Anda di halaman 1dari 44

Disampaikan Oleh:

Robert Pensa Maryunus, S.Pi., M.Si


NDH : 14

IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK PERUBAHAN


DIKLAT PIM IV ANGKATAN XXI TAHUN 2019
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PROVINSI MALUKU
DASAR HUKUM
1. Undang–Undang No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan;
2. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pangan;
3. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;
4. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 39 Tahun 2015 tentang Pengendalian
Residu Obat Ikan, Bahan Kimia dan Kontaminan pada Kegiatan Pembudidayaan Ikan
Konsumsi;
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 35 Tahun 2016 tentang Cara
Pembenihan Ikan Yang Baik;
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 34 Tahun 2017 tentang Tindakan
Karantina Terhadap Pemasukan Obat Ikan Jenis Sediaan Biologik ke dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia;
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 1 Tahun 2019 tentang Obat Ikan;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep. 02/MEN/2007 tentang Cara
Budidaya Ikan Yang Baik;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep. 52A/KEPMEN-KP/2013/tentang
Persyaratan Jaminan Mutu pada Proses Produksi, Distribusi dan Pengolahan.
BEBERAPA DEFENISI OBAT SECARA UMUM
OBAT ADALAH :

✓ Bahan/paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,


mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan
badaniah atau rohaniah pada manusia/hewan, memperelok badan atau bagian badan
manusia (SK Menteri Kesehatan No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni 1971).

✓ Suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam


menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan dan menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka, ataupun kelainan badaniah, rohaniah pada
manusia ataupun hewan (Undang-Undang Farmasi).

✓ Zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti luas ialah setiap zat
kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu
yang sangat luas cakupannya (Ansel, 2001).

✓ Sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).
Target
Lingkungan
Konsumen
Pekerja

Tubuh
Organ/Tissue

Patogen
Lingk/Media

Min. Req.
Added Value

4
OBAT IKAN
Regulasi terbaru yang mengatur tentang obat ikan :

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1/PERMEN-KP/2019 TENTANG OBAT IKAN

OBAT IKAN ADALAH :

SEDIAAN YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGOBATI IKAN,


MEMBEBASKAN GEJALA ATAU MEMODIFIKASI PROSES KIMIA
DALAM TUBUH IKAN.
MENGAPA IKAN SAKIT ???
Darimana Patogen Berasal pada
Akuakultur ???
Sumber Penularan Patogen :
Induk, benih, ikan sakit, carrier, air masuk, air limbah,
pakan, udara, hewan dan tanaman air, burung, alat-
alat, wadah budidaya, tanah/sedimen, manusia
SISTEM IMUN (KEKEBALAN) IKAN
PERMEN KP 1/2019 : OBAT IKAN BERDASARKAN JENIS SEDIAAN

A. SEDIAAN BIOLOGIK
Dihasilkan melalui proses biologi pada hewan atau jaringan hewan
untuk menimbulkan kekebalan, mendiagnosa penyakit, atau
mengobati penyakit dengan proses imunologik, antara lain vaksin,
sera (antisera), antigen, dan bahan diagnostik biologik.

B. SEDIAAN FARMASETIK
Dihasilkan dari bahan anorganik maupun organik dan/atau reaksi
sintesa kimia yang dipakai berdasarkan daya kerja farmakologi,
antara lain hormon, antibiotik, antibakteria, kemoterapetika,
antiparasit, antijamur, anthelmintik, dan anestetika.

C. PREMIKS
Dihasilkan dari bahan organik dan anorganik yang dicampurkan
dalam pakan Ikan sebagai: 9
Lanjutan

(a) imbuhan pakan (feed additive) merupakan suatu zat


yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang
tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu
pertumbuhan ikan dan kesehatan Ikan antara lain
xantophyl, antioksidan, dan antijamur; dan/atau
(b) pelengkap pakan (feed supplement) merupakan suatu
zat yang secara alami sudah terkandung dalam
pakan tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan
menambahkannya dalam pakan, antara lain asam
amino, vitamin, dan mineral.

D. SEDIAAN PROBIOTIK
dihasilkan dari mikroba nonpatogenik yang secara alami
10
Lanjutan

E. SEDIAAN OBAT ALAMI


bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan asal
tumbuhan bahan asal hewan, bahan asal mineral, sediaan
galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut tanpa
penambahan zat kimia (?), berdaya kerja obat, dan
khasiatnya hanya (masih) berdasarkan data empiris, serta
belum ada data klinis lengkap, antara lain ekstrak daun
meniran dan ekstrak daun sambiloto.

11
BIOLOGIK FARMASETIK PREMIKS PROBIOTIK ALAMI
PERMEN KP 1/2019 : OBAT IKAN
BERDASARKAN KLASIFIKASI BAHAYA
A. OBAT KERAS
Apabila penggunaannya tidak sesuai dengan ketentuan dapat
menimbulkan bahaya bagi Ikan, lingkungan, dan/atau manusia yang
mengkonsumsi Ikan, dan penggunaannya harus dengan resep
dokter hewan. Obat keras terbagi dua : Obat Keras yang Dilarang
dan Obat Keras yang Diperbolehkan..

B. OBAT BEBAS TERBATAS


Obat bebas untuk jenis Ikan tertentu dengan ketentuan disediakan
dengan jumlah, aturan dosis, bentuk sediaan, dan cara pemakaian
tertentu serta diberi tanda peringatan khusus.

C. OBAT BEBAS
Obat Ikan yang dapat diperoleh dan dipakai secara bebas.
12
PERMEN KP 1/2019 : OBAT IKAN
BERDASARKAN BENTUK SEDIAAN

A. Obat Serbuk

B. Obat Cair

C. Obat Padat
Logo Obat dan Makna

Daftar “W” (Waarschuwing = Waspada)

Daftar “G” (Gevaarlijk = Berbahaya)

Daftar “O” (Opium)


PERMEN KP 1/2019 : KLASIFIKASI OBAT IKAN
BERDASARKAN TINGKAT BAHAYA
Lanjutan

16
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
ADA APA DENGAN OBAT INI: “ELBAYOU”, “ELBAZU”, “ELBAZIN” ???

Kemasan
berbahasa Jepang

Bahan Aktif: Sodium


Nifurstyrenate (C13 H8 O5 Nna)

Apa kata USDA tentang bahan


aktif tersebut ?

Sumber :https://www.indonetwork.co.id/product/elbayu-obat-ikan-
21
dari-jepang-elbayu-high-quality-fish-disease-treatment-1851941
OBAT MEMENUHI STANDAR APABILA:

1. Hasil uji mutu memenuhi persyaratan mutu produk


2. Hasil uji lapang → klaim indikasi sesuai label
3. Tidak menyebabkan kematian pada ikan
4. Tidak menyebabkan penurunan kualitas air media budidaya
5. Tidak ada perubahan klinis serta perubahan patologis pada
jaringan (histologis).

22
PENGOBATAN

• Bila upaya pencegahan tidak berhasil


• Kesejahteraan Hewan (Animal welfare)
“ Bebas dari rasa sakit dan penyakit”
• Gunakan obat ikan yang terdaftar di
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Buku
Obat Ikan Terdaftar)
“Jaminan Aman, Efektif dan Bermutu”
• Gunakan obat ikan sesuai petunjuk
penggunaan yang tercantum dalam label
STANDAR PENGGUNAAN OBAT IKAN

A. UMUM
1. Memiliki Nomor Pendaftaran
2. Tidak kadaluwarsa
3. Kemasan utuh & tidak ada perubahan fisik
(bau, warna, tekstur, bentuk kemasan )
4. Dosis sesuai label
5. Tidak termasuk zat aktif yang dilarang →
Kepmen Permen KP no 1/2019 ttg Obat ikan

24
B. KHUSUS
1. VAKSIN
a. Tidak boleh digunakan pada ikan sakit dan harus pada ikan
sehat;
b. Dosis vaksin harus tepat;
c. Optimal diaplikasikan pada suhu 23-250C;
d. Penyimpanan vaksin harus dalam rantai dingin.

25
Lanjutan…..

B. PROBIOTIK
1. Tidak boleh dikultur ulang
2. Disimpan di tempat yang terlindung → tidak terpapar
matahari langsung
3. Tidak berasal dari negara wabah EMS (Early Mortality
Syndrome): India, Thailand, China, Malaysia, Vietnam,
Mexico

C. VITAMIN
1. Penyimpanan harus terlindung dari cahaya matahari
langsung;
2. Tekstur belum berubah pada saat mau digunakan;
3. Penyimpanan pada suhu 25 oC dengan kelembaban 70%.
26
Lanjutan…..

3. ANTIBIOTIKA
a. Hanya untuk pengobatan/bukan pencegahan, aplikasi
dosis sesuai label;
b. Penggunaan sesuai dengan jenis penyakit bakterial yg
diklaim di label;
c. Hanya dipergunakan untuk pengobatan penyakit bakterial
dan bukan untuk penyakit virus;
d. Ikan hanya boleh dipanen setelah withdrawal time dari
antibiotika tersebut terpenuhi;
e. Penggunaan antibiotika berlebih dapat mengakibatkan
terjadinya resistensi bakteri akibat adanya mutasi gen,
sehingga penggunaannya harus benar-benar diperhatikan
dan sesuai anjuran.
27
VAKSINASI
- Pencegahan terhadap serangan patogen
tertentu;
- Tubuh akan menghasilkan antibodi spesifik sesuai
dengan antigen (bakteri atau virus) yang
digunakan;
- Ikan memiliki sel memori sehingga vaksinasi cukup
efektif digunakan;
- Resiko yang ditimbulkan relatif kecil;
- Jika memungkinkan dapat dilakukan booster.
Antibiotika vs Vaksin di Norwegia

penggunaan vaksin;
meningkatkan produksi &
menurunkan penggunaan
Antibiotik
PRINSIP DASAR VAKSINASI
1. Ikan sehat:
- cek gejala klinis dan tingkah laku (visual)
- cek parasit, bakteri, jamur (laboratorium)
2. Tepat aplikasi:
- Oral, rendam, suntik
- Jenis ikan~jenis vaksin
- umur ikan
3. Tepat dosis.
4. Tepat sarana: air dan wadah yang “bersih”
5. Keamanan pasca vaksinasi: sterilisasi

Beda vaksin beda aplikasi:


ikuti aturan pakai masing2 produk
MERK DAN JENIS VAKSIN YANG TERDAFTAR

No. Nama Vaksin Penggunaan No. Registrasi


1. Norvax Strep Si Pencegahan bakteri Streptococcusiniae DKP RI. No. I 060641 VKC

2. Aquavac Garvetil Pencegahan bakteri Streptococcusiniae DKP RI. No. I 0703071 VKC

3. Aquavac Garvetil Oral Pencegahan bakteri Streptococcusiniae DKP RI. No. I 0703070 VKC

4. KV3 Pencegahan bakteri Koi Herpes Virus KKP RI. No. I 1101152 VKC

5. Himmvac Agilban S – Plus Pencegahan bakteri Streptococcusiniae KKP RI. No. I 1105165 VKC
6. Aquavac Strep Sa Pencehan bakteri Streptococcus agalactiae KKP RI. No. I 1101166 VKC

7. Caprivac Aero – L Pencegahan bakteri Aeromonas hydropilla KKP RI. No. D 1206201 BKC

8. Caprivac Vibrio – L Pencegah bakteri Vibrio sp KKP RI. No. D 1206202 BKC

9. HydroVac Pencegah bakteri Aeromonas hydropilla KKP RI. No. D 1206203 BKC

10. Caprivac Vibrio Pencegah bakteri Vibrio sp KKP RI. No. D 1207206 BKC

11. Caprivac Aero Pencegahan bakteri Aeromonas hydropilla KKP RI. No. D 1208207 BKC

12. Aquavac ® Irrido V Pencegah Virus Irrido KKP RI. No. I 1211221 BKC

13. Caprivac ICTA Pencegah bakteri Edwardsiella ichtaluri KKP RI. No. I 1211222 BKC

14 Srepto Vac Pencegah bakteri Steptococcus KKP RI No. D 1305224 BKC


Evaluasi Penggunaan Obat Ikan pada Perbenihan
• Masih ditemukan penggunaan malachite green pada
unit perbenihan yang telah memiliki sertifikat CPIB;
• Masih ditemukan penggunaan 17 alpha
methyltestosteron, hormon ini umumnya digunakan
untuk sex reversal.
• Kedua zat aktif tersebut sudah dilarang
penggunaannya dalam perikanan sesuai dengan
Permen KP No 1 tahun 2019 tentang Obat Ikan.

Untuk keamanan pangan → jangan gunakan zat aktif


tersebut dalam kegiatan pembenihan ikan
32
MALACHITE GREEN/LEUCOMALACHITE GREEN
• Status : Zero Tolerance
• Pewarna material (kertas, kain, kulit).
• Anti-jamur Saprolegnia sp
• Anti-parasit Ichthyophthirius sp.
• USA, UE, Canada melarang untuk pengobatan pada akuakultur
• Dampak :
❖ Pada ikan menyebabkan tumor pada abdomen , usus dan hati
❖ Pada manusia & mamalia potensial Carcinogenic , Mutagenic
dan Teratogenic
❖ Hyperactive pada anak anak

33
SYNTHETIC STEROIDS: METHYLTESTOSTERONE

• Status : termasuk dalam Grup A : to detect illegal use


of the substance → tdk boleh ada residunya (ZERO
TOLERANCE)
• Senyawa hormonal: anabolic steroid → defisiensi
hormon testosterone, pembentukan otot & tulang
• Dipakai di perikanan untuk percepatan pematangan
gonad dan sex reversal
• Dalam monitoring residu
• Dampak :
❖ Dapat menurunkan tingkat kesuburan pada pria
❖ Dapat menyebabkan kelainan hormon pada wanita
yg mengkonsumsi → menjadi maskulin
❖ Pemicu tumor
❖ Pencemaran lingkungan → sulit terdegradasi
ANTIBIOTIK, LOGAM BERAT DAN
E. coli KAITANNYA DENGAN CPIB

35
ANTIBIOTIK
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik terdiri dari beberapa
kelompok yakni :

1. Menghambat metabolisme sel mikroba.


2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba
3. Mengganggu keutuhan membrane sel mikroba
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba
5. Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Penggunaan antibiotik secara terus menerus atau tidak tepat dosis
berdampak munculnya resistensi (kebal) dan resurjensi (peningkatan
jumlah/koloni).

Resistensi bakteri terhadap obat terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

▪ Resistensi primer (bawaan), merupakan resistensi alamiah terhadap


bakteri, contohnya bakteri Staphylococcus yang mengandung enzim
penisilinase dapat mengubah penisilin menjadi asam penisilinoat yang
tidak mampu membunuh bakteri tersebut; 36
Lanjutan
▪ Resistensi sekunder (dapatan), yaitu karena adanya mutan-mutan yang
berkembang biak menjadi spesies yang resisten;

▪ Resisten episomal (plasmid) yang dapat terjadi karena bakteri mentransfer DNA
kepada bakteri lain melalui kontak antarsel bakteri sejenis dan antar bakteri yang
berlainan jenis;

▪ Resistensi silang, yaitu resistensi bakteri terhadap suatu jenis antibiotik dengan
semua derivatnya. Sebagai contoh, penisilin dengan ampisilin, rifampisin dengan
rifamisin, dan berbagai jenis sulfonamide. Untuk menghindari resistensi silang,
digunakan dosis antibiotik yang relatif lebih tinggi daripada dosis efektif minimum
dalam waktu singkat.

ANTIBIOTIK DIGUNAKAN UNTUK PENGOBATAN, BUKAN


PENCEGAHAN !!!

37
38
LOGAM BERAT
Akumulasi kandungan Logam Berat dalam tubuh
manusia berakibat :
✓alergi,
✓mutagen,
✓teratogen
✓karsinogen

Terakumulasi pada tubuh manusia sebagai


tingkatan tropik tertinggi melalui fenomena
bioakumulasi (penimbunan) dan biomagnifikasi
(pelipatgandaan).
39
40
Jangan Buang ke Perairan !!!

41
Bakteri E. coli
Sumber :
Ikan yang dimasak kurang
matang/mentah dan telah
terkontaminasi bakteri E. coli

Infeksi bakteri E coli pada


manusia, menyebabkan :

✓ Gangguan saluran pencernaan


(sakit perut, muntah, diare)
✓ Meningkatnya resiko gangguan
ginjal, jantung dan tekanan
darah tinggi.

42
Antiseptik vs Desinfektan
ANTISEPTIK digunakan pada kulit (contoh mencuci tangan) atau jaringan
tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi dan umumnya tidak terlalu toksik,
sehingga tidak berbahaya bagi kulit. Antiseptik biasanya mengandung alkohol,
chlorhexidine dan anilides.

DESINFEKTAN diterapkan pada permukaan, peralatan atau benda mati


lainnya karena kadarnya lebih toksik. Pada kulit manusia dapat menyebabkan
pengerasan kulit, luka ataupun peradangan. Desinfektan biasanya mengandung
glutaraldehid, vantocil, ftalaldehida dan formaldehida.

Antiseptik Desinfektan 43
TE RI MA KA SIH

Anda mungkin juga menyukai