DIABETES MELITUS
DISUSUN
OLEH:
1. NADYA NURUL INSANI
2. NURUL AMIZAH
DOSEN PEMBIMBING
TEORI DASAR
1. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini ditentukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi oleh proses imun lainnya
2. Faktor imunologi
3. Faktor lingkungan
4. Ras/etnis.
1. Klasifikasi klinis
a) Diabetes Mellitus
Pada Diabetes mellitus tipe I sel-sel beta pankreas yang secara normal
menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai
akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar
glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak
yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe II terjadi
akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau
akibat penurunan jumlah produksi insulin.
iii. Patofisiologi Diabetes Mellitus
1. DM tipe I
Ketidakstabilan
Defisiensi Insulin kadar glukosa darah
Glukoneogenesis Hiperglikemia
Glycosuria
Retina Ginjal
Retinopati Nefropati
Miokard Infark Serebral Ekstremit
1. Hiperglikemia
3. Hipoglikemia
B. Komplikasi kronik
3. Hipertensi
6. Retinopati diabetik
8. Neuropati viseral
1. Neuropati diabetik.
2. Retinopati diabetik.
3. Nefropati diabetik.
4. Proteinuria.
5. Kelainan koroner.
6. Ulkus/gangren.
I. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat:
1. Memperbaiki kesehatan umum penderita.
2. Mengarahkan pada berat badan normal.
3. Menormalkan pertumbuhan DM dewasa muda.
4. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.
5. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
II. Latihan
III. Penyuluhan
IV. Obat
i. Definisi Keluarga
d. Commune Family
g. Cohabiting Couple
h. Group-Marriage Family
j. Foster Family
k. Institusional
l. Homeless Famiy
2. Struktur peran
3. Struktur kekuatan
b. Referent power
c. Reward power
d. Coercive power
Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam keluarga, tidak dari pihak luar.
Maka komponen yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu
saling mendukung, menghormati, dan saling asuh. Intinya, antara anggota
keluarga satu dengan anggota yang lain berhubungan baik secara dekat.
Dengan cara inilah, seorang anggota keluarga merasa mendapatkan
perhatian, kasih sayang, dihormati, kehangatan dan lain sebagainya.
Pengalaman di dalam keluarga ini akan mampu membentuk
perkembangan individu dan psikologis anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi keluarga
Tahap kedua dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak
tersebut berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan
menimbulkan suatu perubahan yang besar dalam kehidupan rumah tangga.
Oleh karena itu, keluarga dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap
peran baru yang dimiliknya dan harus mampu melaksanakan tugas dari
peran baru tersebut.
Tugas-tugas perkembangan keluarga yaitu:
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, keluarga akan
membutuhkan bantuan dari pihak sekolah dan kelompok sebaya anak.
Tugas-tugas perkembangan keluarga yaitu:
A. Identifikasi Data
C. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
D. Struktur Keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi reproduksi
c. Sistem integumen
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem gastrointestinal
g. Sistem perkemihan
i. Sistem neurologis
Kemungkinan 2 Mudah= 2
masalah untuk Sebagian= 1
dipecahkan Tidak dapat= 0
Tinggi= 3
Potensial 1
Cukup= 2
masalah untuk
Rendah =1
dicegah
Segera diatasi= 2
Menonjolnya 1 Tidak segera diatasi=
masalah 1
Tidak dirasakan adanya
(
masalah= 0
Tahap berikutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan keluarga adalah melakukan perencanaan. Tujuan terdiri dari
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana
mengatasi problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada
bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik, M=measurable/dapat diukur,
A=achievable/dapat dicapai, R=reality, T=time limited/punya limit waktu). (Komang Ayu Henny Achjar, 2012)
Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
2. Keluarga 2. Penyebab DM
2 Nutrisi kurang Setelah dilakukan 1.Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Diit pada pasien 1. Kaji pengetahuan
dari kebutuhan kunjungan kunjungan 1x50 menyebutkan DM adalah keluarga tentang
berhubungan sebanyak 3 hari menit keluarga definisi diit pada pengaturan jenis pengertian diit DM.
dengan keluarga mampu mampu mengenal pasien DM dan jumlah 2. Diskusikan dengan
ketidakmampu- mengenal dan dan memahami dengan bahasa makanan dengan keluarga tentang
an keluarga memahami diit pada pasien sendiri. maksud pengertian diit DM
dalam mengenal bagaimana DM. mempertahankan dengan menggunakan
diit DM tipe II. pengaturan diit dan status nutrisi lembar balik dan
pada pasien DM. dan membantu leaflet.
menyembuhkan 3. Beri kesempatan
serta pencegahan keluarga untuk
terjadinya bertanya.
komplikasi. 4. Berikan reinforcemt
positif.
1. Kaji pengetahuan
2. Keluarga mampu 2. Tujuan diit DM
keluarga tentang
menyebutkan 4 antara lain
tujuan diit DM.
dari 5 tujuan diit mencapai dan
2. Diskusikan dengan
pada DM dengan mempertahankan
keluarga tentang
bahasa sendiri. kadar glukosa darah
tujuan diit DM
mendekati normal,
dengan menggunakan
mencapai dan
mempertahankan lembar balik dan
mendekati lipid leaflet.
normal mencapai 3. Beri kesempatan
berat badan normal, keluarga untuk
mencegah bertanya.
komplikasi kronik, 4. Berikan
meningkatkan reinforcement
kualitas hidup positif.
sehingga dapat
melakukan
pekerjaan sehari-
3. Keluarga mampu hari seperti biasa.
menyebutkan 8
3. Macam-macam diit
dari 8 macam diit
pasien diabetes 1. Kaji pengetahuan
pada DM.
antara lain diet keluarga tentang