi klinis

Menurut Wijaya & Putri (2013), adanya penyakit diabetes ini pada

awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita,

beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah:

1) Keluhan klasik

a) Banyak kencing (poliuria)

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan

menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam

jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada

waktu malam hari.

b) Banyak minum (polidipsia)

Rasa haus yang sering dialami penderita karena banyaknya

cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalah

tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau

beban kerja yang berat.

c) Banyak makan (polifagia)


8

Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita

diabetes mellitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori

negative, sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar.

d) Penurunan berat badan dan rasa lemah

Penurunan berat badan yang berlangsung disebabkan oleh

glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel

kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk

kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari dari

cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita

kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

2) Keluhan lain

a) Gangguan saraf tepi/kesemutan

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama

pada kaki di waktu malam hari, sehingga mengganggu tidur.

b) Gangguan penglihatan

Pada fase awal diabetes sering dijumpai gangguan

penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti

kacamatanya berulang kali agar tetap dapat melihat dengan baik.

c) Gatal/bisul
9

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah

kemaluan dan daerah kemaluan dan daerah lipatan kulit seperti

ketiak dan di bawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya

bisul dan luka yang lama sembuhnya.

d) Gangguan ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah, tersembunyi karena

sering tidak secara terus menerus terang dikemukakan

penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang

masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi

menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.

e) Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang

sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya

gejala yang dirasakan.

f. Komplikasi

Menurut Rendy & Margareth (2012), ada beberapa komplikasi pada

penderita diabetes mellitus, diantaranya:

1) Akut

a) Hipoglikemia dan hiperglikemia

b) Penyakit makrovaskuler: mengenai pembuluh darah besar, penyakit

jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler)

c) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,

nefropati
10

d) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf

otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler.

2) Kronik

a) Neuropati diabetik

b) Retinopati diabetik

c) Nefropati diabetik

d) Proteinuria

e) Kelainan koroner

f) Ulkus/ganggren

Terdapat lima grade ulkus diabeticum antara lain:

(1) Grade 0: tidak ada luka

(2) Grade I: kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit

(3) Grade II: kerusakan kulit mencapai otot dan tulang

(4) Grade III: terjadi abses

(5) Grade IV: Gangren pada kaki bagian distal

(6) Grade V: gangrene pada seluruh kaki dan tungkai

bawah distal

g. Pemeriksaan diagnostik

Menurut Wijaya & Putri (2013), pemeriksaan yang dilakukan pada pasien

diabetes mellitus diantaranya:

1) Kadar glukosa

a) Gula darah sewaktu/random >200 mg/dl

b) Gula darah puasa/nuchter >140 mg/dl


11

c) Gula darah 2 jam PP (Post prandial) >200 mg/dl.

2) Aseton plasma hasil (+) mencolok

3) As lemak bebas peningkatan lipid dan kolesterol

4) Osmolaritas serum (>330 osm/l).

5) Urinalisis proteinuria, ketonuria, glukosuria.

h. Penatalaksanaan

Menurut Rendy & Margareth (2012), tujuan utama terapi DM adalah

mencoba menormalkan insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya

mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik, dan menurut

Maulana (2016), tujuan pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan

kadar gula darah dalam kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya

komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang.

Penatalaksanaan diabetes meliputi lima komponen, yaitu:

1) Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:

a) Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan

setiap 11/2 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin

resisten pada penderita dengan kegemukan atau jumlah reseptor

insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.

b) Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore.

c) Memperbaiki aliran parifer dan menambah supply oksigen.

d) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan

dirangsang pembentuka glikogen baru.


12

2) Obat-obatan

a) Obat hipoglikemik oral

Golongan sulfonilurea sering kali dapat menurunkan kadar gula

darah secara mencukupi pada penderita diabetes tpe II, tetapi tidak

efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipzid, gliburid,

tolbutamid, dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah

dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan

meningkatkan efektivitasnya.

Obat lainnya, yaitu metformin, tidak memengaruhi pelepasan

insulin, tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri.

Akarbos bekerja dengan menunda penyerapan glukoasa di dalam

usus.

Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberika pada penderita

diabetes tipe II jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar gula

darah dengan cukup. Obat ini kadang bias diberikan hanya satu kali

(pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali

pemberian.

b) Terapi insulin

Terapi insulin disuntikkan di bawah kulit kedalam lapisan lemak,

digunakan jarum dengan ukuran 1 cc/ml agar tidak terasa terlalu

nyeri. lokasi penyuntikan biasanya di lengan, paha atau dinding perut.


13

Dalam memindahkan lokasi penyuntikan jangan dilakukan setiap hari

tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak

memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari. Terapi insulin

memiliki proses kerja dan waktu kecepatan yang berbeda-beda, yang

terdapat tiga bentuk dasar, yaitu:

(1) Insulin kerja cepat

Insulin ini mulai menurunkan kadar gula darah dalam waktu

20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja

selama 6-8 jam. Contohnya adalah insulin regular, yang bekerja

paling cepat dan paling sebentar. Insulin ini sering kali digunakan

oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap

harinya dan disuntikkan 15-20 menit sebelum makan.

(2) Insulin kerja sedang

Insulin ini mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai

puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam, dan bekerja selama 18-

26 jam. Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi

insulin isofan. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk

memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada

malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

(3) Insulin kerja lambat

Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36

jam. Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah

dikembangkan.
14

c) Terapi alamiah

Terapi alamiah dengan pemanfaatan tanaman herbal banyak

yang bisa diolah dan dijadikan obat untuk mengatasi diabetes mellitus

yang bisa dikonsumsi, namun terdapat beberapa contoh tanaman

herbal tersebut adalah sebagai berikut:

(1) 15 gram batang botowali + 15 gram sambiloto segar + 15 gram

daun kumis kucing kering atau 300 gram segar, diebus dengan

600 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-

hangat. Lakukan secara teratur sehari 2 kali.

(2) 10 lembar daun salam + 30 gram tanaman ceplukan segar direbus

dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum

hangat-hangat. Lakukan teratur sehari 2 kali.

(3) 1 buah biji alpukat dipotong-dipotong dan dikeringkan, setelah itu

dihaluskan menjadi bubuk, seduh dengan 200 cc air matang,

diminum hangat-hangat. Lakukan secara teratur sehari 2 kali.

(4) 200 gram bagian dalam daun lidah buaya + 1/4 perasan jeruk nipis

+ madu secukupnya + air matang secukupnya lalu diblender,

diminum rutin 2 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai