Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR TILIK

A. KEHAMILAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

JENIS Ti Perlu
Y Cat
N KEGIATA ASPEK YANG DINILAI da Latih
a atan
o. N k an
I. Pengkajia  Menyambut ibu
n  Menyambut ibu dan seseorang yang
Subjektif menemani ibu
 Memperkenalkan diri kepada ibu
1. Menanyakan nama dan usia ibu
Kekhawatiran-khawatiran khusus
2. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT dan apakah normal
b. Gerakan janin
c. Tanda – tanda bahaya atau penyakit
d. Keluhan umum
e. Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu)
f. Kekhawatiran-khawatiran khusus
3. Riwayat kehamilan yang lalu
a. Jumlah kehamilan
b. Jumlah anak yang lahir hidup
c. Jumlah kelahiran premature
d. Jumlah keguguran
e. Persalinan dengan tindakan (operasi
saesar, forcep, vakum)
f. Riwaayat perdarahan pada persalinan
atau pasca persalinan
g. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
h. Berat bayi 2,5 kg atau 4 kg
i. Masalah lain
4. Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita
sekarang dan dulu
a. Masalah kardio vaskuler
b. Hipertensi
c. Diabetes
d. Malaria
e. Penyakit kelamin/HIV/AIDS
f. Imunisasi Tipoid tetanus (TT)
g. Lainnya
5. Riwayat sosial ekonomi
a. Status perkawinan
b. Respon ibu & keluarga terhadap
kehamilan ibu
c. Riwayat KB
d. Dukungan keluarga
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga
f. Gizi yang dikonsumsi & kebiasaan
makan vitamin A
g. Kebiasaan hidup sehat, merokok,
minum-minuman keras, mengkonsumsi
obat terlarang
h. Beban kerja & kegaiatan sehari-hari
i. Tempat & petugas kesehatannya yang
diinginkan untuk membantu persalinan
II Objektif 1. Pemeriksaan
a. Memperhatikan tingkat energi ibu,
keadaan emosi & posturnya selama
dilakukan pemeriksaan
b. Menjelaskan seluruh prosedur sambil
melakukan pemeriksaan
c. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk klarifikasi sambil melakukan
pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan &
kelayakan
2. Tanda – tanda vital
a. Mengukur tinggi dan berat badan
b. Mengukur tekanan darah, nadi dan suhu
c. Meminta pasien untuk melepaskan
pakaian & menawarkan kain linen untuk
penutup tubuhnya (atau meminta pasien
untuk melonggarkan pakaian pasien &
menggunakanya sebagai penutup tubuh
3. Kepala & leher
a. Memeriksa apakah terjadi edema pada
wajah
b. Memeriksa apakah mata :
- Pucat pada kelopak bagian bawah
- Berwarna kuning ( jaundice) pada
sketsa
c. Memeriksa apakah rahang pucat &
memeriksa gigi
d. Memeriksa & meraba leher untuk
mengetahui :
- Pembesaran kelenjar tiroid
- Pembesaran pembuluh limfe
4. Payudara
a. Dengan posisi tangan klien disamping
memeriksa payudara
b. Pada saat klien mengangkat tangan
keatas kepala, memeriksa payudara
untuk mengetahui adanya retraksi atau
dimpling
c. Klien berbaring dengan tangan kiri
diatas, lakukan palpasi secara sistematis
pada payudara sebelah kiri (sesudah itu
sebelah kanan juga) dari arah payudara,
axila & notest, kalau-kalau terdapat :
- Masa
- Pembesaran pembuluh limfe
5. Abdomen
a. Memeriksa apakah ada bekas luka
operasi
b. Mengukur tinggi fundus uteri
menggunakan tangan (kalau < 12 mg)
atau pita ukuran kalau ( > 22 minggu )
c. Melakukan palpasi pada abdomen untuk
mengetahui letak, presentasi, posisi &
penurunan kepala janin (kalau > 36 mg)
6. Tangan dan kaki
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk
mengetahui adanya varises
c. Memeriksa refleks patella untuk melihat
apakah terjadi gerakan hypo/hyper
7. Panggul, genital luar
a. Membantu klien mengambil posisi
untuk pemeriksaan panggul dan
menutup tubuh untuk menjaga privasi
b. Melepaskan perhiasan dijari dan lengan
c. Mencuci tangan dengan sabun & air
serta mengeringkannya dengan
menggunkan kain bersih ( handuk
pribadi )
d. Memakai sarung tangan baru atau yang
bisa dipakai lagi yang sudah
didesinfektan tanpa terkontaminasi
e. Menjelaskan tindakan yang dilakukan
sambil terus melakukan pemeriksaan
f. Memisahkan labia mayora dan
memeriksa labia minora, kemudian
klitoris, lubang uretra & introitus vagina
untuk mmelihat adanya :
- Tukak atau luka
- Varises
- Cairan (warna, konsistensi, jumlah,
bau)
g. Mengurut uretra dan pembuluh skane
untuk mengeluarkan cairan nanah &
darah
h. Melakukan palpasi pada kelenjar
bartolini untuk mengetahui adanya :
- Pembengkakan
- Masa atau kista
- Cairan
i. Sambil melakukan pemeriksaan selalu
mengamati wajah ibu untuk mengetahui
apakah ibu merasa sakit atau nyeri
karena prosedur ini

 Panggul : pemeriksaan menggunakan


spekulum
a. Memperhatikan spekulum kepada ibu
sambil menjelaskan bahwa benda tersebut
akan dimasukkan kedalam vagina ibu &
bagaimana hal ini akan terasa oleh ibu
b. Menjelaskan kepada ibu bagaimana
caranya agar rileks selama dilakukan
pemeriksaan (misalnya : bernafas melalui
perut atau dada atau lemaskan badan
sambil kedua kaki tetap direnggangkan)
c. Memegang spekulum dengan posisi miring,
memisahkan bagian labia dengan tangan
yang lain & masukkan spekulum dengan
hati – hati, hindari menyentuh uretra &
klitoris.
d. Memutar spekulum dan membuka
(blade)nya untuk melihat serviks
e. Memeriksa serviks untuk melihat adanya :
- Cairan atau farah
- Luka / lesi
- Apakah seviks sudah membuka atau
belum
f. Memeriksa dinding vagina untuk melihat
adanya :
- Cairan atau darah
- Luka
g. Meletakkan spekulum yang sudah
digunakan dalam sebuah tempat untuk
didekontaminasi
 panggul : pemeriksaan bimanual
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa
pemeriksaan dilakukan berkesinambungan
dan apa yang akan dirasakan ibu
b. Meminta ibu untuk mengatakan kalau ibu
merasa tidak nyaman karena pemeriksaan
yang dilakukan
c. Memasukkan dua jari dan menekan
kebawah
d. Mencari letak serviks dan merasakan untuk
mengetahui :
- Pembukaan (dilatasi)
- Rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan, nyeri goyang)
e. Menggunkan dua tangan ( 1 tangan diatas
abdomen, 2 jari didalam vagina) untuk
palpasi uterus (hanya pada trimester iii saja
)
- Ukuran, bentuk dan posisi
- Mobilitas
- Rasa nyeri (amati wajah ibu)
- Masa
f. Melepaskan tangan pelan – pelan,
melepaskan sarung tangan dan
memasukkannya kedalam larutan
dekontaminasi
g. Mengucapkan terima kasih atas kerjasama
ibu dan meminta ibu untuk menggunakan
pakaiannya
h. Mencuci tangan dengan sabun dan air serta
mengeringkan diudara terbuka atau
melapnya dengan kain bersih
8. Pemeriksaan laboratorium
Melakukan tes laboratorium yang
diperlukan :
a. Protein urine
b. Hemoglobin
c. Glukosa urine
II Assesment 1. Diagnosa
I 2. Masalah
3. Kebutuhan
I Planning 1. Pembelajaran / pendidikan kesehatan
V a. Memberitahukan kepada ibu hasil
temuan dalam pemeriksaan
b. Menghitung usia kehamilan
c. Mengajari ibu mengenai
ketidaknyamanan yang mungkin akan
dialami ibu
d. Sesuai dengan usia kehamilan, ajari ibu
mengenai :
- Nutrisi
- Olah raga ringan / exercise
- Istirahat
- Kebersihan
- Pemberian ASI
- KB pasca salin
- Tanda – tanda bahaya
- Aktifitas seksual
- Kegaiatan sehari – hari dan
pekerjaan
- Obat – obatan dan merokok
- Body mekanik
- Pakaian/sepatu
2. Promosi kesehatan
a. Memberikan imunisasi tt jika
dibutuhkan
b. Memberikan suplemen zat besi/folate
& menjelaskan bagaimana
mengkonsumsinya serta kemungkinan
efek samping
c. Memberikan tambahan vit.a jika
dibutuhkan
3. Persiapan persalinan dan kesiagaan
komplikasi
4. Memulai membicarakan mengenai
persiapan kelahiran
- Sarana transportasi
- Persiapan biaya
- Pembuat keputusan dalam keluarga
- Donor darah
5. Kesimpulan dari kunjungan
a. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
(kunjungan ulang)
b. Mencatat hasil kunjungan pada catatan
SOAP
B. PERSALINAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Per
lu Ca
Tid
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Lat tat
ak
iha an
n
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda dan gejala persalinan kala
II :
1. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
2. ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vaginanya
3. Perineum tampak menonjol
4. vulva-vagina dan sfingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu
dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia disediakan tempat datar dan
keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
1. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta
mengganjal bahu bayi.
2. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steri sekali
pakai di dalam pertus set.
3. Pakai celemek plastik.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan handuk pribadi bersih dan pakai.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik. (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak
terjadi kotaminasi pada alat suntik).
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang telah dibasahi dengan air DTT.
1. Jika Introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah ke belakang
2. Buang kapas atau kasa pebersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
3. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% = langkah
9)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap, lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uetrus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).
1. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
2. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bhawa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai dengan keinginannya.
1. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkn
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalksanaan fase akif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada
2. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan yang kuat untuk meneran.
1. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
2. Dukung danberi semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai
3. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlenag dalam waktu yang lama)
4. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
5. Anjurkan kelurga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu.
6. Barikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
7. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
8. Segera RUJUK jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam) meneran (mutigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.*
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain besih dan kering. Tangan yang lain mnahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untu meneran perlahan atau bernafas cepat
dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
1. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
2. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala
bayi secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusurkan tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Memegang
kedua mata kaki bayi (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya).
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan Penilaian bayi baru lahir sbb :
1. Sebelum bayi lahir :
a. Apakah kehamilan cukup bulan ?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
(warna kehijauan) ?
2. Segera setelahbayi lahir (jika bayi cukup bulan) :
c. Sambil menempatkan bayi di atas perut, lakukan
penilaian (selintas):
d. Apakah bayi menangis atau bernafas / tidak megap-
megap.
e. Apakah tonus otot bayi baik / bayi bergerak aktif.
Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur mekonium,
menangis atau bernafas normal / tidak megap-megap dan atau
bayi lemas, lakukan manajemen bayi denagn asfiksia.
26. Mengeringkan tubuh bayi.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke
arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat :
1. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut
2. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
3. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Kulit bayi kontak
dengan kulit ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
VIII. PENALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang –
atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio
uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tai pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosdur di atas.*
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
MENGELUARKAN PLASENTA
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetepa lakukan tekanan dorso-
kranial).*
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau
setril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengelurakan bagian selaput yang tertinggal

RANGSANGAN TAKTIL (MASASE) UTERUS


39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uetrus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
 Lakukan tindakan yang iperlukan, jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase
IX . MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta
ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan akift,
segera lakukan penjahitan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43. Lakukan Insiasi menyusui dini dan biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam.
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu
 Setelah bayi selesai menyusui dalam 1 jam pertama, beri
vitamin K1 1 mg intramuskuler dipaha kiri dan salep
mata/tetes mata antibiotika.
44. Lakukan pemeriksaan fisis BBL.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi Hepatitis
B dipaha kanan.
Letakkan bayi di dalam jangkuan ibu agar sewaktu-waktu bias
disusukan. Letakkan kembali bayi pada dada ibu jika bayi
belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu.
EVALUASI
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan per
vaginam.
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika uturus tidak berkontraksi dengan baik,
melakukanasuhan yang sesuai untuk menatalaksana Atonia
uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.*
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah diinginkannya.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pascapersalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selam 2 jam
pertama pascapersalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal.
50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit. Pastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik (40/60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5OC).
 Jika terdapat nafas cepat, retraksi dinding dada bawah
yang berat, sulit bernafas, merintih, melakukan rujukan
(Lihat MTBM)
Jika kaki terba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan
bayi untuk kontak kulit bayi ke kulit ibunya, selimuti ibu dan
bayi dengan satu selimut.
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakaikan
pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk member ibu minum dan makan yang
di ingginkan.
55. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas
dnegan bak (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36,50C–37,50C)Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV
C. NIFAS
PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

Perl
Cat
Tida u
No ASPEK YANG DINILAI Ya ata
k Lati
n
han
1. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat-alat dan menempatkan alat-alat ke dekat pasien secara
ergonomis
 Panthoom wanita
 Tempat tidur pemeriksaan
 Stetoskop
 Tensimeter
 Thermometer
 Handscoon 1 pasang
 Kapas DTT
 Bengkok
 Cairan desinfektan
 Alat tulis dan buku catatan perkembangan/buku laporan
3. Mengamati tingkat tenaga dan emosi ibu selama pemeriksaan
4. Mencuci tangan.
5. Memeriksa vital sign.
6. Melakukan pemeriksaan payudara (masa, benjolan,
pembengkakan, abses).
7. Melakukan pemeriksaan abdomen (luka bekas operasi, jika
operasi baru, palpasi uterus, palpasi untuk mendeteksi masa,
kelembekan).
8. Memeriksa kaki (varices, kemerahan pada betis, periksa adanya
oedema).
9. Mengenakan handscoon pemeriksaan yang bersih.
10. Membantu klien pada posisi untuk pemeriksan perineum
(penjahitan laserasi; warna, konsistensi, dan bau lokhea).
11. Menekuk setiap kaki untuk diperiksa nyeri betis (tanda homan).
12. Melepaskan handscoon dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
13. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan temuan-temuan
14. Membereskan alat- alat
15. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai