Anda di halaman 1dari 27

1.

Tenaga Kesehatan sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


Apoteker sebagai penggerak lintas sektor, bekerjasama dengan berbagai pihak
untuk melakukan pengamatan terhadap permasalahan kesehatan terkini dan
pengembangan yang perlu dilakukan dari sektor kefarmasian dan senantiasa dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pahandut.
Beberapa kegiatan hasil koordinasi lintas sektor adalah sebagai berikut :
a. Bekerjasama dengan Pemegang Program TB, kader TB dan RT/RW guna
menemukan pasien TB dan memantau penggunaan obat TB

b. Bergabung dengan kegiatan dari pemegang program gizi dalam pembagian


Tablet Tambah Darah Ke Remaja Putri
c. Bergabung kegiatan dari pemegang program gizi dalam pembagian Obat
Cacing dan Edukasi Pencegahan Kecacingan

d. Bekerjasama dengan Sekolah – sekolah dengan melakukan Penyuluhan


GemaCermat

e. Bekerjasama dengan RT/RW dalam kegiatan Home Pharmacy Care Pasien


Degenartif
f. Bekerjasama dengan RT/RW dan Pemegang Program PIS/PK untuk
kunjungan rumah masyarakat guna pendataan keluarga sehat.

g. Bekerjasam dengan Pemegang Program Posyandu Lansia, Puskesmas


Keliling, dan Deteksi Dinini Penyakit Tidak Menular dengan melalukan PIO
(Pemberian Informasi Obat) Luar Gedung.

h. Berkoordinasi dengan profesi lain seperti dokter – dokter di BLUD UPT


Puskesmas Pahandut guna menyatukan tujuan terapi dengan pembuatan
formularium Puskesmas.
i. Berkoordinasi dengan berbagai koordinator ruangan lain dan tenaga kesehatan
lain guna mendukung pencapaian akreditasi puskesmas.

2. Tenaga Kesehatan Sebagai Tenaga Pemberdayaan Masyarakat


Pelaksanaan pembangunan kesehatan memerlukan upaya peningkatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi dan bersinergi dengan
bidang lainnya sesuai kewenangan di berbagai tingkat pemerintahan. Pemberdayaan
Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
kesehatan melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan
kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat. Oleh karena itu, saya sebagai apoteker
ikut hadir dalam upaya pemberdayaan masyarakat baik perseorangan maupun
kelompok, guna mendukung salah satu agenda pembangunan nasional yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
Upaya yang telah saya lakukan sebagi apoteker dalam sektor kefarmasian adalah
berperan memberikan penyuluhan-penyuluhan melalui pendekatan edukatif dan
partisipatif kepada masyarakat wilayah BLUD UPT Puskemas Pahandut dalam
bidang kefarmasian, kegiatan yang telah saya lakukan adalah :
a. Penyuluhan Gema Cermat di Sekolah, Posyandu Lansia, Rumah Warga dan
Kelompok Gereja
b. Berperan serta pada kegiatan Apoteker Siap Melayani Informasi serta Edukasi
Obat TBC dan Diabetes melalui event World Pharmacist Day pada
masyarakat Kota Palangka Raya

c. Berperan Serta dalam Upaya memajukan Pendidikan terutama dalam sektor


farmasi sebagai pembimbing Praktek Kerja Lapangan SMK Kesehatan
Muhamadiyah Palangka Raya di Puskesmas Pahandut

Dengan senantiasa mengedepankan cita - cita pembangunan kesehatan nasional


yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia, maka saya berharap segala upaya yang
telah saya lakukan dalam kegiatan-kegiatan ini dapat berkontribusi mencapai cita -
cita pembangunan nasional. Saya berharap dengan beragamnya domain kegiatan yang
saya rambah yaitu di Sekolah (SD,SLTA,SLTA), Kelompok Pekerja, Posyandu
Lansia, Kelompok Keagamaan, RT/RW dapat pula semakin meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang obat dan semakin mengenal profesi apoteker dalam
dunia kesehatan.
3. Tenaga Kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan primer
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau
bagian wilayah kecamatan. Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Apoteker di Puskesmas untuk memenuhi fungsi Puskesmas
menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama saya berpegang pada Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang dituangkan dalam Permenkes Nomor 74
Tahun 2016.
Sebagai apoteker yang bertanggugjawab terhadap pelayanan kefarmasian di
BLUD UPT Puskesmas Pahandut Sebelum Penetapan DPA, maka dibuatt POA (Plan
Of Action). Penyusunan rencana kegiatan kefarmasian di Puskesmas mengacu pada
Rencana Lima Tahunan Kementerian Kesehatan dan program kerja Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya, hasil analisis Keluarga Sehat, SMD dan MMD. Perencanaan
kegiatan Pelayanan Kefarmasian disusun berdasarkan data dan informasi sebagai
berikut :
a. Prioritas Program Kerja Kementerian Kesehatan yaitu TB, Stunting dan
Imunisasi
b. Profil Puskesmas Pahandut terkait data 10 Penyakit Terbanyak dan 10 Obat
Terbanyak, data keluarga sehat.
c. Kuisioner Kepuasan Pasien
d. Kebijakan mengenai standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Dari data dan informasi di atas ditentukan rumusan masalah terkait pelayanan
kefarmasian yang diperlukan di UPT Puskesmas Pahandut, kemudian waktu
pelaksaannya, dan evaluasi. Rangkaian kegiatan tersebut terdokumentasi dalam RUK
(Rencana Usulan Kegiatan), RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) dan RPK (Rencana
Pelaksanaan Kegiatan), serta Evaluasi Kinerja. Kegiatan yang didapat dari analisis
tersebut saya kelompokan menjadi dua kegiatan, yaitu Kegiatan Kefarmasian Dalam
Gedung dan Kegiatan Kefarmasian Luar gedung.
3.1. Kegiatan Dalam Gedung
3.1.1. Pengelolaan Sediaan Farmasi
a. Perencanaan
Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi (Obat dan Vaksin)
serta Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan pembuatan RKO
setiap tahunnya yang dikumpulkan kepada Dinkes Kota Palangka
Raya.
b. Permintaan
Pembuatan Surat Permintaan/Pesnanan Obat yang ditujukan
kepada Instalasi Farmasi Kota Palangka Raya ataupun kepada PBF
jika dibutuhkan pengadaan langsung.

c. Penerimaan
Penerimaan dan pemeriksaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil
pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan Surat
Permintaan/Pesnanan Obat yang telah diajukan.

d. Penyimpanan
Kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan dilakukan berdasarkan pertimbangan
bentuk sediaan; persyaratan suhu, paparan sinar, dan kelembapan;
bahan berbahaya atau mudah terbakar; narkotika dan psikotropika;
dan First In First Out / First Expired First Out.

e. Pendistribusian
Penyediaan Sediaan Farmasi dan BMHP kepada Sub Unit di
Puskesmas Pahandut dan Puskesmas Pembantu dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan.

f. Pengendalian
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian yang
dilakukan meliputi Pengendalian penggunaan; dan Penanganan
Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa. Kegiatan ini
dibantu dengan alat berupa Kartu Stok Obat, Buku Pengeluaran
Harian Obat, Buku Penerimaan Apotek, Buku Penerimaan Gudang
Obat, Lembar Permintaan Sub Unit, Buku Logistik Vaksin, dan
Buku Kendali masing-masing Sub Unit yang ada di puskesmas.
g. Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
Pelaksanaan pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan dibantu
oleh sejawat apoteker dan tenaga teknis kefarmasian meliputi :
1. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
2. Dokumen Pengandaan Mandiri
3. Laporan Aset
4. Permintaan Sub unit
5. Kartu Stok
6. Kartu Kontrol Suhu
7. Kartu Kontrol VVM
8. Buku Penerimaan Gudang
9. Buku Penerimaan Apotek
10. Buku Logistik Vaksin

h. Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan dilakukan senantiasa
untuk memperbaiki proses pengelolaan di BLUD UPT Puskesmas
Pahandut.
3.1.2. Pelayanan Farmasi Klinik
a. Pengkajian dan pelayanan resep
Kegiatan pengkajian resep dan pelayanan resep dibantu oleh
apoteker sejawat dan tenaga teknis kefarmasian dimulai dari seleksi
persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan
klinis.
b. Pelayanan Informasi Obat
Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Melalui kegiatan kefarmasian PIO berkoordinasi dengan dokter,
apoteker sejawat , perawat, bidan, ahli gizi, pemegang program, dan
pasien guna memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tenaga
kesehatan atau pasien. Pelayanan yang saya lakukan dapat dalam
bentuk lisan/tertulis yang didokumentasikan pada lembar PIO,
pembuatan dinding informasi obat, dan leaflet dalam kegiatan
edukasi.
c. Konseling
Konseling merupakan proses identifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat. Konseling
yang dilakukan berkaitan dengan tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-
tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat yang
benar.
d. Monitoring Efek Samping Obat
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis
e. Pemantauan Terapi Obat
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.

3.2. Kegiatan Luar Gedung


a. Home Pharmacy Care
b. Konsultasi LPLPO dan Aset di Instalasi Farmasi Kesehatan

c. Kontak Serumah dan Pemantauan Obat TB di Wilayah Kerja


BLUD UPT Puskesmas Pahandut (Lintas Program)

d. Pembagian Tablet Obat Cacing disertai dengan Edukasi(Lintas


Program)
e. Pembagian Tablet Tambah Darah Remaja Putri disertai dengan
Edukasi(Lintas Program)

f. Pemberian Informasi Obat (PIO) Luar Gedung (Lintas Program)

g. Pengambilan Obat Program/Vaksin/BMHP di IFK


h. Penyuluhan Gema Cermat

4. Tenaga kesehatan sebagai Peawai yang berkinerja baik


Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Negeri Sipil Negara, sebagai ASN yang berstatus PNS saya
bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengn ketentuan peraturan perundangan - undangan. Dalam hal
ini Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Pimpinan BLUD UPT Puskesmas
Pahandut, oleh karena itu tugas – tugas yang diberikan oleh Pimpinan saya diluar
kompetensi profesional saya sebagai apoteker tetap harus saya laksanakan secara
optimal. Tugas – tugas diluar kompetensi saya sebagai apoteker saya laksanakan
seperti:
a. Tim Pengadaan Barang dan Jasa Dana Kapitasi sejak 2012 – sampai sekarang.
b. Sekretaris Bab. III pada kegiatan akreditasi Puskesmas

c. Peserta Kaji Banding Akreditasi Puskesmas Pahandut

d. Mengikuti Lokakarya Mini Bulanan


e. Wakil Puskesmas dalam mengikuti Upacara Hari Nasional

5. Tenaga Kesehatan yang Profesional


A. Dalam Bidang Keilmuan :
Selalu mengupdate STRA, SIPA dan Sertifikat Kompetensi:
Mengikuti pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kompetensi saya sebagai
profesi apoteker:
B. Hubungan dengan pasien dan keluarga pasien:
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk
mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang bertujuan
untuk keselamatan pasien (patient safety). Untuk menilai hasil atau capaian
pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian, dilakukan evaluasi.

C. Dalam Hubungan dengan rekan kerja atau rekan seprofesi


Sebagai seorang apoteker saya senantiasa menjalin kerjasama yang baik,
baik dengan rekan kerja di dalam ruangan maupun dengan rekan kerja lintas
sektor. Hubungan kerja yang baik diperlukan untuk meningkatkan hasil kinerja
kita dan mendukung program - program yang sudah direncanakan oleh saya
sebagai koordinator ruangan farmasi. Hubungan kerja yang baik selalu terjalin
seperti dalam kegiatan sebagai berikut :
D. Dalam organisasi profesi
Insan Apoteker adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi
ilmu, pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang kefarmasian yang dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya, bagi kemanusiaan untuk memajukan kesejahteraan
umum di bidang kesehatan, guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur,
berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.
Bahwa untuk mewujudkan cita – cita an keinginan luhur, maka Insan Apoteker
Indonesia menyatukan diri dalam satu Ikatan sebagai upaya mengembangkan profesi
kefarmasian dan menjaga martabat Apoteker Indonesia.
Dengan tujuan yang mulia tersebut sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Ikatan Apoteker Indonesia. Saya selalu tergerak untuk senantiasa berjuang
bersama rekan seprofesi lainnya untuk mewujudkan cita – cita luhur tersebut. Dalam
keprofesian saya berperan mulai IAI dibentuk di Kalimantan Tengah, berikut riwayat
keterlibatan saya dalam organisasi profesi
1. Ketua Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan dan Masyarakat, pada Tahun
2019 – 2023.
Dalam Keterlibatan dalam Kegiatan Kepanitiaan yang dilaksanakan Organisasi
Profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) :

6. Tenaga Kesehatan sebagai anggota masyarakat


Sebagai anggota masyarakat saya terlibat aktif dalam kegiatan PHBS, tidak hanya
dilingkungan kerja tapi juga dilingkungan rumah. Selain hal tersebut sebagai anggota
masyarakat saya juga melakukan penyuluhan dan baktisosial kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai