PENDAHULUAN
bermutu, aman dan terjamin efikasinya, serta terjangkau masyarakat. Sejalan dengan
pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut drug therapy telah menuntut apoteker
untuk memberikan perhatiannya pada orientasi pelayanan farmasi ke arah patient care
dengan sasaran akhir yakni dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan adanya
mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk
(drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi kepada pasien (patient oriented)
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik (Kemenkes
RI, 2014). Konsep farmasi klinik ini kemudian didukung oleh Hepler dan Strand (1990)
tanggung jawab langsung dari pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit yang dapat dijadikan
pedoman bagi pihak rumah sakit dalam mengoptimalkan pelayanan kefarmasian di rumah
sakit. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien diantaranya adalah
praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) atau dikenal dengan visite.
Visite ke pasien merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim
dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk pemilihan obat, menerapkan
secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik, menilai kemajuan pasien dan bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lain. Pengkajian penggunaan obat merupakan program
Kegiatan visite dilakukan oleh dokter baik secara mandiri maupun bersama tim tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan visite adalah menilai rasionalitas obat, penyakit yang di derita
oleh pasien, menilai kemajuan pasien dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
menjamin pelayanan pada rawat inap yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan
Beberapa penelitian menunjukkan dampak positif dari pelaksanaan kegiatan visite pada
aspek humanistik (contoh: peningkatan kualitas hidup pasien, kepuasan pasien), aspek
klinik (contoh: perbaikan tanda-tanda klinik, penurunan kejadian reaksi obat yang tidak
diinginkan, penurunan morbiditas dan mortalitas, penurunan lama hari rawat), serta aspek
ekonomi (contoh: berkurangnya biaya obat dan biaya pengobatan secara keseluruhan).
dalam visite pada Intensive Care Unit telah melakukan 659 rekomendasi dari 1173
peresepan dengan tingkat penerimaan dokter sebesar 74%. Peran Apoteker di ruang ICU
melaksanakan visite dengan baik. Saat ini, masih belum tersusun secara sistematis tata
cara pelaksanaan visite sebagai panduan bagi apoteker yang akan melakukan
visite. Namun, dalam pelaksanaan kunjungan visite pasien di rawat inap masih terkendala
oleh adanya sumber daya manusia ( SDM) yang masih terbatas di RS dan tingginya beban
melaksanakan visite kunjungan pasien oleh apoteker. Sehingga perlu adanya inovasi untuk
mengatasi keterbatasan SDM apoteker dan mengurangi beban kerja apoteker yang tinggi
dengan adanya teknologi berbasis online yaitu visite apoteker online dimana diharapakan
dengan adanya inovasi visite apoteker berbasis online dapat mengurangi beban kerja
tujuan dari visite itu sendiri yaitu menilai rasionalitas obat, penyakit yang di derita oleh
pasien, menilai kemajuan pasien dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sehingga
upaya penerapan program pelayanan farmasi klinik berbasis online yang diberikan apoteker
kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety)
1.2 Tujuan
1. memberikan Pelayanan Informasi pada rawat inap kepada pasien dan keluarga pasien
berbasis online.
2. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada tenaga kesehatan lain di rumah sakit
kegiatan visite apoteker di ruang rawat pasien dengan menggunakan aplikasi berbasis
online.
ISI
inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat,
memantau terapi obat dan ROTD (Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki), meningkatkan
terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta
profesional kesehatan lainnya. Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar
rumah sakit baik atas permintaan pasien maupun sesuai dengan program rumah sakit yang
biasa disebut dengan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care). Sebelum
informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam medik atau
Menurut Kemenkes RI (2011) tentang Pedoman Visite, praktik apoteker ruang rawat
merupakan praktik apoteker langsung kepada pasien di ruang rawat dalam rangka
pencapaian hasil terapi obat yang lebih baik dan meminimalkan kesalahan obat (medication
errors). Apoteker melakukan praktik di ruang rawat sesuai dengan kompetensi dan
terkait obat, serta menurunkan medication error.Peran dan fungsi Apoteker ruang rawat
meliputi:
6. Melakukan diskusi dengan dokter, perawat dan profesi kesehatan lain tentang
terapi obat dalam rangka pencapaian hasil terapi yang telah ditetapkan
(definite/clinical outcome)
yang digunakan
samping obat dan sediaan farmasi, termasuk alat kesehatan, kosmetik dan herbal
Pelayanan visite apoteker diprioritaskan untuk pasien dengan kriteria sebagai berikut :
4. Pasien yang mengalami penurunan fungsi organ terutama hati dan ginjal
berpotensi menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) yang fatal.
mengatasi salah satu berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dan tidak lain pada
bidang pelayanan kesehatan. Maka dari itu aplikasi pelayanan kesehatan berbasis online
ditawarkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi dan megefiseienkan kinerja dari para
petugas kesehatan itu sendiri tanpa melanggar kode etik. Aplikasi untuk memundahkan dan
khusus bagi pasien dan anggota tenaga medis di RS untuk dapat berkomunikasi secara
online dengan nyaman dan tetap dalam prosedur pelayanan kesehatan sesuai peraturan
tanpa menghilangkan dari tujuan pelayanan farmasi klinik pada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena
obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien
(quality of life) dapat terjamin. Aplikasi ini adalah aplikasi khusus bagi lingkungan
masyarakat rumah sakit dimana hanya lingkungan masyarakat rumah sakit tersebut yang
mempunyai akses untuk dapat mengkases aplikasi online ini. Dimana pada fitur aplikasi ini
bersifat privasi dimana hanya keluarga pasien, dokter yang menangani pasien,apoteker,dan
perawat serta petugas medis yang berwenang untuk mengakses data pasien dan
menginformasikannya kepada pihak keluarga pasien. Aplikasi memilki fitur khusus untuk
megkases data antara apoteker dengan pasien, apoteker dengan dokter, apoteker dengan
perawat, dokter dengan tenaga medis terkait dan dokter dengan keluarga pasien. Serta
apoteker dengan tim tenaga medis lainnya seperti dokter,perawat,dan tenaga medis lainnya
yang menangani pasien selama di rawat inap di RS tersebut dalam suatu multi chat grup
yang hanya dapat di akses oleh pihak-pihak yang memiliki wewenang. Aplikasi visite
apoteker berbasis online memiliki pengaturan jam shift dalam pengoprasiannya dimana
apoteker melakukan visite online dalam sehari 2 kali visite yaitu pagi hari pukul 10.00 dan
19.00 .Pada jam waktu visite apoteker ke ruang pasien apoteker akan menghubungkan
akses visit ke aplikasi keluarga pasien melalui user name berupa nomer rekam medis pasien
dan keluaraga pasien yang di damping oleh perawat ruagan akan membantu menyampaikan
akan mengevaluasi keluhan atau kondisi pasien berdasarkan Informasi penggunaan obat
dapat diperoleh dari rekam medik, wawancara dengan pasien/ keluarga, catatan pemberian
obat. Selain itu ,hal yang perlu dikaji terkait masalah obat meliputi Pasien yang
mendapatkan obat memiliki risiko mengalami masalah terkait penggunaan obat baik yang
bersifat aktual (yang nyata terjadi) maupun potensial (yang mungkin terjadi). Dimana
masalah terkait penggunaan obat antara lain: efektivitas terapi, efek samping obat, dan
biaya.
a. Visite Apoteker ke pasien rawat inap adalah kunjungan berbasis online apoteker dalam
1) Data pasien: nama, nomor rekam medis, umur, jenis kelamin, berat
badan (BB), tinggi badan (TB), ruang rawat, nomor tempat tidur,
sumber pembiayaan;
untuk dirawat;
4) Riwayat sosial: kondisi sosial (gaya hidup) dan ekonomi pasien yang
berhubungan dengan penyakitnya. Contoh: pola makan, merokok,
minuman keras, perilaku seks bebas, pengguna narkoba, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan;
Dikehendaki);
ginjal, hati);
obat, (ii) penyesuaian dosis, (iii) menilai efek terapeutik obat, (iv)
nilai normal;
12) Masalah medis meliputi gejala dan tanda klinis, diagnosis utama
dan penyerta;
13) Catatan penggunaan obat saat ini adalah daftar obat yang sedang
digunakan oleh pasien;
14) Catatan perkembangan pasien adalah kondisi klinis pasien yang
diamati dari hari ke hari.
b. Apoteker yang melakukan visite online harus mengisi berkas rekam medik
c. Apoteker melakukan visite online setiap hari dalam 2 jam shift yang
berbeda yaitu pagi pukul 10.00 dan malam hari pukul 19.00 dan akan
pasien setiap seminggu sekali atau untuk pasien yang dirawat kurang dari
pulang.
d.
dalam aturan pakai, cara pakai dan hal-hal yang harus diperhatikan
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Aslam, M., Tan, C. K., Prayitno, A. (2003). Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy),
Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Jakarta:
Elex Media Komputindo. Hal. 18.
Siregar, Ch. J.P., dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan
Penerapan, 25 – 49, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.