Oleh :
DENI OKTAVIA
No. BP : 1601104
Oleh :
DENI OKTAVIA
No. Bp. 1601104
Dosen Pembimbing:
1. apt. Dwi Dinni Aulia Bakhtra, M.Farm
Alhamdulillahirabbil`alamin...
Dengan penuh kerendahan hati, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. taburan cinta
dan kasih sayang Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan
akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Segala syukur ku ucapkan kepadaMu
karena telah menghadirkan mereka yang selalu memberi semangat dan doa disaat kutertatih.
Karena Mu lah mereka ada, dan karena Mu lah skripsi ini terselesaikan. Sholawat dan salam
selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku persembahkan
karya kecil ini kepada Amak (Mariati) yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan,
dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas hanya dengan
selembar kertas Yang bertuliskan kata cinta.
Teruntuk cinta pertamaku alm. abak (Basir) meskipun engkau telah tiada engkau
tetap menjadi pahlawanku dan penyemangat dalam hidupku, karena engkau lah salah satu
alasanku untuk menjadi seperti sekarang ini, dan aku yakin selesainya studi ini berkat doa
dan restumu, terimakasih telah menjadi seseorang yang terbaik dalam hidupku, tenang dan
bahagia disana abak.
Semoga ini menjadi langkah awal bagi ku untuk membuat amak dan alm.abak
bahagia. Karena ku sadar, selama ini aku belum bisa berbuat lebih Untuk amak dan alm.abak
yang selalu membuat ku termotivasi dan selalu menyirami ku dengan kasih sayang, selalu
mendoakan ku, selalu menasehati ku menjadi lebih baik, dan yang selalu memberikan aku
semangat disaat rasa malas mulai menghampiri. amak dan abak lah salah satu sumber
kekuatan ku serta penyemangat ku, dan maaf bila anak mu masih merepotkan mu mak, dan
belum sempat membahagiaakan abak.
Kepada abang-abang dan kakak-kakakku, uda (Musmulyadi), elok (Ira maya sofa),
uda (Abdul gafur), abang (Yuliandi), unang (Rahmayeni), unang (Eka putri yanti), abang (Ali
hasan), abang (M.Husin), abang (Fajrianto) tiada waktu yang paling berharga selain
berkumpul dengan kalian.
Terima kasih untuk dukungan, semangat dan bantuan dari uda, elok , unang dan
abg, sehingga adiak berada pada titik ini semoga ini menjadi awal dari kesuksesan adiak
yang akan membahagiakan dan membanggakan kalian. Maaf untuk semua air mata yang
kalian tumpahkan atas kekecewaan yang pernah adiak lakukan. Dan untuk seluruh saudara
dan keluarga besar abbas (abak basir) yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas semangat dan doa yang tiada hentinya.
Terimakasih kepada ibu apt. Dwi Dinni Aulia Bakhtra, M.Farm sebagai Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan ilmu, dukungan dan masukan selama pengerjaan skripsi
ini, sehingga dapat memberikan yang terbaik. Dan terima kasih untuk ibu apt. Husnunnisa,
M.Farm sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberi motivasi dan dengan sabar
meluangkan waktu dan ilmunya untuk menuntun dan mengarahkan untuk terus belajar dan
terus semangat. Terima kasih banyak ibu dinni dan bu ica untuk semua ilmu, didikan dan
pengalaman yg sangat berarti yang telah kalian berikan kepada deni.
Kepada keluarga ku selama dipadang apak ulla (Aprianto, S.farm) terimakasih telah
membantu dan meluangkan waktu apak dalam menyelesaikan tugas akhir iblack. Untuk
Canul (Hasnul hidayat), juju (Juliana ratna ningsih), Ilahi (Indah krisnawati), Kaliang
(riski), valget (valdi), keluarga(Ali), aci aceh (Anas), terima kasih untuk kenangan, dan
menjadi tempat berbagi, kebersamaan, bantuan, doa, semangat, traktiran, candaan dan
hiburan kalian, yang tak akan dni lupakan.
Teruntuk sahabatku (Vella Lesti Lestari) terimakasih untuk segalanya, makasi selalu
jadi tempat terbaik aku dalam hal apapun, jadi tempat keluh kesah ku, dan selalu teriak
sahabat kerjakan, sahabat sholat, dan semoga kita beneran jadi orang kaya seperti apa yang
selalu kita ucapkan. Amiiin
Untuk musuhku ijak (Izzatil hasanah) terimakasih untuk kebaikan ang, semangat
yang ang berikan, dan untuk milea (Emelia septina) makasi mel selalu jadi pendengar atas
kesombongan den, meskipun yang lain mual atas apa yang kami bilang haha, untuk nelut
paton (Engla Kartika) yang pernah jadi teman tidur, t4 nangis makasi ya lut utk segalanya,
icin iyuh (Sintia.R.M) makasi untuk supportnya dan mau direpotkan ya cin, untuk lesuik
(Wira guna pratiwi) makasi wir atas ilmu dan pengalaman selama berorganisasi, udah
ngajarin aku banyak hal, dan selalu profesional antara organisasi dan pertemanan, ga
nyangka bisa sesayang ini sama kalian, untuk lala (Syakyla Larasati) laa makasi ya udah jadi
teman curhat dni dan selalu ada buat dni,untuk uni nea (Ainia putri) makasi untuk canda
tawa nya un, intinya dewasalah lai uni, salam untuk sehun wkwk, untuk kak put (Putri
cania) dan agek (Reni fitri sartika) makasi ya udah mau direpotkan dalam menyelesaikan
skripsi deni dan untuk sili (Shelly ersa yunita) sili makasi ya atas kebaikan sili, makasi udah
bantuin deni selama penelitian ga nyangka bisa se-tim dan sedekat ini sama sili, untuk nur
(sinta nur amelia) makasi untuk kerjasamanya selama penelitian ya nur, makasi udah mau
direpotkan selama penelitian. untuk cinto (Yola oktavia), mbet (Nurbaiti), Rahmawati, Irma,
makasi untuk kenangan yang kalian berikan, atas support dan menjadi bagian dalam
hidupku.
Terimakasih juga untuk teman seperjuangan ku Reguler 2016 terutama locefarm’16
terima kasih untuk kenangan indah yang tercipta pada 4,5 tahun ini, terima kasih telah
berjuang bersama-sama demi mencapai cita-cita. Mudah-mudahan kita sama-sama sukses
nantinya dan semoga pertemanan kita ini untuk selamanya. Teruntuk buaya locefarm (Yoki,
igok, riski, frend, rendi boy, febri, zidra)Terima kasih untuk candaan, pengalaman hidup, suka
duka sampai sekarang walaupun saling caci maki haha. Kalian yang selalu dirindukan kelas c
saat libur semester. Semoga kita akan bertemu lagi saat kita sama-sama menjadi orang sukses.
Amin ...
Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian skripsi ini....
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
Metode Maserasi dan Sokletasi dengan Pelarut n-heksan”. Skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan strata satu pada Sekolah Tinggi
Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari do`a dan dukungan yang
diberikan oleh kedua orang tua, keluarga dan rekan-rekan baik moril maupun
materil. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu
apt, Dwi Dinni Aulia Bahktra, M.Farm dan ibu apt, Husnunnisa, M.Farm
nasehat dan bimbingan selama masa penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan rasa hormat, penulis juga
1. Bapak Prof. Dr. H. Auzal Halim, Apt selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
2. Bapak Arman Yacub, S.H selaku Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Ilmu
(STIFARM) Padang.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM)
Padang atas bantuan dan fasilitas yang telah diberikan selama penulis
(STIFARM) Padang.
6. Semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu
penulis dengan senang hati menerima masukan serta kritikan dan saran yang
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………….... i
ABSTRAK…………………………………………………………….. iii
ABSTRACT………………………………………………………….... iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. ix
I. PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
2.1.3 Morfologi……………………………………………............. 5
v
2.2.1 Monografi ……………………………………………............ 7
2.3 Ekstraksi…….…………………………………………….............. 8
2.4 Karakterisasi....................................................................................... 11
3.2.1 Alat………………………………………………………….... 21
3.2.2 Bahan…………………………………………………………. 21
vi
3.3.4 Isolasi asam usnat dari Kayu Angin ……………………….... 23
4.1 Hasil………………………………………………………………... 28
4.2 Pembahasan……………………………………………………….... 29
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 36
5.2 Saran………………………………………………………………... 36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 37
LAMPIRAN …………………………………………………………... 40
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
I. Rentang serapan IR ……................................................................ 16
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
16. Skema kerja ekstraksi kayu angin dengan metode maserasi …..……. 53
17. Skema kerja ekstraksi kayu angin dengan metode sokletasi …..……. 54
ix
18. Kayu angin …………………………………………………………… 55
x
I. PENDAHULUAN
Lichen merupakan tanaman yang terbentuk dari dua organisme hidup yang
yang baik untuk dikembangkan menjadi obat modern disertai dengan penerapan
Salah satu contohya adalah kayu angin (Usnea sp). Kayu angin (Usnea sp)
yang dapat mengobati penyakit seperti diare dan tinja berdarah, obat sariawan,
masuk angin, kejang-kejang, nyeri perut, sulit buang air kecil, wasir, gangguan
haid, pening dan penurun panas (Huneck, 1996 ; Maulidiyah et al., 2015)
sekunder yang di isolasi dari ekstrak kloroform kayu angin (Usnea sp) terdapat
senyawa golongan alkaloid berbentuk serbuk berwarna putih dan diperoleh titik
1
leleh 162ᵒC. Pada penelitian Zaini et al., (2017) dari isolasi kayu angin diperoleh
Potensi kayu angin (Usnea sp) sebagai bahan obat dan kandungan kimia
Kayu angin (Usnea sp) diduga dapat menghentikan batuk darah pada penderita
antrakuinon, asam usnat, asam barbatolat, asam barbatat yang diduga bersifat
pembuatan berbagai bentuk sediaan. Salah satunya kayu angin dapat diektraksi
dengan etanol menggunakan metode sokletasi dan rendemen yang diperoleh dari
penyembuhan luka bakar (Fitriani et al., 2018) dan sediaan hydrogel sebagai
antibakteri Propionibacterium acne (Fitriani et al., 2019). Selain itu asam usnat
yang dapat menurunkan kadar IL-8 pada tikus inflamasi (Fadhila et al., 2020) dan
dapat dibuat sediaan krim sebagai penghilang bau badan (Endarti, 2004).
2
Zura (2019) isolasi 3200 g kayu angin dengan metode sokletasi didapatkan asam
nanokristal asam usnat. Pada penelitian Endarti et al., (2004) tentang uji aktivitas
asam usnat terhadap bakteri penyebab bau badan diperoleh randemen sebanyak
0,8%. Pada penelitian Marlina et al., (2017) Kayu angin diisolasi dengan cara
maserasi berturut turut dengan n-heksan, kloroform, etil asetat, metanol kemudian
Dari beberapa penjelasan diatas dapat dilihat bahwa asam usnat sangat
banyak dibutuhkan sebagai bahan baku dalam berbagai macam sediaan farmasi,
namun masih sedikit metode yang digunakan untuk memperoleh asam usnat
dengan jumlah randemen yang banyak, maka dari itu perlu dilakukan penelitian
tentang optimasi dari asam usnat sehingga dapat diperoleh metode yang paling
mudah, murah dan cepat untuk mendapatkan asam usnat dari kayu angin (Usnea
2. Berapakah randemen asam usnat yang diperoleh dari metode maserasi dan
metode sokletasi ?
3. Apakah sifat fisiko kimia asam usnat dari kayu angin dengan metode
3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode mana yang paling baik dan efektif digunakan
3. Untuk mengetahui apakah sifat fisiko kimia asam usnat yang diperoleh
1.4 Hipotesis
3. Hasil fisiko kimia asam usnat dari metode maserasi dan sokletasi yang
1. Untuk peneliti
banyak.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Klass : Ascholichenes
Ordo : Lecanorales
Famili : Parmeliaceae
Genus : Usnea
Spesies : Usnea sp
Nama lain dari Usnea sp antara lain : Kayu angin (Jawa), Tae angin
(Madura), Tai angin (Bugis), Tae anging (Makassar), Tahi angin (Melayu), Rasuk
angin (Jawa), Cirik angin (Minang), Anin tain, Liken (Melayu), Djenggot resi
berbentuk benang bulat memanjang atau pipih dengan cabang bervariasi, ada yang
cabangnya sedikit sekali, ada yang banyak, ada yang lembut dan ada yang agak
5
keras. Lichen tersebut mempunyai warna hijau keabu-abuan atau hijau
kekuningan atau hijau lumut (Alvin, 1963). Usnea sp hidup subur pada udara
yang bersih, terkena sinar matahari langsung dan sangat peka terhadap
pencemaran udara. Lichen ini tidak bisa bertahan hidup pada udara yang kotor.
Usnea sp hidup sebagai epifit pada cabang-cabang pohon dari berbagai jenis
spesies tumbuhan berbunga, yang memiliki kulit pohon dengan permukaan yang
kasar.
depsidon, γ-lakton, turunan asam pulvinat dan xanton (Salgago, 2017) dan
6
2.2 Asam Usnat
2.2.2 Monografi
1,3 dibenzofurandion dan rumus umum C18H16O7, dengan bobot molekul 334,31.
Asam usnat sukar larut dalam air, sebagian larut dalam etanol, larut eter, aseton,
terhadap jumlah sel osteoblas pada tikus periodontitis. Hal ini disebabkan karena
asam usnat mengandung antiinflamasi, antibakteri dan antijamur serta asam usnat
Menurut penelitian Solihin (2015) ekstrak metanol asam usnat dapat beraktifitas
7
2.3 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Sampel yang
diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak
dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain. Senyawa aktif yang
atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Ketika senyawa aktif yang dikandung
simplisia telah diketahui akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi
A. Cara Dingin
1. Maserasi
8
2. Perkolasi
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari
B. Cara Panas
1. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan
pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstrkasi sempurna
2. Soklet
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
9
Gambar 3. alat sokletasi
Untuk mekanisme kerjanya, hal yang pertama yang harus di lakukan yaitu
permukaannya lebih besar, sehingga laju reaksi lebih cepat berjalan), kemudian
sampelnya di bungkus dengan kertas saring (agar sampel tidak ikut kedalam labu
dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya, uap akan
terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fase
dari fase gas ke fase cair. Selanjutnya pelarut akan bercampur dengan sampel dan
mengekstrak senyawa dari suatu sampel. Setelah itu pelarutnya akan memenuhi
sifon dan ketika sifon penuh akan di alirkan kembali ke labu alas. (Anderson,
1953).
10
3. Digesti
temperatur yang lebih tinggi dari temperature ruangan (kamar), yaitu secara
Indonesia, 2000).
4. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
5. Dekok
usnat. Uji ini meliputi warna, bau dan rasa (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1985)
Titik leleh merupakan salah satu sifat fisik dalam karakterisasi suatu
senyawa. Titik leleh atau disebut dengan melting point adalah suatu temperatur
yang menunjukkan perubahan bentuk senyawa dari padat menjadi cair. Penentuan
titik leleh dilakukan menggunakan alat Fischer John Melting Point Apparatus.
11
Titik leleh senyawa ditentukan dengan mengamati dari senyawa mulai meleleh
sampai meleleh secara keseluruhan. Suatu senyawa dikatakan murni apabila jarak
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang yang sesuai untuk
pengukuran daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem
dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel.
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada
panjang gelombang cahaya yang diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan
(Dachriyanus, 2004).
12
Pada umumnya spektrofotometer UV-Visible digunakan untuk :
A = a .b .c
Keterangan:
A = Absorban
c = Konsentrasi (M)
merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebel kuvet dan
suhu, pelarut, struktur molekul dan panjang gelombang radiasi (Rohman, 2007).
13
2.4.4 Jenis-jenis Spektrofotometer UV-Vis
1. Single Beam
cahaya tampak. Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh pemisah
kuantitatif bisa dibuat dari spektrum atau pada panjang gelombang tertentu.
dihilangkan terlebih dahulu dengan mengukur pelarut tanpa sampel, setelah itu
2. Double Beam
yang dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah
sinar.Pada alat ini larutan sampel dimasukkan bersama-sama dengan pelarut yang
tidak mengandung sampel. Alat ini lebih praktis dan mudah digunakan serta
14
Gambar 5. Spektrofotometer UV-Visibel double-beam (Dachriyanus, 2004)
gelombang. Skala pada spektro adalah bilangan gelombang yang berkurang dari
dan diubah oleh molekul organik menjadi energi molekular vibrasi. Penyerapan
garis-garis, dikarenakan perubahan suatu energi vibrasi tunggal yang diikuti oleh
tergantung pada massa relatif atom-atom, tetapan gaya dari ikatan-ikatan dan
berkas cahaya dan digabung lagi menjadi satu berkas dari dua sumber cahaya
yang selang seling. Setelah itu berkas cahaya didifraksi ke kisi sehingga berkas
15
tersebut terpecah menjadi panjang gelombang. Kemudian detector meneruskan
2005)
keseluruhan spektrum dapat terukur dalam waktu beberapa detik karena bilangan
1. Penjenuhan Bejana
cm dari dasar bejana. Tutup kedap dan biarkan hingga kertas saring harus
16
selalu tercelup kedalam larutan pengembang pada dasar bejana. Kecuali
a. Fase gerak
b. Fase diam
Totolkan larutan uji dan larutan pembanding dengan jarak 1,5 sampai 2 cm
sampai terendam. Letakan tutup bejana pada tempatnya dan biarkan sistem
lempeng dan keringkan di udara, dan amati bercak dengan sinar tampak,
ultraviolet gelombang panjang 366 nm. Ukur dan catat jarak tiap bercak
dari titik penotolan serta catat panjang gelombang untuk tiap bercak yang
2008).
17
2.4.7 Differential Scanning Calorimetry (DSC)
Thermal Analyzer yang dapat digunakan untuk menentukan kapasitas panas dan
entalpi, perubahan fasa dan temperatur lebur dari suatu bahan. Selain untuk
menentukan temperatur lebur, entalpi dan kapasitas panas, DSC juga dapat
eksotermik bahan bakar dan interaksi bahan bakar dengan matriknya (Ginting et
al., 2005).
yang memanfaatkan interaksi antara sinar-x dengan atom yang tersusun dalam
cahaya sebagai akibat dari berkas cahaya yang dibiaskan oleh material yang
memiliki susunan atom pada kisi kristalnya. Prinsip kerja dari XRD yaitu setiap
senyawa terdiri dari susunan atom-atom yang membentuk bidang tertentu. Jika
sebuah bidang memiliki bentuk yang tertentu, maka partikel cahaya yang datang
dengan sudut tertentu hanya akan menghasilkan pola pantulan maupun pembiasan
terbentuk sebagai hasil dari difraksi berkas cahaya oleh kristal pada material. Nilai
18
sudut tersebut dinyatakan dalam 2θ, dimana θ merepresentasikan sudut datang
cahaya. Sedangkan nilai 2θ merupakan besar sudut datang dengan sudut difraksi
yang terjadi sebagai hasil interaksi antara sinar-X yang dipantulkan oleh material.
bidang yang berisi atom-atom di dalam kristal akan memantulkan radiasi dengan
cara yang sama persis dengan peristiwa pemantulan cahaya di bidang cermin
B. Metode difraksi
1. Metode Laue
sinar-X dibuat berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan arah sudut
yang menjadi sasaran tembak pada tabung sinar-X. Logam yang berbeda akan
konstruktif pada saat berkas cahaya dipantulkan oleh material sampel. Sementara
itu, interferensi konstruktif hanya dapat terjadi pada panjang gelombang tertentu
yang datang dengan sudut tertentu pula. Artinya, tidak semua panjang gelombang
19
yang datang pada sudut tertentu akan menghasilkan interferensi konstruktif
Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah arah datangnya berkas sinar-X
tanpa mengganti plat logam sumber sinar-X agar dihasilkan ƛ yang tetap. Pola
berkas cahaya yang datang memiliki panjang gelombang yang sama namun jika
arah datangnya berbeda maka pola interferensinya akan berbeda (Muzakir et al.,
2012).
membentur diketahui, kemudian kita bisa mengontrol sudut dari benturan maka
menghitung d-spacing yang diperoleh dari rumus Bragg serta mengetahui nilai
Indeks Miller (hkl) yang menyatakan posisi atom dalam kristal, maka dapat
ditentukan latis parameter (a, b dan c) sesuai dengan bentuk kristalnya (Muzakir et
al., 2012).
20
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
3.2.1 Alat
saring, corong, gelas ukur, rotary evaporator (Heidolph Hei VAP), alat soklet,
oven, spatel, alumunium foil, vial, Plat KLT, Spektrofotometer FTIR (Thermo
3.2.2 Bahan
Sampel yang digunakan adalah lichen Usnea sp sebanyak 500 gram. Pelarut
21
3.3 Prosedur Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu kayu angin (Usnea sp)
bagian seluruh thallus yang diperoleh dari Pasar Raya Padang Kampung Jao
Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat Indonesia, sebanyak 500
g.
Sumatera Barat. Bagian thallus kayu angin diambil sebanyak 5 gram untuk
A. Sortasi Basah
rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya
harus dibuang.
B. Perajangan
22
3.3.5 Isolasi Asam usnat dari Kayu Angin (Usnea sp)
A. Metode Maserasi
Proses ekstraksi yang digunakan adalah metode ekstraksi cara dingin yaitu
kurangnya dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Kemudian
diperoleh yaitu persentase bobot (b/b) antara berat ekstrak dengan bobot
dengan melarutkan endapan yang didapat dengan etil asetat kemudian cek
% Rendemen = %
B. Metode Sokletasi
Asam usnat yang berasal dari kayu angin (Usnea sp) yang diperoleh dari
heksan. Sampel yang digunakan sebanyak 200 gram yang sudah dirajang
23
hingga didapatkan ekstrak kental (endapan kristal) kemudian hitung
endapan yang didapat dengan etil asetat hingga terlarut sempurna dan
1. Pemeriksaan Organoleptis
tinjauan pustaka.
vial larutkan dengan etil asetat hingga larut sempurna. Perlakuan tersebut
dilakukan juga terhadap kristal murni asam usnat hasil metode sokletasi.
c. Penjenuhan
pada suhu 110ºC setelah itu dibuat garis lurus pada lempeng 0,5 cm pada
atas dan bawah, kemudian siapkan eluen dan masukan kedalam chamber
24
lalu jenuhkan dengan cara memasukan kertas saring kedalam chamber
yang berisi eluen, jika kertas saring sudah basah semua menandakan
Larutan uji asam usnat dari metode maserasi yang telah dilarutkan
ditotolkan dengan jarak antara 1,5 sampai 2 cm dari tepi bawah lempeng,
diletakkan pada tempatnya dan dibiarkan sistem hingga fase gerak Etil
µg/mL.
25
c. Dipipet 1 mL dari konsentrasi 100 µg/mL masukkan ke dalam labu
pipa kapiler kedalam alat penentu titik leleh amati dan catat suhu dari
26
7. Analisis Difraksi sinar X (XRD)
Analisis difraksi sinar-X serbuk sampel dilakukan pada suhu ruang dengan
pengukuran sebagai berikut: target logam Cu, filter Kα, voltase 45 kV,
usnat yang diperoleh dengan asam usnat pembanding (Fadhila et al., 2020)
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
kayu angin (Usnea sp.) menggunakan metode maserasi dan sokletasi dengan
1. Identifikasi Tumbuhan
2. Dari 200 gram kayu angin yang di maserasi dengan n-heksan diperoleh
0,1235% dengan berat kristal asam usnat murni 0,2471 g kemudian dari
Tabel III)
b. Hasil pengujian kromatografi lapis tipis dari isolasi asam usnat pada
plat silika gel G F254 yang dilihat pada sinar UV λ 366 nm dengan fase
28
gerak n-heksan : etil asetat (2:3) diperoleh nilai Rf asam usnat yang
gugus OH, gugus C-O, gugus CH3, gugus C=C, gugus C-C, gugus
terdapat gugus C-H, gugus CH3, gugus C=C, gugus C=O, gugus C-C,
(Lampiran 1, Gambar 8)
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kayu angin (Usnea sp)
yang diperoleh dari Pasar Raya Padang Kampung Jao Kecamatan Padang Barat,
29
(ANDA) Sumatera barat. Tujuan identifikasi ini untuk mengetahui identitas
diketahui bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Usnea sp.
potongan kecil.
Dari 200 gram sampel yang diambil selanjutnya dilakukan proses ekstraksi
suhu kamar (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). Prinsip kerja dari
maserasi yaitu adanya keseimbangan konsentrasi pelarut didalam dan diluar sel
yang mana pelarut akan melewati dinding sel dan isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara diluar dan didalam sel. Larutan yang memiliki
hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara didalam dan diluar sel. Pada
proses maserasi menggunakan botol kaca berwarna gelap dan terlindung dari
senyawa yang akan diisolasi bersifat non polar, maka dari itu pemilihan n-heksan
dapat memberikan hasil yang baik. Pelarut yang digunakan untuk 200 g sampel
yaitu 1 liter n-heksan kemudian dimaserasi didalam botol gelap dan dilakukan
30
saring. Tempatkan maserat atau hasil maserasi kedalam botol penampungan.
pada suhu dibawah 68oC dimana prinsip dari rotary yaitu memisahkan suatu
senyawa dengan bantuan putaran dan vakum sehingga pelarut dapat menguap
dibawah suhu titik didihnya (Marjoni, 2016) sehingga didapatkan ekstrak dengan
berat 1,4618 dan rendemen ekstrak sebanyak 0,7309 % (Lampiran 1, Tabel III).
terjadinya pendinginan balik dan jumlah pelarut yang relatif sama (Departemen
pelarut akan menguap pada suhu titik didih tertentu. Kayu angin di sokletasi
salah satu cara pemurnian kristal dengan melarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Kristal dilarutkan dengan etil asetat diatas waterbath sampai kristal larut sempurna
memiliki bentuk seperti jarum, tidak berbau, warna kuning dan hasil ini sesuai
31
dengan literatur yang digunakan (Zura, 2019). Selanjutnya dilakukan pengujian
titik leleh menggunakan alat melting point apparatus dengan metode kapiler.
Asam usnat dikatakan murni apabila jarak titik leleh dari awal sampai meleleh
sempurna tidak lebih dari 1-2ᵒC (Ritmaleni, 2006). Titik leleh yang diperoleh dari
metode maserasi yaitu 206ᵒC sedangkan pada metode sokletasi 207ᵒC. Dari hasil
yang diperoleh isolasi asam usnat dengan metode sokletasi sesuai pada pengujian
Gambar 7). Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu metode analisis
digunakan plat silika gel 60 F254 yang bersifat polar sebagai fase diam. Fase gerak
kecepatan yang berbeda untuk komponen yang berbeda. Fase gerak yang
sampel pada plat KLT dan dimasukkan dalam bejana kromatografi yang berisi
fase gerak. Sebelum dilakukan pemisahan, plat KLT diberi tanda terlebih dahulu
mengganggu proses elusi. Setelah fase gerak jenuh, maka plat KLT yang sudah
32
akan bergerak pada plat seperti bergeraknya pelarut, setelah itu terbentuk
beberapa noda karena sampel akan ikut berinteraksi dengan silika yang ada pada
nm dan diperoleh noda seperti pada gambar. Masing-masing fase gerak larutan
asam usnat diperoleh nilai Rf 0,5 dan 0,5. Kemudian ditambahkan penampak noda
pengujian FTIR. Hasil FTIR pada Zura (2019) menggunakan metode sokletasi
menunjukkan pita serapan 2918 cm-1 terdapat gugus OH, 1687 cm-1 terdapat gugus
C=O, 1606 cm-1 terdapat gugus C=C, 1438 cm-1 terdapat gugus CH3, 1058 cm-1
terdapat gugus C-O-C. Dari hasil analisa FTIR pada metode sokletasi
menunjukkan pita serapan pada daerah bilangan gelombang gelombang 3089 cm-1
gelombang 2926 cm-1 merupakan vibrasi ulur asimetrik gugus CH3 yang didukung
oleh adanya pita serapan di daerah 1441 cm-1 yang merupakan vibrasi tekuk dari
gugus CH3. Adanya pita serapan pada bilangan gelombang 1687 cm-1
gelombang 3854 cm-1 terdapat gugus hidroksi. Selanjutnya hasil analisa FTIR dari
metode maserasi dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 2920 cm-1
merupakan vibrasi tekuk dari gugus CH3 dan didukung oleh adanya pita serapan
pada bilangan gelombang 2769 cm-1. Pada biangan gelombang 1688 cm-1 terdapat
gugus karbonil terkonjugasi, pada bilangan gelombang terdapat gugus C=O, pada
33
1538 cm-1 terdapat gugus C-C, 1688 cm-1 terdapat gugus C=C. Dari data
spektrum infra merah tersebut dapat diperkirakan bahwa senyawa ini merupakan
asam usnat karena mengandung suatu gugus keton (C=O), gugus hidroksi (OH),
merupakan salah satu metode analisis termal yang dapat digunakan untuk
menentukan kapasitas panas dan entalpi dari suatu sampel. Hasil termogram asam
usnat dengan metode sokletasi terlihat puncak endotermik yang tajam pada
temperatur 208,83 (ᵒC) yang merupakan peristiwa peleburan dari asam usnat
dengan entalpi sebesar 57,172 J/g. Asam usnat mulai melebur pada suhu 206,85
(ᵒC) dan melebur secara keseluruhan pada suhu 211,156 (ᵒC). Sedangkan pada
metode maserasi hasil termogram terlihat puncak endotermik yang tajam pada
temperature 207,551ᵒC dengan entalpi sebesar 64,703 J/k. pada metode ini asam
usnat mulai melebur pada suhu 205,439ᵒC dan melebur secara keseluruhan pada
suhu 209,599ᵒC. Dari kedua metode yang dilakukan dapat dilihat bahwa
dikuatkan oleh penelitian Zaini et al., (2017) yang terdapat endotermik yang tajam
pada suhu 207,1°C, dan Zura, (2019) menunjukkan hasil termogram asam usnat
terlihat puncak endotermik yang tajam pada suhu 206,792 oC yang merupakan
peristiwa peleburan dari asam usnat dengan entalpi sebesar 73,853 J/g. Asam
usnat mulai melebur pada suhu 203,8540C dan selesai melebur pada suhu
209.8620C.
34
Hasil analisis difraksi sinar-X dapat dilihat bahwa asam usnat berbentuk
tajam pada difraktogram asam usnat. Senyawa asam usnat menunjukkan puncak
interferensi yang tajam pada sudut 2θ (21,444260, 16,006070, dan 5,338840) yaitu
1300: 1252,8; dan 755,12 seperti yang terdapat pada lampiran 1 gambar 14,
sedangkan pada penelitian Zaini et al., 2017 Intensitas puncak spesifik asam usnat
berada pada 10,3° 2θ dan pada penelitian Zura, (2019) asam usnat menunjukkan
Dari hasil isolasi dan karakterisasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa
metode yang paling efektif dalam isolasi asam usnat adalah metode sokletasi,
ekstraksi sokletasi memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Proses ekstraksi
dipengaruhi oleh suhu, ukuran partikel, jenis pelarut, waktu retensi dan metode
maserasi membutuhkan waktu yang lama dan penyarian nya kurang sempurna
karena dapat terjadi kejenuhan pelarut sehingga kandungan zat aktif tidak tersari
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
asam usnat dari Usnea sp menggunakan metode sokletasi dan maserasi dengan
isolasi asam usnat karena menggunakan alat yang khusus sehingga dapat
2. Berat ektrak yang diperoleh dari isolasi asam usnat menggunakan metode
gram dengan rendemen ekstrak sebesar 0,7309% dan berat kristal sebesar
3. Hasil dari uji fisiko kimia asam usnat murni yang diperoleh dengan
5.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
Araujo, A. A., Melo, M. G., Rabelo, T. K., Nunes, P. S., Santoso, S. L., Serafini,
M. R., Santos, M.R. & Gelain D. P. (2015). Review of biological properties
and toxicity of usnic acid. Natural Product Research. 29(23) 2167-2170.
Fadhila, M., Umar, S., & Zaini, E. (2020). Pembentukan Kokristal Asam usnat N-
Methyl-D-Glucamine dengan Metode Penguapan Pelarut dan Pengaruhnya
terhadap Penurunan Interleukin-8 pada Tikus Inflamasi. Jurnal Farmasi
sains dan klinik. 7(1):23–30
37
Fessenden, R., J. & Fessenden, J., S. (1986). Organic Chemistry Third Edition.
Wadsworth, inc., Belmont, California 94002 Massachuset, USA
Fitriani, L., Melisa, Saputra, F., & Zaini, E. (2018). Studi awal Sediaan Gel
Ekstrak Etanol Kayu Angin (Usnea sp) untuk Penyembuhan Luka Bakar.
Jurnal Sains Farmasi & Klinik. 5(2), 83-87.
Fitriani, L., Afifah., Ismed, F., & Bakhtiar, A., (2019). Hydrogel Formulation of
Usnic acid and Antibacterial Activity Test Against Propionibacterium acne.
Scientia Pharmaceutica. 87(1)
Gani, L. R., (1998). Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Kimia yang
Dikandung oleh Tumbuhan Usnea dasypoga, Rohl., Tesis Magister Ilmu
Kimia, Program Pascasarjana. Depok : Universitas Indonesia.
Marlina, T., Dini, I., & Maryono. (2017). Isolasi Senyawa Alkaloid dari Fraksi
Ekstrak Kloroform usnea sp. Jurnal biologi, 5(1),105-108.
Muzakir, A., Hardian, R., & Setiabudi, A. (2012). Karakterisasi material : Prinsip
dan Aplikasinya dalam Penelitian Kimia. Bandung : Upi Press. ISBN:
979978435-2
38
Plantamor. (2008). Plantamor Situs Dunia Tumbuhan, Informasi Spesies-pala.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=883. Diakses 25 september
2020.
Sari, D. R., Lestari, C., & Yandi, S. (2018). Pengaruh Pemberian Asam usnat
terhadap Jumlah Sel Osteoblas Pada Tikus Periodontitis. Jurnal B-Dent 5(2)
124-134.
Setiawan, J., Indaryati, S., & Ginting, A.B. (2005) Penentuan Parameter Uji dan
Ketidakpastian Pengukuran Kapasitas Panas pada Differential Scanning
Calorimetry. J.Tek. Bhn. Nukl. 1. (1) 1–57 ISSN 1907–2635
Septiana, E. (2011). Potensi Lichen Sebagai Sumber Bahan Obat: Suatu Kajian
Pustaka. Bogor: Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.
Solihin, A. (2015). Uji Antihelmintik Estrak Lichen (Usnea sp.) Terhadap Cacing
Gelang Babi (Ascaris suum, Goeze 1782). Bandung : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati
39
William, D., H. & Fleming, I. (2013). Metode Spektroskopi dalam Kimia Organik
edisi 6. Jakarta: EGC.
Zaini, E., Nisak, R. K., Utami, R. D., Fitriani, L., & Ismed, F. (2017). Effect of
Milling on Physicochemical Properties of Usnic acid Isolated from Usnea
sp. Oriental Jurnal Of Chemistry. 6(33): 3031-3036.
40
Lampiran 1. Hasil Data Penelitian
41
Lampiran 1. (Lanjutan)
42
Lampiran 1. (Lanjutan)
Gambar 7. Hasil pola KLT Asam usnat Hasil Isolasi dengan Fasa Gerak n-Heksan
: Etil asetat (2 : 3)
Keterangan:
P = Larutan Pembanding
43
Lampiran 1. (lanjutan)
5
4.5 y = 0.0093x + 0.5549
4 R² = 0.766
3.5
absorban
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 100 200 300 400 500
panjang gelombang
7
6 y = 0.0297x - 6.317
5 R² = 0.7317
4
absorban
3
2
1
0
0 100 200 300 400 500
-1
panjang gelombang
44
Lampiran 1. (lanjutan)
Gambar 10. Spektrum Infra Merah Asam Usnat dengan Metode Sokletasi
Tabel VI. Data Analisa Spektrum Infra Merah Asam usnat dengan Metode
Sokletasi
Keterangan GUGUS FUNGSI
O-H C-H CH3 C=C C-C C-O-H C-O-C
Asam usnat 3854 3089 2926,95 1687 1537 1441 1285
45
Lampiran 1. (lanjutan)
Gambar 11. Spektrum Infra Merah Asam Usnat dengan Metode Maserasi
Tabel VII. Data Analisa Spektrum Infra Merah Asam usnat dengan Metode
Maserasi
46
Lampiran 1. (lanjutan)
Tabel VIII. Data Analisa Termogram dari Asam usnat Menggunakan Metode
Sokletasi
47
Lampiran 1. (lanjutan)
48
Lampiran 1. (lanjutan)
49
Lampiran 2. Data dan Perhitungan Penelitian
1. Perhitungan rendemen
s
Rendemen = 100
s s
1 18
= 100
= 0,7309 %
s
Rendemen = 100
s s
9 9
= 100
= 2,9789 %
s
Rendemen = 100
s
02 1
= 100
200
= 0,1235 %
s
Rendemen = 100
s
1 021
= 100
= 0,7510 %
50
Lampiran 2. Data dan Perhitungan Penelitian
2cm
4cm
= 0,5
2cm
4cm
= 0,5
2cm
4cm
= 0,5
51
Lampiran 3. Skema Kerja Isolasi Asam usnat dari Kayu Angin dan
Dokumentasi
Maserasi Sokletasi
Rekristalisasi Rekristalisasi
52
Lampiran 3. (Lanjutan)
Maserat I Ampas
Ampas
Ampas
Maserat III
Melting
karakterisasi Point,Spektrofotometer Uv
vis, Spektrofotometer IR,
DSC, XRD
Gambar 16. Skema Kerja Ekstraksi Kayu Angin dengan Metode Maserasi
53
Lampiran 3. (Lanjutan)
Ekstrak cair
Karakterisasi
Melting Point,Spektrofotometer
Uv vis, Spektrofotometer IR,
DSC, XRD
54
Lampiran 3. (Lanjutan)
55
Lampiran 3. (Lanjutan)
56
Lampiran 3. (Lanjutan)
57
Lampiran 3. (lanjutan
58
Lampiran 3. (lanjutan)
Gambar 27. Hasil Pengujian Titik Leleh Asam usnat dari Metode Sokletasi
Gambar 28. Hasil Pengujian Titik Leleh Asam usnat dari Metode Maserasi
59