Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA EARLY EXPOSURE IV ( PRAKTIK KERJA LAPANGAN )

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA YARSI BUKITTINGGI

DISUSUN OLEH:

NENJEL PUTRI ZUANZAH


2016.01.00.02.005

PROGAM STUDI S-1 FARMASI


UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR
BUKITTINGGI 2020
Laporan Sementara Early Exposure IV ( Prakyik Kerja Lapangan) Program Studi
Farmasi Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi Tahun 2020
Bertempat di Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat

Praktek kerja lapangan adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman
belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus, dan secara
langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi.
Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai misi untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, juga sebagai
tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan
kesehatan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit adalah
pelayanan farmasi. Kegiatan yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit meliputi
pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan,
memproduksi, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian. Oleh karena itu, untuk memenuhi
perkembangan ilmu sains dan teknologi maka diperlukan sumber daya manusia yang
berkompeten dibidangnya.
Oleh karena itu Univerisitas Mohammad Natsir Bukittinggi Jurusan Farmasi membuka
kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan PKL yang dianggap cukup relatif,
karena selain dapat menimba ilmu pada dunia kerja secara langsung juga dapat menerapkan
ilmunya dalam masyarakat.
Terobosan ini sangat besar manfaatnya mengingat mahasiswa tidak hanya menimba
pengalaman di Rumah Sakit khususnya di Instalasi Farmasi Rumah Sakit tetapi dapat menambah
pengetahuan dan wawasannya dalam menghadapi dunia kerja khususnya bagi seorang farmasis.
Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi,
merupakan kegiatan pelatihan bagi mahasiswa Univerisitas Mohammad Natsir Bukittinggi untuk
menerapkan ilmu yang telah didapat dan memberi pengalaman bagi mahasiswa itu sendiri.
Diharapkan mahasiswa praktik dapat mengetahui kegiatan pengelolaan obat yang ada di Rumah
Sakit.
Praktik Kerja Lapangan ini sangat besar manfaatnya bagi mahasiswa dalam menerapkan
pengetahuan teoritis yang didapatkan dari perguruan tinggi secara langsung. Melalui Praktik
Kerja Lapangan ini, diharapkan dapat menghasilkan seorang tenaga teknis kefarmasian yang
benar-benar handal dan profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

A. Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan


Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan
pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
menginap (opname).

Kompetensi yang harus dicapai di instanlasi farmasi rawat jalan ini antara lain:
a. Penerimaan resep rawat jalan
b. Telaah resep
c. Penginputan resep
d. Pemberian etiket
e. Pengambilan dan peracikan obat
f. Penyerahan obat

Kegiatan yang dilakukan:


Selama praktikum di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi dibagi
menjadi tiga shift, dimana shift pertama mulai dari jam 07.15-14.30, shift kedua mulai dari jam
10.00-17.00 dan shift ketiga mulai dari jam 11.00-18.00. Apotek rawat jalan melayani resep dari
pasien umum maupun pasien BPJS.
Kegiatan di rawat jalan meliputi pelayanan resep yang diawali dengan memberi nomor
resep kepada pasien kemudian membaca resep yang diterima, menghitung dosis obat (bila resep
racikan), setelah itu memasukkan data obat-obatan maupun alat kesehatan ke dalam komputer
sesuai dengan yang tertera dalam resep, hal ini dilakukan oleh pegawai apotek karena untuk
efisiensi dan efektifitas waktu. Tujuan dari memasukkan data obat-obatan dan alat kesehatan
yang diresepkan adalah untuk mendapatkan nilai resep pasien, baik untuk pasien umum, kredit,
BPJS, Jamkesda ataupun Jamkesmas memotong stok, serta sebagai arsip bagi rumah sakit
sendiri.
Setelah print out data tersedia selanjutnya obat-obatan dan alat kesehatan yang diresepkan
disiapkan. Sering kali terdapat resep racikan baik itu puyer, kapsul, maupun krim sehingga harus
dilakukan  peracikan sesuai dengan permintaan resep. Setelah peracikan obat selesai maka obat
dikemas sesuai dengan bentuk sediaannya, setelah itu diberi etiket sesuai dengan signa yang
tertera pada resep dan terakhir menyerahkan obat kepada pasien.

Untuk pasien umum sebelum obat diserahkan terlebih dahulu membayar di kasir apotek,
sementara untuk pasien dengan jaminan kesehatan cukup dengan menandatangani tanda terima
obat yang nantinya akan ditagihkan kepada pihak jaminan kesehatan tersebut setelah awal bulan
berikutnya.Selanjutnya pasien diberi informasi tentang cara pemakaian obat berdasarkan aturan
pakainya dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian. Biasanya pasien
membutuhkan penjelasan lebih mendalam tentang aturan pakai obat khusunya penggunaan
insulin.
B. Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi Depo Rawat Inap

Pelayanan Depo Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi melayani pasien yang di
rawat di rumah sakit dengan memberikan obat atau alat kesehatan kepada pasien baik umum
maupun BPJS. Resep yang didapat dari dokter akan diserahkan kebagian farmasi rawat jalan
yang selanjutnya akan diinputkan dan disiapkan obat yang akan digunakan. Biasanya obat yang
telah disiapkan oleh pelayanan farmasi rawat inap akan diserahkan oleh perawat yang bertugas
di rawat jalan dan obat akan diterima oleh keluarga pasien atau pendamping pasien yang sakit.

Kompetensi yang harus dicapai di instanlasi farmasi rawat jalan ini antara lain:
a. Pencatatan riwayat pengobatan pasien di CPO
b. Pengecekan stok obat pasien
c. Penyiapan obat oral dan injeksi untuk pasien rawat inap
d. Mengamati pencampuran aseptic
e. Pengantaran obat ke ruang rawat inap
f. Penginputan resep

Kegiatan yang dilakukan:


Selama praktik lapangan di depo rawat jalan, mahasiswa diminta untuk paham dengan
kompetensi yang telah ditentukan. Depo rawat inap mulai beroperasi dari jam 08.00-15.00. tiap
mahasiwa dibagi ke setiap bangsal. Setelah sampai di bangsal mahasiswa akan diajarkan cara
pencatatan riwayat pengobatan dari CPO (catatan pemberian obat), melihat obat apa saja yang
telah diresepkan oleh dokter yang menangani pasienn. Setelah itu langung menuju ruang dimana
obat pasien diletakkan. Obat dicek stoknya jika kurang akan di tambah dan jika berlebih maka
obat akan direturn ke depo. Setelah selesai pengecekan stok obat, selanjutnya langsung kembali
ke depo untuk menyiapkan kembali obat baik oral maupun injeksi yang akan dipakai pasien. Jika
obat oral maka siapkan untuk pemakaian selama sehari, jika obat injeksi bias siapkan stok untuk
pemakaian lebih dari sehari. Untuk sediaan injeksi kering atau sediaan steril maka harus di
campurkan terlebih dahulu, kita diminta untuk mengamati cara pencampuran sediaan steril
tersebut. Setelah obat selesai disiapkan, maka langsung di serakan ke ruang penyimpanan obat,
agar nantinya perawat yang bertugas bias langsung menyerahkan obat kepada pasien. Terakhir
yang dikerjakan di depo adalah penginputan resep dari rawat jalan.

C. Pelayanan Farmasi di Gudang Farmasi


Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri farmasi yang
berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan (baku dan pengemas)
dan obat jadi dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta melindungi obat dari
kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan
pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen pergudangan.
Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan, penyimpanan,
pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan, serta pelaporan material dan
peralatan agar kualitas dan kuantitas terjamin.

Kompetensi yang harus dicapai di instanlasi farmasi rawat jalan ini antara lain:

1. Mengamati proses pengadaan obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis pakai
2. Mengamati proses pemesanan obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis pakai
3. Mengamati proses penerimaan obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis pakai
4. Mengamati dan melaksanakan penyimpanan obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis
pakai
5. Mengamati dan melaksanakan pendistribusian obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan
habis pakai
6. Mengamati dan melaksanakan pencatatan obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis
pakai
7. Mengamati dan membuat laporan obat narkotik, psikotropika, obat yang tergolong
morphin, pethidin, dan fentanyl, dan obat kadaluarsa.
8. Mengamati pemusnahan obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis pakai

Kegiatan yang dilakukan:


Kegiatan di logistic atau gudang farmasi dilakanakan selana 2 hari saja. Mahasiswa
diminta untuk paham dengan kompetensi yang telah ditentukan. Namun dengan keterbatasan
waktu yang hanya 2 hari di gudang, kompetensi yang telah ditentukan tidak semua terlaksana.
Seperti mengamati pemusnaan obat kadaluarsa tidak terlaksana karena saat kami berada
digudang tidak ada kegiatan pemusnaan. Pada saat di logistic, kami melakukan pengecekan stok
barang agar sesuai dengan kartu stok, kemudian menandai obat-obatan yang termasuk golongan
High Alert dan LASA.

Anda mungkin juga menyukai