Oleh :
Alief Isatulloh
NIM 171251591
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
dipercaya memberikan andil yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk
pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga
% dari penduduk dibeberapa negara Asia dan Afrika menggunakan obat tradisional
Salah satu prinsip kerja obat tradisional adalah proses reaksinya yang lambat
namun bersifat konstruktif, tidak seperti obat kimia yang langsung berreaksi tapi
bersifat kuratif. Hal ini dikarenakan obat tradisional bukan senyawa aktif. Karena
itu, jika efek kesembuhan langsung muncul begitu obat tradisional diminum, maka
layak dicurigai karena pasti ada sesuatu. Itulah yang terjadi pada obat-obat
tradisional yang diberi obat-obat kimia. Tanpa penelitian, dimasukan begitu saja
sehingga menjadi berbahaya karena dosisnya tidak diketahui dan tanpa pengawasan
dokter(Vapriati, 2009).
dipandang aman, harga terjangkau, dan efek atau khasiatnya langsung terasa. Hal
macam produk. Namun saat ini banyak terjadi tindak kecurangan atau pelanggaran
kimia obat (BKO) dalam jamu. BPOM menyiarkan public warning No. HM.
bahan kimia obat. BKO yang terkadung, antara lain; fenilbutason, allopurinol,
siutramin, proksikam dan masih banyak yang lainnya. Selain itu juga dilaporkan
obat dan bahan yang dilarang. Berdasarkan siaran pers tersebut, diketahui bahwa
obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat didominasi oleh jamu
penghilang rasa sakit (pegel linu, rematik) dan herbal penambah stamina (obat
kuat). Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes RI Nomor 006 tahun 2012 yang
disebutkan bahwa “obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia hasil isolasi
bradikinin dan juga pelepasan neuropeptida dari ujung-ujung saraf, hal tersebut
dapat menimbulkan rangsangan nyeri pada jaringan yang mengalami proses
dijaringan tubuh.
dengan baik. Pasalnya, obat ini memiliki daftar efek samping yang berbahaya jika
dua minggu dapat menyebabkan timbul efek samping yang serius. Oleh karena itu
penambahan bahan-bahan kimia dalam jamu dilarang oleh BPOM karena memiliki
guna mengetahui keberadaan BKO dalam jamu yang beredar dipasaran, khususnya
jamu penghilang rasa sakit seperti jamu pegal linu dan reumatik.
berikut “ Apakah terdapat BKO deksametason dalam jamu yang beredar dipasaran
di Kabupaten jember?”
1.3 Tujuan Penelitian
mengandung bahan kimia obat terhadap kesehatan dan untuk lebih berhati-
TINJAUAN PUSTAKA
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
2.2 Jamu
khasiat dan keamanannya telah dibuktikan secara ilmiah melalui uji pra-klinik.
Terstandar atau hasil penelitian sediaan baru yang khasiat dan keamanannya sudah
Sediaan jamu dapat berupa sediaan Rajangan, sediaan Serbuk simplisia, dan
sediaan lainnya yaitu Serbuk Instan, granul, serbuk Efervesen, Pil, Kapsul, Kapsul
Permenkes RI Nomor 007 Tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional harus
yang telah diatur dalam Peraturan Ka. BPOM RI No. 12 Tahun 2014
b. Obat tradisional atau jamu dibuat dengan menerapkan prinsip dari Cara
1%, kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran,
dilarang mengandung bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik
berkhasiat obat, dilarang mengandung obat narkotika atau psikotropika, serta bahan