Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

FARMASI VETERINER

VICKA NADILLA

61608100816062

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

BATAM

2020
SOAL

1. Jelaskan pengelompokkn obat hewan dibuat dalam bentuk bagan!


2. Jelaskan obat hewan yang dilarang dan alasan pelarangannya
3. Jelaskan tingkatan tentang pengawasan penerapan klasifikasi dan penggunaan Obat
hewan

JAWAB :

1. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 14/ Permentan/ PK.350/ 5/ 2017

Tentang Klasifikasi Obat Hewan.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

• Obat Hewan adalah sediaan yang dapat digunakan untuk mengobati Hewan,

membebaskan gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh yang meliputi sediaan

Biologik, Farmasetik, Premiks, dan sediaan Obat Alami.

• Klasifikasi Obat Hewan adalah penggolongan Obat Hewan berdasarkan tingkat bahaya

Obat Hewan dalam penggunaannya

Penggolongan Obat Hewan

Berdasarkan Tingkat Bahaya dalam


Berdasarkan Jenis Sediaan
Pemakaian dan Akibatnya

 Biologik  Obat Keras


 Farmasetik  Obat Bebas
 Premiks Terbatas
 Obat Alami  obat
2. Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 14/2017 tentang Klasifikasi Obat

Hewan bagian kelima. “Obat hewan yang dilarang tercantum pada pasal 15 ayat 1”

 Pelarangan AGP (Antibiotik Growth Promoter) Pelarangan penggunaan obat hewan

terhadap ternak yang produknya dikonsumsi oleh manusia dilakukan dengan tujuan

untuk:

1. Mencegah terjadinya residu obat pada ternak

2. Mencegah gangguan kesehatan manusia yang mengonsumsi produk ternak karena

sulit didegradasi dari tubuh hewan target. Selain itu juga menyebabkan efek hipersensitif,

karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik pada hewan dan/atau manusia

3. Mencegah penggunaan pengobatan alternatif bagi manusia

4. Mencegah timbulnya resistensi mikroba patogen dan/atau

5. Menjaga lingkungan karena AGP tidak ramah lingkungan.

Pelarangan penggunaan bahan aditif hewan tersebut setelah terbit surat edaran Dirjen

Peternakan, Kementerian Pertanian Nomor 30059/HK.340/F/11/2011 tanggak 30

November 2011 mengenai pelarangan peredaran dan penggunakan obat-obatan kelompok

Beta Agonist 2 dan turunannya di Indonesia.

 Obat-obat yang masuk dalam kelompok Beta Agonist 2 yaitu Salbutamol.,

Clenbuterol, Albutamol, Salmoterol, Farmoterol, Cimaterol, dan Zilpaterol.

Pelarangan pemerintah dilandasi undang-undang No. 41 tahun 2014 tentang

Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dalam Pasal 50 ayat 1 menyatakan “ setiap orang

dilarang menggunakan obat hewan tertentu pada ternak yang produknya untuk

konsumsi manusia yang mengakibatkan terjadinya residu pada produk hewan

tersebut”.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 14/ Permentan/ PK.350/ 5/

2017 Tentang Klasifikasi Obat Hewan. Obat Hewan yang Dilarang

Pasal 15

Pelarangan penggunaan Obat Hewan terhadap ternak yang produknya untuk konsumsi

manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan:

a. untuk mencegah terjadinya residu Obat Hewan pada ternak

b. untuk mencegah gangguan kesehatan manusia yang mengonsumsi produk ternak

c. karena sulit didegradasi dari tubuh Hewan target

d. karena menyebabkan efek hipersensitif, karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik

pada Hewan dan/atau manusia

e. untuk mencegah penggunaan pengobatan alternatif bagi manusia;

f. untuk mencegah timbulnya resistensi mikroba patogen

g. karena tidak ramah lingkungan

3.
Pembinaan Penerapan Klasifikasi dan
Penggunaan Obat Hewan Dilakukan
Oleh :

Bupati/ Wali Kota Menteri Yang Dalam


Gubernur Yang
Yang Dalam Pelaksanaannya Oleh
Dalam
Pelaksanaannya Oleh Direktur Jenderal
Pelaksanaannya Oleh
Kepala Dinas Peternakan dan
Kepala Dinas Provinsi
Kabupaten/Kota Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai