Disusun oleh:
FAKULTAS KESEHATAN
PALEMBANG
2021
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
APOTEK KIMIA FARMA
Jl. Kolonel Atmo No. 1250, 17 Ilir Kota Palembang
(10 Agustus 2021 s.d 10 September 2021)
Disusun oleh:
Penulis menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna karena
adanya keterbatasan kemampuan, pengetahuan, pengalaman dan ilmu yang kami
miliki dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Penyusun berharap
i
PKL ini dapat membuahkan hasil yang baik dan bermanfaat sehingga dapat
menjadi panduan dalam menghadapi persaingan dan lingkungan kerja yang
semakin penuh tantangan di masa yang akan datang. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan PKL ini masih banyak terdapat kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penyusun berharap kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga laporan PKL ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................... 1
TINJAUAN APOTEK..........................................................................................
1
1.1. Sejarah Apotek.............................................................................................1
1.2. Profil Apotek................................................................................................1
ii
BAB II...................................................................................................................5
SOP DAN MANAJEMEN APOTEK...................................................................5
2.1. SOP dan Metode Perencanaan..................................................................... 5
2.2. SOP dan Metode Pengadaan........................................................................7
2.3. SOP dan Metode Penerimaan.....................................................................10
2.4. SOP dan Metode Penataan dan Penyimpanan............................................11
................................................................................................................................18
2.5. SOP dan Metode Pencatatan...................................................................... 20
2.6. SOP dan Metode Pelaporan........................................................................21
2.7. SOP dan Metode Pemusnahan................................................................... 24
2.8. Struktur Organisasi Apotek........................................................................26
BAB III................................................................................................................28
ANALISIS RESEP..............................................................................................28
3.1. Menulis Ulang Resep dan Analisis Resep..................................................28
3.2. Alur Pelayanan Resep................................................................................ 37
3.3. Penyerahan Obat ke Pasien........................................................................ 38
BAB IV................................................................................................................39
ANALISIS SWAMEDIKASI.............................................................................
39
4.1. Alur Pelayanan non Resep........................................................................39
4.2. Kegiatan Swamedikasi..............................................................................40
4.4. Penatalaksanaan Swamedikasi..................................................................44
BAB V.................................................................................................................46
KESIMPULAN...................................................................................................
46
BAB VI................................................................................................................47
SARAN............................................................................................................... 47
LAMPIRAN........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
64
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iv
Lampiran 15. Rak Penyimpanan Obat Topikal......................................................48
Lampiran 16. Rak Penyimpanan Obat Tetes Mata dan Tetes Telinga...................
48................................................................................................................................
Lampiran 17. Rak Penyimpanan Obat Analgetik...................................................49
v
Lampiran 28. Area Rak Suplement.........................................................................54
Lampiran 29. Area Pelayanan Obat Bebas.............................................................55
Lampiran 30. Area Penerimaan Resep...................................................................
55
Lampiran 31. Ruang PIO........................................................................................55
Lempiran 32. Ruang Tunggu Pasien.......................................................................56
vi
BAB I
TINJAUAN APOTEK
1.1.Sejarah Apotek
Apotek Kimia Farma 336 Antasari didirikan pada tahun 2008 di Jl.
Pangeran Antasari No. 91 Kelayan Timur, Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin. Apotek Kimia Farma 336 Antasari merupakan salah satu outlet
yang dibawahi oleh Business Manager (BM) Kimia Farma Apotek di
Banjarmasin yang terletak di Jalan Veteran. Apotek Kimia Farma 336 Antasari
ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang berada dalam
naungan pemerintah. Lokasi Apotek ini angat strategis karena terletak ditepi
jalan dengan lalu lintas yang cukup ramai sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat.
Apotek Kimia Farma 336 Antasari beroperasi selama 24 jam yang terdiri
dari 3 shift yaitu shift pagi dari pukul 08.00-15.00 WITA, dan shift malam dari
pukul 22.00-08.00 WITA. Apotek Kimia Farma 336 Antasari bekerjasama
dengan 4 dokter praktek yaitu praktek dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis kebidanan dan penyakit konsultan onkologi, dokter spesialis penyakit
dalam serta pelayanan pasien BPJS. Apotek Kimia Farma 336 Antasari selalu
merupakan yang terbaik dalam melakukan pelayanan kefarmasian pada
masyarakat selain itu Apotek Kimia Farma 336 Antasari ditunjang oleh tata
ruang yang bagus dan didesain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
yaitu pada bagian depan Apotek dilengkapi dengan papan nama Kimia Farma
dengan warna biru tua dan logo jingga dengan tulisan Kimia Farma yang
cukup besar. Hal ini merupakan tanda pengenal bagi keberadaan Apotek Kimia
Farma sehingga mudah dikenali dan dilihat oleh konsumen.
1.2.Profil Apotek
PT Kimia Farma Apotek (KPA) adalah anak perusahaan Perseron yang
didirikan berdasarkan akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011
KFA menyediakan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi layanan
1
farmasi (apotek). Klinik kesehatan konsep One Stop Health Care Solution
(OSHcS) sehingga semakin memudahkan masyarakat mendapatkan layanan
kesehatan berkualitas.
Jenis layanan yang terdapat di Apotek Kimia Farma 336 Antasari adalah :
Onkologi Apotek Kimia Farma 366 Antasari memiliki tata ruang sebagai
berikut.
Ket : (A) Area Swalayan, (B) Loket pelayanan Resep, pembayaran dan
penyebarann obat, (C) Lemari Obat, (D) Ruang tunggu, (E) Ruang praktek dokter,
(F) Toilet, (G) tempat wudhu, (H) dapur, (I) loket pelayanan pasien umum/BPJS,
(J) loket pelayanan pasien spesialis kebidanan dan penyakit konsultan onkologi,
(K) tempat pelayanan pemeriksaan kesehatan.
3
b. disusun berdasarkan kegunaan barang tersebut (prosuk kosmetik, vitamin
dan suplemen makanan, produk oral dan topikal, produk susu,
perlengkapan bayi dan alat kesehatan). Penyusunan barang sesuai fungsi
produk bertujuan untuk memudahkan pasien pelanggan dalam memilih
obat yang diinginkan. Terdapat juga SPG (Sales Promotion Girl) yang
dapat membantu pelayanan dalam memilih serta mendapatkan informasi
mengenai produk-produk yang ada di area swalayan.
c. Loket pelayanan Resep, Pembayaran dan penyerahan Obat berada pada
satu counter. Pada loket pembayaran terdapat komputer POS (Point Of
Sales) yang dapat digunakan untuk mengetahui harga obat, riwayat
transaksi, layanan resep dan cek stok obat online. Loket pelayanan resep
digunakan untuk menerima resep dan penyimpanan obat non-racikan,
sedangkan untuk obat yang diracik, dikerjakan diruang peracikan di bagian
belakang. Loket oenyerahan obat digunakan untuk penyerahan obat kepada
pasien.
d. Lemari obat yang digunakan berbahan kayu. Lemari obat narkotika dan
psikotropika terletak diatas dengan pintu ganda dan menempel pada
dinding serta tidak dapat dilihat oleh pasien dan dikunci. Obat yang
memerlukan penyimpanan pada tempat dingin seperti injeksi dan
suppositoria diletakkan pada lemari pendingin dengan suhu 2-8oC.
e. Ruang tunggu untuk pasien saat menunggu dokter atau menunggu resep
terletak di depan ruang praktek dokter.
BAB II
SOP DAN MANAJEMEN APOTEK
4
a. Metode Epidemiologi
Metode perencanaan yang didasarkan pada penyakit yang paling sering
muncul di masyarakat. Jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban
kesakitan, yaitu didasarkan pada penyakit yang ada di masyarakat.
b. Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan
pada kebutuhan real obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan
koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya.
Langkahlangkah yang dapat dilakukan ialah:
1) Memastikan beberapa kondisi dapat diasumsikan pola pengobatan
periode yang lalu baik atau rasional, apakah data stock, distribusi,
penggunaan obat lengkap dan akurat, apakah banyak terjadi kecelakaan
(obat rusak, tumpah, expired date) serta kehilangan obat, apakah jenis
obat yang digunakan sama.
2) Melakukan estimasi jumlah kunjungan total untuk periode yang akan
datang dengan menghitung kunjungan baik pasien rawat inap mauun
rawat jalan periode yang lalu untuk melakukan estimasi periode yang
akan datang dengan memperhatikan perubahan populasi daerah,
cakupan pelayanan, perubahan cakupan pelayanan. Pola morbilitas,
kecendrungan insidensi, penambahan fasilitas pelayanan.
3) Perhitungan dilakukan dengan cara menentukan pemakaian tiap jenis
obat dan alat kesehatan dalam periode lalu, serta koreksi hasil
5
6
c. Metode gabungan
Metode ini untuk menutupi kelemahan kedua metode konsumsi dan
epidemiologi, jadi metode gabungan ini merupakan gabungan dari metode
konsumsi dengan epidemiologi.
Sistem perencanaan di Apotek Kimia Farma 336 Antasari
menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi dan buku penolakan.
Metode konsumsi didasarkan pada data pemakaian atau konsumsi pada
periode sebelumnya, sedangkan pada metode epidemiologi berdasarkan
pada penyakit atau keadaan yang sedang terjadi. Metode buku penolakan
merupakan obat yang dicari pasien pada saat datang ke Apotek tetapi obat/
barang tidak tersedia, serta melihat dari kebutuhan resep baik itu dari dokter
dalam maupun dokter luar dan juga melihat dari buku khusus defecta. Buku
khusus defecta merupakan buku yang digunakan untuk mencatat barang
atau obat yang stoknya sedikit/ habis untuk dipesan. Jadi ketika stok obat di
Apotek Kimia Farma 336 Antasari menipis/ habis maka TTK yang
bertanggung jawab akan mencatatnya di buku defecta. Evaluasi
perencanaan sedian Farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya digunakan
analisis Pareto. Analisis pareto ini didapatkan dari riwayat penjualan 6
bulan sebelumnya untuk menentukan kategori produk di pareto A, B Atau
C.
7
diambil di Apotek. Surat Pesanan untuk golongan narkotika terdiri dari empat
rangkap dan dalam satu SP hanya diperbolehkan satu item obat, untuk
golongan Psikotropika SP terdiri dari tiga rangkap dan dalam satu surat boleh
mencamtumkan beberapa item Psikotropika. Apotek Kimia Farma juga
melakukan spreading barang otomatis untuk perputaran barang agar tidak ada
penumpukan karena over stok dan barang pasif (Death Stock), yang
didaftarkan merupakan barang pareto.
a) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang 21
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat,
nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
b) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
c) Bentuk sediaan obat disusun berdasarkan bentuk sediaan obat seperti sirup,
tablet, salep.
d) Farmakologi, misalnya : obat-obatan analgetik, kolesterol, DM, saluran
cerna, hormon dan lain-lain.
e) Obat-obat khusus untuk asuransi (BPJS/PRB), obat generik dan obat merk
dagang.
12
c. jamu
Jamu merupakan bahan obat alam yang sediaannya masih berupa
simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering.
Khasiat dan keamanannya terbukti setelah secara empiris berdasarkan
pengalaman turun temurun. Dipasaran banyak beredar produksi jamu
seperti Tolak Angin (PT. Sido Muncul). Logo jamu dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
14
d. Fitofarmaka
Pengertian fitofarmaka merupakan status tertinggi dari bahan
alami sebagai obat. Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan
kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada
manusia. Dari uji itulah dapat diketahui kesamaan efek pada hewan
coba dan manusia. Contoh produk fitofarmaka yang sering ditemui
15
e. Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama resmi international non
proprietary names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
Obat generik bermerek atau bernama dagang adalah obat generik
dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat
yang bersangkutan.
adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2. Harus mempunyai kunci yang kuat.
3. Dibagi masing-masing dengan kunci yang berlainan, bagian
pertama digunakan untuk menyimpan Morfin, Petidina dan
garamgaramnya serta persediaan narkotika, bagian kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari-hari.
4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang
dari 40x80x100 30 cm, maka lemari tersebut harus dibuat pada
tembok atau lantai.
e. Bentuk Sediaan
20
a. Nama Jumlah, bentuk dan kekuatan sediaan, isi dan jenis kemasan, nomor
batch dan tanggal kadaluarsa dan nama produsen.
b. Jumlah yang diterima, diserahkan dan sisa persediaan.
c. Tujuan Penyerahan.
a. Pengadaan
b. Penyimpanan
c. Penyerahan
d. Pemusnahan
e. Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan di Apotek Kimia Farma No. 366 Antasari dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Laporan Harian, yaitu meliputi Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH)
yang dilampiri dengan Bukti Setoran Kasir (BSK), Laporan pendapatan
harian Apotek yang dilakukan saat pergantian shift (Pendapatan waktu
pagi, sore dan malam) dan pengeluaran Apotek setiap harinya.
2. Laporan mingguan meliputi Surat Pesanan Barang (SPB) dan laporan
kualitas stok Apotek.
3. Laporan Bulanan meliputi laporan hasil penjulana produk Kimia Farma
dan Produk promo, pembelian, stok opname laporan laba-rugi dan laporan
penolakan resep.
Untuk resep umum yang tidak berisi Narkotik dan Psikotropika ditimbang
terlebih dahulu dan dimusnahkan, sedangkan untuk resep yang mengandung
Narkotik dan Psikotropika, dihitung terlebih dahulu jumlah lembabnya,
kemudian dimusnahkan. Berikut prosedur pemusnahan obat pada Apotek
Kimia Farma 366 Antasari :
injeksi vial dan ampul/flacon, dilarutkan untuk sediaan tablet kapsul dan
puyer serta ditanam untuk sediaan salep (dikeluarkan dari wadah /tube).
26
Praktek
Apotek Kimia Farma
Jl.Pangeran Antasari No.91
Telp 0511- 32531899
Banjarmasin
Banjarmasin, 08/03/21
R/ Ambroxol No X S 3
dd 1
R/ Loratadin No V S 1
dd 1
R/ Paracetamol
No X S 3 dd 1
R/ Cefadroxil No XV S 2
dd 1
Kelengkapan
No Ket
Administratif
1 Nama Dokter Ada
2 Alamat dan SIP Dokter Ada
3 Paraf Dokter X
4 Tanggal penulisan resep Ada
5 Nama pasien Ada
6 Umur pasien X
7 Alamat X
8 Nama dan jumlah obat Ada
Kelengkapan
No Ket
Farmasetik
Bentuk dan kekuatan
1 Ada
sediaan
2 Stabilitas Ada
3 Kompasibilitas Ada
29
sebelum/sesudah makan
(jauhkan obat dari jangkauan anak-anak)
sebelum/sesudah makan
(jauhkan obat dari jangkauan anak-anak)
3 x Sehari 1 Bungkus/kapsul/Tablet
ml/tetes/sendok teh/sendok makan
pagi siang-sore-malam
sebelum/sesudah makan
(jauhkan obat dari jangkauan anak-anak)
Nama /jumlah obat : Paracetamol/10 Bila perlu
Tgl. Kadaluarsa :
(Hubungi Apoteker /Asisten Bila Membutuhkan
Informasi/Obat)
2 x Sehari 1 Bungkus/kapsul/Tablet
ml/tetes/sendok teh/sendok makan
pagi siang-sore-malam
sebelum/sesudah makan
(jauhkan obat dari jangkauan anak-anak)
Nama /jumlah obat : Cefadroxil/15
Tgl. Kadaluarsa :
(Hubungi Apoteker /Asisten Bila Membutuhkan
Informasi/Obat)
Resep 2
Praktek Kelengkapan
No Ket
Apotek Kimia Farma Administratif
Jl.Pangeran Antasari No.91
1 Nama Dokter Ada
Telp 0511- 32531899 2 Alamat dan SIP Dokter Ada
31
1 x Sehari 1
Bun
gkus
/kap
sul/T
ablet
ml/te
tes/s
endo
k
teh/s
endo
k
mak
an
pagi
32
siang-
sore-
malam
sebelu
m/sesu
dah
makan
(jauhkan obat dari
jangkauan anak-anak)
Nama
/jumla
h obat
:Ome
prazol
/10
Tgl.
Kadal
uarsa
:
(Hubungi Apoteker
/Asisten Bila
Membutuhkan
Informasi/Obat)
Resep 2 : Analisis skrining resep dalam aspek administratif, aspek farmasetis,
dan pertimbangan klinis. Dalam aspek administratif pada resep ini
tidak ditemukan umur pasien, alamat pasien, dan paraf dokter. Pada
aspek farmasetis tidak ditemukan kekuatan obat pada obat
omeprazole. Dan pada aspek klinis pemilihan terapi pada pasien
yang memiliki keluhan hipertensi diberikan obat amlodipine 5 mg
sebanyak 15 tablet dengan aturan pakai 1 x 1 sehari, kolesterol
diberikan obat simvastatin 10 mg sebanyak 10 tablet dengan aturan
pakai 1 x 1 sehari pada malam, dan gangguan lambung diberikan
obat omeptrazole 20 mg sebanyak 10 tablet dengan aturan pakai 1 x
1 sehari. Lama pemakaian amlodipine selama 15 hari, simvastatin
dan omeprazole selama 10 hari.
Resep 3
Praktek Kelengkapan
No Ket
Apotek Kimia Farma Administratif
Jl.Pangeran Antasari No.91
1 Nama Dokter Ada
Telp 0511- 32531899 2 Alamat dan SIP Dokter Ada
Banjarmasin 3 Paraf Dokter X
4 Tanggal penulisan resep Ada
5 Nama pasien Ada
6 Umur pasien X
7 Alamat X
8 Nama dan jumlah obat Ada
Kelengkapan
No Ket
Farmasetik
Bentuk dan kekuatan
1 Ada
sediaan
33
2
Banjarmasin, 06/03/21 Stabilitas Ada
R/ Paratusin Syr 3 Kompasibilitas Ada
S 3 dd 1 ½ Cth
R/ Amoxicilin Syr
S 3 dd 1 Cth
R/ Gentian Violet
S Uc
Resep 4
Praktek Kelengkapan
No Ket
Apotek Kimia Farma Administratif
Jl.Pangeran Antasari No.91
1 Nama Dokter Ada
Telp 0511- 32531899 2 Alamat dan SIP Dokter Ada
Banjarmasin 3 Paraf Dokter X
Banjarmasin, 406/03/21
Tanggal penulisan resep Ada
R/ Gemfibrozil 5 Nama pasien Ada
1 dd 1 6 Umur pasien X
R/ Natrium Diclofenac No7X Alamat X
S 2 dd 1 8 Nama dan jumlah obat Ada
R/ Metilprednisolon
Kelengkapan
S 2 dd 1 No Ket
Farmasetik
Bentuk dan kekuatan
Pro : M.Yusuf Hamdani 1 Ada
Umur : sediaan
Alamat : 2 Stabilitas Ada
3 Kompasibilitas Ada
APOTEK KIMIA FARMA NO.336
Jl.P.Antasari No.91Telp.(0511) 3253189
Banjarmasin APA :Nelson Jaya Saputra, S.Si, Apt.
2 x Sehari 1
Bungkus/
kapsul/Ta
blet
ml/tetes/s
endok
teh/sendo
k makan
pagi siang-sore-malam
sebelum/sesudah makan
(jauhkan obat dari jangkauan
anak-anak)
Nama /jumlah
obat :
Metilprednisolon/
10 Tgl.
Kadaluarsa :
(Hubungi Apoteker /Asisten
Bila Membutuhkan
Informasi/Obat)
Resep 4:Analisis skrining resep dalam aspek administratif,aspek
farmasetis,dan pertimbangan klinis.Dalam aspek administratif pada
resep ini tidak ditemukan paraf dokter,umur pasien dan alamat
pasien.Pada aspek farmasetis tidak ditemukan kekuatan obat.Dan
pada aspek klinis pemilihan terapi pada pasien yang memiliki
keluhan kolestrol diberikan obat gemfibrozil sebanyak 10 tablet
dengan aturan pakai 1x1 sehari selama 10 hari,untuk keluhan nyeri
sendi atau meredakan rasa sakit diberikan obat natrium diklofenak
sebanyak 10 tablet dengan aturan pakai 2x1 sehari selama 5
hari,dan untuk radangnya diberikan obat metilprednisolon sebanyak
10 tablet dengan aturan pakai 2x1 sehari selama 5 hari.
Resep 5
Praktek Kelengkapan
No Ket
Apotek Kimia Farma Administratif
Jl.Pangeran Antasari No.91
1 Nama Dokter Ada
Telp 0511- 32531899 2 Alamat dan SIP Dokter Ada
Banjarmasin 3 Paraf Dokter X
4 Tanggal penulisan resep Ada
5 Nama pasien Ada
6 Umur pasien X
7 Alamat X
8 Nama dan jumlah obat Ada
Kelengkapan
No Ket
Farmasetik
Bentuk dan kekuatan
1 Ada
sediaan
2 Stabilitas Ada
3 Kompasibilitas Ada
36
Banjarmasin, 08/03/21
R/ Ambroxol
S 3 dd 1
R/ Genta salep kulit
S Uc
R/ Amlodipin 10 mg
S 1 dd 1
R/ Piroxicam 20 mg
S 2 dd 1
3 x Sehari 1 Bungkus/kapsul/Tablet
ml/tetes/sendok teh/sendok makan
pagi siang-sore-malam
sebelum/sesudah makan
(jauhkan obat dari jangkauan anak-anak)
Nama /jumlah obat : Ambroxol/10
Tgl. Kadaluarsa :
(Hubungi Apoteker /Asisten Bila Membutuhkan
Informasi/Obat)
15 tablet dengan aturan pakai 1x1 sehari selama 15 hari untuk hipertensi,
diberikan glimepiride 2 mg sebanyak 15 tablet dengan aturan pakai 1x1
sehari.
38
39
41
4.2.Kegiatan Swamedikasi
ANALISIS KASUS PENANGANAN MASALAH
PENGGALIAN
W Ibu Z Rujuk ke dokter
W Wasir
H 2 hari
A -
M -
Pasien sedang hamil 7 bulan
Riwayat Alergi : Riwayat
Penyakit : Riwayat
Pengobatan : -
Pasien mau beli obat Suppositoria yang sama dengan keluarganya waktu hamil
dulu
MONITORING
Pasien sedang hamil besar, tidak Terapi Non Farmakologi :
dianjurkan memakai obat suppositoria 1. Jangan terlalu lama berduduk
dengan kategori kehamilan C. Untuk
ibu hamil kondisi seperti itu wajar 2. Jangan makan makanan yang pedas
karena waktu hamil terjadinya tekanan 3. Konsumsi makanan yang berserat
saluran pencernaan dari bayi di dalam
perut 4. Hindari mengedan pada saat BAB
untuk tidak memperburuk kondisi
pembuluh darah yang membengkak
MONITORING
43
A -
M -
Pasien merupakan seorang mahasiswa
Umur : 20 tahun
Keluhan lain : kencing bernanah terlihat berwarna kuning kehijauan, saat kencing
terasa sakit
Riwayat Alergi : Riwayat
Penyakit : Riwayat
Pengobatan : -
Pasien mau beli obat sifilis
MONITORING
Pihak apotek menyarankan pemilihan Terapi non farmakologi : disarankan
terapi dengan obat zibramax diminum untuk tidak melakukan aktivitas seksual
selama masa pengobatan
1x sehari selama 3 hari
4.3.Analisis Swamedikasi
Swamedikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
melakukan perawatan sendiri dalam menangani penyakit tanpa berkonsultasi
dengan dokter , dengan menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas yang
dijual bebas dan bisa didapat tanpa resep dokter (Izzatin,2015). Obat over the
counter (OTC) yang tersedia diapotek dapat digunakan tanpa resep dokter
dalam swamedikasi (Jain., et al, 2011).
Menurut WHO Definisi swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan
obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk
mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2010). Swamedikasi berarti
mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang sederhana
yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat
dokter (Rahardja,2010). Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri
dikenal dengan istilah self medication atau swamedikasi (Departemen
Kesehatan RI, 2006).
Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin
melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi. Obat untuk swamedikasi
meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi obat wajib
apotek (OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan obat bebas (OB).
45
Metode WWHAM
4.4.Penatalaksanaan Swamedikasi
Apotek Kimia Farma 336 Antasari memberikan pelayanan OWA, OTC,
Alkes dan obat herbal atau disebut juga dengan swamedikasi yaitu pengobatan
sendiri oleh pasien yang dating ke Apotek dengan keluhan tertentu.Pelayanan
ini dilakukan oleh Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian menggunakan
metode WWHAM (Who,What,How,Action,Medication) yaitu menanyakan
siapa yang sakit,apa gejala atau keluhannya,berapa lama gejala tersebut
dirasakan,tindakan apa yang telah dilakukan dan obat apa yang sedang dan
atau telah digunakan.Berdasarkan metode tersebut,Apoteker kemudian
memilihkan obat-obatan yang sesuai dengan keluhan pasien tersebut.Selain itu
pasien yang datang bisa juga menyebutkan langsung atau membawa contoh
obat yang akan dibeli.Apoteker atan Tenaga Teknis Kefarmasian yang
melayani akan mengecek ketersediaan stoknya.Jika obat yang dimaksud
pasien tidak tersedia Apotek maka Apoteker atau Asisten Apoteker
menyarankan produk lain yang sama kandungannya seperti yang diinginkan
46
4.5. Monitoring
KESIMPULAN
Setelah kami melakukan Praktik Lapangan Kerja (PKL) pada Apotek Kimia
Farma Pangeran Antasari No. 336 Banjarmasin mulai dari tanggal 01 Maret - 14
Meret 2021. Maka dapat ditarik kesimpulan ialah :
47
6. Mempertahankan kebersihan yang sudah terjaga di Apotek Kimia Farma
Pangeran Antasari No. 336.
BAB VI
SARAN
48
LAMPIRAN
49
50
Lampiran 16. Rak Penyimpanan Obat Tetes Mata dan Tetes Telinga
Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
LKPP. (2015). Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaa Pengadaan
Barang/Jasa Melalui E-Purchasing. 2–4.
64
65
Permenkes, R. I. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9
Tahun 2017 tentang Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotik, 1–36.