TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
a. Tugas
kecamatan sehat.
b. Fungsi
fungsi :
7
8
diwilayah kerjanya.
a. Rawat jalan
e. Rawat inap
harus menyelenggarakan :
a. Manajemen puskesmas
b. Pelayanan kefarmasian
d. Pelayanan laboratorium
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
yang bersifat Manajerial berupa Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dan kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia dan sarana dan prasarana (Kemenkes RI, 2014).
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
Kefarmasian di Puskesmas.
efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Klinik meliputi :
11
farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan.
c. Tanggal resep.
b. Duplikasi pengobatan.
d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.
Tujuan:
klinis/pengobatan.
pengobatan.
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
Tujuan:
memadai).
3. Konseling
pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat
Tujuan:
4. Ronde/Visite Pasien
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat,
Tujuan:
Obat.
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
fungsi fisiologis.
Tujuan:
14
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
Tujuan:
Tujuan:
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawabnya.
tenaga kefarmasian.
terkait.
a. Papan nama “Apotek” atau “kamar obat” yang dapat terlihat jelas oleh pasien
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja
dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang penerimaan
resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk
ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan
secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara
4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
6. Ruang arsip
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian
dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang
memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara
fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap
fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat
digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang
satu syarat pokok untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan yaitu mutu.
Semakin majunya ilmu dan teknologi, serta semakin baik tingkat pendidikan,
pelayan yang dapat memperkecil berbagai masalah yang muncul dalam memenuhi
yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara
yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhan
2003).
Meningkatnya mutu pelayanan akan dapat dicapai apabila masalah dan penyebab
masalah kesehatan secara tepat dan benar, agar dapat mengatasi masalah
pelayanan kesehatan.
20
Kepuasan pasien adalah keluaran dari layanan kesehatan dan suatu perubahan
dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat sasaran
nasihat, setia atau taat terhadap rencana yang disepakati. Sebaliknya, pasien atau
Imbalo S, 2015).
Pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang
Imbalo S, 2003).
Upaya untuk mengukur tingkat kepuasan pasien tidak mudah, karena upaya
kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu dilakukan
secara berkala, teratur, akurat, dan berkesinambungan. Salah satu metode yang
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai
dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa
kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Secara singkat dapat
tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas
4. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk mengetahui
adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. ini
meliputi fasilitas fisik (Gedung, Gudang, dan lainnya), teknologi (peralatan dan
sama.
berkesinambungan.
2. Pelaksanaan, yaitu:
1. Retrospektif:
2. Prospektif:
25
kefarmasian.
1. Survei
2. Observasi
pasien.
1. Audit
a. Audit Klinis
penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien.
b. Audit Profesional
2. Review (pengkajian)
penggunaan antibiotik.