DOSEN PENGAJAR
Apt.Muh. Aris.,S.Si.M.Si
Oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Sejarah dan Perkembangan Teknologi Farmasi”. Makalah ini berisikan tentang sejarah
perkembangan farmasi dari masa ke masa, dari zaman yunani hingga zaman modern. Dan di
dalamnya membahas tentang momentum, tokoh-tokoh, perkembangan farmasi di indonesia
dan tren dunia farmasi ke depan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik kontruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
A. Bab I Pendahuluan
A.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 - 2
A.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
A.3 Tujuan Masalah........................................................................................ 2
A.4 Manfaat Makalah.......................................................................................2
B. Bab II Pembahasan
B.1 Sejarah Kefarmasian............................................................................ 3 - 6
B.2 Perkembangan Ilmu Kefarmasian ...................................................... 6 - 7
B.3 Jenis Sediaan Farmasi....................................................................... 7 - 10
B.4 Teknologi Atau Penemuan Terbaru Bidang Farmasi...................... 10 - 15
B.5 Kendala Yang Menghambat Perkembangan Teknologi Farmasi.............15
C. Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah salah satu bidang yang profesional disektor kesehatan, seorang
farmasilah yang memastikan keamanan produk-produk obat sebelum akhirnya
dipasarkan kepada masyarakat luas, bidang farmasi cenderung berorientasi ke pelayanan
masyarakat, uji kelayakan dan keamanan obat, serta penyediaan informasi mengenai
seluk-beluk mengenai obat.
Farmasi merupakan penerapan berbagai ilmu seperti kesehatan, kimia, fisika, serta
biologi, pekerjaan dibidang farmasi pun bisa dibilang rumit, mulai dari penelitian,
pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi
obat atau berhubungan dengan layanan kepada pasien.
Ilmu kefarmasian belum dikenal oleh dunia pada zaman Hiprocreates atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ilmu Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM sampai
dengan 370 SM. Pada peradaban itu seorang dokter memiliki banyak tugas tidak hanya
mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh sang pasien, tetapi ia juga
mempersiapkan ramuan atau racikan obat seperti hanlnya seorang apoteker.
Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kesehatan,
problematika dalam pengadaan obat menjadi semakin rumit, baik karena formulanya dan
cara pembuatan obat tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan seseorang yang dapat
mendalami keahlian dalam pembuatan dan peracikan obat. sehingga pada tahun 1240 SM
Raja Jerman Frederick menyadarinya dan memberikan perintah untuk memisahkan
dengan resmi antara kedokteran dan farmasi. Perintah tersebut sekarang dikenal dengan
Dekrit Two Silices. Dari sinilah sejarah farmasi ini berasal, sehingga para ahli
mengambil kesimpulan bahwa akar ilmu kedokteran dan ilmu kefarmasian ialah sama.
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti
peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang
berhubungan dengan layanan terhadap pasien diantaranya layanan klinik, evaluasi efikasi
dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. kata farmasi berasal
dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400-1600
an. Farmasi berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, serta kian memasuki
revolusi industri mengakibatkan munculnya berbagai industri-industri obat, terkait
teknologi pembuatan obat.
1
Kementrian perindustrian terus mendorong industri khususnya industri farmasi
nasional untuk menciptakan produk guna meningkatkan tumbuhnya inovasi produk di
sektor industri dan mendorong kemajuan industri di bidang farmasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Hippocrates (460-370) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” yunani yang
memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dalam praktek
pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
4. Dioscorides (abad ke-1 SM), adalah ahli botani yunani, merupakan orang pertama
yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De
Materia Medica. Obat-obatan yang dibuatnya yaitu: Aspirindium, Opium, dan
Cinnamon.
5. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu
pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah
diketahui zat aktifnya.
4
6. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan
penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil,
suppositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai
negara yaitu yunani, india, persia, dan arab untuk menghasilkan pengobatan yang
lebih baik.
7. Johan Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan
toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan “I pondered at length, finally
I resolved to clarify the matter by experiment” ia adalah orang pertama yang
melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan
pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan
sebelum obat diuji-coba secara klinik pada manusia.
8. Institut farmakologi pertama didirikan pada tahun 1847 oleh Rudolf Buchheim
(1820-1879) di Universitas Dorpat ( Estonia ). Selanjutnya Oswald Schiedeberg
(1838-1921)
5
Bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam
kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas
selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia,
J.Langley ( 1852-1925 ) di inggris dan P.Ehrlich (1854-1915) di jerman.
6
1. Ilmu kefarmasian baru menjadi ilmu pengetahuan sesungguhnya pada abad ke XVII
di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis
dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk antara lain buku
pelajaran, majalah, farmakope. Kemanjuan perancis ini di ikuti oleh negara Eropa
yang lain, misalnya italia, inggris, jerman dll. Di amerika sekolah farmasi pertama
berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia, sekarang sekolah tersebut bernama
Philadelphia Collage of Pharmacy and Science. Setelah itu, mulailah era baru ilmu
farmasi dengan bermunculnya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas.
3. Perkembangan farmasi di indonesia sudah mulai sejak zaman belanda sehingga buku
pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri
belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasai
masih cocok tetapi dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.
Menambah dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hydrogen ke dalam sari pati
kulit kayu willow. Hasil penemuan ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya
menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia. yaitu bayer,
selanjutnya, perkembangan (R&D) pasca peerang dunia I. Kemudian, pada perang
dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti TBC,
hormon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
5. Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikan) terus berkembang dengan
didukung oleh berbagai penemuan dibidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi.
Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir di jumpai di seluruh dunia.
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang
digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di
bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian
7
sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semipadat
(krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil,
granul, dan serbuk). Apapun bentuknya, sediaan farmasi harus terjamin mutu, keamanan
dan menfaatnya demi kepentingan konsumen.
8
3. Beda jenis obat, beda fungsinya
Meski sama-sama sediaan farmasi, ada banyak jenis obat yang beredar di indonesia.
Berikut ini beberapa jenis obat yang umum dijumpai di tanah air sekaligus fungsinya.
Bubuk: biasanya dikemas dalam saset, digunakan dengan cara dilarutkan dalam
air, kemudian diminum oleh pasien. Contoh sediaan farmasi ini adalah oralit.
Lozenges: sering dikira hanya sebatas permen, sediaan farmasi berbentuk tablet
isap ini ampuh meredakan batuk atau nyeri tenggorokan
Implan: digunakan dengan ditanam dibawah kulit sehingga kandungan di
dalamnya dapat diserap oleh tubuh secara bertahap. Jenis sediaan farmasi ini
biasanya obat penambah hormon atau alat kontrasepsi
Losion: sediaan farmasi ini kerap dianggap sebagai bagian dari kosmetik karena
ada yang bersifat memutihkan, melembutkan, maupun mencegah keriput pada
kulit. Padahal losion dengan kandungan SPF juga dapat digunakan untuk
mencegah efek radiasi matahari yang berpotensi mengakibatkan kanker kulit.
Drop: berbentuk cair dan mengandung obat, biasanya digunakan pada obat tetes
mata, hidung, dan telinga.
Salep: obat oles yang berbahan dasar minyak sehingga tidak mudah hilang saat
terbasuh air atau terpapar keringat.
Krim: merupakan obat oles, sediaan ini berbentuk semi-padat dan biasanya
Digunakan untuk obat gatal.
Injeksi: sediaan farmasi berbentuk cair dan harus dimasukkan ke tubuh
menggunakan jarum dan alat suntik.
Suppositoria: terbuat dari bahan yang gampang meleleh jika terkena suhu tubuh
manusia dan dimasukkan melalui anus, misalnya paracetamol supositoria.
Supositoria dapat menjadi pengganti obat minum pada pasien yang sulit
menelan, seperti anak-anak atau lansia.
Koyo: lembaran panas ini juga merupakan bagian dari sediaan farmasi yang
kandungan obat di dalamnya akan meresap lewat kulit saat koyo ditempel. Selain
koyo panas, ada pula koyo nikotin yang digunakan oleh orang yang ingin
berhenti merokok.
9
Inhaler: sediaan farmasi ini biasanya berbentuk aerosol, yakni spray atau bubuk
obat yang ditempatkan pada alat khusus, kemudian disemprotkan ke mulut
1. Bioteknologi adalah dasar dari sekian banyaknya bioterapi farmasi dalam era
revolusi industri. Teknologi bioteknologi ini lebih banyak diterapkan untuk
menggantikan berbagai bahan biologis yang dapat dipakai sebagai terapi untuk
berbagai jenis kondisi penyakit, terutama yang bersifat mematikan dan sulit untuk
disembuhkan. Bioteknologi khususnya bioteknologi modern menggunakan
mikroorganisme hasil rekayasa genetik seperti Escherichia coli (E. Coli), maupun sel
mammae untuk memproduksi golongan antibodi monoclonal, ragi untuk produksi
senyawa biologi seperti antibiotika dan insulin bentuk sintesis. Belakangan ini,
bioteknologi farmasi mulai menggunakan tanaman transgenik atau hewan transgenik
sebagai bahan pembuatan obat. aplikasi bioteknologi lainnya yang juga menjanjikan
adalah pengembangan bidang diagnostik secara molekuler. Hal ini mengarah ke
terapi personal dicocokkan pada genom pasien. Seperti pada kasus wanita yang
menderita kanker payudara dengan sel kanker yang dapat diberikan obat Herceptin.
Herceptin adalah obat pertama yang telah disetujui untuk digunakan oleh pasien
kanker payudara dengan tes diagnostik yang sesuai, yang dimana pasien yang
mempunyai ekspresi protein HER2, yang termasuk target bagi obat tersebut untuk
dapat bekerja. Selain itu, adanya pemikiran masyarakat untuk kembali ke alam atau
yang lebih sering disebut back to nature membuka peluang bagi produk kosmetik dan
jamu serta obat berbahan alami seperti produk-produk spa yang berasal dari racikan
seperti bedak lotong (dari makassar). Produk kecantikan ini cukup banyak diminati
wisatawan mancanegara. Dengan penguatan pemasaran dan promosi yang baik,
10
diharapkan produk kosmetik lokal ke depannya dapat bersaing dengan produk-
produk kecantikan dari luar negeri. Oleh karenanya, kementrian perindustrian terus
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri terdebut dengan
melaksanakan berbagai kebijakan dan progam yang memperkuat bidangnya. Seperti,
dengan memasuki era dimana industri terus berkembang seperti sekarang ini,
perubahan ke arah teknologi digitalisasi yang diprediksi akan menciptakan nilai
tambah di dalam negri. Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan mengoprasikan
berbagai teknologi mulai dari proses produksi dan penyaluran kepada konsumen,
pastinya akan memberikan kesempatan baru untuk dapat meningkatkan daya saing
industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup.
11
3. Nano teknologi, perkembangan industri farmasi yang menggunakan teknologi nano
saat ini sudah tumbuh semakin pesat. Nanoteknologi merupakan teknologi yang
memungkinkan sebuah benda dipecah dalam skala nanometer atau satu per semilar
meter dan merupakan salah satu teknologi yang diusung mampu meningkatkan
pertumbuhan industri dan ekonomi di seluruh bidang. Dalam dunia farmasi sendiri,
nanoteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas keamanan dan produksi.
Nanoteknologi farmasi diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam
formulasi obat, protein, asam nukleat, dan peptida yang menghasilkan biovailabitilas
dan efek klinis yang cenderung rendah. Saat ini perkembangan nanoteknologi bukan
hanya di farmasi, melainkan juga bidang lainnya seperti mengalami perkembangan di
bidang kosmetik dan kecantikan. Yang harus diperhatikan pula dalam produksi obat
adalah cara pembuatan obat yang baik, dimana hal ini harus diterapkan pada seluruh
produksi obat untuk menjamin obat yang produsen buat memenuhi persyaratan yang
sudah ditetapkan, penerapan cara pembuatan obat yang baik dilakukan untuk
pengendalian mutu, pengendalian mutu sangat penting untuk menjamin bahwa obat
yang diproduksi betul-betul terjamin mutunya dan tidak sekedar melalui pengujian
standar. Dalam rangka pembuatan obat yang baik maka diperlukan teknologi yang
canggih dan modern untuk menunjang dalam pembuatan industri farmasi perlu
diperhatikannya ruangan yang bersih, sirkulasi ruangan yang baik, bahan-bahan yang
akan melalui proses pengolahan harus melalui proses pemanasan yang mensterilkan,
serta meminimalisir kontak dengan manusia, sehingga pengerjaan yang dilakukan
lebih banyak dikerjakan oleh mesin yang telah di kendalikan oleh sitem computer
secara otomatis. Serta setelah produksi melalui pengecekan yang akurat. Dalam
bidang industri farmasi sendiri, aspek yang sangat dikedepankan adalah mutu yang
baik dan terstandar, banyak produk kefarmasian beredar dipasaran yang tidak
memenuhi mutu yang baik oleh sebab itu diharapkan dengan perkembangan industri
12
yang kian melonjak dapat meningkatkan mutu dari hasil keluaran produk-produk
farmasi yang diharapkan dapat mengalahkan produk dari luar negeri yang beredar di
dalam negri. Untuk itu diperlukan bahan baku yang baik untuk menyokong
keberhasilan satu produk. Untuk mencapai mutu yang baik baru-baru ini telah di
dirikan sebuah pabrik cairan obat dalam atau yang biasa disingkat COD yang telah
dilengkapi dengan berbagai peralatan modern dengan teknologi yang modern pula,
pabrik tersebut merupakan milik salah satu perusahaan obat herbal atau jamu yang
cukup terkenal di dalam negeri, pabrik ini juga didirikan untuk menambah kapasitas
produksi jamu tersebut dengan digunakannya teknologi yang lebih canggih, serta
produksi jamu dapat dilakukan secara otomatis dimana produksinya dapat diprogram
oleh computer sehingga dapat meminimalisir aktor kesalahan yang disebabkan oleh
manusia atau human eror. Proses produksinyapun dilakukan secara tertutup demi
menjaga kesterilan produknya, serta bahan baku yang digunakan harus melewati
proses sterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses pembuatan
produknyapun mengusung konsep ramah lingkungan, yang diharapkan mengurangi
emisi buangan ke lingkungan.
4. Salah satu bentuk lain dari perkembangan teknologi yang seperti di luncurkan oleh
badan pengawas obat dan makanan yaitu aplikasi untuk mengecek informasi dari
berbagai jenis produk seperti makanan, minuman, obat, bahkan barang-barang
kosmetik beserta tanggal kadaluarsanya, aplikasi ini bernama BPOM mobile. Adanya
aplikasi ini adalah bentuk upaya untuk meningkatkan pengawasan obat dan makanan
dengan menciptakan aplikasi ini. Diharapkan masyarakat dapat mengecek sendiri
produk-produk yang mereka gunakan apakah aman dan terdaftar di BPOM, dengan
adanya terobosan ini kiranya dapat membuat masyarakat lebih mudah dalam
mengetahui informasi mengenai produk yang mereka pakai. Dari keterangan produk
obat dan makanan tersebut juga dapat dilakukan cek lebih lanjut untuk mengetahui
13
detil produknya mulai dari nomor registrasi, nama produk, nama dagang, tanggal
kadaluarsa, bentuk kemasan dan yang terpenting izin edarnya serta informasi tentang
produsen produk tersebut. Aplikasi ini juga menyediakan fitur pengaduan, sehingga
masyarakat bisa melaporkan dan bisa segera diketahui lokasinya. Fitur ini diharpkan
dapat menekan produk-produk ilegal yang beredar dipasaran. Sehingga, BPOM dan
masyarakat dapat bersama-sama melakukan pengawasan.
14
6. Qi Bio Disc (Moving Toward Vitality) mineral-mineral alami yang telah direkayasa
teknis telah diikat terstruktur dalam gelas, pada tingkat molekular, dengan
menggunakan beberapa metode fusi panas tinggi. Kombinasi dari teknik-teknik ini
menyebabkan sebuah konversi energi katalis yang menimbulkan resonasi nano
spesifik yang tahan lama dalam Qi Bio Disc. Menyalurkan “Frekuensi Energisasi
nano” ke dalam atau melalui cairan memengaruhi nano-nano di dalam cairan. Saat
nano-nano mineral berinteraksi dengan frekuensi tertentu, mereka bertindak sangat
berbeda dengan atom aslinya. Energi yang dihasilkan dapat memperbaharui struktur
molekul yang terdapat dalam semua cairan. Sebagai contoh: mereka menjadi lebih
mudah mendidih, lebih ringan dan membiaskan lebih banyak cahaya. Resonasi asli
ini memiliki kemampuan menciptakan struktur molekul dalam semua cairan atau
sayur mayur dan juga produk olahan buatan pabrik.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perkembangan ilmu farmasi dari zaman ke zaman berkembang sangat pesat sesuai
dengan perkembangan zaman.
2. Ada banyak tokoh yang berjasa dalam bidang farmasi diantaranya Claudius Gelan,
Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim, Hippocrates, Dioscorides,
Paracelsus, Ibnu Sina, Johan Jakob Wepfer, Rudolf Buchheim.
3. Perkembangan farmasi di indonesia sudah mulai sejak zaman belanda sehingga buku
pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri
belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasai
masih cocok tetapi dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan
3.2 Saran
1. Seharusnya kita banyak mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
dan siapa saja penemu yang berperan penting dalam kehidupan ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supratmo, A.2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.
https://aplcare.com/menuju-dunia-farmasi-masa-kini.htm
http://astaqauliyah.com/teknik%20Pemberian%20Penghargaan%20Materi%20dan
%20Perilaku%20Ekonomi%20di%Rumah%20Sakit%20.htm http://indeks.htm
http://index2.php.htm
http://Teknologi%20Kedokteran%20%C2%20Biodisc.htm
IBD Clinic.http://www.ibdclinic.ca/treatment/medications/why-do-drugs-come-in-different-
forms/Diakses pada 23 Oktober 2020
http://farmatika.blogspot.com/p/sejarah-farmasi
Kompasiana.com/ridhaay/5ca8c767cc52830e040afb14/perkembangan-teknologi-farmasi-
dalam-era-revolusi-industri?page=all
http://uwiiswold.wordpress.com
http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id http://jamaludinassalam.wordpress.com
Diambil dari Era Revolusi 4.0: Perlu Persiapan Literasi Data, Teknologi dan Sumber Daya
Manusia. (2018). Diambil 28 Maret 2018 dari
http://belmawa.ristekdikti.go.id/2018/01/17/era-revolusi-industri-4-0-perlu-persiapkan-
literasi-data-teknologi-dan-sumber-daya-manusia/
Fakta ketergantungan pada teknologi (2014). Diambil 27 Maret 2018 dari
http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/232713-8-fakta-ketergantungan-pada teknologi.html
Inovasi disruptif. (2016). Diambil 27 Maret 2018 dari https://id.wikl
pedia.org/wiki/inovasi_disruptif
17
18