BRUGIA MALAYI
ALFIYAN
201404001
NURNABILLAH
201414022
TRIWAHYUNINGSI LOKLOMIN
201414025
ROBIATI SARAGIH
201414034
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang selalu melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua. Sehingga saya
dapat menyusun makalah ini yang berjudul Brugia Malayi dengan baik
dan lancar.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya pembaca pada umumnya. Makalah ini masih jauh dari sempurna
yang tentu masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran atau kritik
yang membangun dari berbagai pihak akan kami terima dengan senang hati
demi penyempurnaannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian ........................................................................................
2.2 Hospes dan Nama Penyakit .............................................................
2
2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
Klasifikasi ..............................................................................
Distribusi Geografi .................................................................
Daur Hidup dan Morfologi .....................................................
Siklus Hidup ..........................................................................
Patalogi dan Gejala Klinik .....................................................
Diagnosis ...............................................................................
Pengobatan dan Prognonis .....................................................
Epidemiologi ..........................................................................
2
3
3
4
4
4
5
5
6
6
7
7
7
8
8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Brugia malayi pertama kali diakui oleh Lichentenstein dan brug
sebagai pathogen yang berbeda pada tahun 1927. Mereka melaporkan
terjadinya suatu spesies filariae manusia di Sumatera Utara baik fisiologis
dan morfologis yang berbeda dari W. bancrofti microfilaria umumnya
ditemukan di Jakarta dan bernama pathogen Filaria malayi. Namun
demikian, meskipun studi epidemiologi mengidentifikasi malayi Filaria di
India, Sri Lanka, Cina, Vietnam Utara, dan Malaysia pada tahun 1930 an,
hipotesis Lichentensten dan Brug tidak diterima sampai 1940 an, ketika Rao
dan Mapelston mengidentifikasi cacing dewasa di India.
Berdasarkan kesamaan dengan W. bancrofti, Rao dan Mapelstone
mengusulkan untuk menyebutnya parasit Wuchereria malayi pada tahun
1960, bagaimanapun Buckley mengusulkan untuk membagi genus tua
Wuchereria dan nama Filaria malayi brugia malayi sebagai hasilnya.
Wuchereria W. bancrofti, yang sejauh ini hanya ditemukan menginfeksi
manusia dan hewan, serta spesies zoonosis lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Brugia malayi ?
2. Bagaimana siklus hidup Brugia malayi ?
3. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan filariasis malayi ?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah selain sebagai salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen juga untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kepada para pembaca mengenai Brugia malayi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Brugia malayi adalah Nematoda Jaringan (cacing gelang), salah satu
dari tiga agen penyebab filariasis limfatik pada manusia. Filariasis limfatik,
juga dikenal sebagai kaki gajah,
pembengkakan pada tungkai bawah. Dua penyebab filaria lain dari filariasis
limfatik adalah Wuchereria bancrofti dan Brugia timori , yang berbeda dari
B. Malayi morfologis, gejalanya, dan dalam batas geografis.
2.2
2.3
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Nematoda
Ordo:
Spirurida
Kelas :
Secernentea
Famili:
Onchocercidae
Genus:
Brugia
Spesies:
B. malayi
2.4
Distribusi geografik
brugia malayi hanya terdapat di Asia, dari India sampai ke Jepang,
termasuk Indonesia.
2.5
2.6
Siklus Hidup
2.7
2.8
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan dibuktikan dengan
menemukan mikrofilaria di dalam darah tepi.
1. Diagnosis parasitologi : sama dengan pada filarasis bancrofti, kecuali
sampel berasal dari darah.
2. Radodiagnosis umunya tidak dilakukan pada filariasis malayi.
3. Diagnosis imunologi belum dapat dilakukan pada filariasis malayi.
2.9
2.10 Epidemiologi
Brugia malayi hanya terdapat di pedesaan, karena vektornya tidak
dapat berkembangbiak di perkotaan. Brugia malayi hanya hidup pada
manusia yang biasanya terdapat di daerah persawahan, sesuai dengan
tempat perindukan vektornya, An. barbirostris. Brugia malayi yang terdapat
pada manusia dan hewan biasanya terdapat dipinggir pantai atau aliran
sungai, dengan rawa-rawa. Penyebaran brugia malayi bersifat fokal, dari
Sumatera sampai ke pulau Maluku. Yang terkena penyakit ini terutama
adalah petani dan nelayan. Kelompok umur dewasa muda paling sering
terkena penyakit ini, sehingga produktvitas penduduk dapat berkurang
akibat serangan adenolimfangitis yang berulang kali. Cara pencegahan sama
dengan filariasis bancrrofti.
terdapat
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan ini yaitu
cacing Brugia Malayi merupakan jenis parasit yang ditularkan oleh nyamuk
Anopheles dan nyamuk Mansonia yang dapat menyebabkan penyakit filaris.
3.2
Saran
Pada penyusunan makalah diatas kami menyarankan kepada
pembaca agar dapat memberi kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Brugia_malayi?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C1396618745
http://atom-green.blogspot.co.id/2013/07/makalah-brugia-malay.html?m=1