Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. RAJAWALI NUSINDO

OLEH :

ANDI NUR ELIZA BATARI


ANDI SRIWAHYUNINGSIH
ANDI SULFIANA APRIANTI
NUR INSYANI SYAFAR
PATMA KAHARUDDIN

(PO.71.3.251.12.1.008)
(PO.71.3.251.12.1.009)
(PO.71.3.251.12.1.010)
(PO.71.3.251.12.1.029)
(PO.71.3.251.12.1.0..)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. RAJAWALI NUSINDO
Disetujui Oleh:
Pembimbing Supervisi

Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar

(Drs. Rusli, Sp. FRS., Apt)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan di
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Kanker Dharmais
dirangkaikan dengan praktek kerja industri farmasi dan merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan program studi Diploma III Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.
Tentunya hasil yang kami dapatkan tidak lepas dari keterlibatan dan
bantuan semua pihak yang sangat berperan dan membantu kami. Oleh karena itu
kami mengucapkan rasa syukur dan penghargaan serta rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs.Rusli, Sp. FRS. Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar
2. Ibu Selaku pembimbing supervisi
3. Seluruh pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais yang telah membantu dan
memberikan tambahan pengetahuan
4. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan

Farmasi

Politeknik

Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar angkatan 2012 atas kerja sama dan


kekompakannya

5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Menyadari akan keterbatasan dan pengalaman yang kami miliki, maka
kami berharap hasil yang nantinya kamimperoleh dapat diterima dan bermanfaat
di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya terutama bagi Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan.
Makassar, Maret 2015

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
B. Maksud Dan Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang serba modern ini, dimana semua perindustrian
semakin

meningkat

pesat

seiring

dengan

berkembangnya

ilmu

pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang farmasi. Salah satunya


adalah perusahaan besar yang mendistribusikan obat dan alat kesehatan.
Untuk memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan tersebut, maka sangat
diperlukan suatu sarana yang dapat menyalurkan obat dan alat kesehatan
yaitu melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Pedagang Besar Farmasi adalah suatu usaha berbentuk badan hukum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran,
perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Makassar merupakan salah satu
perusahaan terbesar di Sulawesi Selatan yang bergerak dibidang penjualan

barang-barang farmasi terutama produk-produk dan alat-alat Kesehatan.


Produk-produk tersebut disalurkan kepada outlet-outlet atau pelanggan
secara terus-menerus dengan jumlah dan mutu produk yang terus terjaga
kualitasnya. Untuk itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang banyak dan
berkualitas agar tercapainya tujuan dari PBF PT. Rajawali Nusindo
Cabang Makassar tentang pengadaan, penyimpanan dan pendisrtibusian
barang-barang Farmasi.
Produk yang didatangkan dari produsen kemudian disimpan dalam
gudang untuk dilaporkan jumlahnya dan dicek kualitasnya oleh bagian
gudang dan kemudian disebarkan ke outlet-outlet atau pelanggan sesuai
dengan pesanan. Melalui sistem pendistribusian yang terkontrol hingga
ketangan konsumen. Diharapkan dapat membantu dalam peningkatan
penjualan dan meminimalisasi kecurangan penggunaan persediaan produk
yang dijual, sehingga akan memaksimalkan tingkat penjualan.
Banyaknya jenis obat yang diproduksi dan yang diedarkan oleh
Pedagang Besar Farmasi, sehingga sebuah organisasi memanajemenkan
dengan baik, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dan dengan adanya
persaingan diantara Pedagang Besar Farmasi lainnya, maka sebuah
organisasi haruslah memiliki keterampilan khusus dalam mengelola
pemasaran. Yang jadi permasalahan ialah bagaimana manajemen itu dapat
melaksanakan dengan baik dan tepat secara cepat, bila hal ini dapat
dilaksanakan dengan baik dan teratur diharapkan akan dapat diberlakukan
sistem pengawasan dini, sehingga kemungkinan terjadinya kelalaian baik

yang disengaja maupun yang tidak disengaja akan dapat dideteksi sedini
mungkin untuk dapat diadakan pencegahannya.
B. Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui dunia kerja Pedagang Besar Farmasi.
2. Mempersiapkan tenaga yang ahli di bidangnya yang berkepribadian
dan bertanggung jawab serta siap memasuki dunia kerja.
3. Mengasah wawasan dan menambah pengalaman mahasiswa tentang
pentingnya pelayanan kesehatan dalam masyarakat.
4. Mengenal kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan sebuah PBF
secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis
maupun sosial budaya.
5. Memberikan kesempatan kerja secara terpadu dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan khusus di bidang Farmasi.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
farmasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
7. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mensosialisasikan
diri pada lingkungan kerja yang sebenarnya.
C. Manfaat
1. Mengenali dan mengetahui kebutuhan pekerjaan kefarmasian di tempat
kerja praktek.
2. Menyesuaikan serta menyiapkan diri dalam menghadapi lingkungan
kerja setelah menyelesaikan studi.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
PKL ini dilaksanakan pada tanggal 7 - 22 Februari 2014 di PT. Rajawali
Nusindo Cabang Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Farmasi

Kata Farmasi berasal dari kata (Pharma). Farmasi merupakan istilah


yang dipakai pada tahun 1400-1600an. Farmasi dalam bahasa inggris
adalah pharmacy, bahasa yunani adalah pharmacon, yang artinya adalah
obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional kesehatan
yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan ilmu
kimia. Yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan
keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup farmasi sangatlah luas
termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan obat,
pengujian, serta pelayanan informasi obat.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai Bapak
Ilmu Kedokteran, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang
Dokter yang mendiagnosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang
Apoteker yang menyiapkan obat. Buku tentang bahan obat obatan
pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735SM, kemudian sekitar tahun
400SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya
adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang
tinggi. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan
oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Seiring
berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit,
baik formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya
suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240M, Raja Jerman Frederick II
memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran
dalam dekritnya yang terkenal Two Silices. Maklumat yang dikeluarkan
tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing masing ahli ilmu

mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan


sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya
maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu
farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Dari sejarah ini, satu hal yang
perlu digaris bawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah
sama.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina,
dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya ilmu pengobatan dimiliki oleh orang
tertentu secara turun-temurun dari keluarganya.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh
dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi
Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada
tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of
Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi
dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan
perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli
farmasi baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi
profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama The
Pharmaceutical Society of Great Britain. Sedangkan, di Amerika Serikat
menyusul 11 tahun kemudian dengan nama American Pharmaceutical
Association. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun
1910 dengan nama Federation International Pharmaceutical.

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman


menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom
ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke dalam sari pati kulit kayu
willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang
akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di
dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang
Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha
menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormon steroid,
dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus
berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain,
misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini
hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh
kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah
industri obat pertama berdiri).

B. Pedagang Besar Farmasi (PBF)


1. Pengertian PBF
Menurut SK Mentri Kesehatan no: 243/MENKES/SK/V/1990
tentang PBF sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan kefarmasian
dewasa ini, maka ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan no:918/
MENKES/PER/X/1993 bahwa PBF adalah badan hukum berbentuk
perseroan terbatas atau koperasi yang memiliki izin mengadakan
penyimpanan dan menyalurkan perbekalan farmasi dalam jumlah besar
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Menkes, dalam keputusan sebelumnya yakni Keputusan


Menkes No. 1191 Tahun 2002, Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah
perusahaan yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran perbekalan farmasi. Penanggung jawabnya seorang
Apoteker dan dibantu Asisten Apoteker.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) tidak boleh lagi mengimpor obat
dari luar negeri. Registrasi obat impor hanya boleh dilakukan industri
farmasi dalam negeri yang mendapat persetujuan tertulis dari industri
farmasi di luar negeri. Ketentuan ini dituangkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI 1010/MENKES/PER/XI/2008 tanggal 3
November 2008 tentang Registrasi Obat.
Berdasarkan Permenkes No. 1010 Tahun 2008 tentang registrasi
obat, registrasi obat baik produksi dalam negeri, obat impor, obat
khusus untuk ekspor, maupun obat yang dilindungi paten hanya bisa
dilakukan industri farmasi. Impor obat diutamakan untuk obat program
kesehatan masyarakat, obat penemuan baru dan obat yang dibutuhkan
tetapi tidak dapat diproduksi di dalam negeri.
Menurut Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148/
Menkes/Per/VI/2011;
a. Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah
perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
b. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan
untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat

10

dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan


perundang-undangan.
c. Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB
adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang
bertujuan

untuk

distribusi/penyaluran

memastikan

mutu

sesuai

persyaratan

sepanjang
dan

jalur
tujuan

penggunaannya.
d. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan, yang
selanjutnya disebut Kepala Balai POM adalah kepala unit
pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
e. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya
disebut Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat dan makanan.
f. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan
kefarmasian dan alat kesehatan.
g. Menteri adalah menteri yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang kesehatan.


2. Tugas dan Fungsi Pedagang Besar Farmasi
a. Tugas PBF
1) Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang
meliputi obat, bahan obat, dan alat kesehatan.
2) Sebagai sarana yang mendistribusikan perbekalan farmasi ke
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi : apotek,
rumah sakit, toko obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat lain serta PBF lainnya

11

3) Membuat

laporan

dengan

lengkap

setiap

pengadaan,

penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat


di pertanggung jawabkan setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk
toko obat berizin, pendistribusian obat hanya pada obat-obatan
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk
Apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian
obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
b. Fungsi PBF
1) Sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri-industri farmasi.
2) Sebagai saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke
seluruh tanah air secara merata dan teratur guna mempermudah
pelayanan kesehatan.
3) Untuk membantu pemerintah
kesempurnaan

penyediaan

dalam

obat-obatan

mencapai
untuk

tingkat

pelayanan

kesehatan.
4) Sebagai penyalur tunggal obat-obatan golongan narkotik
dimana PBF khusus, yang melakukannya adalah PT. Kimia
Farma.
5) Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.
C. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Standar distribusi obat yang baik diterapkan untuk memastikan bahwa
kualitas produk yang dicapai melalui CPOB dipertahankan sepanjang jalur
distribusi.
1. Landasan Hukum Penerapan CDOB
a. Ordinansi Obat Keras Stbl.1949 No.419
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
c. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
d. Undang-undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
e. Undang-undang No.36 Tahun tentang Kesehatan.

12

f. Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1998 tentang Pengawasan


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
g. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang pekerjaan
Kefarmasian.
h. Keputusan Menteri Kesehatan No.1191/MENKES/SK/IX/2002
tentang

perubahan

peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No

918/MENKES/Per/X/1993 tentang Pedagang Besar Farmasi.


i. Keputusan Menteri Kesehatan NO.1332/MENKES/SK/X/2002
tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan RI nomor
922/MENKES/PER/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara
pemberian izin Apotik.
j. Keputusan Menteri Kesehatan No.1331/MENKES/SK/X/2002
tentang perubahan peraturan menteri kesehatan RI No.167/Kab/B
VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat.
k. SK Ka Badan POM No.HK.00.05.3.2522 Tahun 2003 tentang
Penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik.
Keputusan Kepala BPOM No. HK 00.05.3.2522 Tahun 2003 tentang
CDOB adalah jaminan kualitas oleh distributor, penyebaran obat merata &
teratur; pengamanan lalu lintas & penggunaan obat tepat; keabsahan &
mutu obat; dan penyimpanan obat aman & sesuai kondisi yang
dipersyaratkan.
1. Manajemen mutu
Penerapan CDOB sesuai dengan tujuan badan independen
melakukan

sertifikasi

&

inspeksi

secara

periodik

&

berkesinambungan, membutuhkan dokumen kebijakan kualitas

13

(SOP), intensitas & arah kebijakan distribusi , ditandatangani


manajemen.
2. Personalia
a. Organisasi, kualifikasi, dan tanggung jawab
Pelaksanaan operasional baik bagi distributor, struktur
organisasi, karyawan dipilih sesuai kualifikasi, mengetahui
tugas & tanggung jawab.
b. Petugas
1) Kualifikasi kemampuan & pengalaman
2) Tidak boleh mempunyai kepentingan lain
3) Jumlah karyawan cukup & diberi pelatihan (sanitasi &
higiene)
4) Memiliki kesehatan fisik & mental yang baik
5) Memiliki sikap & kesadaran tinggi
6) Penentuan tugas, batas kewenangan, & prosedur kerja
c. Pelatihan
1) Hazardous obat (toksisitas & produk infeksius/sensitif),
pakaian sesuai & proteksi diri
2) Diisi oleh tenaga kompeten , berkesinambungan &
frekuensi yang memadai
3) Prosedur yang berhubungan dengan higiene perorangan,
kesehatan & pakaian
4) SOP pertolongan pertama & peralatan untuk keadaan
darurat
3. Bangunan & peralatan
Acuan Good Storage Practice (GSP) WHO 2003.
Sistem First Expire First Out (FEFO)/First

In

First

Out (FIFO).
a. Melindungi obat dari suhu & kelembaban, banjir, rembesan
lewat tanah, & binatang
b. Cukup luas, tetap kering & bersih, ruang terpisah untuk
narkotika & psikotropika
c. Sirkulasi udara baik

14

d. Bersih, bebas dari tumpukan sampah & barang yang tidak


e.
f.
g.
h.

diperlukan
Penerangan cukup
Perlengkapan memadai disertai alat monitor
Pengamanan fisik khusus
Wadah dalam keadaan bersih & kering, bebas dari kotoran,
sanitasi jelas, frekuensi & metode yang digunakan

4. Dokumentasi
Pelaksanaan pengadaan & distribusi sesuai UU; penyediaan
data & info yang akurat; tingkat stok pada kondisi yang menjamin
kelancaran

pelayanan;

penerimaan

produk

yang

benar;

penyimpanan yang tepat; dokumentasi yang benar & lengkap.


Prosedur tetap (protap) dibuat oleh orang yang kompeten
ditandatangani & dilegalisasi oleh penanggung jawab, isi , judul;
nomor; dokumen; revisi; jumlah halaman; dokumen acuan; nama
& ttd pembuat protap; nama & ttd penanggung jawab; uraian
proses.
a. Pengadaan obat
Pemesanan dilakukan dari sumber resmi dengan melihat stok
reguler & stok buffer. Pemesanan disertai dengan

Surat

Pesanan (SP) dan ditandatangani penanggung jawab, nama &


nomor SIKA.
b. Penerimaan obat
Dilakukan pemeriksaan dengan cara checklist , jika tidak
sesuai, dikembalikan/diganti dan sesuai dengan Faktur/Surat
Penyerahan Barang. Setelah itu faktur/surat penyerahan barang
dimasukkan ke administrasi, lalu dimasukkan kedalam Kartu
Persediaan & Buku Pembelian.

15

c. Penyimpanan obat
Disimpan sesuai kondisi yang ditetapkan, terlindung dari
cahaya, kelembaban, tidak beku, dll. Obat yang akan & telah
kadaluarsa atau rusak dipisahkan.
d. Penyaluran
1) Penerimaan pesanan dari pelanggan

lalu

diperiksa

keabsahan (pemesan & SP). jika pesanan ditolak, Surat


Penolakan Pesanan. Jika pesanan diterima, disahkan oleh
penanggung jawab (ttd) & Surat Penyerahan Barang/Faktur
Penjualan.
2) Kepala Gudang mengeluarkan obat sesuai Surat Penyerahan
Barang/Faktur Penjualan lalu pengemasan sesuai syarat dan
obat yang keluar dicatat pada Kartu Gudang & disahkan
oleh Kepala Gudang (ttd).
3) Pengiriman obat disertai Surat Penyerahan Barang/Faktur
Penjualan, jika obat tidak sesuai pesanan, SP asli dikirim ke
pemesan bersama obat yang dikirim. Penanggung Jawab
periksa keabsahan bukti penerimaan obat. Kemudian obat
yang dikirim dicatat pada Buku Penjualan & Kartu
Persediaan.
e. Penanganan produk kembalian
1) Komplain
pelanggan/cacat/rusak berdasarkan

surat

penyerahan barang dengan jumlah & identifikasi obat


dicatat pada buku penerimaan pengembalian barang. Lalu
obat dikarantina kemudia dilakukan pemeriksaan di lab
BPOM, setelah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya tidak

16

layak maka disalurkan kembali/dikembalikan kepada


produsen/dimusnahkan dan jika layak, diproses mengikuti
prosedur penerimaan & penyimpanan obat.
2) Jika obat tidak rusak disimpan terpisah. Dan jika sudah
disalurkan, dapat diterima kembali dalam keadaan obat
tersegel dalam wadah asli, obat disimpan, dikelola sesuai
kondisi, & belum kadaluarsa, telah diperiksa & diuji;
catatan kembalian harus disimpan & meneruskan obat ke
penjualan.
f. Dokumentasi secara komputerisasi
1) Manfaatnya adalah memudahkan

dalam

pencatatan,

penyimpanan & pemantauan sesuai dengan No. ID dan


kode produk.
2) Kartu Persediaan, Kartu Barang, Kartu Gudang, Form
Mutasi Stok lebih efisien.
D. Pekerjaan Kefarmasian (Job Description)
Nama Jabatan
Atasan Langsung
Bawahan
Profil Jabatan

:
:
:
:

Kepala Cabang (Branch Manager)


Direktur
Staf & Karyawan Kantor Cabang
Bertanggung jawab atas formulasi dan pencapaian target
penjualan wilayah sesuai dengan sasaran rancangan
penjualan nasional tahunan, bertanggung jawab atas
pengembangan dan peningkatan penetrasi pasar, pangsa
pasar, pemantauan kegiatan-kegiatan pesaing, serta
pengembangan strategi guna peningkatan keunggulan
bersaing, dan bertanggung jawab atas tata kelola kantor
cabang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

17

Nama Jabatan
Atasan Langsung
Bawahan

:
:
:

Apoteker Penanggung Jawab Kantor Cabang


Kepala Cabang
Asisten-asisten Apoteker Pengadan dan Penjualan,

Profil Jabatan

Ekspedisi, dan Gudang


Bertanggung jawab atas

pemesanan,

penerimaan,

penyimpanan dan pengeluaran sediaan Farmasi yang


dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi, serta menjamin
seluruh

proses

kegiatan

tersebut

sesuai

dengan

ketentuan-ketentuan CDOB.
Nama Jabatan
Atasan Langsung
Bawahan
Profil Jabatan

:
:
:
:

Kepala Gudang
Apoteker Penanggung Jawab
Staf Gudang
Bertanggung jawab atas penerimaan , penyimpanan dan
pengeluaran sediaan Farmasi sesuai dengan SOP yang
berlaku.

Nama Jabatan
Atasan Langsung
Bawahan
Profil Jabatan

:
:
:
:

Kepala Ekspedisi
Apoteker Penanggung Jawab
Staf Ekspedisi
Bertanggung jawab atas pengiriman dan pengangkutan
sediaan Farmasi kepelanggan sesuai dengan SOP yang
telah ditetapkan.

Nama Jabatan
Atasan Langsung
Bawahan
Profil Jabatan

:
:
:
:

Petugas Pengadaan
Apoteker Penaggung Jawab
Bertanggung jawab atas pengadaan sediaan Farmasi
yang dibutuhkan sesuai demgan SOP yang ditetapkan

18

Nama Jabatan
Atasan Langsung
Bawahan
Profil Jabatan

:
:
:
:

Fakturist
Apoteker Penanggung Jawab
Bertanggung jawab ats pembuatan Faktur penjualan
sediaan Farmasi yang akurat sesuai surat pesanan
masuk yang usdah diperiksa kebenarannya

E. SP (Surat Pesanan Obat)


Surat pesanan adalah surat yang berisi permintaan pengadan sediaan
farmasi yang dilengkapi dengan nama, jenis dan kekuatan serta jumlah
yang ditujukan kepada pemasok. Hendaklah dapat dijamin bahwa
pemesanan dilakukan hanya dari sumber resmi yang dapat dipertanggung
jawabkan

berdasarkan

ketentuan

perundand-undangan.

Pemesanan

dilakukan untuk memelihara keadaan stock sehingga dapat memeberikan


pelayanan yang berkesinambungan dan teratur. Stock maksimum terdiri
dari dua komponen stock reguler dan stock buffer.
Stock hidup adalah stock yang digunakan untuk memenuhi
pelayanan dalam jangka waktu antara dua pengiriman dan penerimaan.
Stok pengaman diperlukan utnuk mencegah kekosongan yang mungkin
timbul karena terlambatnya pengiriman atau meningkatnya permintaan.
Stok disediakan untuk melayani permintan dan akan berkurang sampai
titik batas tertentu ketika harus dilakukan pemesanan baru.
Titik batas pemesanan ini dapat ditetapkan berdasarkan jangka waktu
tertentu atau berdasarkan tingkat keseimbangan stok pada tingkat tertentu
ketika pemesanan untuk pengadaan harus sudah dilakukan.
Pemesanan dibuat secara tertulis minimal dua rangkap menggunakan
form Surat Pesanan. Jika pesanan dilakukan lewat telepon, Surat Pesanan

19

diserahkan pada saat obat diterima. Setiap Surat Pesanan seharusnya diberi
nomor secara berurutan, nomor dicetak dengan baik, jelas dan rapi.
Apabila karena suatu hal Surat Pesanan tidak dapat digunakan, maka
Surat Pesanan yang tidak digunakan ini tetap harus diarsipkan dengan
diberi tanda pembatalan yang jelas. Surat Pesanan harus ditandatangani
oleh penanggung jawab, sambil dicantumkan nama jelas dan nomor Surat
Izin Kerja yang bersangkutan. Surat Pesanan diarsipkan berdasarkan
nomor urut dan tanggal pemesanan.

BAB III
KEGIATAN PKL
A. Pengertian
Kegiatan PKL adalah suatu kegiatan praktek langsung ke lapangan
yang dilakukan di suatu tempat atau instansi terkait sesuai bidangnya yang
bertujuan untuk menambah keterampilan dan ilmu pengetahuan serta
mengetahui secara mendalam aktivitas secara langsung dari pada instansi
atau tempat kerja yang bersangkutan.
B. Kegiatan Selama PKL
Alur distribusi yang dilaksanakan di PT. Rajawali Nusindo:
1. Pemesanan.

20

Pemesanan produk sediaan Farmasi berdasarkan 2 faktor yaitu:


a. Faktor kebutuhan yaitu penjualan produk berdasarkan kebutuhan
pemesanan.
b. Faktor estimasi yaitu target rencana penjualan produk PT. Phapros
yang telah ditentukan dari perusahaan.
PEMESANAN PRODUK KEPADA PT. PHAPROS
PT. Rajawali Nusindo Cab. Makassar melakukan pemesanan
dengan mengirim surat pesanan ke PT. Rajawali Nusindo pusat dan
PT. Phapros. Setelah PT. RNI pusat menyetujui pemesanan dari PT.
RNI Cab.Makassar, maka PT. Rajawali Nusindo Pusat melakukan
konfirmasi dengan PT. Phapros untuk segera mengirimkan produk
pesanan kepada PT. Rajawali Nusindo Cab. Makassar. PT. Phapros
mengirimkan NPB (Nota Pengiriman Barang) kepada PT. Rajawali
Nusindo Pusat untuk dikirim kepada PT. Rajawali Nusindo Cab.
Makassar. Setelah produk pesanan tiba, PT. Rajawali Nusindo
Cab.Makassar mencocokkan produk dengan NPB.
2. Penerimaan
Setelah barang
Cab.Makassar

dipesan,

sampai

di

PT.

Rajawali

Nusindo

barang tersebut kemudian diperiksa apakah sesuai

dengan faktur, NPB, expire date, dan mutu barang (fisik).


3. Penyimpanan
Penyimpanan obat disimpan dalam gudang dengan suhu dan
kelembaban yang sesuai serta dilengkapi dengan palet untuk
menyimpan obat, disamping kebersihan yang perlu dijaga.
4. Penyaluran

21

Penyaluran barang disesuaikan dengan permintaan dari luar baik


apotek, toko obat, Rumah Sakit, PBF lokal, toko disertai dengan
faktur penjualan dan SP.
5. Dokumentasi dan pelaporan
Semua faktur-faktur penjualan kemudian diarsipkan dan disimpan
dengan baik sebagai bukti kemudian dibuatkan laporan yang terbagi
atas 3 jenis laporan :
a. Laporan Bulanan
b. Laporan Tribulana
c. Laporan Prekursor
Kegiatan Fakturis/operator penjualan, yaitu:
1. Mengedit pesanan
2. Mencetak faktur
3. Memisahkan faktur untuk simpanan dan yang untuk
pemesanan
4. Membubuhkan stempel pada faktur
5. Menyusun faktur
6. Menyesuaikan faktur penjualan
Tugas dan kegiatan utama fakturis :
1. Bertanggung jawab kepada supervisor penjualan
2. Menerbitkan faktur
3. Memasukkan data penjualan kedalam komputer / data entri
Bagian Gudang
1. Melakukan penerimaan barang masuk dan pengeluaran
barang yang dipesan.
2. Memelihara barang-barang dengan sebaiknya.
3. Mengisi kartu stok pada saat barang masuk dan mengisinya
sesuai dengan stok barang masuk dan barang keluar.
4. Mengecek barang masuk dan pengambilan barang yang
dipesan
Tugas dan kegiatan utama bagian gudang :
1. Koordinator/kepala gudang
2. Bertanggung jawab kepada kepala cabang
3. Mengkoordinir petugas gudang dan pengantar barang

22

4. Bertanggung jawab terhadap keluar masuk barang


5. Bertanggung jawab terhadap keamanan barang
Petugas Gudang :
1. Bertanggung jawab terhadap kepala gudang
2. Menerima dan menyimpan barang atas instruksi dari kepala
gudang

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) merupakan salah satu
perusahaan tertua di Indonesia dengan ukiran sejarah yang cemerlang.
Pada awalnya Perusahaan bernama Kian Gwan Company Limited NV
didirikan dengan akta No.85 dari Tan A Sioe Notaris di Semarang tanggal
22 Juli 1955 yang bernaung di dalam grup Oei Tiong Ham Concern.
Anggaran dasar telah mengalami perubahan dengan akta No. 91 tanggal 30
Agustus 1955 dari Notaris yang sama dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman RI No.J.A.1/103/13 tanggal 5 November 1955.
Pada tahun 1961 perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh
Pemerintah RI berdasarkan Keputusan Pengadilan Ekonomi No.32/1961
EKS tanggal 10 Juli 1961 yang kemudian dikukuhkan dengan Keputusan

23

Mahkamah Agung RI No.5/Kr/K/1963 tanggal 27 April 1963 dimana


kegiatan perusahaan berada dibawah penguasaan Menteri / Jaksa Agung
untuk selanjutnya pada tanggal 20 Juli 1963 penguasaan diserahterimakan
dari Jaksa Agung kepada Menteri Urusan Pendapatan Pembiayaan dan
Pengawasan (P3) yang sekarang menjadi Departemen Keuangan Republik
Indonesia.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kompartemen Keuangan
tanggal 19 Agustus 1964 No.0642/M.K.3/64 dari seluruh harta Oei Tiong
Ham Concern oleh Pemerintah dipergunakan sebagai Penyertaan Modal
Pemerintah dalam pendirian PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi
Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia termasuk di dalamnya
seluruh saham Kian Gwan Company Indonesia Limited NV.
Dalam perkembangannya sesuai dengan akte No.5 dari Joeni
Moelyani Notaris di Semarang tanggal 1 Pebruari 1971 telah diadakan
perubahan Anggaran Dasar Perseroan Kian Gwan Company Indonesia
Limited NV dengan merubah nama perusahaan tersebut menjadi PT.
Rajawali Impor Ekspor dan pada tanggal 18 Juni 1971 terjadi lagi
perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan akta No.37 dari Notaris yang
sama dengan merubah kembali nama perusahaan menjadi PT. Perusahaan
Impor Ekspor Rajawali Nusindo dan perubahan tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.J.A.5/138/3 tanggal 23
September 1971. Pada tanggal 27 Juni 1975 Anggaran Dasar mengalami
perubahan kembali dengan menyatakan seluruh saham PT. PIE Rajawali
Nusindo dimiliki oleh PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia. Perubahan

24

Anggaran Dasar Perseroan terjadi kembali pada tanggal 6 Agustus 1981


dengan meningkatkan modal perseroan dan telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman RI No.C2-5684.HT.01.04.TH.83.
Pada tanggal 29 Mei 1995 dengan akta No. 107 dari Imas Fatimah SH.
Notaris di Jakarta terjadi lagi perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan
peningkatan modal dan menyingkat nama PT. Perusahaan Impor Ekspor
Rajawali Nusindo menjadi PT. Rajawali Nusindo dan perubahan
anggaran dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI
No.C2-7539.HT.01.04.TH.96 tanggal 6 Maret 1996. Kemudian Anggaran
Dasar mengalami perubahan kembali dengan akta No.88 dari Notaris
Sutjipto SH tanggal 17 Juli 1996 tentang peningkatan modal dan
perubahan tersebut telah pula mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman RI No.C2-HT.01.04.A.805 tanggal 25 Januari 1997.
Pada tanggal 8 Juli 1998 Anggaran Dasar Perseroan mengalami
perubahan kembali dengan akta No.21 tanggal 8 Juli 1998 tentang maksud
dan tujuan serta perubahan struktur permodalan. Perubahan tersebut telah
mendapat

pengesahan

dari

Menteri

Kehakiman

RI

No.C2-

18.868.HT.01.04.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998. Terakhir Anggaran Dasar


Perseroan mengalami perubahan kembali dengan akta No.32 dari Notaris
Sutjipto SH tanggal 12 Juni 2001 tentang penggabungan PT Rajawali
Nusindo ke dalam PT Rajawali Nusantara Indonesia. Perubahan
Anggaran tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia RI No.C-05796.HT.01.04.TH.2001 tanggal 14
Agustus 2001.

25

Pada tanggal 31 Oktober 2004 dengan akta nomor 4 dari Nanda Fauz
Iwan, SH, M.Kn, notaris yang berkedudukan di Jakarta, terjadi lagi
perubahan tentang pemisahan unit distribusi dan perdagangan PT. Rajawali
Nusantara Indonesia menjadi anak perusahaan sendiri dengan nama PT.
Rajawali Nusindo. Pendirian perseroan tersebut telah disetujui oleh
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor S-244/MBU/2004
tanggal 4 Mei 2004 serta telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor C-16617
HT.01.01.TH.2004 tanggal 2 Juli 2004.
Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham, yang dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit
2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak
suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian
dari jumlah suara tersebut. Perubahan tersebut harus dibuat dengan akta
Notaris dan dalam Bahasa Indonesia serta dilaporkan kepada Menteri
Kehakiman Replubik Indonesia dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan.
Kini PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Rajawali Nusindo)
merupakan salah satu perusahaan tertua di Indonesia dengan ukiran sejarah
yang cemerlang. Rajawali Nusindo sebagai perusahaan distribusi dan
trading dibidang farmasi, alat kesehatan, consumer goods dan agri bisnis
yang sangat dinamis dan kompetitif telah terbukti berhasil terus
berkembang. Perusahaan ini adalah 100% dimiliki oleh negara yang
diversifikasi perusahaan induk PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
PT. Rajawali Nusindo memiliki 41 kantor cabang di Indonesia diantaranya

26

adalah PT. Rajawali Nusindo Cabang Makassar yang terletak dijalan W.


Mongisidi No. 54 Makassar.
Adapun Visi dan Misi dari PT. Rajawali Nusindo adalah :
1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penyedia produk farmasi, alat kesehatan dan
perdagangan umum yang unggul dan terpercaya
2. Misi Perusahaan
a. Menyediakan produk-produk berkualitas di bidang farmasi,
alat kesehatan dan perdagangan umum melalui kegiatan
distribusi, marketing dan trading.
b. Mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan
dengan prinsipal yang menghasilkan produk berkualitas.
c. Memberdayakan seluruh karyawan sebagai modal utama
untuk memberikan mutu layanan terbaik bagi pelanggan,
kegiatan operasi yang efektif dan efisien, serta penciptaan
nilai yang optimal bagi stakeholders.
d. Meningkatkan kemampuan teknologi

informasi

secara

berkelanjutan untuk menghadapi kompetisi global.


e. Secara berkesinambungan mendorong semangat perubahan ke
arah yang lebih baik.
B. Arti Logo Perusahaan

27

C. Nilai-Nilai Perusahaan
Pencanangan Spirit of Change memunculkan komitmen bersama
(Thinking and doing Together) yang merupakan tonggak fundamental
yang kuat dalam membangun budaya dan nilai-nilai luhur yang merupakan
kunci utama PT. Rajawali Nusindo meraih sukses.
Budaya dan Nilai - nilai luhur PT. Rajawali Nusindo tercermin pada
setiap individu dalam bentuk:
1. Kepedulian dan sikap tanggap untuk selalu selangkah lebih maju.
2. Komitmen memupuk rasa tanggung jawab, dan kebersamaan untuk
menjadi mitra terpercaya dan disegani.
3. Kemauan untuk senantiasa berubah menjadi lebih baik.
4. Kepatuhan pada peraturan dan menjaga nilai-nilai profesionalitas.
5. Kemampuan untuk menjalankan fungsinya secara profesional dan
menciptakan serta membangun nilai-nilai positif dalam wadah PT.
Rajawali Nusindo.
28

D. Pertumbuhan Usaha
Kinerja PT. Rajawali Nusindo selalu berkembang dengan baik, ini bisa
dilihat dari data perkembangan usaha 6 (enam) tahun terakhir:Dengan
SDM yang handal serta jaringan distribusi yang luas, PT. Rajawali
Nusindo selalu mancapai sasaran penjualan, dan selalu tumbuh dengan
baik.

Penjualan PT. Rajawali Nusindo (dalam jutaan rupiah)


Tahun
2002 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Penjuala 788.47 977.69 1.141.9 1.293.7 1.524.3 1.673.6 2.152.3 2.415.4 2.482.0
n

83

64

05

Grafik Penjualan Tahun 2002 2010

29

67

44

75

97

E. Sistem Informasi di PT. Rajawali Nusindo

Informasi yang ada dapat diakses melalui internet dan di update per
harian, sehingga user bisa memonitor laporan:
1.
2.
3.
4.

Sales
Inventory
Piutang
Laporan Keuangan

30

5. S D M
F. Jasa Distribusi & Perdagangan
PT. Rajawali Nusindo adalah Perusahaan yang bergerak di bidang
Distribusi & Trading yang memiliki jaringan distribusi luas di seluruh
wilayah Indonesia.

PT. Rajawali Nusindo memiliki:

Cabang

: 42 Cabang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan,

Sulawesi, Bali, Irian Jaya, Maluku, NTB


Sales
: 456 Orang
Armada : 209 Armada Roda Empat
Pelanggan : 35.000 Pelanggan

31

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) di pedagang besar farmasi
yaitu PT. Rajawali Nusindo Cabang Makassar selama kurang lebih dua
minggu dapat kami simpulkan :
1. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PT. Rajawali Nusindo
Cabang Makassar sudah diterapkan sebagaimana mestinya.
2. Pedagang Besar Farmasi melayani pendistribusian perbekalan farmasi
seperti obat-obatan dan sebagainya. Selain itu pedagang besar farmasi
hanya dapat mendistribusikan barang-barangnya kepada apotek,
rumah sakit, balai pengobatan, PBF lain, toko obat berizin dan
instalasi lain yang telah di tentukan dalam peratuan pemerintah yang
berlaku.
3. Penanggung jawab penuh dalam segala kegiatan pendistribusian di
dalam Pedagang Besar Farmasi adalah seorang apoteker sesuai
peraturan yang telah di tetapkan.
4. Pelaksanaan PKL di Pedagang Besar Farmasi PT. Rajawali Nusindo
sangat bermanfaat bagi calon asisten apoteker menyangkut berbagai
aspek

pengelolaan

perbekalan

farmasi

pengadaan, penyimpanan dan distribusi.

32

meliputi

perencanaan,

B. Saran
PT. Rajawali Nusindo Cabang Makassar yang beralamat dijalan W.
Mongingsidi No. 54 Makassar telah mengikuti aturan-aturan Cara Distribusi
Obat yang Baik, namun untuk lebih memperlancar jalannya jalur distribusi
sebaiknya menambah karyawan khususnya bagian gudang.

LAMPIRAN

PT. Rajawali Nusindo Cabang Makassar


33

Obat-obat yang ada digudang PT. RNI

Rak penyimpanan obat (Pallet) pada gudang

34

Bebera
pa barang alkes PT. Rajawali Nusindo

Alat pengontrol suhu pada gudang

35

Anda mungkin juga menyukai