Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KINERJA (LKj)

APOTEKER
TAHUN 2022

apt. LINDA ISTIQMALATUL FATIKHAH, S. Farm


NIP. 19921111 202203 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUNTI
Jl. Raya Pasar Kunti Kode Pos 63454
Email : kuntipuskesmas@gmail.com
SAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN

Jabatan fungsional Apoteker ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara Dan Reformasi Birokarsi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Jabatan Fungsional Apoteker.Pejabat Fungsional Apoteker yang selanjutnya disebut Apotek
er adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,dan wewenang secara pe
nuh oleh Pejabat yang Berwenang untuk melaksanakan tugas di bidang praktik kefarmasian.
Jenjang Jabatan Fungsional Apoteker dari jenjang terendah sampai dengan jenjang tertinggi,
terdiri atas:
a. Apoteker Ahli Pertama;
b. Apoteker Ahli Muda;
c. Apoteker Ahli Madya; dan
d. Apoteker Ahli Utama
Dalam hal ini saya bertugas sebagai Apoteker Ahli Pertama dengan tugas sebagai
berikut:
1. Melakukan penilaian terhadap pemasok terkait dokumen kefarmasian;
2. Menyusun surat pesanan dalam rangka pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan BMHP;
3. Melakukan pembuatan Sediaan Farmasi;
4. Melakukan pemeriksaan hasil pembuatan Sediaan Farmasi;
5. Merencanakan kegiatan dan kebutuhan sediaan yang akan dikemas ulang;
6. Melakukan pengemasan ulang sediaan;
7. Melakukan pemeriksaan hasil akhir Sediaan Farmasi;
8. Melakukan pengujian mutu bahan baku secara organoleptis;
9. Melakukan pengujian bahan baku secara kualitatif;
10. Melakukan pengujian bahan baku secara kuantitatif;
11. Melakukan verifikasi berita acara penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
BMHP;
12. Mengesahkan berita acara penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
13. Melakukan verifikasi berita acara pengembalian barang Sediaan Farmasi, Alat Keseha
tan, dan BMHP yang tidak sesuai persyaratan/ spesifikasi
14. Mengesahkan berita acara pengembalian barang Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, d
an BMHP yang tidak sesuai persyaratan/ spesifikasi;
15. Melakukan stock opname;
16. Mengkaji permintaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
17. Melaksanakan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;

2
18. Memverifikasi daftar usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMH
P, yang tidak memenuhi syarat;
19. Menyusun usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
20. Melakukan telaah resep;
21. Melakukan pemeriksaan dan penyerahan obat disertai pemberian informasi;
22. Melakukan rekonsiliasi obat;
23. Melakukan konseling penggunaan obat;
24. Melakukan konseling obat pada pasien dengan penyakit kronis;
25. Melakukan konseling penggunaan obat khusus anti retro viral, hepatitis, dan tuberkulo
sis;
26. Melakukan penelusuran dan pengkajian catatan medik;
27. Melakukan analisis, menyimpulkan, dan memberikan rekomendasi hasil pemantauan t
erapi obat;
28. Mengidentifikasi kejadian efek samping Sediaan Farmasi;
29. Melakukan pemantauan kondisi pasien;
30. Melakukan preparasi sediaan intravena;
31. Melakukan preparasi sediaan radiofarmaka;
32. Melakukan validasi/verifikasi terhadap mesin heat sealers;
33. Mengidentifikasi skala prioritas teknologi kesehatan yang akan dianalisis;
34. Melaksanakan pelayanan swamedikasi;
35. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan di tempat tinggal pasien (pel
ayanan residensial); dan
36. Melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk pasien di luar Fasyankes

3
BAB II
AKUNTABILITAS KINERJA JABATAN

Sebagaimana yang telah ditetapkan, Laporan Kinerja (LKj) oleh Kepala Dinas Keseh
atan Kabupaten Ponorogo pada tanggal 3 Januari 2023, maka dengan ini akan diuraikan ikh
tisar/ ringkasan perjanjian kinerja tahun 2023. Adapun perjanjian kinerja tenaga Apoteker di
Puskesmas Kunti tahun 2023 meliputi UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM
(Upaya Kesehatan Masyarakat).
A. PERJANJIAN KINERJA
Berikut uraian dan ringkasan perjanjian kinerja tenaga Apoteker Puskesmas Kunti ta
hun 2023 sesuai dengan yang tertera dalam perjanjian kinerja:
1. UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) meliputi:
a. Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Fornas
Apoteker melakukan evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di Puskesmas
terhadap Fornas FKTP. Perhitungan evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia
dengan Fornas dilakukan setiap bulan.
b. Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 45 item obat indikator
Apoteker melakukan monitoring terhadap tersedianya obat dan vaksin untuk
pelayanan kesehatan dasar terhadap 45 item obat indikator (Albendazol /Pirantel
Pamoat, Alopurinol, Amlodipin/Kaptopril, Amoksisilin 500 mg, Amoksisilin sirup,
Antasida tablet kunyah/antasida suspensi, Asam Askorbat (Vitamin C), Asiklovir,
Betametason salep, Deksametason tablet/deksametason injeksi, Diazepam injeksi 5
mg/ml, Diazepam, Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan primaquin, Difenhidramin
Inj. 10 mg/ml, Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl), Fitomenadion
(Vitamin K) injeksi, Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT), Garam Oralit serbuk,
Glibenklamid/Metformin, Hidrokortison krim/salep, Kotrimoksazol (dewasa)
kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi, Lidokain inj, Magnesium Sulfat injeksi,
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml, Natrium Diklofenak, OAT FDC Kat 1,
Oksitosin injeksi, Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml, Parasetamol 500 mg, Prednison
5 mg, Ranitidin 150 mg, Retinol 100.000/200.000 IU, Salbutamol, Salep Mata/Tetes
Mata Antibiotik, Simvastatin, Siprofloksasin, Tablet Tambah Darah, Triheksifenidil,
Vitamin B6 (Piridoksin), Zinc 20 mg), Vaksin Hepatitis B, Vaksin BCG, Vaksin DPT -
Hb - HIB, Vaksin Polio, Vaksin Campak/Vaksin Rubella) Pemilihan obat dan vaksin
45 item tersebut adalah sesuai dengan Indikator Kinerja Kementerian pada
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes Kemkes RI.
Penilaian ketersediaan obat dan vaksin dilakukan setiap bulan.
c. Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ISPA non pneumonia

4
Apoteker membuat laporan penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus
ISPA non pneumoni per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan
antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non-pneumonia memiliki batas toleransi
maksimal sebesar 20%. Data sampel diambil dari resep 1 kasus per hari dengan
urutan pertama dengan diagnosa penyakit misal seperti ISPA ats (acute upper
respiratory tract infection) (diagnosa dokter/perawat tidak spesifik), pilek (common
cold), batuk-pilek, otitis media, sinusitis atau dalam kode ICD X berupa J00, J01,
J04, J05, J06, J10, J11.
d. Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik
Apoteker membuat laporan penggunaanantibiotika pada penatalaksanaan kasus
diare non spesifik terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pd
penatalaksanaan kasus diare non-spesifik memiliki batas toleransi maksimal 8 %.
Diare Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab tidak jelas, virus, dll (non
bakterial). Data sampel diambil dari resep 1 kasus per hari dengan urutan pertama
dengan diagnosa penyakit ditulis diare mencret atau sejenisnya atau dalam kode
ICD X berupa A09 dan K52.
e. Penggunaan Injeksi pada Myalgia
Apoteker membuat laporan penggunaaninjeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia
terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus
myalgia dengan batas toleransi maksinal 1%. Data sampel diambil dari resep 1
kasus per hari dengan urutan pertama dengan diagnosa penyakit nyeri otot, pegal-
pegal sakit pinggang, atau sejenisnya yang tidak membutuhkan injeksi (misal vitamin
B1)
f. Rerata item obat yang diresepkan
Apoteker menghitung rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh kasus
tersebut. Rerata item obat perlembar resep dengan batas toleransi 2,6. ( perhitungan
sesuai dengan laporan Penggunaan Obat Rasional bulanan puskesmas)
g. Pengkajian resep,pelayanan resep dan pemberian informasi obat
Menghitungjumlah kegiatan pengkajian resep,pelayanan resep dan pemberian
informasi obat yang terdokumentasi.
h. Konseling
Melakukan konseling pada pasien kronis ( penderita DM, Hipertensi, TB, HIV/AIDS,
ODGJ) yang terdokumentasi.
i. Pelayanan Informasi Obat
Jumlah pelayanan Informasi Obat yang terdokumentasi.
2. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) meliputi:

5
a. Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyarakat
cerdas menggunakan obat
Jumlah kader aktif yang telah tersosialisasi gema cermat yang aktif menjadi fasilitator
kegiatan gema cermat kepada masyarakat diwilayah kerjanyapada kegiatan Edukasi
dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyrakat
cerdasmenggunakanobatKegiatan dalam rangka upaya mendorong Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI
Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015 yang merupakan Upaya bersama pemerintah
dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian,
kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat
secara tepat dan benar.
b. Jumlah wilayah yang dilakukan Kegiatan Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat
Jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja puskesmas yang telah tersosialisasi kegiatan
gema cermat.
c. Jumlah masyarakat yang telah tersosialisasikan gema cermat
Jumlah masyarakat (usia> 15 tahun) yang telah tersosialisasi kegiatan gema cermat.

B. CAPAIAN KINERJA
Sasaran Indikatorsasaran Target Realisasi Capaian
UKP Kesesuaian item obat yang t 80% 83,69 100%
ersedia dalam Fornas
Ketersediaan obat dan vaksi 85% 79,59 100%
n terhadap 45 item obat indi
kator
Penggunaan antibiotika pad ≤ 20 % 65,86 100%
a penatalaksanaan ISPA no
n pneumonia
Penggunaan antibiotika pad ≤8% 2,52 100%
a penatalaksanaan kasus di
are non spesifik
Penggunaan Injeksi pada M ≤1% 0 100%
yalgia
Rerata item obat yang dires ≤ 2,6 3,32 0%
epkan

6
Pengkajian resep,pelayanan 80% 25,26 % 100%
resep dan pemberian inform
asi obat
Konseling 5% 28,,42% 100%

Pelayanan Informasi Obat 10% 33,41% 100%


UKM Edukasi dan Pemberdayaan 25 % % 100%
masyarakat tentang obat pa
da Gerakan masyarakat cer
das menggunakan obat
Kader aktif pada kegiatan E 25% 66,67% 100%
dukasi dan Pemberdayaan
masyarakat tentangobat pad
a Gerakan masyrakat cerda
s menggunakan obat
Jumlah wilayah yang dilakuk 25% 183,33% 100%
an Kegiatan Gerakan Masy
arakat Cerdas Menggunaka
n Obat
Jumlah masyarakat yang tel 25% 6,07% 24,29%
ah tersosialisasikan gema c
ermat

C. TANGGAPAN ATASAN LANGSUNG


………………………..………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
………………………..………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
………………………..………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
………………………..………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
………………………..………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
………………………..………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..

7
BAB III
PENUTUP

Dalam perjanjian kinerja tenaga Apoteker pada tahun 2022 maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan- kegiatan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab sehingga kegiatan
kefarmasian di wilayah kerja puskesmas Kunti dapat tercapai sesuai dengan target dan juga
visi misi puskesmas.

Mengetahui :
Atasan Langsung Sampung ,11 Januari 2023
Kepala Puskesmas Kunti Apoteker

dr. Danik Fahmi Anisah apt. LINDA ISTIQMALATUL F., S Farm


Penata Tk I Penata Muda Tk 1
NIP.19791231 201001 2 034 NIP. 19921111 202203 2 004

Anda mungkin juga menyukai