TRADISIONAL”
Disusun oleh:
KELOMPOK II
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan senyawa marker
2. Mengetahui macam-macam senyawa marker
3. Mengetahui metoda-metoda yang digunakan dalam menggunakan senyawa
marker
BAB II
SENYAWA MARKER
4.2.3. Cahaya
Cinamaldehid yang merupakan senyawa marker Cortex
Cinnamomi. Dia peka sekali terhadap cahaya. Bila terpapar cahaya
pada kamar sekitar 6 jam, 10% kandungan pada cinnamaldehid
akan hilang, dan 36 jam selanjutnya hanya 25% yang tersisa.
Penelitian terakhir menunjukkan cinnamaldehid akan berubah
menjadi kristal asam sinamat ketika terpapar cahaya (Songlin et
al., 2008).
4.2.4. Campuran Epimer
Stereoisomer dari beberapa fitokimia sering berdampingan
di alam bebas dan kadang-kadang susah terisolasi sebagai senyawa
murninya. Kebanyakan stereoisomer memiliki bioaktivitas yang
berbeda dari yang lainnya (Songlin et al., 2008).
4.2.5. Konformasi
Kompleksitas spektra dari suatu senyawa kadang mengarah
pada kerumitan pada kemurniannya. Biflavonoid, contohnya,
selalu menunjukkan spektra senyawa yang komplek pada level
dimer karena terentang rotasi antara gugus flavanon dan flavanonol
diantara axis C-3/C-8 (Songlin et al., 2008)
PENUTUP
Kesimpulan
Senyawa marker adalah senyawa atau kelompok senyawa dari produk obat
herbal yang digunakan untuk tujuan kontrol kualitas tanpa memperhatikan apakah
senyawa tersebut memiliki efek terapetik atau tidak.
Ellis, D.I., Dunn, W.B., Griffin, J.L., Allwood, J.W., Goodacre, R., 2007,
Metabolic Fingerprinting as A Diagnostic Tool, Pharmacogenomic
Review, 8(9), 12431266
Fiehn, O., Kopka, J., Dormann, P., Altmann, T., Trethewey, R.N.,
Willmitzer, L., 2000, Metabolite profiling for plant functional
genomics, Nat. Biotech. 18, 1157–1161