Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

KIMIA BAHAN ALAM LAUT

Disusun Oleh:

RIKA AYU MAHARANI


514 20 011 057

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

2021
Bahan alam diperoleh dari jalur biosintesis atau biogenesis tertentu antara lain :

1. Jalur mevalonat yang menghasilkan substrat terpena dan terpenoid, sterol dan steroid
jawab:
a. Biosintesis senyawa terpena dan terpenoid jalur mevalonat

]}
HIC—COOH ,c-c—c«,-c—s-
HIC—C—S-CaA
aaetaamtll-CoA
aeam eaetat aae5f-CoA

HMG•CoA

..OH gH
HO C CoA
s
raduttass

§-hIdrokaI-§-met¥glutarlpCoA
(HMG-6oA)

raduktaas

GPP FPP

Gambar 1. Mekanisme biosintesis senyawa terpena dan terpenoid


melalui jalur asam mevalonat
Proses pertama meliputi reaksi kondensasi dua molekul asetil-coenzim A
(asetil-CoA) menjadi setoasetil-CoA yang dikatalisasi oleh enzim asetil-CoA
asetiltransferase. Selanjutnya asetoasetil-CoA berkondensasi lagi dengan satu
unit asetil-CoA lainnya untuk membentuk molekul p-hidroksi-P-metilglutaril-
CoA (HMG-CoA) yang dikatalisasi oleh enzim HMG- CoA sintase (Goldstein and
Brown, 1990). Proses kedua adalah reduksi HMG-CoA oleh NADPH dengan
katalisasi oleh enzim HMG-CoA reduktase menjadi asam mevalonat (MVA,
Dewick, 1997).
Enzim HMG-CoA adalah salah satu enzim yang memiliki regulasi paling
tinggi pada hewan dalam proses pembentukan kolesterol. Pada tumbuhan, enzim
ini terdapat pada retikulum endoplasmid yang regulasinya dapat dipicu oleh
adanya luka pada organ tumbuhan tersebut atau terjadinya infeksi oleh patogen
(Choi et al., 1992, Newmann and Chappel, 1999; Schnee etal, 2002). Hal ini
dapat menjelaskan mengapa biosintesis terpenoid fitoaleksin lebih intensif
dilakukan oleh tumbuhan pada saat terjadinya luka atau infeksi pathogen
tersebut sebagai reaksi untuk mempertahankan diri atau selfdevense.
Pada proses berikutnya, dengan bantuan enzim mevalonat kinase dan
enzim fosfomevalonat kinase, asam mevalonat dikonversi menjadi asam-5-
pirofosfo- 3-fosfomevalonat. Selanjutnya enzim pirofosfo mevalonat
dekarboksilase akan bekerja untuk merubah asam-5-pirofosfo-3-
fosfomevalonat menjadi isopentenilpirofosfat (IPP). Enzim pirofosfomevalonat
dekarboksilase ini membutuhkan ATP dan ion metal divalent dalam reaksinya.
Dalam proses selanjutnya IPP dengan bantuan enzim IPP isomerase akan
membentuk reaksiOkesetimbangan menjadi dimetilalipirofosfat (DMAPP).
Kondensasi IPP dan DMAPP yang akan membentuk geranilpirofosfat (GPP, C-
10) dan farnesilpirofosfat (FPP, C-15) yang dikatalisasi oleh
geranilpirofosfat sintase dan fanesilpirofosfat sintase berturut-turut (Burke et
al., 1999).

b. Biosintesis senyawa sterol dan steroid jalur mevalonat


Steroid dianggap berasal dari tepenoid, karena pada jalur
biosintesisnya, steroid diturunkan dari squaleneyang juga merupakan
senyawa pembentuk triterpene. Secara garis besar biosintesisnya sebagai
berikut : Senyawa precursor dimulai dari senyawa Asetil Koenzim A yang
bergabung sebanyak dua molekul dengan beberapa jalur reaksi selanjutnya
membentuk asam mevalonat. Setelah mengalami beberapa tahap reaksi
akan membentuk DMAPP (dimetil alil pirofosfat) dan isomernya IPP
(Isopentenil pirofosfat). Kedua senyawa ini bergabung dan membentuk
monotepen.Monoterpene selanjutnya bergabung lagi dengan unit isoprene
baru membentuk sesquiterpen (farnesyl pirofosfat). Dua molekul farsenil
pirofosfat membentuk squalene, selanjutnya teroksidasi menjadi 2,3 –
epoksisqualen, yang dalam suasana asam membentuk lanosterol ( tepenoid
). Lanosterol kehilangan gugus metil, yatu dua dari atom C-4 dan satu drai
C-14 membentuk kolestreol (steroid).Reaksi biosintesis steroid dapat
dilihat pada gambar berikut:
2. Jalur asam shikimat yang menghasilkan substrat alkaloida, dan fenolat

Asam sikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi,


menghasilkan asam korismat yang merupakan titik percabangan
yang penting dalam biosintesis. Satu cabang menghasilkan asam
anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkan cabang
yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis
terakhir dalam rangkaian tersebut.
Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvat
terhadap asam shikimat. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan
dua cara. Pertama diproses dengan dehidrasi dan dekarboksilasi
simultan sehingga menghasilkan asam fenilpiruvat, yang bisa
menghasilkan fenilalanin. Yang kedua muncul dengan
dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroski
fenilpiruvat, asal mula tirosin. Asam sinamat, asal mula
fenilpropanoid, dibentuk dengan deaminasi enzimatis langsung
fenilalanin, dan asam p-kumarat dapat dibiosintesis dalam cara yang
serupa dari tirosin atau hidroksilasi asam sinamat pada posisi para.
Asam p- kumarat juga dikenal sebagai asam p-hidroksisinamant,
adalah pusat perantara dalam biosintesis beberapa fenilpropanoid.

3 . Jalur malonil CoA yang menghasilkan substrat poliketida


Poliketida diproduksi melalui kondensasi bertahap yang sederhana dari
prekursor asam karboksilat. Biosintesis poliketida aromatik mirip dengan
biosintesis asam lemak. Perbedaan pembentukan asam lemak dan senyawa
poliketida aromatik terletak pada peristiwa reduksi sebelum penambahan asetil-
CoA lebih lanjut.

Biosintesisis poliketida berasal dari suatu reaksi kondensasi asetil-CoA


dengan senyawa malonil-CoA. Pada dasarnya, asetil-CoA dibentuk dari asam
asetat yang mengalami pengaktivan pada gugus karboksilnya menjadi bentuk
tio ester dengan bantuan enzim Poliketida Sintase (PKS), sedangkan malonil-
CoA berasal dari asetil-CoA yang mengalami karboksilasi pada gugus
metilennya.

4. Jalur pentosa fosfat yang menghasilkan substrat glikosida


Jalur pentosa fosfat

Jalur pentosa fosfat (juga disebut jalur fosfoglukonat dan shunt heksosa
monofosfat ) adalah jalur metabolik yang sejajar dengan glikolisis . Ia
menghasilkan NADPH dan pentosa (5 gula karbon ) serta ribosa 5-fosfat ,
prekursor untuk sintesis nukleotida . Meskipun jalur pentosa fosfat melibatkan
oksidasi glukosa , peran utamanya adalah anabolik daripada katabolik.. Jalur ini
sangat penting dalam sel darah merah (eritrosit).

Ada dua fase berbeda di jalur tersebut. Yang pertama adalah fase oksidatif
, di mana NADPH dihasilkan, dan yang kedua adalah sintesis non-oksidatif dari
gula 5-karbon. Untuk kebanyakan organisme, jalur pentosa fosfat terjadi di sitosol
; pada tumbuhan, sebagian besar langkah terjadi di plastida Mirip dengan
glikolisis , jalur pentosa fosfat tampaknya memiliki asal evolusi yang sangat kuno.

Reaksi dari jalur ini sebagian besar dikatalisasi oleh enzim dalam sel
modern, namun demikian, mereka juga terjadi secara non-enzimatis dalam kondisi
yang mereplikasi kondisi lautan Arkean , dan dikatalisasi oleh ion logam,
terutama ion besi (Fe (II)).

Anda mungkin juga menyukai